Anda di halaman 1dari 43

BAB III

PENYEARAH TERKONTROL

3-1 PENDAHULUAN
Pada bab 2 kita ketahui bahwa penyearah yang menggunakan diode akan menghasilkan tegangan keluaran yang tetap. Untuk dapat menghasilkan tegangan keluaran
yang terkontrol salah satunya adalah dengan menggunakan thyristor. Tegangan
keluaran penyearah dengan menggunakan thyristor dapat dikendalikan bergantung
pada sudut penyalaan thyristor. Thyristor kontrol-fasa (phase-control thyristor)
dinyalakan dengan memberikan pulsa pendek pada gate-nya dan padam akibat dari
prose komutasi alamiah komutasi atau jala-jala (natural or line commutation), dan
pada kasus dengan beban induktif yang sangat tinggi, thyristor dipadamkan dengan
menyalakan thyristor lain pada penyearah pada periode setengah siklus negatif
tegangan masukan.
Penyearah fasa-terkontrol {phase-controlled) adalah merupakan penyearah yang
sederhana dan murah, efisiensi penyearah ini secara umum berada diatas 95%.
Karena penyearah ini mengkonversikan tegangan ac ke dc, penyearah ini dikenal
sebagai konverter ac ke dc (ac-to-dc converter) dan banyak digunakan dalam
alpikasi industri terutama pada penggerak listrik dengan kecepatan variabel
(variable-speed drives), yang mencakup level daya hingga megawatt.
Konverter dengan fasa terkontrol dapat diklasifikasikan pada dua tipe, bergantung
pada suplai masukan : (1) konverter satu fasa, dan (2) konverter tiga fasa. Setiap tipe
dapat dibagi lagi menjadi (a) semikonverter (semiconverter), (b) konverter penuh
(full konverter), (c) konverter ganda (dual konverter). Semikonverter merupakan
konverter satu kuadran dan hanya memiliki satu polaritas tegangan dan arus
keluaran. Konverter penuh merupakan konverter dua kuadran yang dapat memilki
tegangan keluaran baik positif dan negatif, akan tetapi keluran arusnya hanya dapat
berharga positif. Konveter ganda akan beroperasi pada empat kuadran yang akan
dapat menghasilkan tegangan dan arus keluaran berharga positif maupun negatif.
Pada banyak aplikasi, konverter-konverter dihubungkan secara sen agar dapat
beropersi pada tegangan yang lebih tinggi serta meningkatkan faktor daya.

Penyearah Terkontrol

3-17

Metode deret Fourier yang sama dengan penyearah diode dapat diaplikasikan
untukj menganalisis kineija dari konverter dengan fasa terkontrol dengan beban RL.
Man tetapi untuk menyederhanakan analisa, beban induktif yang ada dapat
diasumsikaiB cukup tinggi sehingga arus beban akan bersifat kontinyu dan memilki
ripple yangl diabaikan.
3-2 Prinsip Kerja Konverter Fasa-Terkontrol
Perhatikan rangkaian gambar 3-la konverter satu fasa setengah gelombang dengan
resistif. Selama setengah siklus positif dari tegangan masukan, anode thyristor
relatif lebih positif terhadap katoda sehingga thyristor disebut terbius maju. Ketika
thyristor dinyalakan pada t = , thyristor Ti akan konduksi dan di beban akan
muncul tegangan masukan. Ketika tegangan masukan mulai negatif pada t = ,
anoda thyristor akan lebih negatif dari katodanya dan thyristor T) disebut terbaias
mundur, dan kemudian padam. Waktu setelah tegangan masukan mulai positif
hingga thyristor dinyalakan pada t = disebut sudul kelambatan atau penyalaan
a.
Gambar 3-lb menunjukkan daerah operasi konverter, dimana tegangan dan arus
keluaran memilki polaritas tunggal. Gambar 3-1 c menunjukkan bentuk gelombang
tegangan masukan, tegangan keluaran, arus beban dan tegangan pada thyristor T1.
Konverter ini tidak bisa digunakan pada aplikasi industri karena keluarannya
memiliki ripple yang tinggi dan frekuensi ripple iendah. Jika fs merupakan iiekuensi
dari suplai masukan, komponen frekuensi terendah pada tegangan ripple keluaran
akan adalah fs.
Jika Vm adalah tegangan masukan puncak, tegangan keluaran rata-rata Vdc dapat
diperoleh dari

dan Vdc dapat dikontrol dari Wm/ hingga 0 dengan mngubah-ubah antara 0
hingga . Tegangan keluaran rata-rata akan menjadi maksimum bila = 0 dan
tegangan keluaran maksimum Vdm akan menjadi

Penyearah Terkontrol

3-18

Normalisasi tegangan keluaran terhadap Vdm, diperoleh tegangan keluaran ternormalisasi menjadi

Tegangan keluaran rms diberikan oleh

Penyearah Terkontrol

3-19

Contoh 3-1
Jika konverter pada gambar 3-la mem.ilki beban resistif R dan sudut penyalaan
= /2, tentukan (a) efisiensi penyearah, (b) faktor bentuk FF, (c) faktor ripple
RF, (d) falctor utilitas trafo TUF, dan (e) tegangan puncak balik PIV dari
thyristor T1.
Solusi : Sudut penyalaan, = /2. Dari persamaan (3-1), Vdc = 0,1592Vm dan Idc
= 0,1592Vm/R. Dari persamaan (3-3), Vn = 0,5. Dari persamaan (3-4), Vrms =
0,3536Vm dan Irms= 0,3536Vm/R. Dari persamaan (2-42), Pdc = (0,1592Vm)2/R
dan dari persamaan (2-43), Pac - VrmsIrms = (0,3536Vm)2/R.
(a) dari persamaan (2-44) efisiensi penyearah

