Anda di halaman 1dari 7

PIPE FITTING

Pipe fitting (sambungan pipa) adalah sebuah benda yang dipergunakan untuk
menyambung dua buah pipa atau lebih dan bisa berbentuk elbow,tee,reducer dan lain-
lain.dalam kesempatan kali ini yang saya bahas adalah mengenai fitting untuk pipa baja.
Dalam proses menyambung pipa baja menggunakan fitting, tentunya akan di pelajari terlebih
dahulu apakah sambungan yang akan dibuat tersebut bersifat tetap dan tidak bisa dibuka atau
sambungan tersebut diinginkan sewaktu-waktu dapat dibuka untuk keperluan maintenance
atau perbaikan
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)
Bahan-bahan pipa secara umum :
Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg
dapat dibagi secara umum yaitu Carbon steel, Carbon Moly, Galvanees, Ferro Nikel,
Stainless Steel, PVC (Paralon), Chrom Moly.
Bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan yaitu Vibre Glass, Aluminium
(Aluminium), Wrought Iron (besi tanpa tempa), Cooper (Tembaga), Red Brass (kuningan
merah), Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom).
Komponen perpipaan :
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol
dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya. Komponen perpipaan yg dimaksud disini
meliputi:
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges ( flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Boltings (baut-baut)
6. Gasket
7. Specials items
Terkhusus disini akan membahas tentang komponen perpipaas Fitting dan Valve.

FITTING
Pengertian fitting dalam pekerjaan perpipaan adalah sebuah bagian dari instalasi pipa
yang berfungsi sebagai penyambung antar pipa dan sebagai bagian akhir perpipaan/outlet
fitting. Ada berbagai jenis fitting dari berbagai bahan, fitting yang umum dipakai
misalnya: Elbow, Tee, Wye (wyes), Cross (crosses), Coupling, Union, Fitting kompresi
(compression fitting), Caps, Plugs, dan Valve. Akan kita bahas satu persatu jenis jenis dan
macam fitting.
Jenis Elbow Elbow atau dikenal dengan ells berfungsi untuk
Fitting mengubah arah pipa.
s
Tee, Wye dan Fungsi utamanya menggabungkan beberapa jalur
cross pipa kea rah satu pipa atau sebaliknya dari satu
pipa ke beberapa pipa pembagi.
Wye di terapkan arah aliran yang di harapkan
sesuai aliran instalasi dan menggunakan tekstur
langsam.
Tee dengan sudut tegas 90 derajat maupun 45
derajat pada sudutnya.
Cross memiliki satu input dan tiga output ( atau
sebaliknya) yang berpotongan dengan sudut 90
derajat.
Coupling & Fungsi utama menyambungkan dua pipa atau
Union tubing. Desain untuk coupling dan union biasanya
di buat pendek.
Kopling dirancang untuk sebuah koneksi instalasi
pipa semi permanen dengan sambungan
pengelasan di tempat, sebagian juga dengan
penyambungan dengan mur baut.
Union dirancang untuk penyambungan yang
mudah di lepas setiap saat.
Caps & Plugs Caps adalah sebagai penutup ujung pipa penuh
(menjadi buntu).
Plugs adalah menutup ujung pipa tetapi di pasang
sejenis stopper pada ujungnya.
Fitting kompresi Fitting kompresi terdapat bagian: bodi, nut, dan
gasket ring (ferule)untuk memperkuat koneksi
sehingga mencegah kebocoran.

Jenis-jenis alat penyambung pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua
bagian :
A. Jenis sambungan dengan pengelasan :
1. 45 derajat elbow
2. 90 derajat elbow
3. 180 derajat elbow
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
6. Tee
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red Tee (pemerkecil tee)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)

B. Jenis sambungan dengan ulir


1. Bushing (paking)
2. Cap (tutup)
3. Coupling
4. Red coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 derajat elbow\
6. 95 derajat elbow
7. 45 derajat lateral
8. Reducer (pemerkecil)
9. Tee
10. Red Tee
11. Cross (silang)
12. Plug (sumbat)
13. Union
14. Swage concentric (sweg sepusat)
15. Swage eccentric (sweg tak sepusat)

