Anda di halaman 1dari 6

makalah seminar tugas akhir 1

ANALISIS PENYEARAH JEMBATAN TERKONTROL PENUH SATU FASA


DENGAN BEBAN INDUKTIF

Bagus Setiawan NIM : L2F096570

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

ABSTRAK
Kebutuhan akan sumber tegangan DC semakin meningkat, diantaranya untuk mensuplai beban DC seperti
motor yang banyak digunakan pada pabrik pabrik dan alat transportasi. Salah satu cara untuk mendapatkan
tegangan DC yaitu dengan merubah tegangan AC menggunakan suatu penyearah. Rangkaian penyearah ini dapat
disusun dari berbagai peralatan elektronika daya. salah satu jenis penyearah yang sering digunakan yaitu
penyearah jembatan terkontrol penuh.
Namun demikian dalam penggunaannya perlu pertimbangan lebih jauh, karena pada umumnya penggunaan
konverter sebagai penghasil tegangan searah menyebabkan terjadinya harmonisa pada sisi masukan Terjadinya
harmonisa arus masukan selanjutnya menyebabkan terjadinya faktor kerja sistem tenaga listrik. Disamping itu
kebutuhan akan listrik DC dengan arus dan tegangan pada sisi keluaran yang betul betul rata merupakan hal
yang pokok dala pemakaiannya.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam analisa ini adalah sudut picu dari thyristor yang akan
mempengaruhi tegangan keluaran dari penyearah. Oleh karena pada sudut penyalaan tertentu konverter tidak
dapat lagi bekerja dengan baik disebabkan tegangan sumber sesaat tepat sama dengan besarnya tegangan searah
pada sisi keluaran.

3. Menganalisa harmonisa arus dan tegangan


I. PENDAHULUAN yang terjadi pada rangkaian penyearah dalam
1.1 Latar Belakang berbagai kondisi masing masing SCR yang
Kebutuhan akan sumber tegangan DC semakin menyusunnya.
meningkat, diantaranya untuk mensuplai beban DC
seperti motor yang banyak digunakan pada pabrik 1.3 Batasan Makalah
pabrik dan alat transportasi. Salah satu cara untuk 1. Penyearah yang digunakan adalah penyearah
mendapatkan tegangan DC yaitu dengan merubah jembatan terkontrol penuh dengan berbagai
tegangan AC menggunakan suatu penyearah. variasi kondisi dari keempat SCR yang
Rangkaian penyearah ini dapat disusun dari digunakan.
berbagai peralatan elektronika daya. Pada Tugas 2. Beban yang digunakan adalah beban dominan
Akhir ini penulis akan membahas salah satu jenis induktif yang merupakan model dari motor DC
penyearah yang sering digunakan yaitu penyearah (rangkaian tahanan dan induktansi yang
jembatan terkontrol penuh. Rangkaian penyearah dihubung seri).
ini menggunakan empat buah thyristor yang 3. Grafik yang dihasilkan dari simulasi ini adalah
disusun anti parallel. grafik bentuk gelombang tegangan keluaran
Namun demikian dalam penggunaannya perlu dan arus beban.
pertimbangan lebih jauh, karena pada umumnya 4. Simulasi hasil perancangan penyearah
penggunaan konverter sebagai penghasil tegangan menggunakan program bantu Matlab dan
searah menyebabkan terjadinya harmonisa pada Pspice.
sisi masukan Terjadinya harmonisa arus masukan
selanjutnya menyebabkan terjadinya faktor kerja II. PENYEARAH JEMBATAN TERKON -
sistem tenaga listrik TROL PENUH

1.2 Tujuan 2.1 Thyristor


1. Merencanakan dan merancang suatu simulator Sebuah thyristor mempunyai tiga terminal : sebuah
untuk menganalisa karakteristik penyearah anoda, sebuah katoda, dan sebuah gerbang. Ketika
jembatan terkontrol penuh dalam berbagai ada sedikit arus yang melalui terminal gerbang
variasi kondisi (normal, hubung buka, dan menuju katoda, thyristor akan terkonduksi, dengan
hubung singkat) dari keempat SCR. syarat tegangan pada anoda lebih besar daripada
2. Menganalisa arus yang mengalir pada beban katoda. Sekali thyristor dalam mode terkonduksi,
induktif dalam kondisi normal dan gangguan.
makalah seminar tugas akhir 2

rangkaian gerbang tidak berpengaruh dan thyristor setiap siklus adalah berbeda tetapi arah arus pada
akan terus terkonduksi beban tetap searah.

