PENYEARAH TERKONTROL
3-1 PENDAHULUAN
Pada bab 2 kita ketahui bahwa penyearah yang menggunakan diode akan menghasilkan tegangan keluaran yang tetap. Untuk dapat menghasilkan tegangan keluaran
yang terkontrol salah satunya adalah dengan menggunakan thyristor. Tegangan
keluaran penyearah dengan menggunakan thyristor dapat dikendalikan bergantung
pada sudut penyalaan thyristor. Thyristor kontrol-fasa (phase-control thyristor)
dinyalakan dengan memberikan pulsa pendek pada gate-nya dan padam akibat dari
prose komutasi alamiah komutasi atau jala-jala (natural or line commutation), dan
pada kasus dengan beban induktif yang sangat tinggi, thyristor dipadamkan dengan
menyalakan thyristor lain pada penyearah pada periode setengah siklus negatif
tegangan masukan.
Penyearah fasa-terkontrol {phase-controlled) adalah merupakan penyearah yang
sederhana dan murah, efisiensi penyearah ini secara umum berada diatas 95%.
Karena penyearah ini mengkonversikan tegangan ac ke dc, penyearah ini dikenal
sebagai konverter ac ke dc (ac-to-dc converter) dan banyak digunakan dalam
alpikasi industri terutama pada penggerak listrik dengan kecepatan variabel
(variable-speed drives), yang mencakup level daya hingga megawatt.
Konverter dengan fasa terkontrol dapat diklasifikasikan pada dua tipe, bergantung
pada suplai masukan : (1) konverter satu fasa, dan (2) konverter tiga fasa. Setiap tipe
dapat dibagi lagi menjadi (a) semikonverter (semiconverter), (b) konverter penuh
(full konverter), (c) konverter ganda (dual konverter). Semikonverter merupakan
konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu polaritas tegangan dan arus
keluaran. Konverter penuh merupakan konverter dua kuadran yang dapat memilki
tegangan keluaran baik positif dan negatif, akan tetapi keluran arusnya hanya dapat
berharga positif. Konveter ganda akan beroperasi pada empat kuadran yang akan
dapat menghasilkan tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.
Pada banyak aplikasi, konverter-konverter dihubungkan secara sen agar dapat
beropersi pada tegangan yang lebih tinggi serta meningkatkan faktor daya.
Penyearah Terkontrol
3-17
Metode deret Fourier yang sama dengan penyearah diode dapat diaplikasikan
untukj menganalisis kineija dari konverter dengan fasa terkontrol dengan beban RL.
Man tetapi untuk menyederhanakan analisa, beban induktif yang ada dapat
diasumsikaiB cukup tinggi sehingga arus beban akan bersifat kontinyu dan memilki
ripple yangl diabaikan.
3-2 Prinsip Kerja Konverter Fasa-Terkontrol
Perhatikan rangkaian gambar 3-la konverter satu fasa setengah gelombang dengan
resistif. Selama setengah siklus positif dari tegangan masukan, anode thyristor
relatif lebih positif terhadap katoda sehingga thyristor disebut terbius maju. Ketika
thyristor dinyalakan pada t = , thyristor Ti akan konduksi dan di beban akan
muncul tegangan masukan. Ketika tegangan masukan mulai negatif pada t = ,
anoda thyristor akan lebih negatif dari katodanya dan thyristor T) disebut terbaias
mundur, dan kemudian padam. Waktu setelah tegangan masukan mulai positif
hingga thyristor dinyalakan pada t = disebut sudul kelambatan atau penyalaan
a.
Gambar 3-lb menunjukkan daerah operasi konverter, dimana tegangan dan arus
keluaran memilki polaritas tunggal. Gambar 3-1 c menunjukkan bentuk gelombang
tegangan masukan, tegangan keluaran, arus beban dan tegangan pada thyristor T1.
Konverter ini tidak bisa digunakan pada aplikasi industri karena keluarannya
memiliki ripple yang tinggi dan frekuensi ripple iendah. Jika fs merupakan iiekuensi
dari suplai masukan, komponen frekuensi terendah pada tegangan ripple keluaran
akan adalah fs.
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata Vdc dapat
diperoleh dari
dan Vdc dapat dikontrol dari Wm/ hingga 0 dengan mngubah-ubah antara 0
hingga . Tegangan keluaran rata-rata akan menjadi maksimum bila = 0 dan
tegangan keluaran maksimum Vdm akan menjadi
Penyearah Terkontrol
3-18
Normalisasi tegangan keluaran terhadap Vdm, diperoleh tegangan keluaran ternormalisasi menjadi
Penyearah Terkontrol
3-19
Contoh 3-1
Jika konverter pada gambar 3-la mem.ilki beban resistif R dan sudut penyalaan
= /2, tentukan (a) efisiensi penyearah, (b) faktor bentuk FF, (c) faktor ripple
RF, (d) falctor utilitas trafo TUF, dan (e) tegangan puncak balik PIV dari
thyristor T1.
Solusi : Sudut penyalaan, = /2. Dari persamaan (3-1), Vdc = 0,1592Vm dan Idc
= 0,1592Vm/R. Dari persamaan (3-3), Vn = 0,5. Dari persamaan (3-4), Vrms =
0,3536Vm dan Irms= 0,3536Vm/R. Dari persamaan (2-42), Pdc = (0,1592Vm)2/R
dan dari persamaan (2-43), Pac - VrmsIrms = (0,3536Vm)2/R.
(a) dari persamaan (2-44) efisiensi penyearah
(c) dari persamaan (2-48) faktor ripple RF = (2,2212-1)1/2 = 1,983 atau 198,3%
(d) Tegangan rms sekunder trafo, Vs = Vm/V2 = 0,7070Vm. Nilai rms arus
sekunder trafo sama dengan arus beban Is = 0,3536Vm/R. Rating voltampere (VA) trafo, VA = VSIS = 0,7070Vmx0,3536Vm/R. Dari persamaan
(2-49),
Penyearah Terkontrol
3-20
Penyearah Terkontrol
3-21
gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan , dan arus-arus yang
melaui T1, T2, D1 dan D2. Konverter ini memiliki faktor daya yang lebih baik karena
adanya diode freewheeling dan biasa digunakan pada aplikasi hingga 15 kW, dimana
daerah operasinya satu kuadran..
Tegangan keluaran rata-rata dapat diperoleh dari
dan Vdc dapat dikendalikan dari 2Vm/ hingga 0 dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vlta = 2WJn dan tegangan keluaran
temormalisasi adalah
Contoh 3-2
Semikonverter pada gambar 3-2a dihubungkan dengan supali 120 V, 60Hz. Arus
beban diasumsikan kontinyu dan kandungan ripplenya diabaikan. Perbandingan
belitan trafro satu (unity), (a) Carilah arus masukan dalam deret Fourier, tentukan
faktor harmonisa arus masukan HF, faktor pergeseran DF, faktor daya masukan
PF, (b) Jika sudut penyalaan = /2, hitung VdC, Vn, Vrms, HF, DF, PF.
Solusi : (a) Bentuk gelombang arus masukan diberikan pada gambar 3-2c dan arus
masukan sesaat dapat dinyatakan dalam sebuah deret Fourier sebagai berikut
dimana:
Penyearah Terkontrol
3-22
Nilai rms dari komponen harmonisa yang ke-n dari arus masukan diturunkan sebagai
berikut
Arus masukan rms dapat dihitung dari persamaan (3-11) sebagai berikut
Penyearah Terkontrol
3-23
dengan kondisi awal iL1(t=0) = lL0 pada keadaan tunak, akan diberikan
Penyearah Terkontrol
3-24
Pada akhir mode ini yaitu cot = a, arus beban menjadi Iu. Yaitu
dimana impedansi beban Z = [R2 + (L)2]1/2 dan sudut impedansi beban = tan-1 (L/R).
Konstanta AI, yang dapat ditentukan dari kondisi awal : pada t =a, IL2 =ILI, diperoleh
Substitusi Ai menghasilkan
Pada akhir mode ini yaitu kondisi keadaan tunak : IL2(t=i) = ILO. Dengan menerapkan
kondisi ini pada persamaan (2-16) dan menyelesaikan ILO, kita dapatkan
Arus rms thyristor dapat diperoleh dari persamaan (3-19) sebagai berikut
Penyearah Terkontrol
3-25
Arus rata-rata thyristor dapat juga diperoleh dari (3-19) sebagai berikut
Arus keluaran rms dapat diperoleh dari persamaan (3-16) dan (3-19) sebagai berikut
Arus keluaran rata-rata dapat diperoleh dari persamaan (3-16 dan (3-19) sebagai berikut
Contoh 3-3
Semikonverter gambar 3-2a mempunyai beban RL dengan L = 6,5 mH, R = 2,5 ,
dan E = 10 V. Tegangan masukan Vs = 120 V (rms) pada 60 Hz. Tentukan (a) arus
beban Ilo pada t = 0, dan arus beban 1L1 pada t= = 60, (b) arus rata-rata thyristor
IA, (c) ) arus rms thyristor IR, (d) ) arus arus keluaran rms Irms, dan (e) arus keluaran
rata-rata
Solusi: R = 2,5 , L = 6,5 mH. F - 60 Hz, co = 2x 60 = 377 rad/s, Vs = 120 V, =
tan-1L/R) = 44,43, danZ = 3,5
(a) arus beban keadaan tunak pada t = 0,1L0 = 29,77 A. Arus keadaan tunak pada t
= , In = 7,6 A
(b) Integrasi numerik dari il2 pada persamaan (3-19) menghasilkan arus thyristor
rata-rata IA = 11,42 A
(c) Integrasi numerik dari i2f2 dengan batas t = hingga z, kita dapatkan arus
Penyearah Terkontrol
3-26
Penyearah Terkontrol
3-27
Selama periode dari ke , tegangan masukan vs dan arus masukan is positif, maka daya
akan mengalir dari suplai ke beban. Saat itu konverter dikatakan bekeija pada mode
penyearahan (rectification mode). Selama periode hingga + , tegangan masukan vs
negatif dan arus masukan is positif, dan aliran daya akan membalik dari beban ke
sumber. Saat ini konverter dikatakan bekerja pada mode membalik (inversion mode).
Konverter jenis ini secara ekstensif digunakan dalam aplikasi industri hingga daya 15
kW. Tergantung pada nilai a, tegangan keluaran rata-rata dapat positif ataupun negatif
dan akan memberikan operasi dua-kuadran. Tegangan keluaran rata-rata dapat diperoleh
dari
dan Vdc dapat dikontrol dari 2Vm/ ke-2Vm/ dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vdm = 2Vm/i: dan tegangan keluaran
Penyearah Terkontrol
3-28
dim ana
Dimana
dan n adalah sudut pergeseran dari arus harmonisa ke-n. Nilai rms arus masukan
harmonisa ke-n adalah
-
Nilai rms arus masukan dapat dihitung dari persamaan (3-25) sebagai
Penyearah Terkontrol
3-29
Catatan : Komponen fundamental arus masukan selalu 90,03% dari Iu dan faktor
harmonisa akan tetap konstan sebesar 48,34%.
3-4.1 Konverter penuh satu fasa dengan beban RL
Operasi konverter pada gambar 3-3a dapat dibagi menjadi dua mode indentik : mode 1
ketika Ti dan T2 konduksi, mode 2 ketika T3 dan T4 konduksi. Arus-arus
Penyearah Terkontrol
3-30
keluaran pada mode-mode ini serupa dan yang perlu kita perhatikan hanya pada satu
mode untuk memperoleh arus keluaran
Mode-1 berlaku untuk t (+t), Jika vs = 2Vssint adalah tegangan masukan,
persamaan (3-18) dapat diselesaikan dengan kondisi awal : pada t = ,
IL
= ILO.
Pada akhir mode-1 pada kondisi tunak iL(t = t+) ~ IL1 = IL0. Dengan menggunakan
kondisi ini pada persamaan (3-28) dan menyelesaikan untuk ILo, diperoleh
Nilai kritis dari a ketika I0 menjadi nol dapat diselesaikan untuk nilia yang diketahui dari
0, R, L, E dan Vs dengan metode iteratif. Arus thyristor dapat ditentukan dari persamaan
(3-28) sebagai berikut
Penyearah Terkontrol
3-31
Penyearah Terkontrol
3-32
dan
Penyearah Terkontrol
3-33
Maka,
Karena tegangan keluaran sesaat kedua konverter tidak sefasa, sehingga akan muncul
tegangan sesaat yang berbeda dan hal ini mengakibatkan munculnya arus sirkulasi
antara kedua konverter. Arus sirkulasi ini tidak akan mengalir ke beban dan umumnya
dibatasi dengan reaktor arus sirkulasi (circulating current reactor) Lr seperti"yang
ditunjukkan pada gambar 3-4a.
Jika v01 dan vo2 adalah berturut-turut tegangan sesaat konverter 1 dan 2, arus sirkulasi
dapat diperoleh dengan mengintegrasikan tegangan sesaat mulai dari t = 2-1.
Karena kedua tegangan keluaran rat-rata selama interval t - +i hingga 2-i adalah
sama dan kontribusinya berlawanan terhadap arus sirkulasi sesaat iT yaitu nol.
Penyearah Terkontrol
3-34
(c) Arus sirluasi akan memelihara konduksi kontinyu dari kedua konverter pada
lain beroperasi sebagai inverter, aliran daya pada sembarang arah dan waktu bisa
terjadi.
(cii)
waktu perubahan dari operasi kuadran pertama ke yang lain menjadi lebih cepat.
Contoh 3-6
Konverter ganda satu fasa pada gambar 3-4a dioperasika dari sumber 120 V 60
Hz dan resiatansi beban R =10 . Induktansi sirkulasi Lc = 40 mH, sudut
penyalaan i = 60 dan 2 = 120. Hitunglah arus sirkulasi puncak dan arus
puncak pada konverter 1
Solusi: = 2x60 = 377 rad/s, i = 60, Vm = V2xl20 = 169,7 V, f = 60 Hz, dan
Lj = 40 mH. Untuk t = 2 dan i = 60, persamaan (3-33) memberikan arus
sirkulasi puncak
Penyearah Terkontrol
3-35
Vdm, satu konverter dikonduksikan secara penuh (pada sudut penyalaan, i = 0) dan
sudut penyalaan konverter yang lain 2 diatur. Gambar 3-5b menunjukkan tegangan
keluaran, arus-arus masukan konverter dan arus masukan dari sumber ketikakedua
konverter beroperasi dengan beban induktif tinggi.
Dari persamaan (3-5), tegangan keluaran rata dari kedua semikonverter adalah :
Penyearah Terkontrol
3-36
Gambar 3-6a menunjukkan dua konverter penuh yang terhubung seri dan perbandingan
Tegangan keluaran rata-rata maksimum pada 1 = 2 = 0 adalah Vdm = 4Vm/7t. Jika
konverter 1 beroperasi pada 0 dan 2 maka
belitan primer dan sekunder adalah Np/Ns = 2. Akibat tidak adanya diode freewheeling,
salah satu konverter tidak dapat di-bypass dan kedua konverter harus beroperasi pada
saat yang bersamaan.
Pada mode penyearahan, satu konverter beoperasi penuh (1=0) dan sudut penyalaan
konverter yang lain 2, diatur dari 0 hingga untuk mengatur tegangan dc keluaran.
Gambar 3-6b menunjukkan tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan ke
konverter, dan arus masukan sumber. Dengan membandingkan gambar 3-6bdengan
gambar 3-2b, dapat dilihat bahwa arus masukan dari sumber serupa dengan pada
semikonverter. Sebagai hasilnya faktor daya konverter ini dapat ditingkatkan, tetapi
faktor daya-nya masih lebih rendah dari semikonverter seri.
Pada mode membalik (inversion), satu konverter dioperasikan secara terlambat 2= ,
dan sudut penyalaan konverter yang lain 1 diatur dari 0 hingga untuk mengatur
tegangan keluaran rata-rata. Gambar 3-6d menunjukkan karakteristik v-i konverter
penuh seri.
Dari persamaan (3-21), tegangan keluaran rata-rata dua konverter penuh adalah
Penyearah Terkontrol
3-37
Penyearah Terkontrol
3-38
Contoh 3-7
Penyearah Terkontrol
3-21
Penyearah Terkontrol
3-25
Ketika thyristor Ti dinyalakan pada t - /6 + , tegangan fasa van akan muncul i pada
beban hingga thyristor T2 dinyalakan pada t = 5/6 + . Ketika thyristor T2 I
dinyalakan, thyristor T, terbias balik, karena tegangan saluran (,line-to-line), Vab(= Van Vbn) negatif sehingga T, padam. Tegangan fasa vbn akan muncul di bebanI hingga T3
dinyalakan pada t = 3/2 + . Ketika thyristor T3 dinyalakan, T2 padam dan vcn akan
muncul pada beban hingga Ti dinyalakan kembali pada awal siklus berikutnya. Gambar
3-7b menunjukkan karakteristik v - i beban dan dua-kuadran operasi konverter. Gambar
3-7c menunjukkan tegangan masukan, tegangan keluaran, dan arus yang melalui
thyristor Ti untuk beban induktif yang sangat tinggi. Untuk beban resistif dan >/6,
arus beban akan tidak kontinyu dan setiap thyristor akan komutasi-sendiri
(seif-commutated) ketika polaritas tegangan fasa-nya terbalik. Frekuensi ripple
tegangan keluaran adalah 3fB. Konverter ini jarang digunikan pada sistem praktis,
karena arus sumber mengandung komponcn dc. Bila tegangan fasa van = Vmsint,
tegangan keluaran rata-rata untuk arus beban yang kontinyu adalah
dimana Vm adalah tegangan fasa puncak. Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang
teijadi pada sudut penyalaan, a = 0 adalah
Penyearah Terkontrol
3-26
Contoh 3-8
Konverter setengah gelombang tiga fasa dalam gambar 3-7a diopersikan dari sumber
tiga fasa terhubung bintang 208 V 60 Hz dan bebanresistif R = 10 Q. Bila pada
tegangan keluaranxiya diinginkan 50% dari tegangan keluaran maksimum,
hitunglah (a) sudut penyalaan a, (b) arus keluaran rata-rata dan rms, (c) arus thyristor
rata-rata dan rms, (d) efisiensi penyearah, (e) faktor utilitas trafo TUF, dan (f) faktor
daya masukan PF.
Penyearah Terkontrol
3-27
Penyearah Terkontrol
3-28
Penyearah Terkontrol
3-29
Penyearah Terkontrol
3-30
Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang muncul pada sudut penyalaan = 0 adalah
Vdm = 33Vm/ dan tegangan keluaran temormalisasi adalah
Contoh 3-9
Penyearah Terkontrol
3-31
Catatan : Faktor daya akan lebih baik dari konverter setengah gelombang tiga fasa
Penyearah Terkontrol
3-32
dimana Vab adalah tegangan masukan saluran (line-to-line) rms. Arus beban iu selama
interval 1 dapat diperoleh dari
Dimana Vac adalah tegangan maSukan sa.\umn(line-to-line) rms. Arus beban iL2 selama
interval 2 dapat diperoleh dari
Penyearah Terkontrol
3-33
Penyearah Terkontrol
3-34
Penyearah Terkontrol
3-35
Penyearah Terkontrol
3-36
Gambar 3-10b menunjukkan bentuk gelombang pada a = n/3. Untuk a > n/3, tegangan
keluaran sesaat v0 akan memiliki bagian negatif. Karena arus yang melalui thyristor tidak
dapat negatif, maka arus beban akan selalu positif. Akibatnya dengan beban resistif,
tegangan sesaat tidak dapat negatif, dan konverter penuh akan berperilaku seperti
semikonverter.
Konverter jembatan tiga fasa membrikan tegangan keluaran enam-pulsa (six-pulse).
Untuk aplikasi day a yang tinggi seperti padatransmisi day a dc tegangan tinggi dan
penggerak motor dc, keluaran yang 12-pulsa pada umumnya diperlukan untuk
mengurangi ripple keluaran dan untuk menaikkan frekuensi ripple.. Dua konverter
jembatan 6-pulsa dapat dikombinasikan baik seri maupun paralel untuk memperoleh
keluaran 12-pulsa. Dua konfigurasi ditunjukkan pada gambar 3-11. Pergeseran fasa 30
antara belitan-belitan sekunder dapat diperoleh dengan menghubungkan satu beliatan
sekunder terhubung bintang (Y) dan yang lain terhubung segitiga (A).
Gontoh 3-10
Ulangi contoh 3-8 untuk konverter penuh tiga fasa pada gambar 3-10a. Solusi :
Tegangan fasa Vs = 208/V3 = 120,1 V, Vm = V2VS = 169,83 V, Vn =0,5, dan R = 10
1 Tegangan keluaran maksimum Vdm =
= 3^3 x
Penyearah Terkontrol
3-37
(ci) Dari persamaan (3-58), 0,5 = cos a, maka sudut penyalaan a = 60.
(cii)
(3-59), diperoleh
Arus rata-rat thyristor 1A = Idc/3 = 14,05/3 = 4,68 A, dan arus thyristor rms
(cv)
masukan, VI = 3 VSIS = 3 x 120,1 x 13 - 4683,9 VA. Dari persamaan (2- 49), TUF
- 140,45 x 14,04/4683,9 = 0,421.
(cvi)
Penyearah Terkontrol
3-38
Penyearah Terkontrol
3-39
dimana
dimana
Penyearah Terkontrol
3-40
(b) Untuk a - n/3, Vn = cos(n/3) = 0,5 pu, HF = 31,08%, DF = cos60 = 0,5, dan PF = 0,478
(tertinggal)
Catatan : Bila kita bandingkan faktor daya dengan contoh 3-8, dimana beban resistif mumi,
akan terlihat bahwa faktor daya masukan tergantung pada faktor daya beban.
3-9.1 Konverter Penuh Tiga Fasa Beban RL Dari gambar 3-10b tegangan keluaran adalah
Dimana cot5 = cot + 71/6, dan Vab adalah tegangan saluran masukan. Dengan memilih vab
sebagai referensi tegangan, arys beban iL dan diperoleh dari
Contoh 3-12
Konverter penuh tiga fasa gambar 3-10a mempunyai beban L = 1,5 mH, R = 2,5 Q, dan E =
10 V. Tegangan saluran masukan Vab = 208 V (rms), 60 Hz. Sudut
Penyearah Terkontrol
3-41
penyalaan a = rc/3. Tentukan (a) arus beban keadaan tunak In pada cot' = 7i/3+oc atau
cot = 7T/6+a, (b) arus thyristor rata-rata IA, (c) arus thyristor nns IR, (d) arus keluaran
rms dan (e) arus keluaran rata-rata I<icSolusi: a = n/3, R = 2,5 Q, L = 1,5 mH, f = 60 Hz, co = 2n x 60 = 377 rad/s, VBb = 208
V, Z = [R2 + (coL)2]"2 = 2,56 Q, dan 9 = tan"'(coL/R) = 12,74
(f) Arus beban keadaan tunak pada cot' = rc/3 + a, ILI = 20,49 A
(g) Integrasi numerik dari ij. dalam persamaan (2-62), dengan batas antara cot' = n/3 +
a hingga 2n/3 + a, memberikan arus thyristOT rata-rata U = 17,42 A.
(h) Dengan integrasi numerik dari (iL)2, dengan batas antara cot' = rc/3 + a hingga 2TI/3
+ a, memberikan arus thyristor rms IR = 31,32 A.
(i) Arus keluaran rms Ims = V3IR = V3 x 31,32 = 54,25 A
(j) Arus keluaran rata-rata Idc = 3IA = 3 x 17,42 = 52,26 A
3-10 Konverter Ganda Tiga Fasa
Dalam banyak aplikasi penggerak elektrik kecepatan variabel, pada umumnya
diperlukan operasi empat-kuadran dan konverter ganda tiga fasa secara ekstensif
digunakan dalam aplikasi dengan level daya hingga 200 kW. Gambar 3-12a
menunjukkan konverter ganda dimana dua konverter tiga fasa dihubungkan anti
paralel (back to back). Pada bagian 3-5 terlihat bahwa akibat adanya perbedaan antara
tegangan sesaat dan tegangan keluaran konverter, arus sirkulasi akan mengalir melalui
konverter. Arus sirkulasi umumnya dibatasi oleh reaktor sirkulasi Lr seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3-12a. Dua konverter dikendalikan dengan cara bila oti
adalah sudut penyalaan konverter 1, kemudian sudut penyalaan konverter 2 adalah 012
= n - at. Gambar 3-10b menunjukkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan
keluaran, dan tegangan pada induktor Lr. Operasi setiap konverter identik dengan
konverter penuh tiga fasa. Selam interval (71/6 + ai) < cot < (n/2 + oti), tegangan
saluran vab akan muncul pada keluaran konverter 1, dan vi* muncul pada konverter 2.
Bila tegangan-tegangan fasa (line-to-neutral) didefmisikan
Van
Penyearah Terkontrol
3-42
Bila Vol dan v02 adalah tegangan konverter 1 dan 2, tegangan saat pada induktor selama
interval (n/6 + aO < cot < (rr/2 + aO adalah
(3-64)
Arus sirkulasi tergantung pada sudut penyalaan ai dan induktasi L,-. Arus tersebut menjadi
maksimum bila cot = 2rc/3 dan ai =.0. Walaupun tanpa beban luar, konverter dapat secara
kontinyu beropersi karena adanya arus pusar sebagai hasil dari tegangan ripple pada
induktor. Hal ini memungkinkan pembalikan arus beban beijalan dengan halus selama
perubahan dari operasi satu kuadran ke kuadran lain dan memberikan respon dinamik yang
cepat, terutama untuk penggerak motor elektrik.
Penyearah Terkontrol
3-43
Penyearah Terkontrol
3-44