Ada beberapa cara penyambungan fittings yaitu sbb:


a. Butt-weld (BW)
Digunakan pada secara luas untuk proses, keperluan umum, dsb. Cocok untuk pipa
dan fitting berukuran besar, dengan reliabilitas yang tinggi (leak-proof). Prosedur
fabrikasinya adalah dengan menyatukan masing-masing ujung sambungan (bevel), diluruskan
(align), tack-weld, lalu las kontinu. Beberapa contoh fitting yang menggunakan BW antara
lain:
BW Tee, dipakai untuk percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat
berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee).
Stub-in digunakan untuk membuat cabang langsung ke pipa utama. Cabang
berukuran lebih kecil.
Weldolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow.
Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya dipakai pada
pipa transmisi dan distribusi (pipe line system).

b. Socket-weld (SW)
SW digunakan untuk ukuran kecil dibawah. Ujung pipa dibuat rata, lalu didorong
masuk ke dalam fitting, valve atau flange. Dibandingkan dengan BW, SW memiliki kelebihan
dalam hal penyambungan dan pelurusan yang lebih mudah, terutama untuk ukuran kecil.
Tetapi, adanya sisa jarak 1/16 in antara pertemuan ujung pipa dan fittings, valve, atau flange
dapat menyebabkan kantung cairan. Penggunaan SW juga dilarang per ASME B31.1.0-1967
jika terdapat erosi atau korosi cresive.
Beberapa contoh SW fittings:
Full coupling untuk menyambung pipa ke pipa.
Swage Nipples (Plain Both Ends/PBE) digunakan untuk menyambung SW item
ke BW pipa atau fitting berukuran lebih besar.
SW Elbow digunakan untuk menghasilkan perubahan arah 900 atau 450.
Nipolet digunakan untuk sambungan ke valve berukuran kecil.
SW Tee dipakai untuk percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat berukuran
lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee).
Sockolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
SW elbowlet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu
elbow.

c. Screwed
Seperti SW, screwed piping digunakan untuk pipa berukuran kecil. Umumnya tidak
dipakai untuk proses, meskipun mungkin pressure-temperature ratingnya memenuhi. SW dan
screwed fitting umumnya berkelas 2000, 3000, dan 6000 PSI.

d. Quick Connector and Couplings


Digunakan baik untuk koneksi permanen atau sementara, tergantung pada kondisi
servis, dan jenis sambungan. Biasanya cocok dipakai pada saat perbaikan jalur, dan
modifikasi proses.

VALVE
Dalam suatu industri terutama yang bergerak dalam pengolahan liquid, tentu memiliki
sistem perpipaan yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya liquid. Setiap rangkaian pipa
pastinya memiliki suatu alat yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran agar peroses
pengolahan dapat berjalan sesuai dengan yang ditentukan. Alat tersebut disebut
denganvalve atau sering juga disebut katup, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita, contoh
sederhananya yaitu kran air yang hampir kita gunakan setiap hari.
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan, yang
berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran fluida dengan cara
membuka, menutup atau menutup sebagian aliran fluida. Katup/valve memiliki peran penting
dalam suatu industri seperti industri migas yang meliputi pengaliran kedalam kolom destilasi
dan mengontrol pengapian pada furnace.
Valve dapat dioperasikan secara manual, baik dengan menggunakan pegangan, tuas
pedal dan lain sebagainya, selain dioperasikan secara manual valve dapat juga dioperasikan
secara otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran, tekanan dan suhu. Perubahan
tersebut akan mempengaruhi diafragma, pegas ataupun piston sehingga secara otomatis akan
menggerakkan katup dengan sistem buka tutup.

Fungsi Valve

Terdapat berbagai macam jenis valve, berserta dengan kriteria penggunaannya masing-
masing. Berikut fungs-fungsi utama valve:
1. Untuk menutup dan membuka aliran dengan syarat, ketika terbuka memiliki
hambatan aliran dan pressure loss yang minimum. Contohnya: gate, ball, plug dan
butterfly valve.
2. Untuk mengatur aliran, dengan cara menahan aliran dengan perubahan arah atau
menggunakan suatu hambatan bisa juga dengan kombinasi keduanya.
3. Untuk mencegah aliran balik (back flow), biasanya menggunakan check valve (lift
check dan swing check). Valve ini akan tetap terbuka dan akan tertutup apabila
terdapat aliran yang berlawanan arah.
4. Untuk mengatur tekanan, dalam beberapa aplikasi valve, tekanan yang masuk (line
pressure) harus dikurangi untuk mencapai tekanan yang diinginkan. Biasanya
menggunakan pressure-reducing valve atau regulator.
5. Untuk pressure relief dengan menggunakan relief valve dan safety valve. Relief valve
digunakan untuk mengatasi bila adanya tekanan yang berlebihan yang dapat
mengganggu proses aliran bahkan kegagalan proses. Sedangkan safety valve
mengunakan per (spring loaded), valve ini akan membuka jika tekanan melebihi batas
yang sudah ditentukan.

