Anda di halaman 1dari 11

Latar Belakang

Bakteri Escherichia Coli menjadi salah satu bakteri yang berbahaya di dunia. Bakteri ini tidak
hanya membuat penderita menjadi sakit, tetapi juga menyebabkan kematian. Bakteri ini dapat
ditemukan di tempat-tempat untuk membuang kotoran atau yang kotor dan bahan-bahan
makanan seperti toilet, sungai, daging hewan (misalnya sapi), dan sebagainya.

Bukti nyata untuk Bakteri Escherichia Coli seperti kasus di Eropa pada tahun 2011. Telah
terjadi wabah Entero Hemoragic Escherichia Coli (EHEC) yang telah menimbulkan infeksi
terhadap ratusan orang dan menelan puluhan korban jiwa. Di Jerman ditemukan 520 kasus
Hemolytic Ureamic Syndrome atau HUS dengan 11 kematian dan 1.213 kasus Entero
Hemoragic Escherichia Coli atau EHEC yang menyebabkan 6 orang diantaranya
mendinggal dunia. Selain Jerman, ada 11 negara lain yang menemukan 2 kasus penyakit
yakni Austria (2 kasus EHEC), Republik Czech (1 kasus EHEC), Denmark (7 kasus HUS dan
10 kasus EHEC), Prancis (6 kasus EHEC), Belanda (4 kasus HUS dan 4 kasus EHEC),
Norwegia (1 kasus EHEC), Spanyol (1 kasus HUS), Swedia (15 kasus HUS dan 28 kasus
EHEC), Swiss (2 kasus EHEC), Inggris (3 kasus HUS dan 4 kasus EHEC), dan Amerika
Serikat (2 kasus HUS). Di Wawali, Manado, Indonesia juga mendapatkan serangan Bakteri
Escherichia Coli yang menyebabkan penyakit diare, ,mual, dan pusing.

Banyak cara untuk menghambat atau mengurangi keberadaan Bakteri Eschericia Coli di
lingkungan. Seperti selalu mencuci tangan, membersihkan kamar mandi, dan sebagainya.
Tetapi ada cara untuk menghambat bakteri ini dengan memanfaatkan mikroba endofit dari
tumbuhan yang ada di alam, seperti cocor bebek, tumbuhan jamblang, dan tumbuhan sawo.

Rumusan Masalah

Mikroba apa saja yang dapat menghambat pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli?

Bagaimana mikroba menghasilkan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan


Bakteri Escherichia Coli?
Tujuan

Mempelajari mikroba yang diambil dari beberapa tumbuhan yang dapat menghambat Bakteri
Escherichia Coli.

Tinjauan Pustaka

MIKROBA ENDOFIT

Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan.


Mikroba endofit dapat diisolasi dari jaringan akar, batang dan daun, dan yang paling umum
ditemukan adalah dari jenis fungi (Strobel, 2003).Beberapa mikroba endofit dapat
menghasilkan senyawa - senyawa bioaktif sebagai senyawa metabolit sekunder yang
memiliki daya antimikroba, antimalaria, antikanker dan sebagainya. Mikroba endofit selain
memiliki peranan penting dalam dunia pengobatan, juga memiliki peranan penting dalam
dunia industri dan pertanian (Strobel, 2003).

Mikroba endofit dapat ditemukan hampir di semua tumbuhan di muka bumi ini, dan
merupakan mikroba yang tumbuh di dalam jaringan tumbuhan. Mikroba endofit dapat
diisolasi dari akar, batang dan daun suatu tumbuhan. Bakteri dan fungi adalah jenis mikroba
yang umum ditemukan sebagai mikroba endofit, akan tetapi yang banyak diisolasi adalah
golongan fungi. Hubungan antara mikroba endofit dan inangnya dapat berbentuk simbiosis
mutualisma sampai hubungan yang patogenik (Strobel, 2003). Hubungan simbiosis
mutualisme ditandai dengan hubungan yang saling menguntungkan antara mikroba endofit
dan tumbuhan inangnya. Mikroba endofit dapat melindungi tumbuhan inang dari serangan
patogen dengan senyawa yang dikeluarkan oleh mikroba endofit. Senyawa yang dikeluarkan
mikroba endofit berupa senyawa metabolit sekunder yang merupakan senyawabioaktif dan
dapat berfungsi untuk membunuh patogen. Tumbuhan inang menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba endofit untuk melengkapi siklus hidupnya.

Metabolit sekunder yang dihasilkan akan lebih aktif dan spesifik jika diisolasi dari mikroba
yang hidup pada biotop yang spesifik. Mikroba endofit terutama yang hidup di lingkungan
yang spesifik atau bahkan di lingkungan yang tidak umum sering digunakan sebagai sumber
penemuan senyawa bioaktif baru. Beberapa tumbuhan dapat menurunkan senyawa bioaktif
yang dikandungnya kepada mikroba endofit yang tumbuh dalam jaringannya, sehingga
mikrobaendofit tersebut dapat menghasilkan senyawa yang sama dengan inangnya. Sebagai
contoh adalah senyawa taxol, sebagai senyawa antikanker yang dihasilkan oleh tumbuhan
Taxus brevifolia. Pada tahun 1993, senyawa ini ternyata dapat diisolasi dari Taxomyces
andreanae, fungi endofit yang tumbuh pada tumbuhan T. brevifolia(Strobel, 2003). Contoh
lain adalah senyawa Oleandrin sebagai senyawa antikanker, selain dihasilkan oleh tanaman
Nerium indicum, ternyata juga dihasilkan oleh fungi endofit yang diisolasi dari daun Nerium
indicum(Prihatiningtias, unpublished). Menurut Tan & Zou (2000), mikroba endofit memang
dapat menghasilkan senyawa bioaktif yang karakternya mirip atau sama dengan inangnya.
Hal ini disebabkan adanya pertukaran genetik yang terjadi antara inang dan mikroba endofit
secara evolusioner.

METABOLISME SEKUNDER

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu
dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang
berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada
satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya
pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah
untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya
untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal.
Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. (Wikipedia)

Mikroba Patogen

Mikroba patogen merupakan mikroba berbahaya bagi kehidupan, hal ini terlihat dari
kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, yang dapat menimbulkan
penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada kematian. Selain itu, mikroba pun
dapat mencemari makanan, dengan menimbulkan perubahan-perubahan bahan kimia di
dalamnya, membuat makanan tersebut tidak dapat dimakan atau bahkan beracun. Penyakit
infeksi dapat disebabkan oleh mikroba patogen seperti bakteri, jamur maupun virus yang
menyerang tubuh manusia. Banyak mikroba patogen tersebut hidup di daerah tropis. Daerah
yang beriklim tropis merupakan daerah yang sangat cocok bagi pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba, baik yang bersifat patogen maupun yang memberi manfaat bagi
manusia. Beberapa mikroba yang menginfeksi manusia yaitu A. flavus, S. mutans, S. typhii
dan E. coli. Salah satunya dapat menyebabkan diare akut akibat infeksi bakteri patogen
dengan gejala muntah-muntah, demam, nyeri perut atau kejang perut.

AKTIVITAS BIOLOGI METABOLIT SEKUNDER MIKROBA ENDOFIT

Mikroba endofit memiliki aktivitas biologi yang tinggi. Beberapa penelitian tentang
mikroba endofit, khususnya fungi endofit menunjukkan bahwa mikroba endofit memiliki
aktivitas biologi sebagai antimikroba, anti kanker, antimalaria, antioksidan dan masih banyak
lagi (Strobel 2003). Banyak kelompok fungi endofit yang mampu memproduksi senyawa
antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun fungi patogenik terhadap manusia, hewan dan
tumbuhan, terutama dari genus Coniothirum dan Microsphaeropsis(Petrini et al., 1992).
Penelitian Dreyfusset al.,(1986) menunjukkan bahwa aktivitas isolat-isolat endofit
Pleurophomopsis sp. dan Cryptosporiopsissp. yang diisolasi dari tumbuhan Cardamin
heptaphyllamempunyai aktivitas antimikroba yang tinggi. Isolat-isolat tersebut menghasilkan
penisilin N, sporiofungin A, B, C.

