Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN REPRODUKSI

A. Upaya Promotiv dan Preventif Menurut Leavel dan Clark


1. Pengertian Upaya Promotif dan Preventif
Menurut Leavel dan Clark, upaya promotif dan preventif yang disebut juga upaya
pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit.
Pencegahan berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan
meliputi perilaku menghindar
(Romauli, dkk. 2009).
2. Manfaat Upaya Promotif dan Preventif
Upaya promotif dan preventif menurut Leavel dan Clark, bermanfaat untuk :
a. Menurunkan angka kesakitan
b. Meningkatkan presentase kasus yang di deteksi dini
c. Menurunkan kejadian komplikasi
d. Meningkatkan kualitas hidup
(Romauli, dkk. 2009)
3. Tingkat-Tingkat Upaya Promotif dan Preventif
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan di keluarga dan masyarakat termasuk kesehatan
reproduksi perlu memperhatikan prinsip pokok utama promotif dan preventif menurut Leavel
dan Clark dalam bukunya preventif medicine for the doctor in his community membagi usaha
pencegahan dalam setiap tingkatan, yakni:
a. Masa Sebelum Sakit ( Prepatogenesis)
1) Promosi Kesehatan ( Health Promotion)
Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promotion of healt oleh para ahli kesehatan masyarakat
di Indonesia di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan, hal ini
dikarenakan makna yang terkangdung dalam istilah promotion of healt disini adalah
meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi seimbang,olahraga teratur,dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak terserang penyakit.
Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan
promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tengtan promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dll,peningkatan kesehatan juga dapat di
lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan
masyarakat.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Menurut
Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha
untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
a) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
Karena adanya hubungan langsung antara gizi dan penyakit, maka untuk mencegah terjadinya
masalah kesehatan yang berhubungan dengan makanan maka masyarakat diharuskan dapat
memperhatikan :
Asupan makanan yang dimakan
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung zat gizi. Bahan makanan yang
dikonsumsi harus mengandung bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan
makanan sayur, bahan makanan buah-buahan.
Setelah dikonsumsi, bahan makan akan menjadi zat makan yang berfungsi. Jika tidak cukup
mendapatkan zat zat gizi maka fungsi fungsi akan menderita gangguan dan tambahan.
Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
Makanan adalah sesuatu yang sangat berharga sekali, orang tidak boleh membiarkan makanan
menjadi buruk keadaannya oelh karena itu makanan harus dijaga kebersihannya sejak pertama
kali dibuat hingga saat akan dimakan. Makana yang bususk atau tercemar dapat meneybabkan
timbulnya masalah kesehatan.
b) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan, seperti penyediaan air rumah tangga yang baik
dan perbaikan cara pembuangan sampah kotoran dan limbah
c) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan kesehatan reproduksi
bagi remaja yang hamil diluar nikah, yang terkena penyakit infeksi akibat seks bebas dan
pelayanan Keluarga Berencana
d) Pendididkan kesehatan pada masyrakat diantaranya :
Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
Konseling menegnai seksualitas, kesehatan reproduksi pada remaja, masa dewasa dan lansia
Sex education secara dini oleh orang tua, kelompok LSM, sekolah sekolah
Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik, upaya ini ditujukan
kepada masyrakat yang masih berada dalam keadaan pre-phatogenesis yang dikenal dengan
penyuluhan tentang kebersihan dan kesehatan jiwa (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam promosi kesehatan ( health promotion ) :
a) Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyrakat tentang asupan makanan yang bergizi
b) Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh
masyrakat dan masyarakat di dalam kegitan tersebut.
c) Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan maskimal menurut Supariyasa (2010) adalah pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobtan), dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU
no. 44 pasal 1 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
2) Perlindungan Khusus ( Spesific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,
misalnya tentang:
a) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat
diperlukan terutama di negara negara berkembang. Imunisasi sendiri adalah pemberian
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh
tahan terhadap penyakit yang sedang mewawabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasl dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap penyakit hanya
memberikan suatu kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga agar terhindar dari
penyakit lain di perlukan imunisasi lainnya.
Tujuan dari diberikanya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angak
penderita dari suatu penyakit yang membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderiatanya. Beberapa penyakit yang dihindari denagn imunisasi yaitu seperti
hepatitis B, campak, polio, dipteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc dan lain
sebagainya.
b) Penggunanan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS. Kondom adalah alat kontrasepsi
yang di desain sedemikian rupa sehingga dapat menampung sperma saat ejakulasi oleh pria dan
mencegah supaya tidak terjadi kontak denagn sel telur didlam kemaluan pasangannya. Kondom
hanya berfungsi mencegah trjadinya kontak penyebaran virus secara langsung oleh penghalang
dinding kondom itu. Namun adanya penghalangan terjadinya kontak cairan kelamin dari laki
laki dan perempuan inilah maka penularan virus ini juga dapat dicegah. Oleh karena itu
penggunaan kondom saat berhubungan seks juga tetap dianjurkan untuk mencegah penularan
penyakit menular seks seperti HIV/AIDS.
c) Perlindungan kecelakaan baik di tempat umum maupun ditempat kerja. Berbagai kecelakaan bisa
dialami dan diderita oleh para pekerja, misalnya kecelakaan karen alat kerja, gangguan kesehatan
karena bahan baku, gangguan kesehatan suasana dan tempat kerja.
Kecelakaan atau gangguan-gangguan kesehatan yang dialami atau diderita oleh para
pekerja umumnya disebabkan oleh alat-alat kerja yang tidak memenuhi syarat, bekerja tanpa alat
pelindung, tempat kerja tidak memenuhi persyaratan kesehatan, suasana kerja yang tidak tenang
dan pekerja yang tidak baik tentang keadaan kesehatannya atau karena pekerjaan tidak sesuai
dengan pendidikan, minat dan bakat pekerja itu sendiri.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan gangguan-gangguan kesehatan itu maka
setiap pekerja harus diteliti dulu tentang keadaan kesehatannya sebelum diterima menjadi
pekerja, disamoing itu perlu adanya jaminan upah yang cukup sesuai dengan pendidikan dan
sifat pekerjaannya.
Alat- alat kerja disesuaikan dengan ukuran dan kemampuan tubuh pekerja, para pekerja
oerlu alat pelindung kerja. Syarat tempat kerjapun harus sesuai, misalnya luas ruangan,
penerangan, ventilasi, kerapihan dan kebersihannya perlu memenuhi persyaratan kesehatan.
Suasana kerja diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan keresahan diantara para
pekerja.
d) Perlindungan terhadap korban penganiyaan, pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak
reproduksi wanita, tindakan kekerasan pada anak dan maupun wanita.
Upaya yang dilakukan agar tidak terjadi penganiyaan, pelecehan seksual, tindak
kekerasan terhadap anak maupun wanita adalah dengan ditetapkannya Undang-Undang
perlindungan anak, Undang-Undang perlindungan wanita dan Undang-Undang kekerasan pada
wanita (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus ( Spesific Protection) :
a) Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pentingnya pemberian imunisasi.
b) Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari
penyakit menular seksual.
b. Masa Saat Sakit ( Patogenesis )
1. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera ( Early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan
yang sempurna
b) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Case Finding
Yaitu menacri penderita dimasyarakat dengan jalan pemeriksaan, misalnya pemeriksan
laboratorium, pemeriksaan pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan.