Jenis-Jenis Valve

Berikut berbagai macam jenis valve dengan dengan karakteristik dan cara kerja masing-
masing:
1. Gate Valve
Jenis ini didesain untuk membuka dan menutup aliran dengan cara tertutup rapat dan
terbuka penuh sehingga valve ini tidak cocok untuk mengatur debit aliran karena
kurang akurat dalam hal mengontrol jumlah aliran.
2. Plug Valve
Memiliki fungsi yang sama dengan gate valve yaitu dengan menutup atau membuka
aliran secara keseluruhan. Namun beberapa pengaplikasian valve ini digunakan untuk
mengontrol aliran seperti pada pengaliran gas.
3. Ball Valve
Jenis ini dapat dioperasikan pada fluida bertemperatur -450F hingga -500F, ball
valve merupakan tipe quick opening valve yang hanya memerlukan 1/4 putaran dari
posisi tertutup penuh ke terbuka penuh.
4. Globe valve
Aliran dalam valve berubah arah sehingga menghasilkan friksi yang cukup besar
meskipun dalam keadaan terbuka lebar. Jenis valve ini cukup penting bila digunakan
untuk penutupan yang rapat terutama pada aliran gas.
5. Needle Valve
Pada dasarnya, jenis ini digunakan pada instrument, gage dan meter line service.
Valve ini dapat digunakan untuk throtling dengan sangat akurat serta dapat juga
digunakan pada tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
6. Diaphragm Valve
Valve ini memiliki kelebihan yaitu memiliki aliran yang tenang dan fluida akan
mengalir tanpa hambatan, jenis ini sangat baik untuk flow control dan penutupan
aliran yang sangat rapat walaupun di dalam pipeline terkandung suspended solid.
Diaphragm valve cocok digunakan untuk fluida yang korosif, viscous material,
fibrous materials, sludges, solids in suspension, gas dan udara bertekanan.
7. Butterfly Valve
Merupakan valve untuk tekanan rendah dengan desain sangat sederhanan yang
digunakan untuk mengontrol dan mengatur aliran, untuk terbuka penuh dan tertutup
penuh hanya diperlukan 1/4 putaran.
8. Check valve
jenis ini didesain untuk mencehak terjadinya aliran balik, check valve terdiri dari
beberapa jenis seperti lift check, swing check dan ball check.
9. Pressure Relife Device
Jenis ini digolongkan sebagai safety valve, digunakan untuk mencegah terjadinya
overpressure pada sistem proses piping dan mencegah terjadinya kerusakan peralatan.
Ada dua jenis safety valve yaitu relief valve dan pop valve, kedua jenis ini dapat
membuka secara cepat. Relief valve digunakan untuk membebaskan tekanan yang
berlebih sedangkan pop valve digunakan untuk aplikasi bertekanan tinggi. Namun
kedua jenis ini sebaiknya tidak digunakan bila fluida bersifat korosif, melibatkan
back-pressure, melibatkan pressure control atau bypass valve.
10. Pressure Reducing Valve
Fungsi utama dari jenis ini adalah untuk menjaga agar tekanan dalam sistem
perpipaan selalu konstan dengan menurunkan tekanan dari sumber yang memiliki
tekanan lebih tinggi.
11. Traps Valve
Fungsi dari trap adalah untuk membuang kondensat yang berasal dari perpipaan steam
(uap) tanpa adanya steam yang ikut terbuang. Trap valve terdiri dari tiga jenis yaitu
float trap, bucket trap dan inverted bucket trap. Ukran trap disesuaikan dengan
kapasitas discharge aktual atau effective valve area bukan berdasarkan dengan ukuran
intlet dan outlet pada sambungan pipa.

Anda mungkin juga menyukai