Selain menghasilkan senyawa yang bersifat antibakteri, fungi endofit juga


menghasilkan senyawa antiviral, misalnya Cytonic acid A & B, sebagai senyawa penghambat
ensim Human Cytomegalo Virus (hCMV), diisolasi dari fermentasi fungi Cytonaema sp.
(Guo et al., 2000). Senyawa antimalaria dihasilkan oleh fungi Geotrichumsp. Fungi ini
tumbuh pada tumbuhan Crassocephalum crepidioides(Strobel, 2003).

ANTIMIKROBA
(Antibiotik, Desinfektan, dan Antiseptik) Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba,
khususnya mikroba yang merugikan manusia. Antimikroba atau antiinfeksi, termasuk
antiparasit, adalah obat yang digunakan untuk terapi kondisi patologi yang disebabkan oleh
karena infeksi mikroba atau invasi parasit. (ISO Indonesia, 2013). Kemoterapeutika
(antimikroba) didefinisikan sebagai obat-obat kimiawi yang digunakan untuk memberantas
penyakit infeksi mikroorganisme seperti bakteri, fungi, virus dan protozoa, serta infeksi oleh
cacing. Obat-obat tersebut berkhasiat memusnahkan parasit tanpa merusak jaringan tuan-
rumah. (Tjay, dkk, 2010)

MEKANISME KERJA PENGHAMBATAN SENYAWA ANTIMIKROBA

Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba disebabkan oleh


beberapa faktor, antara lain:

1. Menggangu pembentukan dinding sel

Mekanisme ini disebabkan karena adanya akumulasi komponen lipofilat yang terdapat pada
dinding atau membran sel sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding
sel. Terjadinya akumulasi senyawa antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak
terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah molekul-molekul phenol yang terdapat pada minyak
thyme kebanyakan berbentuk tak terdisosiasi, lebih hidrofobik, dapat mengikat daerah
hidrofobik membran protein, dan dapat melarut baik pada fase lipid dari membran bakteri.

Beberapa laporan juga meyebutkan bahwa efek penghambatan senyawa antimikroba lebih
efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan bakteri Gram negatif. Hal ini
disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri
tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya terdiri atas lapisan
peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri Gram negatif komponen
dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan, selebihnya terdiri dari protein,
lipopolisakarida, dan lipoprotein.

2. Bereaksi dengan membran sel

Komponen bioaktif dapat mengganggu dan mempengaruhi integritas membran sitoplasma,


yang dapat mengakibatkan kebocoran materi intraseluler, seperti senyawa phenol dapat
mengakibatkan lisis sel dan meyebabkan denaturasi protein, menghambat pembentukan
protein sitoplasma dan asam nukleat, dan menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.

3. Menginaktivasi enzim

Mekanisme yang terjadi menunjukkan bahwa kerja enzim akan terganggu dalam
mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba, sehingga mengakibatkan enzim akan
memerlukan energi dalam jumlah besar untuk mempertahankan kelangsungan
aktivitasnya. Akibatknya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi berkurang
sehingga aktivitas mikroba menjadi terhambat atau jika kondisi ini berlangsung lama akan
mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhenti (inaktif).

Efek senyawa antimikroba dapat menghambat kerja enzim jika mempunyai spesifitas yang
sama antara ikatan komplek yang menyusun struktur enzim dengan komponen senyawa
antimikroba. Gugus hidroksil (-OH) dan gugus aldehid (-CHO) yang terdapat pada komponen
aktif rempah, menunjukan aktivitas antimikroba yang kuat. Mekanisme penghambatannya
yaitu Gugus hidroksil membentuk ikatan hidrogen dengan sisi aktif enzim sehingga
menyebabkan deaktivasi enzim.

Corner (1995) melaporkan bahwa pada konsentrasi 0,005 M alisin (senyawa aktif dari
bawang putih) dapat menghambat metabolisme enzim sulfhidril. Minyak oleoresin yang
dihasilkan dari kayu manis, cengkeh, thyme, dan oregano dapat menghambat produksi
ethanol, proses respirasi sel, dan sporulasi khamir dan kapang.