(b) dari persamaan (2-46) faktor bentuk

(c) dari persamaan (2-48) faktor ripple RF = (2,2212-1)1/2 = 1,983 atau 198,3%
(d) Tegangan rms sekunder trafo, Vs = Vm/V2 = 0,7070Vm. Nilai rms arus

sekunder trafo sama dengan arus beban Is = 0,3536Vm/R. Rating voltampere (VA) trafo, VA = VSIS = 0,7070Vmx0,3536Vm/R. Dari persamaan
(2-49),

(e) Tegangan puncak balik PIV = Vm.


Catatan : kinerja konverter berkurang pada daerah sudut penyalaan a rendah.
3-3 Semikonverter Satu Fasa
Rangakian semikonverter satu fasa diperlihatkan pada gambar 3-2a dengan beban
induktif tinggi. Arus beban diasumsikan kontinyu tanpa ripple. Selama setengah
siklus positif, thyristor T1 terbias maju. Ketika thyristor T1 dinyalakan pada t= ,
beban terhubung dengan suplai masukan melalui T1 dan D2 selama periode t

Penyearah Terkontrol

3-20

Selama periode t (+), tegangan masukan negatif dan diode freewheeling Dm


terbias maju. Dm akan konduksi sehingga memberikan memberikan arus yang kontinyu
pada beban induktif. Arus beban akan ditransfer dari T1 dan D2 ke Dm, dan thyristor
Tidan diode D2 padam. Selama setengah siklus tegangan masukan negatif, thyristor T2
terbias maju, dan penyalaan thyristor T2 pada t = + akan mengakibatkan Dm terbias
balik. Diode Dm padam dan beban terhubung dengan suplai melalui T2 dan D1.
Gambar 3-2b memperlihatkan daerah keija konverter, dimana tegangan dan arus
keduanya memilki polaritas positif. Gambar 3-2c memperlihatkan bentuk

Penyearah Terkontrol

3-21

gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan , dan arus-arus yang
melaui T1, T2, D1 dan D2. Konverter ini memiliki faktor daya yang lebih baik karena
adanya diode freewheeling dan biasa digunakan pada aplikasi hingga 15 kW, dimana
daerah operasinya satu kuadran..
Tegangan keluaran rata-rata dapat diperoleh dari

dan Vdc dapat dikendalikan dari 2Vm/ hingga 0 dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vlta = 2WJn dan tegangan keluaran
temormalisasi adalah

Tegangan keluaran rms diperoleh dari

Contoh 3-2
Semikonverter pada gambar 3-2a dihubungkan dengan supali 120 V, 60Hz. Arus
beban diasumsikan kontinyu dan kandungan ripplenya diabaikan. Perbandingan
belitan trafro satu (unity), (a) Carilah arus masukan dalam deret Fourier, tentukan
faktor harmonisa arus masukan HF, faktor pergeseran DF, faktor daya masukan
PF, (b) Jika sudut penyalaan = /2, hitung VdC, Vn, Vrms, HF, DF, PF.
Solusi : (a) Bentuk gelombang arus masukan diberikan pada gambar 3-2c dan arus
masukan sesaat dapat dinyatakan dalam sebuah deret Fourier sebagai berikut

dimana:

Penyearah Terkontrol

3-22

Karena Ido = 0, persamaan (3-8) dapat dituliskan sebagai berikut

Nilai rms dari komponen harmonisa yang ke-n dari arus masukan diturunkan sebagai
berikut

Dari persamaan (3-11), nilai rms arus fundamental adalah

Arus masukan rms dapat dihitung dari persamaan (3-11) sebagai berikut

Is dapat juga ditentukan secara langsung dari

Penyearah Terkontrol

3-23

Dari persamaan (2-50) dan (3-10),

Dari persamaan (2-52),

Catalan : Parameter kineija konverter bergantung pada sudut penyalaan a.

3-3.1 Semikonverter satu fasa dengan beban RL


Dalam prakteknya, suatu beban memiliki induktansi yang berhingga. Arus beban
tergantung pada nilai resistansi beban R, induktansi beban L dan tegangan baterai E
seperti terlihat pada gambar 3-2a. Operasi konverter dapat dibagi menjadi dua mode :
mode 1 dan mode 2.
Model. Mode ini berlaku untuk 0<wt<a, selama diode freewheeling Dm konduksi. Arus
beban in selama mode 1 dijelaskan oleh

dengan kondisi awal iL1(t=0) = lL0 pada keadaan tunak, akan diberikan

Penyearah Terkontrol

3-24

Pada akhir mode ini yaitu cot = a, arus beban menjadi Iu. Yaitu

Mode 2. Mode ini berlaku untuk t ketika thyristor T1 konduksi. Bila vs =


2Vssint adalah tegangan masukan arus beban i1.2 selama mode ini dapat diperoleh dari

yang solusinya berbentuk

dimana impedansi beban Z = [R2 + (L)2]1/2 dan sudut impedansi beban = tan-1 (L/R).
Konstanta AI, yang dapat ditentukan dari kondisi awal : pada t =a, IL2 =ILI, diperoleh

Substitusi Ai menghasilkan

Pada akhir mode ini yaitu kondisi keadaan tunak : IL2(t=i) = ILO. Dengan menerapkan
kondisi ini pada persamaan (2-16) dan menyelesaikan ILO, kita dapatkan

Arus rms thyristor dapat diperoleh dari persamaan (3-19) sebagai berikut

Penyearah Terkontrol

3-25

Arus rata-rata thyristor dapat juga diperoleh dari (3-19) sebagai berikut

Arus keluaran rms dapat diperoleh dari persamaan (3-16) dan (3-19) sebagai berikut

Arus keluaran rata-rata dapat diperoleh dari persamaan (3-16 dan (3-19) sebagai berikut

Contoh 3-3
Semikonverter gambar 3-2a mempunyai beban RL dengan L = 6,5 mH, R = 2,5 ,
dan E = 10 V. Tegangan masukan Vs = 120 V (rms) pada 60 Hz. Tentukan (a) arus
beban Ilo pada t = 0, dan arus beban 1L1 pada t= = 60, (b) arus rata-rata thyristor
IA, (c) ) arus rms thyristor IR, (d) ) arus arus keluaran rms Irms, dan (e) arus keluaran
rata-rata
Solusi: R = 2,5 , L = 6,5 mH. F - 60 Hz, co = 2x 60 = 377 rad/s, Vs = 120 V, =
tan-1L/R) = 44,43, danZ = 3,5
(a) arus beban keadaan tunak pada t = 0,1L0 = 29,77 A. Arus keadaan tunak pada t

= , In = 7,6 A
(b) Integrasi numerik dari il2 pada persamaan (3-19) menghasilkan arus thyristor

rata-rata IA = 11,42 A
(c) Integrasi numerik dari i2f2 dengan batas t = hingga z, kita dapatkan arus

thyristor rms IR = 20,59 A


(d) Arus keluaran rms = 30,92 A
(e) Arus keluaran rata-rata = 28,45 A

Penyearah Terkontrol

3-26

3-4 Konverter Penuh Satu Fasa


Rangkaian konverter penuh satu fasa ditunjukkan pada gambar 3-3a yang
mempunyai beban induktif tinggi sehingga arus beban kontinyu dan ripple
diabaikan. Selama setengah siklus positif, thyristor Ti dan T2 terbias maju, dan jika
dua thristor tersebut dinyalakan secara simultan pada cot = a, beban akan terhubung
dengan suplai masukan melalui Ti dan T2. Karena beban induktif, thyristor Ti dan T2
akan terus konduksi hingga melewati waktu t = 71, walaupun tegangan masukan
sudah negatif. Selama setengah siklus tegangan masukan negatif thyristor T3 dan T4
terbias maju, dan penyalakan diberikan kepada thyristor T3 dan T4 akan
memberikan tegangan suplai sebagai tegangan bias mundur pada thyristor Ti dan T2.
TI dan T2 akan padam karena teijadi kumutasi jala-jala (komutasi alamiah) dan arus
beban akan ditransfer dari T| dan T2 ke T3 dan T4. Gambar 3-3b menunjukkan daerah
keija konverter dan gambar 3-5c menunjukkan gelombang tegangan masukan,
tegangan keluaran, dan arus masukan dan keluaran.

Penyearah Terkontrol

3-27

Selama periode dari ke , tegangan masukan vs dan arus masukan is positif, maka daya
akan mengalir dari suplai ke beban. Saat itu konverter dikatakan bekeija pada mode
penyearahan (rectification mode). Selama periode hingga + , tegangan masukan vs
negatif dan arus masukan is positif, dan aliran daya akan membalik dari beban ke
sumber. Saat ini konverter dikatakan bekerja pada mode membalik (inversion mode).
Konverter jenis ini secara ekstensif digunakan dalam aplikasi industri hingga daya 15
kW. Tergantung pada nilai a, tegangan keluaran rata-rata dapat positif ataupun negatif
dan akan memberikan operasi dua-kuadran. Tegangan keluaran rata-rata dapat diperoleh
dari

dan Vdc dapat dikontrol dari 2Vm/ ke-2Vm/ dengan mengatur dari 0 hingga .
Tegangan keluaran rata-rata maksimum adalah Vdm = 2Vm/i: dan tegangan keluaran

Nilai rms tegangan keluaran diberikan oleh

rata-rata ternormalisasi adalah


Dengan beban resistif murni, thyristor T1 dan T2 akan konduksi dari a hingga n, dan
thyristor T3 dan T4 akan konduksi dari + hingga 2. Tegangan keluaran sesaat akan
serupa dengan semikonverter pada gambar 3-2b. Persamaan (3-5) dan
(5-7) dapat digunakan untuk mencari tegangan keluaran rata-rata dan rms.
Contoh 3-4
Pada sudut penyalaan = /3, ulangi contoh 3-2 untuk konverter penuh satu fasa pada
gambar 3-3a.
Solusi : (a) Bentuk gelombang arus masukan ditunjukkan pada gambar 3-3c dan arus
masukan sesaat dapat dinyatakan dalam deret Fourier sebagai berikut

Penyearah Terkontrol

3-28

dim ana

Karena IdC = 0, arus masukan dapat ditulis sebagai

Dimana

dan n adalah sudut pergeseran dari arus harmonisa ke-n. Nilai rms arus masukan
harmonisa ke-n adalah
-

dan nilai rms arus fundamental adalah

Nilai rms arus masukan dapat dihitung dari persamaan (3-25) sebagai

Penyearah Terkontrol

3-29

I3 dapat juga ditentukan secara langsung dari

Dari persamaan (2-51) faktor harmonisa diberikan oleh

Dari persamaan (2-50) dan (2-54) faktor pergeseran

Dari persamaan (2-52) power faktor diberikan oleh

(b) untuk a = rc/3

Catatan : Komponen fundamental arus masukan selalu 90,03% dari Iu dan faktor
harmonisa akan tetap konstan sebesar 48,34%.
3-4.1 Konverter penuh satu fasa dengan beban RL
Operasi konverter pada gambar 3-3a dapat dibagi menjadi dua mode indentik : mode 1
ketika Ti dan T2 konduksi, mode 2 ketika T3 dan T4 konduksi. Arus-arus

Penyearah Terkontrol

3-30

keluaran pada mode-mode ini serupa dan yang perlu kita perhatikan hanya pada satu
mode untuk memperoleh arus keluaran
Mode-1 berlaku untuk t (+t), Jika vs = 2Vssint adalah tegangan masukan,
persamaan (3-18) dapat diselesaikan dengan kondisi awal : pada t = ,

IL

= ILO.

Persamaan (3-19) memberikan iL sebagai berikut

Pada akhir mode-1 pada kondisi tunak iL(t = t+) ~ IL1 = IL0. Dengan menggunakan
kondisi ini pada persamaan (3-28) dan menyelesaikan untuk ILo, diperoleh

Nilai kritis dari a ketika I0 menjadi nol dapat diselesaikan untuk nilia yang diketahui dari
0, R, L, E dan Vs dengan metode iteratif. Arus thyristor dapat ditentukan dari persamaan
(3-28) sebagai berikut

Arus keluaran rms dapat ditentukan dalam bentuk

Arus rata-rata thyristor dapat juga diperoleh dari persamaan (3-28)

Arus keluaran rata-rata dapat ditentukan dari

Penyearah Terkontrol

3-31

Penyearah Terkontrol

3-32

Dari persamaan (5-21) tegangan keluaran rata-rata adalah

dan

Penyearah Terkontrol

3-33

Karena stu konverter menyearahkan dan yang lain membalik (inverting)

Maka,

Karena tegangan keluaran sesaat kedua konverter tidak sefasa, sehingga akan muncul
tegangan sesaat yang berbeda dan hal ini mengakibatkan munculnya arus sirkulasi
antara kedua konverter. Arus sirkulasi ini tidak akan mengalir ke beban dan umumnya
dibatasi dengan reaktor arus sirkulasi (circulating current reactor) Lr seperti"yang
ditunjukkan pada gambar 3-4a.
Jika v01 dan vo2 adalah berturut-turut tegangan sesaat konverter 1 dan 2, arus sirkulasi
dapat diperoleh dengan mengintegrasikan tegangan sesaat mulai dari t = 2-1.
Karena kedua tegangan keluaran rat-rata selama interval t - +i hingga 2-i adalah
sama dan kontribusinya berlawanan terhadap arus sirkulasi sesaat iT yaitu nol.

Arus sirkulasi sesaat tergantung pada sudut penyalaan, Untuk ai = 0, besarnya


menjadi minimum ketika cot = nrt, n = 0, 2,4, ..... , dan maksimum ketika cot = mr, n
= 1, 3, 5, ......... Jika arus beban puncak adalah Ip, salah satu konverter yang
mengendalikan aliran daya mungkin dialiri arus puncak (Ip + 4Vm/Lr).
Konverter ganda dapat dioperasikan dengan atau tanpa arus sirkulasi. Pada kasus
operasi tanpa arus sirkulasi, hanya satu konverter yang beoprasi dan mengalirkan arus
beban, sementara konverter yang lain padam dengan menghilangkan pulsa gate-nya.
Akan tetapi operasi dengan arus pusar mempunyai keuntungan :

Penyearah Terkontrol

3-34

(c) Arus sirluasi akan memelihara konduksi kontinyu dari kedua konverter pada

seluruh daerah kontrol, tidak tergantung pada beban.


(ci) Karena satu konverter selalu beroperasi sebagai penyearah dan konverter yang

lain beroperasi sebagai inverter, aliran daya pada sembarang arah dan waktu bisa
terjadi.
(cii)

Karena kedua konverter berada pada kondisi konduksi kontinyu, respon

waktu perubahan dari operasi kuadran pertama ke yang lain menjadi lebih cepat.

Contoh 3-6
Konverter ganda satu fasa pada gambar 3-4a dioperasika dari sumber 120 V 60
Hz dan resiatansi beban R =10 . Induktansi sirkulasi Lc = 40 mH, sudut
penyalaan i = 60 dan 2 = 120. Hitunglah arus sirkulasi puncak dan arus
puncak pada konverter 1
Solusi: = 2x60 = 377 rad/s, i = 60, Vm = V2xl20 = 169,7 V, f = 60 Hz, dan
Lj = 40 mH. Untuk t = 2 dan i = 60, persamaan (3-33) memberikan arus
sirkulasi puncak

Arus puncak beban, Ip = 169,7/10 = 16,97 A. Arus puncak konverter 1 adalah


(16,97+ 11,25) = 28,22 A.

3-6 Konverter Seri Satu Fasa


Untuk aplikasi tegangan tinggi, dua atau lebih dari konverter dapat dihubungkan
secara seri sebagai pembangi tegangan dan juga perbaikan faktor daya. Gambar 3- 5a
menunjukkan dua semikonverter yang terhubung seri. Masing-masing kumparan
sekunder mempunyai jumlah belitan yang sama, dan perbandingan belitan primer
dan sekunder adalah Np/Ns = 2. Bila i dan 2 berturut-turut adalah sudut penyalaan
konverter 1 dan konverter 2, tegangan keluaran maksimum Vdm diperoleh ketika 1 =
2 = 0.
Dalam sistem dua-konverter, satu konverter dioperasikan untuk memperoleh
tegangan keluaran dari 0 hingga Vdm/2 dan konverter yang lain di-bypass melalui
freewheeling diode-nya. Untuk menghasilkan tegangan keluaran dari Vd,n/2 hingga

Penyearah Terkontrol

3-35

Vdm, satu konverter dikonduksikan secara penuh (pada sudut penyalaan, i = 0) dan
sudut penyalaan konverter yang lain 2 diatur. Gambar 3-5b menunjukkan tegangan
keluaran, arus-arus masukan konverter dan arus masukan dari sumber ketikakedua
konverter beroperasi dengan beban induktif tinggi.

Dari persamaan (3-5), tegangan keluaran rata dari kedua semikonverter adalah :

Tegangan keluaran total adalah

Penyearah Terkontrol

3-36

Gambar 3-6a menunjukkan dua konverter penuh yang terhubung seri dan perbandingan
Tegangan keluaran rata-rata maksimum pada 1 = 2 = 0 adalah Vdm = 4Vm/7t. Jika
konverter 1 beroperasi pada 0 dan 2 maka

tegangan keluaran rata-rata ternormalisasi adalah

Bila kedua konverter beroperasi pada ai = dan 0 2, maka

dan tegangan ternormalisasi adalah

belitan primer dan sekunder adalah Np/Ns = 2. Akibat tidak adanya diode freewheeling,
salah satu konverter tidak dapat di-bypass dan kedua konverter harus beroperasi pada
saat yang bersamaan.
Pada mode penyearahan, satu konverter beoperasi penuh (1=0) dan sudut penyalaan
konverter yang lain 2, diatur dari 0 hingga untuk mengatur tegangan dc keluaran.
Gambar 3-6b menunjukkan tegangan masukan, tegangan keluaran, arus masukan ke
konverter, dan arus masukan sumber. Dengan membandingkan gambar 3-6bdengan
gambar 3-2b, dapat dilihat bahwa arus masukan dari sumber serupa dengan pada
semikonverter. Sebagai hasilnya faktor daya konverter ini dapat ditingkatkan, tetapi
faktor daya-nya masih lebih rendah dari semikonverter seri.
Pada mode membalik (inversion), satu konverter dioperasikan secara terlambat 2= ,
dan sudut penyalaan konverter yang lain 1 diatur dari 0 hingga untuk mengatur
tegangan keluaran rata-rata. Gambar 3-6d menunjukkan karakteristik v-i konverter
penuh seri.
Dari persamaan (3-21), tegangan keluaran rata-rata dua konverter penuh adalah

Penyearah Terkontrol

3-37

Penyearah Terkontrol

3-38

Tegangan keluaran rata-rata total adalah

dan tegangan keluaran dc temormalisasi adalah

dan tegangan keluaran rata-rata temormalisasi adalah

Contoh 3-7

Nilai rms arus fundamental adalah

Penyearah Terkontrol

3-21

3-7 Konverter Setengah Gelombang Tiga Fasa


Konverter tiga fasa memberikan tegangan keluaran rata-rata yang lebih tinggi, dan
frekuensi riplle pada tegangan keluaran lebih tinggi dibandingkan dengan konverter
satu fasa. Sehingga kebutuhan akan filter untuk memperhalus tegangan dan arus
beban lebih sederhana. Atas dasar alasan tersebut, maka konverter tiga fasa banyak
digunakan pada aplikasi penggerak elektrik kecepatan variabel daya tinggi.
Konverter setengah gelombang satu fasa yang ditunjukkan pada gambar 3-la dapat
dihubungkan dalam bentuk konverter setengah gelombang tiga fasa seperti yang
ditunjukkan gambar 3-7a.

Penyearah Terkontrol

3-25

Ketika thyristor Ti dinyalakan pada t - /6 + , tegangan fasa van akan muncul i pada
beban hingga thyristor T2 dinyalakan pada t = 5/6 + . Ketika thyristor T2 I
dinyalakan, thyristor T, terbias balik, karena tegangan saluran (,line-to-line), Vab(= Van Vbn) negatif sehingga T, padam. Tegangan fasa vbn akan muncul di bebanI hingga T3
dinyalakan pada t = 3/2 + . Ketika thyristor T3 dinyalakan, T2 padam dan vcn akan
muncul pada beban hingga Ti dinyalakan kembali pada awal siklus berikutnya. Gambar
3-7b menunjukkan karakteristik v - i beban dan dua-kuadran operasi konverter. Gambar
3-7c menunjukkan tegangan masukan, tegangan keluaran, dan arus yang melalui
thyristor Ti untuk beban induktif yang sangat tinggi. Untuk beban resistif dan >/6,
arus beban akan tidak kontinyu dan setiap thyristor akan komutasi-sendiri
(seif-commutated) ketika polaritas tegangan fasa-nya terbalik. Frekuensi ripple
tegangan keluaran adalah 3fB. Konverter ini jarang digunikan pada sistem praktis,
karena arus sumber mengandung komponcn dc. Bila tegangan fasa van = Vmsint,
tegangan keluaran rata-rata untuk arus beban yang kontinyu adalah

dimana Vm adalah tegangan fasa puncak. Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang
teijadi pada sudut penyalaan, a = 0 adalah

tegangan keluaran rata-rata ternormalisasi adalah

Tegangan keluaran rms diperoleh dari

Penyearah Terkontrol

3-26

Contoh 3-8
Konverter setengah gelombang tiga fasa dalam gambar 3-7a diopersikan dari sumber
tiga fasa terhubung bintang 208 V 60 Hz dan bebanresistif R = 10 Q. Bila pada
tegangan keluaranxiya diinginkan 50% dari tegangan keluaran maksimum,
hitunglah (a) sudut penyalaan a, (b) arus keluaran rata-rata dan rms, (c) arus thyristor
rata-rata dan rms, (d) efisiensi penyearah, (e) faktor utilitas trafo TUF, dan (f) faktor
daya masukan PF.

Penyearah Terkontrol

3-27

3-8 Semikonverter Tiga Fasa


Semikonverter tiga fasa digunakan dalam aplikasi industri hingga tingkat daya 120
kW, dimana diperlukan operasi satu-kuadran. Faktor daya konverter ini akan
menurun dengan naiknya sudut penyalaan, akan tetapi akan lebih baik dari pada
konverter setengah gelombang tiga fasa. Gambar 3-8a menunjukkan semikonverter
tiga fasa dengan beban induktif yang tinggi dan arus beban mempunyai kandungan
ripple yang diabaikan.
Gambar 3-8b menunjukkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan
keluaran, arus masukan, dan arus yang melalui thyristor dan diode. Frekuensi
tegangan keluaran adalah 3fs. Sudut penyalaan a dapat diatur dari 0 hingga .
Selama periode /6 < t < 7/6, thyristor T1 terbias maju. Jika T1 dinyalakan pada
t (/6+), T1 dan D1 akan konduksi dan tegangan saluran vac akan muncul pada
beban. Pada t = 7J6, vac akan mulai negatif dan freewheeling diode Dm konduksi,
sehingga arus beban kontinyu mengalir melalui Dm dan T1 dan D1 menjadi padam.
Bila tidak dipasangkan freewheeling diode Dm, T1akan terus konduksi hingga
thyristor T2 dinyalakan pada t = 5/6+ dan aksi freewheeling diode akan
digantikan melalui Tj dan D2. Bila a < /3, masing-masing thyristor konduksi pada
2/3 dan freewheeling diode Dm tidak konduksi. Bentuk gelombang semikonverter
tiga fasa dengan < /3 ditunjukkan dalam gambar 3-9.
Bila didefinisikan tiga tegangan fasa (line-neutral) sebagai berikut:

Tegangan saluran (line-tu-line) adalah

Penyearah Terkontrol

3-28

Penyearah Terkontrol

3-29

Penyearah Terkontrol

3-30

Dimana Vm tegangan fasa puncak sumber yang terhubung bintang.


Untuk /3 dan tegangan keluaran tidak kontinyu, tegangan keluaran rata-rata

Tegangan keluaran rata-rata maksimum yang muncul pada sudut penyalaan = 0 adalah
Vdm = 33Vm/ dan tegangan keluaran temormalisasi adalah

Tegangan keluaran rms diperoleh dari

Untuk a /3, dan tegangan keluaran kontinyu

Contoh 3-9

Penyearah Terkontrol

3-31

(f) Daya keluaran P0 = (Inns)2R = 18,012xl0 = 3243,6 W. Faktor daya masukan PF


= 3243,6/5300 = 0,612 (tertinggal).

Catatan : Faktor daya akan lebih baik dari konverter setengah gelombang tiga fasa

3-8.1 Semikonverter tiga fasa dengan beban RL


Tegangan keluaran semikonverter tiga fasa pada gambar 3-8a dapat kontinyu atau tidak
kontinyu tergantung pada sudut penyalaan a. Pada sembarang kasusu bentuk gelombang
keluaran dapat dibagi menjadi dua interval.

Penyearah Terkontrol

3-32

dimana Vab adalah tegangan masukan saluran (line-to-line) rms. Arus beban iu selama
interval 1 dapat diperoleh dari

Arus beban iL2 selama interval 2 dapat diperoleh dari

Dengan kondisi iLi(t=/2)=ILc dan iL1(=/6+)=IL1


Interval 2 untuk (/6+)t 7/6 : thyyristor T1 dan diode D1 konduksi
Tegangan keluaran menjadi

Dimana Vac adalah tegangan maSukan sa.\umn(line-to-line) rms. Arus beban iL2 selama
interval 2 dapat diperoleh dari

Penyearah Terkontrol

3-33

3-9 Konverter Penuh Tiga Fasa


Konverter tiga fasa banyak digunakan dalam aplikasi industri pada tingkatan daya
hingga 120 kW, dimana diperlukan operasi dua-kuadran. Gambar 3-10a
menunjukkan rangkaian konverter penuh dengan beban indukstif yang sangat
tinggi. Rangkaian ini dikenal sebagai jembatan tiga fasa. Thyristor dinyalakan
pada interval /3. Frekuensi ripple tegangan keluaran adalah 6fs dan filter yang
diperlukan lebih sederhana dari pada filter yang digunakan pada konverter semi
dan setengah gelombang tiga fasa Pada t = /6+, thyristor T6 telah konduksi
dan thyristor T1 dinyalakan. Selama interval (/6 + ) t (/2 + ), thyristor
T1 dan T6 konduksi dan tegangan saluran Vab(=vun - vbn) akan muncul pada beban.
Pada t = /2 + , thyristor T2 dinyalakan dan kemudian segera thyristor T6
terbias balik. Thyristor T6 pada akibat komutasi alamiah. Selama interval (/2 +
) < t < (5/6 + ), thyristor T1 dan T2 konduksi dan tegangan saluarn vao
muncul pada beban. Bila thyristor diberi nomor seperti pada gambar 3-20a, maka
urutan penyalaannya adalah 12, 23, 34, 45, 56, dan 61. Gambar 3-10b
menunjukkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, arus
masukan, dan arus-arus yang melalui thyristor.
Bila tegangan fasa didefinisikan

tegangan saluran yang bersesuaian adalah

Tegangan keluaran rata-rata diperoleh dari

Penyearah Terkontrol

3-34

Penyearah Terkontrol

3-35

Penyearah Terkontrol

3-36

Tegangan keluaran rata-rata maksimum untuk sedut penyalaan = 0 adalah

dan tegangan keluaran ternormalisasi adalah

Nilai mis tegangan keluaran diperoleh dari

Gambar 3-10b menunjukkan bentuk gelombang pada a = n/3. Untuk a > n/3, tegangan
keluaran sesaat v0 akan memiliki bagian negatif. Karena arus yang melalui thyristor tidak
dapat negatif, maka arus beban akan selalu positif. Akibatnya dengan beban resistif,
tegangan sesaat tidak dapat negatif, dan konverter penuh akan berperilaku seperti
semikonverter.
Konverter jembatan tiga fasa membrikan tegangan keluaran enam-pulsa (six-pulse).
Untuk aplikasi day a yang tinggi seperti padatransmisi day a dc tegangan tinggi dan
penggerak motor dc, keluaran yang 12-pulsa pada umumnya diperlukan untuk
mengurangi ripple keluaran dan untuk menaikkan frekuensi ripple.. Dua konverter
jembatan 6-pulsa dapat dikombinasikan baik seri maupun paralel untuk memperoleh
keluaran 12-pulsa. Dua konfigurasi ditunjukkan pada gambar 3-11. Pergeseran fasa 30
antara belitan-belitan sekunder dapat diperoleh dengan menghubungkan satu beliatan
sekunder terhubung bintang (Y) dan yang lain terhubung segitiga (A).
Gontoh 3-10
Ulangi contoh 3-8 untuk konverter penuh tiga fasa pada gambar 3-10a. Solusi :
Tegangan fasa Vs = 208/V3 = 120,1 V, Vm = V2VS = 169,83 V, Vn =0,5, dan R = 10
1 Tegangan keluaran maksimum Vdm =

= 3^3 x

169,83/tc = 280,9 V. Tegangan keluaran rata-rata V* = 0,5 x 280,9 = 140,45 V.

Penyearah Terkontrol

3-37

(ci) Dari persamaan (3-58), 0,5 = cos a, maka sudut penyalaan a = 60.
(cii)

Arus keluaran rata-rata Id0 = Vd</R = 140,45/10 = 14,05. Dari persamaan

(3-59), diperoleh

dan arus rms Us = 159,29/10 = 15,93 A


(ciii)

Arus rata-rat thyristor 1A = Idc/3 = 14,05/3 = 4,68 A, dan arus thyristor rms

IR = UW2/6 = 15,93 x A/2/6 = 9,2 A


(civ)

Dari persamaan (2-44) efisiensi penyearah adalah

(cv)

Arus saluran masukan rms Is = IrmSv4/6 = 13 A dan rating volt-ampere

masukan, VI = 3 VSIS = 3 x 120,1 x 13 - 4683,9 VA. Dari persamaan (2- 49), TUF
- 140,45 x 14,04/4683,9 = 0,421.
(cvi)

Daya keluaran P0 = (I)2 R = (15,93)2 x 10 = 2537,6 W. Faktor daya PF =

2537,6/4683,9 = 0,542 (tertinggal)


Catatan : Faktor daya lebih kecil dari pada semikonverter tiga fasa, tetapi lebih tinggi
dari pada konverter setengah gelombang tiga fasa.
Contoh 3-11
Arus beban konverter penuh tiga fasa pada gambar 3-10a adalah kontinyu dimana
kandungan ripple-nya diabaikan. (a) Nayatakan arus masukan dalam deret Fourier,
dan tentukan faktor harmonisa HF arus masukan, faktor pergeseran DF, dan faktor
daya masukan PF. (b) Bila sudut penyaiaan a = rc/3, hitunglah V, HF, DF, dan PF.
Solusi : bentuk gelombang arus masukan ditunjukkan dalam gambar 3-10b arus
masukan sesaat dari salah satu fasa dapat dinyatakan dalam sebuah deret Fourier
sebagai berikut

Penyearah Terkontrol

3-38

Penyearah Terkontrol

3-39

dimana

Karena IdC = 0, arus masukan dapat dituliskan sebagai berikut

dimana

Nilai rms arus masukan barmonisa yang ke-n diberikan oleh

Nilai rms arus fundamental

Arus masukan rms

Penyearah Terkontrol

3-40

(b) Untuk a - n/3, Vn = cos(n/3) = 0,5 pu, HF = 31,08%, DF = cos60 = 0,5, dan PF = 0,478
(tertinggal)
Catatan : Bila kita bandingkan faktor daya dengan contoh 3-8, dimana beban resistif mumi,
akan terlihat bahwa faktor daya masukan tergantung pada faktor daya beban.

