Anda di halaman 1dari 21

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bimbingan karier merupakan proses pemberian bantuan dari seorang
ahli kepada individu atau sekelompok individu dalam memahami diri dan
lingkungannya sehingga bisa membuat keputusan untuk perencanaan masa
depannya sendiri. Setiap orang pastinya memiliki perencanaan untuk masa
depannya sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan keadaan dirinya tanpa
adanya unsur paksaan. Hal ini dilakukan pastinya untuk melangsungkan
kehidupannya yang akan lepas dari orang tua (mandiri). Ketika berkaitan
dengan mandiri diperlukan materi agar dapat melangsungkan hidup. Untuk
mendapatkan materi tersebut maka seseorang harus bekerja.
Pekerjaan adalah hal yang akan dibutuhkan bagi setiap orang . Dimana
orang akan menyalurkan ketrampilannya untuk mendapatkan upah. Dalam
memikirkan karier haruslah dibentuk sejak dini sesuai dengan tugas
perkembangan anak . Membentuk karakter yang baik sejak dini sangat
diperlukan agar setiap anak memiliki masa depan yang baik dengan dukungan
orang tua dan juga gurunya. Karier merupakan sederetan perkembangan yang
terjadi sepanjang rentang kehidupan yang mungkin akan mengalami fluktuasi.
Tergantung dari individu yang merencanakannya.
Output pendidikan diarahkan untuk dapat terjun ke lingkungan
masyarakat dengan membekali segenap ilmu pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh dari proses pendidikan. Ketika seseorang sudah mulai
memasuki dunia kerja pastinya individu tersebut akan mengalami
perkembangan jabatan. Perkembangan jabatan bercirikan perubahan. Ada dua
macam perubahan, yakni perubahan yang terjadi dalam individu akibat
pertambahan umur, perkembangan dalam berbagai aspek kepribadian dan
pengalaman, serta perubahan yang terjadi di luar individu berupa perubahan

1
2

kesempatan akibat kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang berubah. Semua
perubahan ini mempengaruhi arah perkembangan minat, sikap, harapan, dan
kemampuan, serta berperan dalam keputusan-keputusan yang diambil dan
pilihan-pilihan yang dibuat berkaitan dengan jabatan. Proses perkembangan
karier sangat kompleks karena mengandung penggabungan dari banyak faktor
dan bercirikan perubahan, serta merupakan bagian penting dalam perencanaan
hidup (life planning).
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan karier menurut
pandangan Donald E Super . Kemudian teori perkembangan karier juga ada
bermacam-macam. Salah satunya yang dibahas dalam makalah ini yaitu teori
perkembangan karier Donald E Super.

a.2 Rumusan Masalah


Lingkup pembahasan dalam penyusunan makalah ini yaitu :
a. Siapa sajakah tokoh teori perkembangan karier?
b. Bagaimana perkembangan teori karier Donald E Super?
c. Apa tujuan teori tersebut?
d. Bagaimana aplikasinya di sekolah?

a.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah-satu
tugas mata kuliah Bimbinga dan Konseling karier dan untuk mengetahui
penjelasan dari berbagai pokok pembahasan yaitu :
1. Tokoh teorinya
2. Pandangan Donald E Super
3. Tujuan dari teori perkembangan karier
4. Aplikasi teori perkembangan karier di lingkungan sekolah

a.4 Manfaat Penulisan


Makalah ini disusun untuk mendapatkan berbagai manfaat yaitu :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang tokoh teori perkembangan
karier
2. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang menyangkut
perkembangan karier seseorang melalui pandangan Donald E Super
3. Untuk mengetahi tujuan dari teori perkembangan karier.

2
3

4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasinya di lingkungan Sekolah

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Tokoh Teori Perkembangan Karier


Ada enam pandangan tentang perkembangan karier dan pilihan karier,
yang semua bergerak dalam lingkup ilmu psikologi terapan yang dinamakan
psikologi karier atau psikologi jabatan. Keenam pandangan itu mempunyai
relevansi terhadap pendidikan karier dan bimbingan karier di sekolah,
meskipun tidak semuanya dalam gradasi yang sama. Namun, semua
pandangan mempunyai lingkup yang terbatas dan tidak ada yang sempurna.
Keenam pandangan tersebut juga memiliki tokoh yang berbeda-beda seperti
Anne Roe, Ginzberg, Donald Super, Jhon Holland, dan lain-lain. Pada
makalah ini yang akan dibahas secara mendetail adalah Donald E Super.
Donald super lahir pada 10 Juli 1910 di Honolulu , Hawai. Beliau
mulai tertarik dalam dunia karier ketika mengamati ayahnya melakukan
latihan personal. Hal ini membuat super lebih peka terhadap pentingnya kerja

3
4

dikehidupan masyarakat. Kemudian Super memutuskan untuk mengabdikan


hidupnya untuk membantu orang menemukan perkerjaan yang sesuai.
Kemudian memutuskan untuk mendaftarkan diri di program doktor dalam
bimbingan kejuruan dan psikologi di Universitas Columbia. Kemudian dia
memberikan pandangan mengenai perkembangan karier seseorang yang
dikenal dengan teori perkembangan karier Donald E Super.

2.2 Teori Perkembangan Karier Donald E Super


2.2.1 Pandangan Donald Super

Donald E. Super merencanakan suatu pandangan tentang


perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan
jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang menyangkut banyak
faktor. Faktor-faktor itu untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan
untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, yang semuanya
berinterakasi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses
perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu
perpaduan dari kemampuan intelektual dan faktor-faktor di luar individu,
seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, tuntutan-tuntutan
lingkungan kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang tersedia.
Namun, titik beratnya terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Donald E. Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial
sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan-perbedaan
antara individu-individu, antara lain dengan menggunakan alat-alat tes
untuk memperoleh data tentang berbagai ciri-ciri kepribadian yang
mempunyai kaitan dengan memangku suatu jabatan, seperti kemampuan
intelektual, bakat khusus, minat, dan sifat-sifat kepribadian. Dalam hal ini

4
5

Donald E. Super mengakui sumbangan positif dari teori Trait dan Factor,
yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi diferensial (differential
psychology). Data hasil testing psikologi (meansurement, assessment)
memungkinkan untuk memperoleh gambaran agak objektif tentang
seseorang dalam perbandingan dengan orang lain (appraisal, evaluation).
Unsur yang mendasar dalam pandangan Super adalah konsep diri
atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang khas dilakukan dan
jabatan yang akan dipangku (vokasional self-concept), yang merupakan
sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Data hasil
penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang
vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan orang-orang yang
memegang jabatan tertentu, melalui identifikasi dengan orang-orang
dewasa yang sudah bekerja, melalui pengalaman-pengalaman hidup, dan
melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup. Dengan menyadari
kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan orang-orang lain,
akhirnya terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran ini
menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu
bidang jabatan yang memungkinkan untuk mencapai sukses dan merasa
puas (vocational satisfication). Dengan demikian, seseorang mewujudkan
gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan
untuk mengekspresiskan diri sendiri. Misalnya, seorang muda yang
memandang dirinya sebagai orang yang berkempuan tinggi, berjiwa
mengabdi dan rela mengorbankan dirinya serta dibesarkan dalam keluarga
yang telah mencetak beberapa dokter dan memperoleh kesan-kesan positif
tentang perkembangan seorang dokter, akhirnya membenruk gambaran diri
yang membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter, akhirnya
membentuk gambaran diri yang mengembangkan dirinya sendiri sebagai
dokter yang ulung dan tulen

5
6

2.2.2 Bentuk Proposisi Teori Super

Teori Super dinyatakan dalam bentuk proposisi. Pada mulanya, tahun


1953, Super menghasilkan sepuluh (10) proposisi. Kemudian tahun 1957,
bersama Bachrach dikembangkan menjadi dua belas (12) dan tahun 1990
dikembangkan lagi menjadi empat belas proposisi yaitu:

1. Setiap orang memiliki perbedaan individual dalam kemampuan,


kepribadian, kebutuhan, nilai, minat, sifat, dan konsep diri. Berbagai
karakteristik pribadi sangat bervariasi dalam setiap individu di antara
individu. Walaupun kebanyakan dari kita kurang lebih seperti orang lain
dalam banyak sifat, keunikan setiap orang jelas dalam kombinasi kekuatan
dan kelemahan individual.
2. Berdasarkan karakteristik tersebut, setiap individu masing-masing
memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Berbagai kemampuan,
karakteristik kepribadian, dan sifat-sifat lainnya begitu luas sehingga
setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berhasil dalam dalam
banyak bidang pekerjaan. Penelitian di bidang rehabilitasi telah
menunjukkan meskipun individu penyandang cacat terdapat sejumlah
pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Untuk
orang tanpa gangguan fisik atau emosional yang serius, terbentang luas
kemungkinan untuk berhasil dalam berbagai jenis pekerjaan.
3. Setiap pekerjaan membutuhkan pola karakteristik kemampuan dan
kepribadian yang cukup luas sehingga bagi setiap orang tersedia beragam
pekerjaan dan setiap pekerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang.
Untuk setiap kemampuan atau sifat yang diperlukan dalam kinerja suatu
pekerjaan tertentu, orang mungkin berharap untuk menemukan kuantitas
modal yang paling sesuai dengan sifat pekerjaan.

6
7

4. Pilihan vokasional dan kompetensi, situasi-situasi di mana orang hidup


dan bekerja, serta konsep diri akan mengalami perubahan karena waktu
dan pengalaman, karena itu membuat pilihan pekerjaan dan
penyesuaiannya merupakan suatu proses yang kontinyu. Seseorang
melatih kecakapan-kecakapan tertentu yang dimilikinya atau
mengembangkan ke tingkat yang lebih tinggi memerlukan penyaluran
dalam pekerjaan yang dapat memberikan kesempatan untuk
mempergunakan kecakapannya yang telah berkembang.
5. Proses perkembangan itu dapat kita simpulkan dalam serangkaian tahap-
tahap perkembangan kehidupan manusia, yaitu pertumbuhan, eksplorasi,
pembentukan, pemeliharaan, dan kemunduran, dan dibagi lagi menjadi:
(a) fantasi , fase tentatif, dan realistis dari tahap eksplorasi dan (b) fase uji
coba (trial) dan fase stabil (stable) dari tahap pembentukan.
6. Pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orangtua,
kemampuan mental, pendidikan, keterampilan, karakteristik kepribadian
(kebutuhan, nilai, kepentingan , sifat, dan konsep diri), dan kematangan
karier serta kesempatan yang terbuka bagi dirinya.
7. Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat dipandu dengan
bantuan untuk pematangan kemampuan dan minat dan dengan bantuan
untuk melakukan uji realitas (reality-testing) serta untuk mengembangkan
konsep diri (self-concept).
Individu dapat dibantu untuk bergerak ke arah pilihan pekerjaan yang
memuaskan dalam dua cara: (a) dengan membantu seseorang untuk
mengembangkan kemampuan dan minatnya; (b) dengan membantu
seseorang untuk memperoleh pemahaman tentang kekuatan dan
kelemahan dirinya sehingga dapat membuat pilihan yang memuaskan.
8. Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan
implementasi konsep diri. Konsep diri adalah perpaduan antara
kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan untuk memainkan

7
8

berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian orang lain terhadap
usaha memainkan peranan tersebut. Selama masa pendidikan, sebelum
seseorang benar-benar memasuki dunia kerja, seseorang sudah
membayangkan jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan dan ini
merupakan bagian daripada perkembangan konsep dirinya.
9. Proses kompromi antara faktor individu dan sosial, antara konsep diri dan
realitas, adalah permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaan
(pribadi, kelompok, pergaulan, hubungan kerja). Karena dunia kerja
sedemikian kompleks sifatnya dan persyaratan masuk demikian sukarnya,
maka kecil kemungkinannya untuk mencoba benar-benar berpartisipasi
dalam situasi pekerjaan yang nyata/realistis. Ini menuntut perlunya
pencocokan konsep diri dan tuntutan terhadap pekerjaan yang tawarkan
dalam situasi yang pada dasarnya abstrak.
10. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana individu
dapat menyalurkan kemampuan, nilai, minat, karakter kepribadian, dan
konsep dirinya. Selain itu, bergantung usaha pada jenis pekerjaan, situasi
kerja, dan cara hidup di mana individu bisa memainkan jenis peran
pertumbuhan, dan eksplorasi pengalaman. Individu yang menemukan
kenikmatan dan kepuasan melakukannya karena posisi yang dimiliki
memungkinkan orang memainkan peranan yang dinilai cocok dan patut.
11. Kesuksesan dalam menghadapi tuntutan lingkungan dalam setiap tahap
kehidupan karir diberikan tergantung pada kesiapan individu untuk
mengatasi tuntutan tersebut.
Super mengidentifikasi kematangan karir sebagai kelompok karakteristik
fisik, psikologis, dan sosial yang merupakan kesiapan individu dan
kemampuan untuk menghadapi dan menangani masalah perkembangan
dan tantangan.
12. Kematangan karier adalah konstruksi hipotetis. Penelitian awal Super
(Studi Pola Karier) membahas konsep diri yang terkait dengan karier atau

8
9

masalah perkembangan vokasional. Super dan rekan kerja mencari cara


untuk mendefinisikan dan menilai konsep ini. Dari upaya ini muncul
Inventori Perkembangan Karier Super.
13. Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan
penerapan konsep diri. Hubungan situasi kerja dengan peran individu
harus dianggap dalam arti luas. Profesi dan posisi manajerial yang lebih
tinggi mungkin memberikan peluang terbesar, seperti yang dilihat oleh
kebanyakan orang, untuk kepuasan intrinsik yang berasal dari pekerjaan
itu sendiri. Tapi banyak individu mendapatkan kepuasan besar dari
pekerjaan yang kelihatannya membosankan dan monoton. Hal ini
memberikan kesempatan untuk menjadi jenis orang yang diinginkan,
melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, dan menganggap diri seperti
yang dipikirkan .
14. Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi
kebanyakan orang, sedangkan bagi segolongan orang lagi yang menjadi
titik pusat adalah hal lain, misalnya pengisian waktu luang dan
kerumahtanggaan. Pada dasarnya, proposisi ini mengatakan bahwa
kebanyakan orang dewasa adalah cerminan dari pekerjaan dan peran
utama yang dilakukan.
2.2.3 Tahap Perkembangan Teori Super

Berdasarkan 12 proposisi tersebut, Super (Osipow, 1983 : 157;


Manrihu, 1986 : 27 29) membagi tahap perkembangan karir menjadi
lima tahapan berikut :
1) Tahap perkembangan (growth) dari lahir sampai usia + 15 tahun,
yakni anak mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-
minat, dan kebutuhan-kebutuhannya yang dipadukan dalam struktur
konsep diri (self concept structure). Kosep diri tersebut
berkembang melalui proses identifikasi terhadap sosok kunci (key

9
10

figures) di lingkungan keluarga dan sekolah. Tahap pertumbuhan


terdiri dari tiga subtahap, yaitu :
a) Fantasi (4-10 tahun) yang ditandai dengan dominannya aspek
kebutuhan akan rasa keingintahuan (coriousity).
b) Minat (11-12 tahun) yang ditandai dengan tumbuhnya rasa
senang sebagai determinan utama dari aspirasi dan aktivitas.
c) Kapasitas (13-14 tahun) yang ditandai dengan pertimbangan
bertambahnya bobot kemampuan, persyaratan, dan latihan
karir.
2) Tahap eksplorasi (eksploration) dari usia 15-24 tahun, yakni ketika
individu memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum
mengambil keputusan yang mengikat. Pada tahap ini individu mulai
melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba berbagai
peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau jabatan baik
di sekolah, pada waktu senggang, ataupun melalui sistem magang.
Tahap ini meliputi tiga sub subtahap berikut.
a) Tentatif (15-17 tahun) yang ditandai dengan mulai
dipertimbang-kannya aspek-aspek kebutuhan, minat, kapasitas,
nilai-nilai dan kesempatan secara menyeluruh. Pilihan pada
masa tentatif ini mulai diusahakan untuk keluar dari gantasi,
baik melalui diskusi, bekerjas maupun aktivitas lainnya.
b) Transisi (18-21 tahun)yang ditandai dengan menonjolnya
pertimbangan yang lebih realistis untuk memasuki dunia kerja
atau latihan profesional serta berusaha mengimplementasikan
konsep diri.
c) Mencoba (trial) dengan sedikit latihan komitmen (22-24 tahun)
ditandai dengan mulai ditemukannya lahan atau lapangan
pekerjaan yang sangat potensial.
3) Tahap pemantapan / pendirian (establishment) dari usia 25 sampai 44
tahun yang bercirikan usaha-usaha memantapkan diri melalui
pengalaman-pengalaman selama menjalani karir tertentu. Pada tahap
ini individu sudah memiliki bidang yang cocok, serta berusaha

10
11

memantapkan kedudukannya secara permanen dalam suatu bidang.


Pada awalnya mungkin sedikit mencoba-coba terutama pada suatu
profesi. Tahap pemantapan terdiri atas dua sub tahap berikut.
a) Mencoba dengan komitmen yang bersifat stabil (25-30 tahun)
yang ditandai dengan berbagai dugaan tentang kurang
memuaskannya lapangan pekerjaan tertentu. Pada tahap ini
kemungkinan perubahan terjadi satu atau dua bidang pekerjaan
dan biasanya diakhiri dengan ditemukannya satu bidang
pekerjaan yang mantap.
b) Lanjutan (advancement) (31-44 tahun yang ditandai dengan
semakin jelasnya pola karir serta usaha-usaha yang mengarah
pada pemantapan dan pengamanan posisi dalam bidang tersebut.
Bagi kebanyakan orang tahap ini merupakan tahap-tahap kreatif.
Bagi kebanyakan orang, tahap ini merupakan tahap-tahap kreatif.
4) Tahap Pemeliharaan (44-46 Tahun), yakni orang yang sudah dewasa
menyesuaikan diri, menikmati dan memaknai karir yang sedang
dijalaninya.
5) Tahap kemunduran (decline) dari usia 65 tahun ke atas yakni ketika
individu memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup
baru sesudah melepaskan jabatannya. Peranan baru segera
dikembangkan terutama memilih penerus. Tahap kemunduran terdiri
atas dua subtahap berikut :
a) Perlambatan (65-70 tahun) yang ditandai dengan kelelahan
sebagai pekerja, langkah kerja yang berkurang, pelaksanaan
tugas kerja yang tidak penuh, serta mulai berkurangnya kapasitas
kerja. Hampir kebanyakan individu menemukan pekerjaan paruh
waktu untuk menggantikan pekerjaan utamanya.
b) Pengunduran diri (retirement) (71 tahun ke atas) yang itandai
dengan menyerahkan atau mewariskan kekuasaan kepada
generasi penerus. Secara umum yang terjadi pada masa ini
berakhir dengan beberapa kemungkinan beberapa orang
mampu menerimanya dengan hidup menyenangkan; beberapa

11
12

yang lainnya berakhir dengan hidup kekecewaan dan kesulitan,


kemudian sisanya berakhir dengan kematian.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap-
sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jawaban
yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir.

Kemudian ada tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super

Tugas
Perkembangan Usia Karakteristik Umum
Vokasional
Periode proses kognitif untuk memformulasikan
sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran
Kristalisasi 14-18 akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai
kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk
okupasi yang lebih disukai.
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif
Spesifikasi 18-21
menuju preferensi vokasional yang spesifik.
Periode menamatkan pendidikan/pelatihan untuk
Implementasi 21-24
pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja.
Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan
pengalaman kerja yang sesungguhnya dan
Stabilisasi 24-35
penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa
pilihan karir sudah tepat.
Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih
Konsolidasi 35+
kemajuan, status dan senioritas.

12
13

Super juga mengklasifikasikan pola karir untuk perempuan menjadi tujuh


kategori
a. Pola Karir untuk Laki-laki (dari Super)

Klasifikasi
Klasifikasi Karir Karakteristik
Pola
Profesional,
Pola karir Masuk ke dalam karir secara dini dengan
managerial,
stabil sedikit atau tanpa masa percobaan.
pekerja terampil
Managerial,
Pola karir pekerja terampil,Masa kerja percobaan diikuti dengan masuk
konvensional pekerja ke dalam pola yang stabil.
administrasi
Pekerja semi-Beberapa pekerjaan dengan masa percobaan
Pola karir terampil, pekerjayang dapat mengarah pada pekerjaan yang
tak stabil administrasi danstabil temporer, diikuti dengan pekerjaan
pekerja domestik dengan masa percobaan lainnya.

Pekerja domestik
Pola karir Karir tidak tetap yang ditandai dengan
dan pekerja
jamak pekerjaan yang selalu berubah-ubah.
semi-terampil

b. Pola Karir untuk Perempuan (dari Super)

Klasifikasi Pola
Karakteristik Umum
Karir
Pola karir ibu
Menikah sebelum mendapatkan pengalaman kerja
rumah tangga yang
yang signifikan
stabil
Memasuki dunia kerja setelah pelatihan di SMA atau
Pola karir perguruan tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang
konvensional sebelum menikah; Selanjutnya menjadi ibu rumah
tangga penuh waktu.

13
14

Memasuki dunia kerja sesudah mengikuti pelatihan


Pola karir kerja
dan memandang pekerjaannya sebagai karir seumur
stabil
hidup.
Pola karir double- Memasuki karir sesudah pelatihan, lalu menikah dan
track memulai karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
Memasuki dunia kerja lalu menikah dan melepaskan
Pola karir karir untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu,
terinterupsi dan mungkin kembali ke dalam karir tergantung pada
situasi di rumah.
Khas terjadi pada masyarakat sosioekonomi lemah, di
Pola karir tak stabil mana polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu
rumah tangga; dan kemudian siklus ini berulang lagi.
Pola karir Tidak pernah mapan dalam satu karir, selalu berubah-
multiple-trial ubah pekerjaan.

Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada


masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional
(vocational maturity). Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait
dengan inteligensi daripada usia. Hasil penelitian longitudinal (Super, 1951)
yang mengikuti perkembangan sejumlah siswa kelas 9 menunjukkan bahwa
berbagai ciri kematangan vokasional (seperti merencanakan, menerima
tanggung jawab, dan kesadaran akan berbagai aspek pekerjaan yang disukai)
tidak beraturan dan tidak stabil selama periode SMA. Akan tetapi, individu
yang dipandang memiliki kematangan vokasional di kelas 9 (berdasarkan
pengetahuannya tentang okupasi, perencanaan, dan minat) secara signifikan
lebih berhasil ketika mereka mencapai awal masa dewasa. Hal ini
mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara kematangan karir dengan
pencapaian anak remaja dalam self-awareness, pengetahuannya tentang
okupasi, dan kemampuannya dalam perencanaan. Jadi, perilaku vokasional di
kelas 9 memiliki validitas prediktif untuk masa depannya. Dengan kata lain,
individu yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada setiap

14
15

tahapan cenderung mencapai tingkat kematangan yang lebih besar pada masa
kehidupan selanjutnya

2.2.4 Definisi kematangan karir dan indikator-indikator dari


kematangan karir remaja dari teori super

Kematangan karir (career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian


antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada
usia tertentu pada setiap tahap. Kematangan karir remaja dapat diukur dari
dimilikinya indikator-indikator kematangan karir sebagai berikut.
Pertama, aspek perencanaan karir (career planing). Aspek ini meliputi
indikator-indikator berikut :
1. Mempelajari informasi karir
2. Membicarakan karir dengan orang dewasa
3. Mengikuti pendidikan tambahan (kursus) untuk menambah
pengetahuan tentang keputusan karir.
4. Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler
5. Mengikuti pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pekerjaan yang
diinginkan.
6. Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan
7. Mengetahui persyaratan pendidik untuk pekerjaan
8. Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat sekolah
9. Mengetahui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang
diinginkan
10. Mampu mengatur waktu luang secara efektif.
Kedua, aspek eksplorasi karir (career exploration). Aspek ini men cakup
indikator-indikator :
1. Berusaha menggali dan mencari informasi karir dari berbagai sumber
(guru BK, orang tua, orang yang sukses, dsb)
2. Memiliki pengetahuan tentang potensi diri diantaranya bakat, minat,
intelegensi, kepribadian.
3. Memiliki cukup banyak informasi karir.

15
16

ketiga, pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision


making).Aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut :
1. Mengetahui cara-cara membuat keputusan karir
2. Mengatahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir
3. Mempelajari cara orang lain membuat keputusan karir
4. Menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan
karir.
Keempat, pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work
information. Konsep ini memilki 2 komponen dasar, yaitu : pertama,
berhubungan dengan tugas perkembangan ketika individu harus
mengetahui minat dan kemampuan dirinya, mengetahui cara mempelajari
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya dan mengetahui alsan
orang lain berganti pekerjaan. Kedua, konsep yang berkaitan dengan
pegetahuan tentang tugas-tugas pekerjaan dalam satu vokasional dan
perilaku-perilaku dalam bekerja.
Kelima, aspek pengetahuan tentang kelopok pekerjaan yang lebih disukai
(knowladge of prifarred ocupational group). Aspek ini terdiri dari
indikator-indikator berikut :
1. Memahami dari tugas yang diinginkan
2. Mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan
3. Mengetahui persyaratan fisik dan psikologi dari pekerjaan yang
dilakukan
4. Mengetahui minat-minat dan alasan-alasan yang tepat dalam pekerjaan
Keenam, aspek realisme keputusan karir (realisme). Aspek ini terdiri dari
indikator berikut :
1. Memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri
berhubungan dengan pilihan karir yang diinginkan
2. Mampu melihat faktor-faktor yang akan mendukung atau menghambat
karir yang diinginkan
3. Mampu melihat kesempatan yang ada berkaitan dengan pilihan karir
yang dinginkan
4. Mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan

16
17

5. Dapat mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif


Ketujuh, orientasi karir (career orientation). Didefinisikan sebagai skor
total dari :
1. Sikap terhadap karir
2. Keterampilan membuat keputusan karir
3. Informasi dunia kerja.

2.3 Tujuan Teori


Teori adalah sekumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis
yang merupakan cerminan dan kenyataan yang ada mengenai sifat-sifat suatu
kelas, peristiwa atau suatu benda. Teori merupakan suatu pedoman untuk
melaksanakan praktik . Antara teori dan praktik merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan yang memiliki hubungan yang komplementer, yang saling
mengisi satu sama lainnya. Praktik merupakan pelaksanaan kemudian dari
suatu pelaksanaan tersebut dapat dijadikan sumber untuk menyusun suatu
teori. Kemudian sebaliknya dari sebelum diadakan praktik dapat disusun teori
untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan praktiknya.
Teori dapat memberikan arahan serta tujuan yang akan dicapai,
memperkecil kesalahan dalam praktik karena memiliki pedoman dan
berfungsi sebagai tolok ukur tentang sejauh mana keberhasilan dalam
membuktikan teori tersebut. Tentunya teori perkembangan karier juga
mempunyai tujuan agar mempermudah dalam membantu mengarahkan
individu atau sekelompok individu dalam menentukan kariernya.