4. Menginaktivasi fungsi material genetik

Komponen bioaktif dapat mengganggu pembentukan asam nukleat (RNA dan DNA),
menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan menginaktivasi
atau merusak materi genetik sehingga terganggunya proses pembelahan sel untuk pembiakan.

(Anonim)

MIKROBA UJI

Escherichia Coli

Klasifikasi Escherichia Coli adalah sebagai berikut :

Domain: Bacteria
Filum: Proteobacteria
Kelas: Gammaproteobacteria
Ordo: Enterobacteriales
Famili: Enterobacteriaceae
Genus: Escherichia
Spesies: E. coli

Escherichia coli merupakan basil pendek tanpa kapsul atau spora tetapi memiliki flagel
sehingga dapat bergerak. bakteri Gram negatif, berbentuk basil anerobik (Pelczar & Chan,
2006) juga merupakan bakteri fecal dari genus Escherichia, famili Enterobacteriaceae. E. coli
merupakan flora normal yang terdapat dalam usus pencernaan manusia yang umumnya
menyebabkan diare di seluruh dunia bila jumlahnya melebihi normal atau terlalu banyak di
dalam saluran pencernaan (Brooks et al., 2001). E. coli dalam jumlah yang banyak pada
saluran pencernaan dapat membahayakan kesehatan (Sinaga, 2008). Enterophatogenic E. coli
merupakan penyebab penting diare pada bayi khususnya di negara berkembang, yang
awalnya dihubungkan dengan terjangkitnya diare di ruang perawatan. Akibat dari infeksi ini
adalah diare yang cair, yang biasanya susah diatasi namun tidak kronis (Brooks et al., 2001).

TANAMAN UJI
1. Cocor bebek (Kalancoe Pinata)
Klasifikasi
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Saxifragales

Famili: Crassulaceae

Genus: Kalanchoe

Seksi: Bryophyllum

Spesies: K. pinnata

Cocor bebek memiliki batang yang lunak dan beruas. Daunnya tebal berdaging dan
mengandung banyak air. Warna daun hijau muda (kadang kadang abu-abu). Bunga
majemuk, buah kotak. Bila dimakan cocor bebek rasanya agak asam dan dingin.Cocor
bebek mengandung asam malat, damar, zat lendir, magnesium malat, kalsium oksalat,
asam formiat, dan tanin. Cocor bebek digunakan sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan sakit kepala, batuk, sakit dada, borok, dan penyakit kulit lainnya,
menyembuhkan demam, memperlancar haid yang tidak teratur, obat luka, serta bisul.
(Wikipedia)

2. Tanaman Jamblang
Klasifikasi
Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Syzygium

Spesies: S. cumini

Jamblang (Syzygium cumini) atau disebut juga jambu keling dan duwet adalah sejenis
pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae).Buah jamblang biasa dimakan segar. Di
India dan Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang
yang masak dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok
di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan
berkurang sepatnya. Buah ini dapat mengurangi noda di gigi. Buah yang kaya vitamin A dan
C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang
diusahakan secara komersial.[6]

Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah
pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan serangan serangga; sekalipun agak sukar
dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit kayunya
menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan
kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman tuak.
Daunnya kerap digunakan sebagai pakan ternak.

Jamblang bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat. Biji bisa juga untuk mengobati
strikhnina (strychnine), yaitu sejenis penawar racun yang spesifik, dan mengobati pengobatan
limpa.[1] Hasil penelitian di India menunjukkan bahwa buah jamblang berpotensi sebagai alat
kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan biji, daun, dan
pepagan jamblang dapat menurunkan diabetes, yang dipertegas lagi dengan percobaan
binatang yang menunjukkan tumbuhan ini mencegah katarak akibat diabetes.[1] Jamblang
mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, dan resin yang mengandung
asam elagat, dan tanin. Praktisi Ayurweda menunjukkan bahwa daging buah menurunkan
darah selama 30 menit, bijinya menurunkan gula darah dalam waktu 24 jam, dan hasil
maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam waktu 10 hari.[1]

Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun
modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obat kencing
manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal
sebagai Syzygii cortex) dan biji jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai
sediaan apotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara
lain adalah glukosida yambolin (jamboline).[5][9] Oleh pengobat tradisional di Amerika
Selatan, jamblang bersama ceremai belanda untuk mengurangi kerusakan jantung dan hati
penderita kanker yang mendapat kemoterapi doxorubicin (doksorubisin).[1] Jamblang dan
Eugenia caryophyllata mengandung senyawa yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase
di hati. Pada percobaan, enzim tersebut dapat menurunkan kejadian kanker lambung hingga
80%. Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar jamblang untuk mengobati
epilepsi.[1] Di Dataran Tinggi Gayo, jamblang yang sering disebut nunang digunakan untuk
mengobati mencret.[4]

Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan
(misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-
bunganya baik sebagai pakan lebah madu.(Wikipedia)

3. Tanaman Sawo

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiosperma

Kelas : Dicotyliedonae

Bangsa : Ebanales
Suku : Sapotaceae

Marga : Achras

Jenis :Achras zapota L

Tanaman sawo,selain memiliki ciri unik dan menawan,tanaman sawo yang kita tanam dalam
pot juga memiliki daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang memandangnya.selain tergolong
tanaman unik batang getah sawo juga bisa di jadikan bahan baku untuk industri salah satunya
permen karet.(Anonim)

PEMBAHASAN

Ada beberapa tumbuhan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri E.coli. seperti
tumbuhan cocor bebek, tumbuhan jamblang, dan tumbuhan sawo. Tumbuhan tersebut dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri E.coli karena tumbuhan tersebut mengandung
mikroba endofit yang depat menghasilkan metaboli sekunder.

Isolasi mikroba endofit dilakukan dengan metode Tomita. Tanaman benalu diambil dari lapangan dan
kemudian sampel tanaman dibersihkan dari kotoran dengan cara mencucinya dengan air mengalir.
Kemudian bagian tanaman dipotong dengan ukuran tertentu misal pada bagian daun dan selanjutnya
disterilisasi permukaan. Setelah itu sampel dibilas dengan air steril beberapa kali dan kemudian
overlay pada medium NA untuk bakteri endofit. Cawan petri yang telah berisi sampel tanaman
diinkubasi. Mikroba endofit yang tumbuh secara bertahap dimurnikan satu per satu (bentuk dan warna
koloni yang berbeda) dengan cara memindahkan bakteri dan jamur endofit yang telah tumbuh pada
medium NA. Isolat bakteri uji E. coli diremajakan dengan metode streak plate pada medium NA dan
diinkubasi. Suspensi bakteri E. coli dibuat dengan mengambil satu ose kultur murni bakteri lalu
diinokulasi kedalam tabung reaksi yang telah berisi NB dan kemudian diinkubasi. Pengujian aktivitas
mikroba endofit menggunakan metode agar disc. Kultur murni E. coli dimasukkan ke dalam cawan
petri. Setelah itu sebanyak Nutrient Agar (NA) dituangkan ke dalam cawan petri dengan metode pour
plate lalu dibiarkan sampai dingin. Kemudian diletakkan potongan agar biakan bakteri dengan posisi
ditengah cawan petri lalu diinkubasi. Setelah itu diamati dan diukur zona hambat yang terbentuk
dengan menggunakan jangka sorong.

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman maupun mikroba yang
bersifat antimikroba. Senyawa antimikroba merupakan salah satu produk metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh mikroba yang mampu membunuh atau menghambat bakteri atau organisme lain
(Dalimunthe, 2009). Pembentukan senyawa metabolit sekunder dikode oleh sejumlah gen yang
terdapat pada DNA plasmid. Komponen bioaktif dapat menggangu pembentukan asam nukleat (RNA
dan DNA), menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan
menginaktivasi atau merusak materi genetik sehingga tergangunya proses pembelahan sel untuk
pembiakan. Oleh karena itu pertumbuhan mikroba menjadi terhambat akibat senyawa antimikroba
(Widiana, 2012). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41526/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai