Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

Hiperplasia endometrium adalah proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak
teratur (ireguler) serta memiliki rasio kelenjar-stroma yang meningkat.Hiperplasia
endometrium adalah kondisi abnormal berupa pertumbuhan berlebihan endometrium.
Kelainan ini merepresentasikan spektrum perubahan biologis dan morfologis dari kelenjar
dan stroma endometrium yang bervariasi antara proliferasi normal endometrium dan
adenokarsinoma in situ. Pertumbuhannya berlebihan atau penebalan pada dinding uterus yang
dapat terjadi pada semua bagian endometrium. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ), akan
tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus atau cancer rahim.
Sejumlah wanita berada pada resiko tinggi menderita hiperplasia endometrium.

Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan
menebal setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan,
agar hasil konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan keluar
saat menstruasi

Hormon yang ada di tubuh wanita: estrogen dan progesteron mengatur perubahan
endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesteron
mempertahankannya. Sekitar pertengahan siklus haid, terjadi ovulasi (lepasnya sel telur dari
indung telur). Jika sel telur ini tidak dibuahi (oleh sperma), maka kadar hormon (progesteron)
akan menurun, sehingga timbullah haid/menstruasi.
Pada saat mendekati menopause, kadar hormon-hormon ini berkurang. Setelah
menopause wanita tidak lagi haid, karena produksi hormon ini sangat sedikit sekali. Untuk
mengurangi keluhan atau gejala menopause sebagian wanita memakai hormon pengganti dari
luar tubuh (terapi sulih hormon), bisa dalam bentuk kombinasi estrogen ditambah progesteron
ataupun estrogen saja. Estrogen tanpa pendamping progesteron (unoppesd estrogen) akan
menyebabkan penebalan endometrium. Pada beberapa kasus sel-sel yang menebal ini
menjadi tidak normal yang dinamakan Hiperplasis atipik yang merupakan cikal bakal kanker
rahim.
Epidemiologi

Hiperplasia endometrium ialah lesi yang dapat menjadi prekursor kanker


endometrium. Sementara kanker endometrium adalah keganasan ginekologi yang sering
ditemukan. Sebanyak 40.000 kasus terdiagnosis di Amerika pada tahun 2005. Hiperplasia
endometrium sering ditemukan pada wanita pascamenopause. Kelainan ini sering
dihubungkan dengan perdarahan pervaginam yang banyak atau ireguler. Meski banyak pada
pascamenopause, namun wanita pada usia berapa pun dapat berisiko jika terpapar dengan
estrogen eksogen. Kelainan ini cukup sering ditemukan pada wanita muda dengan anovulasi
kronik.

Etiologi

Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon estrogen


yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun sebelum
menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini estrogen tidak
diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga sering terjadi pada
ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit hamil).

Faktor Resiko
Risiko terjadinya kelainan Hiperplasia endometrium meningkat pada wanita dengan factor
sebagai berikut:

Usia sekitar menopause


Menstruasi yang tidak beraturan atau tidak ada haid sama sekali
Overweight
Diabetes
Polycystic ovary syndrome
Mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron untuk mengganti estrogen yang sudah tidak
diproduksi lagi dan untuk mengurangi gejala dari menopause
Poros hormonal reproduksi wanita
Ovarium
Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur
(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna
folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.

Endometrium
Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan
sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan atau implantasi, endometrium rontok kembali
dan keluar berupa darah atau jaringan haid. Jika ada pembuahan atau implantasi,
endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga
dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.

Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium
secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui
konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis. Selama kehamilan,
diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
(proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus: menyebabkan proliferasi
endometrium. Pada serviks: menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara: menstimulasi
pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga
menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita
pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi
hormon estrogen (sintetik) pengganti.

Mempertahankan fungsi otak.

Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.

Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran
kemih, vagina, dan pembuluh darah
Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.
Produksi sel pigmen kulit.

Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan


struktur normal kulit agar tetap lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan
kencang serta mampu menahan air.

Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian
diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada
endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang
optimal jika terjadi implantasi.
Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit
tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan
kompetitor androgen. Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi
wanita, yaitu:

Mengatur siklus haid.

Mengembangkan jaringan payudara

Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan

Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.


Histologi

Endometrium merupakan bagian dari uterus, terletak antara kandung kemih dan
rectum. Terdiri dari 3 lapisan, susunan dari luar ke dalam:
1. Tunika serosa (perimetrium) terdiri dari epitel skuamus simpleks.
2. Tunika muskularis ( myometrium) terdiri dari berkas otot polos yang serabutnya berjalan
longitudinal atau oblik pada bagian dalam dan luar, Sedangkan bagian tengah sirkuler
3. Tunika mukosa (endometrium) terdiri dari epitel kolumnar simpleks dengan sel bersilia
dan sel sekretorik, Lamina propria, stroma yang langsung berhubungan dengan
miometrium

Endometrium berdasarkan fungsinya di bedakan menjadi dua lapisan

1) Stratum fungsional

Tebal selalu berubah ubah sesuai siklus menstruasi


Merupakan bagian yang dilepaskan saat haid dan diperbarui selama siklus haid

Pars spongiosa dan pars kompakta

2) Stratum basale

Bagian yang dipertahankan selama haid yang kemudian diberi epitel dan lamina
propria baru bagi endometrium baru

Tidak terpengaruh siklus menstruasi.

Perubahan endometrium selama siklus haid:


Awal siklus menstruasi ditetapkan berdasarkan hari pertama munculnya perdarahan
menstruasi. Sekret yang dikeluarkan waktu haid terdiri atas endometrium yang berdegenerasi
bercampur darah dari pembuluh darah yang pecah
Fase dalam siklus menstruasi :
1. Fase menstruasi, hari pertama sampai hari keempat dari siklus
2. Fase proliferasi/ proliferative, hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus:
Disebut juga fase folikular
Terjadi proliferasi untuk membentuk kembali kelenjar dan epitel yang melapisi
endometrium
Disebut juga fase folikular
Terjadi proliferasi untuk membentuk kembali kelenjar dan epitel yang melapisi
endometrium
Kelenjar endometrium tampak sebagai tubulus lurus dengan lumen sempit

3. Fase sekresi, hari ke- 15 sampai hari ke- 28

Dimulai setelah ovulasi, bergantung pada progesteron yang disekresi korpus luteum
Progesteron merangsang sel-sel kelenjar untuk menghasilkan glikoprotein yang akan
mernjadi sumber nutrisi bagi embrio sebelum terjadi implantasi
Endometrium mencapai tebal maksimum 5 mm akibat penimbunan sekret dan edema
stroma
Kelenjar endometrium menjadi sangat berkelok
Sel epitel mulai menimbun glikogen di bawah inti
Jumlah glikogen kemudian berkurang dan produk sekresi glikoprotein melebarkan
lumen

Anda mungkin juga menyukai