b) Contact tracing
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit
infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada
wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sipilis, hepatitis B,
HIV/AIDS dan sebagainya, pasangan diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut
dapat sembuh.
c) Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat agar dapat menegnal gejala penyakit pada tingkat awal
dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menegtahui dan menyadari bahaya penyakit
kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya. Agar mereka menyadari penularan penyakit
kelamin tersebut, maka mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera
untuk diobati.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya
tergantung pada baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada
kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lamabat akan meneybabkan usaha
peneymbuhan lebih sulit bahakan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker
yang terlambat (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early Diagnosis and Promotif
Treatment) :
a) Melaksanakan program pemeriksaan gratis di wilayah desa dengan mengikutsertakan tokoh
masyrakat dan tenaga kesehatan lainnya.
b) Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini
c) Melaksanakan program pemeriksaan papsmear, IVA
d) Memberikan pelatihan pada masyarakat khusunya wanita dalam melakukan pemeriksaan
SADARI
e) Segera melakukan rujukan atau kolaborasi apabila menemui penderita yang mengalami penyakit
berbahaya atau komplikasi
2. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan
kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan
pengobatan dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak
terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak
bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Beberapa usaha diantaranya :
a) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
b) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih
akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita
dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ad komplikasi lanjut.
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi. Masyrakat diharapkan
mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga kesehatan agar penyakit yang
dideritanya tidak mengalami komplikasi. Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka
penedrita yang dalam tahap pemulihan, dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan
secara rutin agar penederita sembuh secar sempurna (Suryati, dkk. 2009)
Peran bidan dalam usaha disability limitation :
a) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan mengikutsertakan masyrakat sebagai penunjang
untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
3. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga
dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
a) Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal - maksimalnya. Misalnya,
seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang
patah ini yaitu dengan mempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang
sesungguhnya.
b) Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuikan diri dalan hubungan perorangan dan social secara
memuaskan. Seringkali dengna bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelaianan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
c) Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan
kapasitas kerja yang semaksimal - maksimalny sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
d) Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun
kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya:
penggunaan mata palsu.(Suyati, dkk. 2009).
Peran bidan dalam rehabilitasi:
a) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral
setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
b) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat
mampu mempertahankan diri.
c) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh
dari suatu penyakit.
d) Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan
kesehatan.
e) Memberikan keyakinan dalam kesembuhan,serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk
bersosialisasi dengan masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar dapat menerima
pasien sama seperti individu normal lainnya.
f) Memberikan pendidikan kesehatan agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien
( Sindiariyani. 2011)

DAFTAR PUSTAKA

Queensha. 2011. Disabilitation. http://queenshahodge.blogspot.com/2011/09/disabilitation. html


[ diakses pada tanggal 3 Mei 2012 ]

Romauli S, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi Mahasisiwi Kebidanan. Yogyakarta : Mulia Medika

Sindiariyani.2011.Melaksanakan Upaya Promotif. http://sindiariyani.blogspot.com/2011/08/


melaksanakan-upaya-promotif-dan.html/2011/08/[diakses pada tanggal 17 April 2012]

Widyastuti Y, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai