Trisna Dewi1
1
Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Keuangan
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Kalimantan Timur
freedomwithheart@yahoo.com
ABSTRACT
By the result of the analysis and study, we could say that the Expected Rate of Return of
183.3%, in 2009 was higher , than the Expected Rate of Return in 2010 , which was only 8.12%. It is
caused the rate of Return Market in 2009 was higher than rate of Return Market in 2010 was, the
indicator of Beta that was >1, also influenced the Expected Rate of Return in 2009. The Risk-free
interest rate could raise the rate and increase the chance of getting a profit. If we look at the Rate of
Risk, the Rate of Risk only increased from 21.92% in 2009 to 23,82% in 2010.
157
berinvestasi dalam surat berharga yang Dimana rumus garis besar yang dipakai
ditawarkan oleh emiten. dalam mencari tingkat keuntungan (Expected
Arthur J. Keown., (2004:217) Tingkat rate of return) penulis menggunakan metode
pengembalian yang diinginkan investor dapat CAPM (Capital Assets Pricing Model) yaitu
diartikan sebagai tingkat pengembalian Ri = Rf + Bi (Rm Rf) dan dalam mencari
minimum yang diperlukan untuk menarik tingkat resiko (Rate of risk) penulis
investor agar membeli atau memegang surat- menggunakan teori VAR (Value at Risk)
surat berharga tertentu. dimana formula VAR =
Kamaruddin Ahmad., (2004:95) Menyatakan:
Total risk suatu aset sama dengan
total variability dari rate of return PEMBAHASAN
asset tersebut. Total variability
dari rate of return dengan Penyelesaian pada proses mencari
menggunakan variance atau tingkat keuntungan (Expected rate of return)
deviasi standar dari suatu periode melibatkan beberapa komponen dan tahapan.
rate of the return. Deviasi standar Komponen tersebut adalah Rf (Risk free)
(standard deviation) disini merupakan resiko bebas yakni tingkat suku
merupakan akar variance. Deviasi bunga yang telah ditetapkan dari Bank Sentral
standar dan variance keduanya (Bank Indonesia), tingkat suku bunga bebas
menyamakan penyimpangan di resiko pada tahun 2009 rata-ratanya adalah
sekitar nilai yang diharapkan, atau sebesar 7,14 %, terinci bahwa dalam 12 bulan
luas dari distribusi probabilitas. tersebut tingkat suku bunga bebas resiko ini
Bringham & Houston.,(2009:261) Model makin menurun, ditandai dengan 2 bulan
Penetapan Aktiva Modal adalah sebuah model pertama pada awal tahun dengan poin 8,75%
yang didasarkan pada adanya dalil bahwa dan 8,25 %, disusul dengan 4 bulan berikutnya
semua tignkat pengembalian yang diminta dari menurun 1 poin yaitu dengan index 7 %. Pada
saham adalah sama dengan tingkat pertengahan tahun mulai terlihat tanda
pengembalian bebas resiko plus premi resiko penurunan lagi beralih menjadi 6,50 %. Angka
yang hanya mencerminkan risiko yang tersisa tersebut merupakan angka penutupan pada
setelah melakukan diversifikasi. Model ini tahun 2009. Angka ini cukup konsisten masuk
(Capital Asset Pricing Model) CAPM yang hingga sampai ke tahun 2010 dan tetap
dikembangkan oleh William Sharpe, John bertahan selama 12 bulan penuh tanpa ada
Lintner dan Jan Moissin secara terpisah, sedikit pun pergerakan naik maupun turun. Rf
menunjukan bahwa tingkat keuntungan yang pada tahun 2010 adalah dalam keadaan statis
disyaratkan pada suatu aktiva beresiko yaitu sebesar 6,50 %. Dari penelusuran diatas
merupakan fungsi dari 3 faktor : (1) tingkat dapat dilihat bahwa pergerakan ekonomi
keuntungan bebas resiko, (2) tingkat Indonesia mempengaruhi tingkat suku bunga
keuntungan yang disyaratkan pada potofolio bebas resiko ini yang semakin cenderung
dangan resiko rata rata (market portofolio), menurun dari 4 tahun terakhir ini terhitung dari
dan (3) volatilitas tingkat keuntungan aktiva tahun 2008 sampai tahun 2011.
beresiko tersebut terhadap keuntungan market Tahapan selanjutnya adalah Rm (Retun
portofolio. market) atau tingkat keuntungan pengembalian
Sunaryo T., (2007:15) Pada tahun dari indeks pasar yang akan diterima oleh para
1994, J. P. Morgan mempopulerkan konsep investor. Rm tahun 2009 adalah sebesar 87,01
Value at Risk (VAR) menjadi alat ukur risiko % yang mana dipengaruhi IHSG yang rendah
baku.Regulator sektor finansial telah pada tahun 2008 dan Rm pada tahun 2010
mengadopsi VAR sebagai alat ukur resiko. adalah sebesar 46,13 %, yang mana kerendahan
VAR adalah kerugian yang dapat ditoleransi index tahun 2008 tidak setara dengan
dengan tingkat kepercayaan (keamanan) perhitungan kerendahan index tahun 2009. Hal
tertentu. Resiko biasanya dinyatakan dalam ini membuat perbedaan yang jelas dan jauh
deviasi standar. antara tingkat pengembalian tahun 2009 dengan
tahun 2010.
158
Untuk mencari beta dibutuhkan tidak menutup kemungkinan bahwa Tingkat
formulalisasi antara Rf, Rm dan Ri. Beta pada resiko (Rate of risk) akan lebih besar
tahun 2009 jauh lebih besar dibanding dengan perbandingannya dari Tingkat keuntungan yang
tahun 2010. Tahun 2009 mendapat angka 2,212 diharapkan (Expected rate of risk), seperti hasil
(beta > 1) dan tahun 2010 mendapat angka penelitian yang terjadi pada tahun 2010 ini.
yang lebih kecil yaitu 0,041 (beta < 1). Jadi hipotesis yang penulis ajukan
Setelah mendapatkan komponen-komponen dapat diterima pada tahun 2009 namun ditolak
yang diperlukan untuk menghitung tingkat atau tidak berlaku pada tahun 2010.
keuntungan, selanjutnya langkah terakhir ialah
mengaplikasikannya kedalam rumus CAPM.
Melalu hasil perhitungan diatas penulis
menemukan bahwa pada tahun 2009 tingkat
keuntungan yang diharapkan (Expected Rate of
return) adalah sebesar 183,8 % dan pada tahun
2010 adalah sebesar 8,12 %. Dan hasil VAR DAFTAR PUSTAKA
yang di teliti dapat dikemukakan; pada tahun
2009 tingkat resiko (Rate of risk) yang [1] Ahmad, Komaruddin. 2004. Dasar-
diperoleh sebesar 21,92 % dan pada tahun 2010 dasar Manajemen Investasi dan
sebesar 23,28%. Portofolio. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
[2] Bringham F. Eugene & Houston F.
PENUTUP Joel. (Diterjemahkan oleh Ali Akbar
Yulianto). 2009. Fundamental of
Tingkat keuntungan yang diharapkan Financial Management; Dasar-dasar
(Expected rate of return) pada tahun 2009 Manjemen Keuangan, Edisi 10, Buku 1.
sebesar 183,3 % jelas jauh lebih besar dari Jakarta : Salemba Empat
tahun 2010 yang hanya 8,12 %, hal itu [3] Darmawi, Herman. 2005. Manajemen
disebabkan oleh tingginya angka Rm (Return Resiko. Jakarta : Bumi Aksara.
market) tingkat pengembalian pasar pada tahun [4] Husnan, Suad. 2000. Manajemen
2009, dimana Rm ini merupakan angka dari Keuangan. Teori dan Penerapan
perhitungan IHSG (Index Harga Saham (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta
Gabungan) dengan hasil akhir Rm sebesar : BPFE.
87,01 %, sedangkan Rm pada tahun 2010 nilai [5] Industrial Development Organization
returnnya lebih kecil yaitu 46,13 %, dengan (UNINDO) PBB New York.
IHSG yang rendah, hal ini juga ditunjang (Diterjemahkan oleh R. Harun Alrasjid
dengan beta yang tinggi pada tahun 2009 yang W). Pedoman Perundingan Joint
memiliki indikator > 1. Adanya tingkat suku Venture. Bandung : PT. Karya Nusantara.
bunga bebas resiko (Rf) juga ikut memberi [6] T,Sunaryo. 2007. Manajemen Risiko
dampak naiknya peluang untuk mendapatkan Finansial. Jakarta : Salemba Empat.
keuntungan. Bila dilihat lebih dalam lagi [7] Unilever Tbk, PT. 2010. Unilever
Tingkat resiko (Rate of risk) pada tahun 2009 Indonesia Capai Pertumbuhan Dua Digit
dan tahun 2010 mengalami kenaikan yang tidak selama 25 Tahun Berturut-Turut.
jauh berbeda dari 21,92 sampai 23,28 %, yang (http://www.unilever.co.id)
menjadi perbedaannya ada pada Tingkat
keuntungan yang diharapkan (Expected rate of
return).
Hasil penelitian ini mempunyai dua sisi
penampakan, dimana tidak selamanya tingkat
keuntungan yang diharapkan itu diprediksikan
selalu lebih besar dari pada tingkat resiko.
Sewaktu-waktu apabila tingkat pengembalian
pasar (Return market) adalah rendah maka
159
160