Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Anak muda sebagai generasi penerus bangsa dan negara diharapkan untuk menjadi
generasi yang berpendidikan, bermoral dan berbudaya untuk menciptakan bangsa yang
bersatu dan damai melalui kerja sama dalam perbedaan. Anak muda di kota Medan tidak
hanya berasal dari Kota Medan saja, melainkan banyak pendatang dari luar kota hingga
luar pulau di Indonesia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa anak muda di Medan dapat
mewakili anak muda di Indonesia. Maka kesatuan sangat dibutuhkan untuk menjadikan
generasi yang berkualitas.
Umumnya, masa remaja merupakan masa-masa pencarian jati diri seseorang. Pada
masa ini, lingkungan pergaulan memiliki peranan yang sangat besar dalam perkembangan
emosi dan pikiran seseorang. Lingkungan pergaulan ini dapat berupa lingkungan alami
maupun lingkungan binaan (bangunan/arsitektur). Soeryono Soekanto menyatakan ciri-ciri
mental remaja di antaranya adalah memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan
interaksi sosial dengan orang dewasa atau orang yang dianggap lebih matang pribadinya,
memiliki keinginan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang dewasa, mulai
memikirkan kehidupan secara mandiri (baik secara ekonomi, sosial, maupun politis),
mengalami perkembangan taraf intelektualitas, dan selalu menginginkan sistem kaidah
nilai yang sesuai dengan kebutuhannya yang tidak selalu sama dengan kaidah nilai yang
dianut oleh orang dewasa pada umumnya.1
1
Sumber : www.e-psikologi.com
2
Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2015
1
Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menyediakan sarana edukasi dan rekreasi bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga
dan kreatifitas karya pemuda. Pemuda sebagai generasi yang akan menjadi pemimpin di
masa depan layaknya diberikan pelatihan untuk meningkatkan minat dan bakatnya
dibidang yang positif untuk meningkatkan jiwa kepimpinan, daya saing tinggi, dan mental
sportif.
Kepadatan Penduduk
Kecamatan Persentase Penduduk
per km2
(1) (2) (3)
1. Medan Tuntungan 3,87 4,140
2. Medan Johor 5,97 9,054
3. Medan Amplas 5,60 11,068
4. Medan Denai 6,61 16,139
5. Medan Area 4,48 17,933
6. Medan Kota 3,37 14,125
7. Medan Maimun 1,84 13,645
8. Medan Polonia 2,53 6,210
9. Medan Baru 1,83 6,942
10. Medan Selayang 4,80 8,286
11. Medan Sunggal 5,24 7,499
12. Medan Helvetia 6,82 11,453
13. Medan Petisah 2,87 9,292
14. Medan Barat 3,29 13,637
15. Medan Timur 5,04 14,358
16. Medan Perjuangan 4,34 23,443
17. Medan Tembung 6,21 17,169
18. Medan Deli 8,21 8,707
19. Medan Labuhan 5,31 3,203
20. Medan Marelan 7,34 6,812
21. Medan Belawan 4,44 3,738
Kota Medan 100.00 8.339
Dari data di atas dapat menunjukkan bahwa kepadatan penduduk pada kecamatan
Medan Selayang, yaitu memiliki 8,286 jiwa penduduk dengan pesentase sebesar 4.80.
2
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan data tahun 2005, jumlah penduduk yang tergolong dalam usia remaja
(10 29 tahun) adalah 833.061 jiwa dari 2.210,624 jiwa penduduk Kota Medan atau
sekitar 37,68 % dari jumlah total penduduk Kota Medan. Data ini diproyeksikan akan
meningkat sebanyak 4% pertahunnya.3
Kota Medan tergolong struktur muda. Hal ini memberikan implikasi bahwa potensi
kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan sehingga mampu
menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan mandiri (Badan Pusat Statistik Kota Medan,
2015).
3
BPS Kota Medan, Data Penduduk Desember 2015
3
Gambar. Piramida Penduduk Medan (jiwa), 2013
Sumber : Medan Dalam Angka 2013
Komposisi penduduk Medan didominasi oleh penduduk usia muda. Hal menarik
yang dapat diamati pada piramida penduduk adalah kelompok 0-4 tahun yang jauh lebih
kecil dari kelompok penduduk usia muda 5-9 tahun (Medan Dalam Angka, 2013). Hal ini
menggambarkan keberhasilan pemerintah kota dalam mengendalikan jumlah
penduduknya. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah jumlah pertumbuhan remja
yang terus meningkat, dan minat pemuda dan pemudi yang ada di kota Medan dalam
bidang seni dan olah raga masih sangat kuat dan sangat dominan. Namun kurangnya
sarana dan prasara mengakibatkan kemampuan mereka tidak terealisasikan dengan baik,
sehingga memuliakan kehidupan remaja menjadi salah satu tujuan perancang. Pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat harus saling bekerja sama untuk memfasilitasinya agar
minat dan bakat anak bangsa dapat terealisasi dengan baik.
Menurut UU Nomor 40 tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki
periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun. Mengingat batasan pemuda pada usia produktifitas sangat menggelora
dan tidak terkendali dengan baik, sehingga apabila tidak hati-hati maka bukan tidak
mungkin usia seperti ini mudah sekali terpengaruh pada pemilihan aktifitas yang keliru
dan terjerumus pada hal-hal yang yang dilarang oleh negara, hal ini dapat merusak masa
depan generasi pemuda di Indonesia khususnya pemuda di kota Medan.
4
Untuk itu diperlukan sarana (wadah) yang bersifat preventif dan persuasif bagi
pemuda yang tinggal di kota Medan untuk mengeksplor dan mengekspresikan dirinya.
Berdasarkan kebutuhannya pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pengembangan
kewirausahaan dan kepeloporan pemuda serta penyediaan prasarana dan sarana
kepemudaan. Dan dengan melihat Undang undang No. 40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan Pasal 35 ayat 1 :
Didalam Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2011 pasal 37 ayat 1 bahwa prasarana
kepemudaan terdiri atas :
Youth center berlokasi di kota Medan, sehingga dikhususkan untuk pemuda yang
berada di kota Medan, dan merupakan proyek pemerintah daerah kota Medan, sehingga
judul proyek ini adalah Medan Youth Community and Creative Expo Center. Esensi dari
Medan Youth Community and Creative Expo Center adalah menjadikan bangunan yang
diminati untuk dikunjungi oleh anak muda dengan fasilitas yang disukai dan bermanfaat
bagi anak muda khususnya.
5
Dari deskripsi di atas ditemukan bahwa kota Medan masih belum memiliki fasilitas
yang layak dan nyaman yang mampu menampung kegiatan remaja sesuai minat dan
bakatnya, ini membuat penyusun merencanakan pembuatan Youth Center di kota Medan.
Youth Community and Creative Expo Center dituntut untuk menjadi bangunan yang dapat
mewadahi anak muda baik berasal dari dalam maupun luar kota Medan untuk
mengekspresikan diri secara positif, dimana sarana ini bersifat rekreatif dan edukatif.
Dapat beraktivitas secara positif dalam bidang sosial, kreativitas, kebudayaan, dan
keolahragaan (Time Saver Standards for Building Type). Bentuk kegiatan anak muda yang
akan diwadahi antara lain adalah diskusi dalam mengerjakan proyek atau tugas, berkreasi
dalam bidang seni, tempat untuk menambah wawasan melalui membaca buku, tempat
untuk menjaga kesehatan jasmani dengan berolah raga, dan tempat untuk mendidik
karakter melalui seminar yang diadakan pada waktu tertentu.
Young Recreation
Roxbury Branch Gelanggang Pemuda
Centre, Detroit,
YMCA Boston Kota Semarang
Michigan
Lokasi Terletak di tengah kota Terletak di tengah Terletak di jl. Taman
Boston. Dibangun kota Detroit. Majapahit No. 1
sebagai bagian dari Dibangun sebagai Semarang. Dekat
program peremajaan bagian dari program dengan tempat-tempat
kota lama yang peremajaan daerah rekreasi
mengalami kerusakan. kumuh kota. Letak mahasiswa/umum.
Konsep YMCA ini YRC berdekatan Skala pelayanan untuk
dirancang sebagai suatu dengan perumahan mahasiswa atau
pusat komunikasi dan taman kota. pelajar. Mudah dicapai
remaja yang diharapkan oleh jalur bis umum.
dapat meningkatkan
kualitas lingkungan.
Tata Ruang Sirkulasi dan Main entrance dicapai Sirkulasi dan main
Luar pencapaian utama ke dari bagian depan entrance dari arah
bangunan melalui bangunan (arah boulevard, terutama
courtyard, sedangkan parkir). Sirkulasi yang berkaitan dengan
site entrance dengan dibedakan antara kegiatan utama :
6
pedestrian mengarah ke pejalan kaki dengan olahraga, seni dan unit
area parkir. pengunjung kegiatan lainnya.
berkendaraan. Taman Tempat parkir sepeda,
berfunsi sebagai area motor di depan
rekreasi Outdoor dan bangunan.
mereduksi gangguan
dari area parkir.
7
remaja. untuk aktivitas seni.
Bagian tengah; Bagian barat; untuk
olahraga dan
terdiri dari hall dan rekreasi. kegiatan
ruang pengelola. Bagian selatan; pendukung dan
Bagian barat; untuk untuk aktivitas penunjang seperti
kegiatan olahraga, sosial. ruang unit kegiatan
fasilitas rekreasi mahasiswa,
kolam renang. pengelola, dan
kafeteria.
Pola Tata Ruang fungsional Ruang fungsional Susunan ruang atau
Ruang dalam disusun terhadap dalam bangunan kelompok ruang
ruang terbuka/hall disusun terhadap dipetakan mengelilingi
membentuk pola lobby sebagai pusat ruang terbuka, tetapi
cluster. orientasi dengan diorientasikan
bentuk pola cluster. terhadap GSB.
Sirkulasi Sirkulasi ruang dalam Sirkulasi ruang dalam Sirkulasi internal
melalui dengan pola dari ain entrance bangunan menembus
menyebar ke ruang menuu lobby ruang dalam bangunan
fungsional lainnya. kemudian ke ruang dengan pola loop.
fungsional lainnya
dengan pola
menyebar.
Program Luas lantai bangunan YRC dibangun pada Kegiatan utama ;
Ruang 26.140 sqf, terdiri dari: pusat rekreasi dan Oalahraga (basket,
bela diri, dll); seni
Kegiatan utama, remaja yang
memungkinkan (musik, teater, dll),
yang berkaitan
mereka dapat kelompok studi.
dengan organisasi
Kegiatan
remaja Kristen, berinteraksi sosial.
pendukung ;
dengan fasilitas Melalui program Unit-unit kegiatan
pusat remaja, ruang kegiatan antara lain : mahasiswa
serba guna, lounge, Kegiatan utama; Kegiatan
8
Kegiatan olahraga, dengan
penunjang : aktivitas ruang
olahraga dan serbaguna, bengkel
rekreasi dengan seni dan kerajinan,
fasilitas gymnasium, dan fasilitas
kolam renang, ruang olahraga.
Kegiatan
latihan, loker.
Kegiatan penunjang ;
Pengelola masing-
pelayanan : ruang
masing kegiatan
servise, parkir,
dengan fasilitas
dapur.
ruang kantor dan
loker, dll.
Kegiatan
pelayanan ;
Ruang servise,
parkir, kantin.
Kualitas Sistem penghawaan Sistem Sistem
Ruang dan pencahayaan; penghawaan dan penghawaan dan
alami (bovenlight, pencahayaan pencahayaan :
courtyard, jendela). alami; (skylight, alami (bovenlight,
Bukaan (untuk glass block); jendela); buatan
kegiatan malam buatan (untuk (utnuk kegaiatan
hari). kegiatan malam malam hari).
Kualitas visual hari). Kualitas gerak
dengan Kualitas visual: sirkulasi denagn
memanfaatkan dengan variasi ketinggian
tekstur beton, memanfaatkan lantai.
Suasana ruang:
tangga mezanin tekstur beton,
untuk melihat pantulan cahay intim, dengan
9
Kesimpulan yang dapat diambil dari tiga studi bangunan gelanggang remaja di atas
adalah :
10
Tata Ruang Dalam Ruang fungsional dalam bangunan diorganisasikan dan
berorientasi terhadap ruang terbuka/publik atau ruang
serbaguna dengan pola cluster.
Ruang dalam untuk kegiatan di dalam bangunan
cenderung kearah horizontal.
Sirkulasi internal membentuk pola loop,
menembus ruang, mengelilingi ruang terbuka,
kemudian menyebar.
Kualitas visual memanfaatkan bidang pandang,
skala ruang, ketinggian lantai, bayangan
pencahayaan alami.
(Sumber : analisi penulis)
1.2. Permasalahan
Didalam perancangan Medan Youth Community and Creative Expo Center ini
terdapat beberapa masalah, yaitu:
1) Bagaimana bentuk penyediaan fasilias Medan Youth Community and Creative
Expo Center sehingga dapat menampung segala kegiatan yang rekreatif,
edukatif, dan sport yang akan digunakan pemuda di waktu senggang?
2) Bagaimana menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas di
dalamnya seperti menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan
menginformasikan?
3) Bagaimana mendesain bangunan multi masa yang saling terhubung antara satu
dengan lainnya dengan menciptakan harmonisasi fungsi antara ruang indoor
maupun outdoor seperti, fungsi olahraga, fungsi hiburan dan fungsi komersil?
4) Bagaimana mendesain bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak dan
lingkungan yang ada di sekitarnya, serta memberi kontribusi pada ruang kota?
5) Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang ada ke bangunan dalam
bentuk desain?
1) Wadah untuk memberikan keahlian pemuda dalam bidang seni dan olahraga agar
pemuda dapat memiliki jiwa kepemimpinan, bersaing, dan sportifitas untuk
11
menjamin masa depan yang sukses dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia.
2) Sebagai sarana kegiatan eksebisi, hiburan dan pertemuan. Menjadi wadah untuk
bersosialisasi dan berkomunikasi antar pemuda dengan pemuda lainnya yang
menarik dan berbeda-beda latar belakangnya.
3) Merencanakan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan olahraga dan komunitas.
Baik aktifitas maupun fasilitasnya, sehingga penyelenggaraan kegiatan dapat
dilakukan dengan efesien.
4) Merencanakan dan merancang landscape yang menarik untuk memberikan energi
positif bagi warga kota Medan pada umumnya, dan pengguna bangunan pada
khusunya. Selain itu landscape yang menarik dan bermanfaat sebagai wadah untuk
komunitas agar berkembang dengan baik.
5) Menciptakan fisik arsitektural yang mampu mengundang masyarakat untuk
beraktifitas di dalam dan di sekitarnya.
1.4. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dalam proses perencanaan Medan Youth Comminity and
Creative Expo Center ini yaitu dengan melakukan studi pustaka dan melakukan survey
lapangan secara langsung untuk mengetahui situasi dan kondisi tapak kawasan, serta
melihat masalah dan potensi yang terdapat pada kawasan perancangan. Setelah semua itu
dilakukan, selanjutnya dilakukan pengembangan dalam bentuk analisa dan konsep
perancangan sebagai solusi dari masalah yang didapat. Pendekatan ini dilakukan untuk
menguatkan beberapa hal-hal berikut:
1.5.Lingkup/Batasan
12
terhadap filosofi unity in diversity melalui bentuk aspek fisik di dalam perancangan yaitu
tata ruang dalam dan tata rupa bangunan.
Batasan dari kasus perancangan Medan Youth Community and Creative Expo
Center adalah pembahasan tentang perancangan dan desain bangunan Medan Youth
Community and Creative Expo Center yang merupakan sebuah wadah untuk menggelar
pertunjukan berupa pameran seni dan olahraga, sehingga membutuhkan ruangan yang
dapat menampung banyak orang dan memiliki fasilitas edukatif, sport, dan rekreasi.
Fasilitas pendukung lainnya juga dimasukan sebagai fungsi tambahan.
Latar Belakang
Kebutuhan akan sarana berkumpulnya remaja untuk melakukan kegiatan yang positif, dan
berguna bagi kota Medan terutama pada kawasan kecamatan Medan Selayang
Kebutuhan akan ruang terbuka (RTH) dan area rekreagi bagi masyarakat kota Medan.
Memenuhi kebutuhan fasilitas di kawasan sekitar kota Medan
Mengurangi angka kenakalan remaja yangada di kota Medan.
Permasalahan
Bagaiman memberikan konsep yang tepat pada bangunan sehingga sesuai dengan
lingkungan sekitarnya
Bagaimana memberikan konsep yang tepat pada bangunan yang bersinergi dengan aktifitas
yang ada didalamnya
Memfasilitasi kebutuhan dari pengguna bangunan ini nantinya
FEEDBACK
Konsep Perancangan
Desain Akhir
Skripsi ini merupakan laporan perancangan yang berkaitan dengan tugas Perancangan
Arsitektur 6, skripsi ini terdiri dari 6 bab.
BAB I Pendahuluan
Pada BAB ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berfikir, dan
sistematika penulisan laporan.
14
Pada BAB ini membahas mengenai Konsep dasar perancangan, konsep penerapan
tapak, konsep perancangan bangunan, konsep struktural serta konsep perancangan utilitas
pada bangunan.
15