A A
IA 2.3 Beban
Gerbang dipicu
2.2.1 Resistansi
p
J1
Resistansi atau tahanan adalah suatu substansi
n
J2
yang berguna untuk menahan laju arus listrik.
VAK
G p
J3
0 Satuan tahanan adalah ohm. Sebuah konduktor
n
G
dikatakan mempunyai tahanan sebesar 1 ohm jika
mengalirkan arus sebesar 1 ampere ketika
K K diberikan tegangan sebesar 1 volt pada
terminalnya.
Gambar 2.1 Thyristor dan karakteristiknya
2.2.2 Induktansi
2.2 Prinsip Operasi Penyearah Terkontrol Induktansi dapat didefinisikan sebagai elemen
dalam rangkaian listrik yang menahan kenaikan
atau penurunan aliran arus yang tiba tiba pada
SCR1 SCR2 rangkaian. Induktansi menyimpan energi dalam
sebuah medan magnetik ketika terjadi kenaikan
arus, dan mengeluarkannya ketika terjadi
M penurunan arus.

SCR3
AC SCR4
2.2.3 Reaktansi
Reaktansi induktif cenderung menunda
perubahan dalam aliran arus. Jika frekuensi
(a) Rangkaian
bertambah maka, pengaruh induktansi juga akan
bertambah dan reaktansi induktif berbanding lurus
V dengan frekuensi. Reaktansi induktif XL sama
Vm
dengan 2 kali frekuensi dikalikan induktansi L,
0
t dalam henry atau secara matematis dapat dituliska:
2
X L 2fL
Vo

2.2.4 Impedansi
t Rangkaian yang terdiri dari resistansi R, dan
reaktansi induktif XL, akan mempengaruhi aliran
arus. Pengaruh keseluruhan dari resistansi R dan
Io
reaktansi induktif XL disebut impedansi, yang juga
mempunyai satuan ohm. Impedansi Z adalah
t jumlah vektor dari resistansi dan reaktansi yang
I ada di dalam rangkaian.
Impedansi dari rangkaian yang terdiri dari
t resistansi dan induktansi dapat dituliskan sebagai :
2
Z R2 X L

(b) Bentuk gelombang Pada rangkaian RL seri, dengan tegangan masukan


Gambar 2.2 penyearah jembatan terkontrol penuh AC, dimana tegangan masukan berbentuk
dengan beban motor gelombang sinus sebesar V sin t . Maka
besarnya tegangan pada resistor adalah :
Untuk rangkaian ini, Vs adalah sumber
tegangan sinusoidal. Ketika siklus positif SCR1 dan v R Ri RI sin t (2.4.1)
SCR4 dapat dipicu dan kemudian arus mengalir Dan tegangan antar terminal induktansi adalah :
dari Vs melalui SCR1, beban, SCR4 dan kembali ke di
sumber. Pada setengah siklus berikutnya, bagian vL L LI sin t (2.4.2)
lain SCR terkonduksi. Meskipun arah arus pada dt
makalah seminar tugas akhir 3

Dan tegangan pada rangkaian tersebut adalah :


V I R 2 L2 (2.4.3) MULAI

Pada rangkaian resistansi dan induktansi ini


arus akan tertinggal dari tegangan sebesar ,
dimana :
Masukkan data data :
L
a tan (2.4.4) Tegangan Masukan (Vs),
frekuensi (f), Sudut picu (),
R tahanan (R), dan induktansi
(L)

III. SIMULASI PENYEARAH JEMBATAN


TERKONTROL PENUH DENGAN
Membuat grafik bentuk gelombang
BEBAN INDUKTIF tegangan keluaran

MULAI

Sudut picu Ya
Tidak
<
Masukkan data data : Sudut
Tegangan Masukan (Vs), Beban
frekuensi (f), Sudut picu (),
tahanan (R), dan induktansi (L) Menentukan persamaan Menentukan persamaan
arus konduksi arus konduksi
Kontinyu diskontinyu
Menetukan kondisi keempat SCR pada penyearah
(Normal, terhubung buka, atau terhubung singkat)

Menentukan persamaan tegangan keluaran dari Membuat grafik arus


tiap tiap variasi kondisi keempat SCR beban

Membuat grafik bentuk gelombang tegangan


SELESAI
keluaran

Gambar 3.2 Diagram alir simulasi arus beban penyearah


jembatan terkontrol penuh
SELESAI

Gambar 3.1Diagram alir simulasi tegangan keluaran penyearah


jembatan terkontrol penuh

Gambar 3.3 rangkaian jembatan penuh terkontrol untuk


pemrograman Pspice
makalah seminar tugas akhir 4

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Kasus 1
Tegangan Masukan (Vs) = 340 Volt
Frekuensi = 50 Hz
Sudut Picu = 30o
Dengan Kondisi SCR1 normal, SCR2 normal,
SCR3 normal, SCR4 normal (kondisi 1)
Tegangan K eluaran Penyearah
400

300

200

Gambar 4.4 Arus beban Kasus 1 Pspice


V olts

100

0 Analisa Kerja Rangkaian :


Ketika siklus positif SCR1 dan SCR4 dapat
-100 dipicu dan kemudian arus mengalir dari Vs melalui
SCR1, beban, SCR4 dan kembali ke sumber. Pada
-200
0 50 100 150 200 250 300 350 400 setengah siklus berikutnya, SCR2 dan SCR3 dapat
derajat
dipicu dan kemudian arus mengalir dari Vs melalui
Gambar 4.1 Tegangan Keluaran kasus 1 dengan Matlab SCR2, beban, SCR3 dan kembali ke sumber. Pada
kasus 1 diatas arus beban mempunyai konduksi
kontinyu karena sudut picu kurang dari sudut
beban.

Perhitungan untuk tegangan :


2 2V m
Vdc V m sin td t cos
2
(4.3.1)
= 108.280 V

1
2 2
Vrms V Sin t d t
m
2 2

Gambar 4.2 Tegangan Keluaran Kasus 1 dengan Pspice


2
(4.3.2)
A rus B eban = 240,416 Volt
30
Untuk perhitungan arus dapat digunakan
25 persamaan :
V
20
I dc dc (4.3.3)
Z
A mps

15
dan
10 V rms
I rms (4.3.4)
5
Z
dimana Z adalah impedansi.
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
derajat Dari perhitungan yang telah dilakukan
Gambar 4.3 Arus Beban kasus 1 dengan Matlab didapatkan bahwa Vrms dan Vdc terbesar didapatkan
pada kondisi penyearahb dalam keadaan semua
SCR nya normal. Demikian juga halnya dengan Irms
dan Idc.
makalah seminar tugas akhir 5

Tabel 4.1 Perbandingan Harmonisa Pada Kondisi 1,2, dan 4


Kasus 1 Kasus 3 Kasus 4
Vo In Vo In Vo In
Harmonisa 1 0 9.1 169,812 12,719 167,839 12,437
Harmonisa 2 186.67 0 95,291 4,8938 91,212 5,273
Harmonisa 3 0 1.7112 0 0,638 0 0
Harmonisa 4 59.019 0.572 31,354 1.05 27,603 1,04
Harmonisa 5 0 0 0 0,395 0 0
Harmonisa 6 35.06 0 19,243 0,513 15,761 0
Harmonisa 7 0 0 0 0,285 0 0
Harmonisa 8 25.20 0 14,207 0.329 11.137 0
Harmonisa 9 0 0 0 0.222 0 0

Tabel 4.2 perbandingan THD


Kasus THD
1 1.260483E+01 PERCENT
2 5.399606E+01 PERCENT
3 6.368016E+01 PERCENT

Tabel 4.3 Keterangan Kondisi Masing Masing SCR


Kasus SCR1 SCR2 SCR3 SCR4
1 Normal Normal Normal Normal
2 Normal Normal Normal Hubung Buka
3 Normal Normal Hubung Singkat Normal

Dari tabel 4.1 dapat dilihat harmonisa 5. Kerusakaan pada SCR juga
yang ditimbulkan akibat adanya gangguan pada berpengaruh pada harmonisa arus dan
SCR adalah lebih besar dibandingkan dengan tegangan, harmonisa akan menjadi
harmonisa pada saat keadaan semua SCR besar, yang akan memperbesar
normal, demikian juga halnya untuk THD dari gangguan pada sistem
tabel 4.2 dapat dilihat THD dari kondisi normal 6. Kerusakan SCR juga akan
lebih kecil. mempengaruhi THD, THD pada saat
terjadi kerusakan lebih besar
V. PENUTUP dibandingkan THD pada kondisi SCR
5.1 Kesimpulan normal. Semakin besar THD akan
1. Bentuk gelombang tegangan keluaran memperkecil faktor daya
dari penyearah jembatan terkontrol
penuh dipengaruhi oleh besarnya 5.2 Saran
tegangan masukan, frekuensi, sudut
picu dan kondisi masing masing SCR. 1. Dari kesimpulan yang telah dibuat, maka
2. Besarnya resistansi dan induktansi akan disarankan untuk tidak menggunakan
mempengaruhi raktansi yang pada penyearah dalam kondisi SCR mengalami
akhirnya akan mempengaruhi besarnya kerusakan, karena hasil yang didapatkan
sudut beban, dan besarnya arus beban. tidak maksimal, dan menimbulkan
3. Apabila sudut beban < sudut picu maka harmonisayang akan mempengaruhi sistem
arus beban akan kontinyu dan klistrikan.
sebaliknya apabila sudut baban > sudut 2. Pada analisa penyearah jembatan terkontrol
picu maka arus beban akan diskontinyu. penuh ini bisa ditambahkan pengamatan
4. Kerusakan SCR akan memperkecil Vrms pada tegangan dan arus pada tiap tiap
dan Vdc dari tegangan keluaran, thyristor.
demikian juga halnya dengan Irms dan Idc 3. Beban yang digunakan dapat diganti dengan
akan lebih kecil jika terjadi kerusakan motor DC, sehingga penyearah jembatan ini
pada SCR. Dan akan memperkecil daya berfungsi sebagai pengemudi, sehingga dari
keluaran dari penyearah. analisa ini dapat kita lihat pengaruh sudut
makalah seminar tugas akhir 6

picu dan kondisi masing masing thyristor [12] Marapung Muslimin., Ir, Teori dan
dari penyearah jembatan terkontrol penuh Penyelesaian Soal Teknik Tenaga Listrik,
ini terhadap kinerja motor DC, juga dapat Armico, Bandung 1985.
diamati pengaruh kerusakan SCR terhadapa [13] Theraja B.L., a Text Book of Technology,
pengemudian motor DC. Publication Division of Nirja Construction
4. Dapat dikembangkan untuk pembuatan and Development Co (P) Ltd, 1980.
simulasi penyearah tiga fasa, dengan beban [14] Say M.G. and Taylor E.O., Direct Current
motor DC. Machines 2nd Edition, Pitman Publishing
Ltd, London, 1986
[15] Fitzgerald A.E, Kingsley C, Jr and Umans
DAFTAR PUSTAKA S.D., Electric Machinery 4th Edition,
[1] Muhammad H. Rashid, Power Electronic McGraw Hill Inc, 1980.
Circuit, Devices, and Aplication, Prentice [16] Sulasno, Ir dan Agus S, Ir, Dasar Sistem
Hall International, Inc, 1988. Pengaturan, Penerbit Satya Wacana,
[2] Robert H. Miller and James H. Semarang, 1993
Malinowski, Power System Operation, [17] Katsuhiko Ogata, Teknik Kontrol
McGraw Hill Inc, 1994. Automatik Jilid I, Penerbit Erlangga,
[3] Duane Hanselman and Bruce Littlefield, 1996.
The Student Edition of Mathlab V5.3 [18] K.A. Stroud dan Erwin Sucipto,
Version 4 Users Guide, Prentice Hall Matematika Untuk Teknik Edisi ke-3,
Englewood Cliffs, 1995. Penerbit Erlangga, 1989.
[4] Krause Paul C., and Oleg Wasynczuk, [19] Ir.Sulasno, Teknik Tenaga Listrik,
Electromechanical Motion Devices, Penerbit Satya Wacana, Semarang.
McGraw-Hill International Edition, 1989.
[5] Krause Paul C., Analysis of Electric Penulis lahir di Brebes, 4
Machinery, McGraw-Hill Book Company, januari 1979. Saat ini sedang
1987. menyelesaikan pendidikan S1
[6] Albert Paul Malvino, Prinsip Prinsip di Jurusan Teknik Elektro
Elektronika, Penerbit Erlangga, 1994. Universitas Diponegoro
[7] Ayres Frank, Jr and Penna Carlisle, Semarang. Konsentrasi yang
Theory and Problems of Differential and diambil adalah ketenagaan.
Integral CALCULUS, 2nd Edition (Schaum
Series), McGraw-Hill, 1990.
[8] Hayt William H., Jr Jack Kemmerly, Semarang, Mei 2003
Pantur Silaban, Rangkaian Listrik Jilid 1,
Penerbit Erlangga, 1987. Pembimbing I Pembimbing II
[9] Hayt William H., Jr Jack Kemmerly,
Pantur Silaban, Rangkaian Listrik Jilid 2,
Penerbit Erlangga, 1987.
[10] McPherson George, an Introduction to
Electrical Machines and Transformers,
John Wiley and Sons Incorporation,
Canada, 1981. Dr.Ir.Hermawan, DEA. Moch. Facta, ST.MT
[11] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan NIP. 131 598 857 NIP. 132 231 134
Elektronika Daya, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995.

Anda mungkin juga menyukai