ABSTRAK
Kebutuhan akan sumber tegangan DC semakin meningkat, diantaranya untuk mensuplai beban DC seperti
motor yang banyak digunakan pada pabrik pabrik dan alat transportasi. Salah satu cara untuk mendapatkan
tegangan DC yaitu dengan merubah tegangan AC menggunakan suatu penyearah. Rangkaian penyearah ini dapat
disusun dari berbagai peralatan elektronika daya. salah satu jenis penyearah yang sering digunakan yaitu
penyearah jembatan terkontrol penuh.
Namun demikian dalam penggunaannya perlu pertimbangan lebih jauh, karena pada umumnya penggunaan
konverter sebagai penghasil tegangan searah menyebabkan terjadinya harmonisa pada sisi masukan Terjadinya
harmonisa arus masukan selanjutnya menyebabkan terjadinya faktor kerja sistem tenaga listrik. Disamping itu
kebutuhan akan listrik DC dengan arus dan tegangan pada sisi keluaran yang betul betul rata merupakan hal
yang pokok dala pemakaiannya.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam analisa ini adalah sudut picu dari thyristor yang akan
mempengaruhi tegangan keluaran dari penyearah. Oleh karena pada sudut penyalaan tertentu konverter tidak
dapat lagi bekerja dengan baik disebabkan tegangan sumber sesaat tepat sama dengan besarnya tegangan searah
pada sisi keluaran.
rangkaian gerbang tidak berpengaruh dan thyristor setiap siklus adalah berbeda tetapi arah arus pada
akan terus terkonduksi beban tetap searah.
A A
IA 2.3 Beban
Gerbang dipicu
2.2.1 Resistansi
p
J1
Resistansi atau tahanan adalah suatu substansi
n
J2
yang berguna untuk menahan laju arus listrik.
VAK
G p
J3
0 Satuan tahanan adalah ohm. Sebuah konduktor
n
G
dikatakan mempunyai tahanan sebesar 1 ohm jika
mengalirkan arus sebesar 1 ampere ketika
K K diberikan tegangan sebesar 1 volt pada
terminalnya.
Gambar 2.1 Thyristor dan karakteristiknya
2.2.2 Induktansi
2.2 Prinsip Operasi Penyearah Terkontrol Induktansi dapat didefinisikan sebagai elemen
dalam rangkaian listrik yang menahan kenaikan
atau penurunan aliran arus yang tiba tiba pada
SCR1 SCR2 rangkaian. Induktansi menyimpan energi dalam
sebuah medan magnetik ketika terjadi kenaikan
arus, dan mengeluarkannya ketika terjadi
M penurunan arus.
SCR3
AC SCR4
2.2.3 Reaktansi
Reaktansi induktif cenderung menunda
perubahan dalam aliran arus. Jika frekuensi
(a) Rangkaian
bertambah maka, pengaruh induktansi juga akan
bertambah dan reaktansi induktif berbanding lurus
V dengan frekuensi. Reaktansi induktif XL sama
Vm
dengan 2 kali frekuensi dikalikan induktansi L,
0
t dalam henry atau secara matematis dapat dituliska:
2
X L 2fL
Vo
2.2.4 Impedansi
t Rangkaian yang terdiri dari resistansi R, dan
reaktansi induktif XL, akan mempengaruhi aliran
arus. Pengaruh keseluruhan dari resistansi R dan
Io
reaktansi induktif XL disebut impedansi, yang juga
mempunyai satuan ohm. Impedansi Z adalah
t jumlah vektor dari resistansi dan reaktansi yang
I ada di dalam rangkaian.
Impedansi dari rangkaian yang terdiri dari
t resistansi dan induktansi dapat dituliskan sebagai :
2
Z R2 X L
MULAI
Sudut picu Ya
Tidak
<
Masukkan data data : Sudut
Tegangan Masukan (Vs), Beban
frekuensi (f), Sudut picu (),
tahanan (R), dan induktansi (L) Menentukan persamaan Menentukan persamaan
arus konduksi arus konduksi
Kontinyu diskontinyu
Menetukan kondisi keempat SCR pada penyearah
(Normal, terhubung buka, atau terhubung singkat)
Kasus 1
Tegangan Masukan (Vs) = 340 Volt
Frekuensi = 50 Hz
Sudut Picu = 30o
Dengan Kondisi SCR1 normal, SCR2 normal,
SCR3 normal, SCR4 normal (kondisi 1)
Tegangan K eluaran Penyearah
400
300
200
100
1
2 2
Vrms V Sin t d t
m
2 2
15
dan
10 V rms
I rms (4.3.4)
5
Z
dimana Z adalah impedansi.
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
derajat Dari perhitungan yang telah dilakukan
Gambar 4.3 Arus Beban kasus 1 dengan Matlab didapatkan bahwa Vrms dan Vdc terbesar didapatkan
pada kondisi penyearahb dalam keadaan semua
SCR nya normal. Demikian juga halnya dengan Irms
dan Idc.
makalah seminar tugas akhir 5
Dari tabel 4.1 dapat dilihat harmonisa 5. Kerusakaan pada SCR juga
yang ditimbulkan akibat adanya gangguan pada berpengaruh pada harmonisa arus dan
SCR adalah lebih besar dibandingkan dengan tegangan, harmonisa akan menjadi
harmonisa pada saat keadaan semua SCR besar, yang akan memperbesar
normal, demikian juga halnya untuk THD dari gangguan pada sistem
tabel 4.2 dapat dilihat THD dari kondisi normal 6. Kerusakan SCR juga akan
lebih kecil. mempengaruhi THD, THD pada saat
terjadi kerusakan lebih besar
V. PENUTUP dibandingkan THD pada kondisi SCR
5.1 Kesimpulan normal. Semakin besar THD akan
1. Bentuk gelombang tegangan keluaran memperkecil faktor daya
dari penyearah jembatan terkontrol
penuh dipengaruhi oleh besarnya 5.2 Saran
tegangan masukan, frekuensi, sudut
picu dan kondisi masing masing SCR. 1. Dari kesimpulan yang telah dibuat, maka
2. Besarnya resistansi dan induktansi akan disarankan untuk tidak menggunakan
mempengaruhi raktansi yang pada penyearah dalam kondisi SCR mengalami
akhirnya akan mempengaruhi besarnya kerusakan, karena hasil yang didapatkan
sudut beban, dan besarnya arus beban. tidak maksimal, dan menimbulkan
3. Apabila sudut beban < sudut picu maka harmonisayang akan mempengaruhi sistem
arus beban akan kontinyu dan klistrikan.
sebaliknya apabila sudut baban > sudut 2. Pada analisa penyearah jembatan terkontrol
picu maka arus beban akan diskontinyu. penuh ini bisa ditambahkan pengamatan
4. Kerusakan SCR akan memperkecil Vrms pada tegangan dan arus pada tiap tiap
dan Vdc dari tegangan keluaran, thyristor.
demikian juga halnya dengan Irms dan Idc 3. Beban yang digunakan dapat diganti dengan
akan lebih kecil jika terjadi kerusakan motor DC, sehingga penyearah jembatan ini
pada SCR. Dan akan memperkecil daya berfungsi sebagai pengemudi, sehingga dari
keluaran dari penyearah. analisa ini dapat kita lihat pengaruh sudut
makalah seminar tugas akhir 6
picu dan kondisi masing masing thyristor [12] Marapung Muslimin., Ir, Teori dan
dari penyearah jembatan terkontrol penuh Penyelesaian Soal Teknik Tenaga Listrik,
ini terhadap kinerja motor DC, juga dapat Armico, Bandung 1985.
diamati pengaruh kerusakan SCR terhadapa [13] Theraja B.L., a Text Book of Technology,
pengemudian motor DC. Publication Division of Nirja Construction
4. Dapat dikembangkan untuk pembuatan and Development Co (P) Ltd, 1980.
simulasi penyearah tiga fasa, dengan beban [14] Say M.G. and Taylor E.O., Direct Current
motor DC. Machines 2nd Edition, Pitman Publishing
Ltd, London, 1986
[15] Fitzgerald A.E, Kingsley C, Jr and Umans
DAFTAR PUSTAKA S.D., Electric Machinery 4th Edition,
[1] Muhammad H. Rashid, Power Electronic McGraw Hill Inc, 1980.
Circuit, Devices, and Aplication, Prentice [16] Sulasno, Ir dan Agus S, Ir, Dasar Sistem
Hall International, Inc, 1988. Pengaturan, Penerbit Satya Wacana,
[2] Robert H. Miller and James H. Semarang, 1993
Malinowski, Power System Operation, [17] Katsuhiko Ogata, Teknik Kontrol
McGraw Hill Inc, 1994. Automatik Jilid I, Penerbit Erlangga,
[3] Duane Hanselman and Bruce Littlefield, 1996.
The Student Edition of Mathlab V5.3 [18] K.A. Stroud dan Erwin Sucipto,
Version 4 Users Guide, Prentice Hall Matematika Untuk Teknik Edisi ke-3,
Englewood Cliffs, 1995. Penerbit Erlangga, 1989.
[4] Krause Paul C., and Oleg Wasynczuk, [19] Ir.Sulasno, Teknik Tenaga Listrik,
Electromechanical Motion Devices, Penerbit Satya Wacana, Semarang.
McGraw-Hill International Edition, 1989.
[5] Krause Paul C., Analysis of Electric Penulis lahir di Brebes, 4
Machinery, McGraw-Hill Book Company, januari 1979. Saat ini sedang
1987. menyelesaikan pendidikan S1
[6] Albert Paul Malvino, Prinsip Prinsip di Jurusan Teknik Elektro
Elektronika, Penerbit Erlangga, 1994. Universitas Diponegoro
[7] Ayres Frank, Jr and Penna Carlisle, Semarang. Konsentrasi yang
Theory and Problems of Differential and diambil adalah ketenagaan.
Integral CALCULUS, 2nd Edition (Schaum
Series), McGraw-Hill, 1990.
[8] Hayt William H., Jr Jack Kemmerly, Semarang, Mei 2003
Pantur Silaban, Rangkaian Listrik Jilid 1,
Penerbit Erlangga, 1987. Pembimbing I Pembimbing II
[9] Hayt William H., Jr Jack Kemmerly,
Pantur Silaban, Rangkaian Listrik Jilid 2,
Penerbit Erlangga, 1987.
[10] McPherson George, an Introduction to
Electrical Machines and Transformers,
John Wiley and Sons Incorporation,
Canada, 1981. Dr.Ir.Hermawan, DEA. Moch. Facta, ST.MT
[11] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan NIP. 131 598 857 NIP. 132 231 134
Elektronika Daya, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1995.