3-9.1 Konverter Penuh Tiga Fasa Beban RL Dari gambar 3-10b tegangan keluaran adalah

Dimana cot5 = cot + 71/6, dan Vab adalah tegangan saluran masukan. Dengan memilih vab
sebagai referensi tegangan, arys beban iL dan diperoleh dari

Dengan solusi dari persamaan (2-81) adalah

dimana Z = [R2 + (cdL)2]1/2 dan 6 = tan^coL/R). Dalam kondisi tunak, iL(cot'=2n/3+a) =


iL(cot'=7r/3+a) = In. Dengan menggunakan kondisi ini ke persamaan (3-62), diperoleh nilai
ILI sebagai berikut

Contoh 3-12
Konverter penuh tiga fasa gambar 3-10a mempunyai beban L = 1,5 mH, R = 2,5 Q, dan E =
10 V. Tegangan saluran masukan Vab = 208 V (rms), 60 Hz. Sudut

Penyearah Terkontrol

3-41

penyalaan a = rc/3. Tentukan (a) arus beban keadaan tunak In pada cot' = 7i/3+oc atau
cot = 7T/6+a, (b) arus thyristor rata-rata IA, (c) arus thyristor nns IR, (d) arus keluaran
rms dan (e) arus keluaran rata-rata I<icSolusi: a = n/3, R = 2,5 Q, L = 1,5 mH, f = 60 Hz, co = 2n x 60 = 377 rad/s, VBb = 208
V, Z = [R2 + (coL)2]"2 = 2,56 Q, dan 9 = tan"'(coL/R) = 12,74
(f) Arus beban keadaan tunak pada cot' = rc/3 + a, ILI = 20,49 A
(g) Integrasi numerik dari ij. dalam persamaan (2-62), dengan batas antara cot' = n/3 +
a hingga 2n/3 + a, memberikan arus thyristOT rata-rata U = 17,42 A.
(h) Dengan integrasi numerik dari (iL)2, dengan batas antara cot' = rc/3 + a hingga 2TI/3
+ a, memberikan arus thyristor rms IR = 31,32 A.
(i) Arus keluaran rms Ims = V3IR = V3 x 31,32 = 54,25 A
(j) Arus keluaran rata-rata Idc = 3IA = 3 x 17,42 = 52,26 A
3-10 Konverter Ganda Tiga Fasa
Dalam banyak aplikasi penggerak elektrik kecepatan variabel, pada umumnya
diperlukan operasi empat-kuadran dan konverter ganda tiga fasa secara ekstensif
digunakan dalam aplikasi dengan level daya hingga 200 kW. Gambar 3-12a
menunjukkan konverter ganda dimana dua konverter tiga fasa dihubungkan anti
paralel (back to back). Pada bagian 3-5 terlihat bahwa akibat adanya perbedaan antara
tegangan sesaat dan tegangan keluaran konverter, arus sirkulasi akan mengalir melalui
konverter. Arus sirkulasi umumnya dibatasi oleh reaktor sirkulasi Lr seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3-12a. Dua konverter dikendalikan dengan cara bila oti
adalah sudut penyalaan konverter 1, kemudian sudut penyalaan konverter 2 adalah 012
= n - at. Gambar 3-10b menunjukkan bentuk gelombang tegangan masukan, tegangan
keluaran, dan tegangan pada induktor Lr. Operasi setiap konverter identik dengan
konverter penuh tiga fasa. Selam interval (71/6 + ai) < cot < (n/2 + oti), tegangan
saluran vab akan muncul pada keluaran konverter 1, dan vi* muncul pada konverter 2.
Bila tegangan-tegangan fasa (line-to-neutral) didefmisikan
Van

Penyearah Terkontrol

= V,n Sin 0)t

3-42

tegangan saluaran (line-to-line) yang bersesuaian adalah

Bila Vol dan v02 adalah tegangan konverter 1 dan 2, tegangan saat pada induktor selama
interval (n/6 + aO < cot < (rr/2 + aO adalah
(3-64)

Arus sirkulasi dapat diperoleh dari


(3-65)

Arus sirkulasi tergantung pada sudut penyalaan ai dan induktasi L,-. Arus tersebut menjadi
maksimum bila cot = 2rc/3 dan ai =.0. Walaupun tanpa beban luar, konverter dapat secara
kontinyu beropersi karena adanya arus pusar sebagai hasil dari tegangan ripple pada
induktor. Hal ini memungkinkan pembalikan arus beban beijalan dengan halus selama
perubahan dari operasi satu kuadran ke kuadran lain dan memberikan respon dinamik yang
cepat, terutama untuk penggerak motor elektrik.

Penyearah Terkontrol

3-43

Gambar 3-12 Konverter ganda tiga fasa


3-43

Penyearah Terkontrol

3-44

Anda mungkin juga menyukai