2.4 Aplikasi Teori Super di Sekolah

Bimbingan karier merupakan salah satu layanan bimbingan yang


berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memecahkan
masalah penyesuaian diri dan pemecahan masalah karier yang dihadapi.
Dalam program bimbingan dan konseling komprehensif, bimbingan karier
terdapat dalam perencanaan individual yaitu layanan yang diberikan konselor

17
18

untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki


masyarakat yang lebih kompleks.

Teori Super (1990) memiliki sejumlah aplikasi. Sebagai contoh, telah


digunakan sebagai kerangka kerja untuk program perkembangan karier untuk
anak-anak dan remaja. Pertumbuhan adalah tahap perkembangan untuk
sekolah menengah dan dipecah menjadi rasa ingin tahu, fantasi, minat, dan
kapasitas (berfokus pada kemampuan). Tahap eksplorasi dimulai pada sekitar
usia 14 dan berlanjut sampai usia 18, pada saat pilihan yang mengkristal.
Tahap ini jelas perkiraan, tetapi mereka dapat berguna saat merancang
program pengembangan karier.

Teori ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk konseling karier.
Tujuan dari proses konseling karier akan menjadi perkembangan kematangan
karier, yang dapat dipecah menjadi beberapa komponen yang diukur oleh
Inventori Pengembangan Karier (CDI) (Super, Thompson, Jordaan, & Myers,
1984). Ini adalah:
1. Perencanaan karier (CP). Kematangan karier individu secara aktif
terlibat dalam proses, perencanaan dan menganggap diri mereka
menjadi begitu terlibat. Skala perencanaan karier adalah skala yang
efektif yang mengungkapkan bagaimana orang menganggap diri
mereka dalam kaitannya dengan proses perencanaan.
2. Eksplorasi karier (CE). Kematangan individu berhubungan dengan
kesediaan klien untuk terlibat dalam karier eksplorasi, yaitu kesediaan
mereka untuk menggunakan bahan. Skala ini dikombinasikan dengan
skala CP untuk menghasilkan sikap pengembangan karier (CDA)
skala.

18
19

3. Pengambilan keputusan (DM). Kematangan karier individu


mengetahui bagaimana membuat keputusan dan memiliki keyakinan
pada kemampuan untuk melakukannya.
4. Informasi dunia kerja. Komponen yang paling jelas dari skala ini
melibatkan informasi yang akurat memiliki tentang pekerjaan. Super
percaya bahwa para pengambil keputusan harus memiliki beberapa
pengetahuan tentang waktu, perkembangan berbicara, di mana orang
harus memperoleh informasi penting tentang pekerjaan.
5. Pengetahuan tentang pekerjaan yang disukai (PB). Setelah, CDI, 20
orang memilih pekerjaan dan menjawab pertanyaan tentang pekerjaan
dan kualifikasi yang diperlukan untuk memasukkan pekerjaan tertentu.
6. Orientasi karier (COT). COT adalah skor total pada CDI, dengan
pengecualian dari PO. Dalam arti ini dapat dianggap sebagai ukuran
global kematangan karier.

19
20

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang
perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan
jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor.
Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk
sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi
satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier
seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor
pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta
kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf
kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan
kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari
hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri
atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan
jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan
sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan
karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang
gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang
tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan
bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan
pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap
perkembangan karier tertentu.

20
21

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Diharapkan
agar pembaca yang sedang dalam proses berkarier dapat menentukan masa
depannya sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan kondisi.

21

Anda mungkin juga menyukai