Anda di halaman 1dari 4

Hormon tumbuh adalah senyawa kimia yang sangat aktif.

Hormon yang memengaruhi


pertumbuhan sehingga sering disebut hormon zat tumbuh. Hormon tumbuh pada tumbuhan
ditemukan oleh ahli botani yang berasal dari belanda yang bernama Went, tahun 1926. Hormon
tumbuh tumbuhan memiliki banyak jenis. Hormon tumbuhan adalah auksin, giberelin, sitokinin, gas
etilen dan asam absisat serta kalin.

Macam-Macam Hormon Tumbuhan dan Fungsinya

a. Hormon Auksin
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan dan ditemukan olehFrits
Went (1863-1935) pada tahun 1928 merupakan ahli botani Belanda yang mengatakan bahwa "tak
mungkin terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan yang
telah dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau IAA. Auksin memiliki tempat sintesis pada
meristen apikal seperti pada ujung batang (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Awalnya auksin
diketahui terdapat di ujung kecambah gandum Avena sativa. Akan tetapi, ternyata ada juga zat
diujung-ujung tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-jenis auksin yang telah ditemukan adalah
aukin a dan auksin b. Auksin a sama dengan auksin b, hanya berbeda pada kandungan airnya.
Auksin a mempunyai mol air yang lebih banyak dan zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam
indol Asetat (IAA).
Fungsi Hormon Auksin

Merangsang perpanjangan sel

Merangsang pembentukan bunga dan buah

Merangsang pemanjangan titik buah

Mempengaruhi pembengkokan batang

Merangsang pembentukan akar lateral

Merangsang terjadinya proses diferensiasi

b. Hormon Sitokinin
Hormon sitokinin adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam memengaruhi
pembelahan sel yang disebut dengan sitokinesis. Sitokin dapat diperoleh pada ragi santan kelapa,
ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang membelah. Jenis hormon Sitokinin yang
pertama kali ditemukan adalah kinetin. Sitokinin mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan.
buktinya IAA berpengaruh terhadap sintesis DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis diatur oleh
kinetin atau sitokinin. Dari eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan kinetin
memiliki efek yang berbeda-beda. Jika tempat pemeliharaan jaringan tumbuhan diberikan IAA dan
kinetin maka yang terjadi adalah efek pertumbuhan dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi
kinetin tampa disertai oleh IAA maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.
Fungsi Hormon Sitokinin

Mengatur pembentukan bunga dan buah

Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.

Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun muda

Merangsang pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat
membantu mengatur pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem sehingga
pertumbuhan titik tumbuh normal

Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah yang dilakukan dengan meningkatkan
transpor zat makanan ke organ tersebut.

c. Hormon Giberelin
Hormon giberelin adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang hidup sebagai
parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi. Giberelin pertama kali
ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Tumbuhan padi yang terserang jamur tersebut
memperlihatkan suatu gejala yang terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan pemakaian
hormon giberelin telah dilakukan kepada jagung kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat bahwa
hormon giberelin dapat menambah tumbuh jagung tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dari
giberelin, maka semakin tinggi juga respons pertumbuhannya. Giberelin mempengaruhi
pemanjangan sel maupun pada pembelahan pada jagung kerdil. Sedangkan tumbuhan jagung
normal dan tumbuhan normal pemakain hormon giberelin tidak memberikan respons apapun.
Giberelin jug mempengaruhi pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan pada akar,
bunga dan buah.
Fungsi Hormon Giberelin

Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel

Memengaruhi perkembangan embrio dan kecambah

Menghambat pembentukan biji

Mempengaruhi pemanjangan batang

Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga

d. Hormon Asam Traumalin (Hormon Luka)


Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan
tersebut dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam traumalin).
Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana pada percobaan yang
dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak
membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.
Fungsi Hormon Asam Traumalin

Meregenerasi sel jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan

e. Hormon Gas Etilen


Hormon gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua. Buah yang sudah tua
dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka yang terjadi buah tersebut akan
cepat masak. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen dari adanya respon stres (tekanan), yang
meliputi kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat
pemasakan buah atau untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen
dimanfaatkan dalam mempercepat pematangan buah. Gas etilen menyebabkan pertumbuhan
batang menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan
karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan mangga dan nanas.
Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga bunga betina pada tumbuhan
yang berumah satu.
Fungsi Hormon Gas Etilen

Mempercepat dalam pematangan buah

Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh

Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu

Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar

Induksi sel kelamin betina pada bunga

Merangsang terjadinya pemekaran bunga

Mengakhiri masa dormansi

Pembentukan akar adventif

f. Hormon Asam Absisat


Hormon Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman
yang dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada pembesaran sel, atau
dapat kedua-keduanya. Hormon Asam Absisat pertapa kali ditemukan pada tahun 1960 dari
sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan yang mempelajari perubahan pada senyawa
kimia yang menyebabkan terjadinya dormansi pada kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun
gugur.
Fungsi Hormon Asam Absisat

Menghambat perkecambahan biji

Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup

Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel

Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik

Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian

g. Hormon Kalin
Hormon Kalin adalah hormon yang dapat merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan
menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda
Fungsi Hormon Kalin

Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang memiliki fungsi dalam merangsang proses
pembentukan batang

Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang berfungsi dalam merangsang pembentukan akar

Filokalin : Filokalin adalah hormon yang berfungsi merangsang dalam pembentukan daun

Antokalin : Antokalin adalah hormon yang merangsang pembentukan bunga

Baca Juga :

Anda mungkin juga menyukai