Lapkas DM
Lapkas DM
Anamnesis Pasien
A. Identitas Pribadi
Nama : Suyani
Usia : 57 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Tempino
10
1
B. Riwayat Penyakit Sekarang
dirasakan OS.
Tidak Dijumpai
Obat-obatan herbal
PEMERIKSAAN FISIK
2
Hasil Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
1. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : Normocephal
Pemeriksaan Mata
- Palpebra : Edema (-/-)
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Sklera : Ikterik (-/-)
- Pupil : Reflek cahaya (+/+), isokor
Pemeriksaan Telinga
- Deformitas (-/-), Nyeri tekan (-/-)
Pemeriksaan Hidung :
- Nafas cuping hidung (-/-), Deformitas (-/-)
Pemeriksaan Mulut
- Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tepi hiperemis (-), tremor (-).
2. Pemeriksaan Leher:
- Trakea : Deviasi trakea (-)
- Kelenjar limfe : Membesar (-)
- Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
- JVP : Tidak meningkat
3. Pemeriksaan Thoraks
a. Paru-paru
Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SP: vesikuler, ST: ronkhi (-), wheezing (-)
4. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Simetris
3
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-)
Hepar tak teraba
Lien tak teraba
Ginjal ballotement (-), nyeri ketok costovertebral(-)
Perkusi : Tympani, pekak alih (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
5. Pemeriksaan Ektsremitas
- Superior : Atrofi (-/-), deformitas (-), oedem (-), sianosis (-), ikterik
(-)
Reflek fisiologis (N/N), reflek patologis (-/-), akral
dingin (-/-)
HASIL LABORATORIUM
Diagnosis Banding
A. Non-Farmakologis
1. Edukasi
- Meningkatkan kepatuhan
4
- Meningkatkan kualitas hidup
Pada penderita dengan berat badan 55 kg, tinggi badan 160 cm sebagai
berikut:
(160-100)-10%=54 kg
3. Latihan jasmani
dianjurkan latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang
5
perlu diperhatikan juga beberapa hal sebagai berikut yaitu frekuensi merupakan
jumlah latihan per minggu sebaiknya dilakukan secara teratur 3- 5 kali per
minggu, intensitas berkisar antara 30-60 menit dan tipe ( jenis ) latihan non
Terapi Farmakologis
- Metformin 3x1
- Vitamin B 12 1 x 1
6
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. 1,2,3,4,5
menggunakan insulin. Pankreas sangat sedikit atau bahkan sama sekali tidak
menghasilkan insulin. Bila insulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak
dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat.
Diabetes ini sering terjadi pada orang dewasa atau berusia lanjut. Dalam
perjalanan penyakit diabetes tipe II tubuh pada mulanya tidak dapat menggunakan
insulin secara efektif . Ketika insulin t tidak dapat berfungsi dengan benar,
glukosa akan menetap dalam darah. Setelah cukup lama, glukosa akan bertambah
7
Diabetes ini hanya terjadi pada saat kehamilan dan menjadi normal kembali
setelah persalinan.
Kelainan pada diabetes tipe lain adalah akibat kerusakan atau kelainan fungsi
kelenjar pancreas yang dapat disebabkan oleh bahan kimia, obat-obatan atau
- Faktor keturunan/genetik
- Merokok
- Obesitas
D. Patofisiologis
8
disertai dengan penurunan reaksi intrasel. Dengan demikian insulin
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
F. Pemeriksaan Penunjang
9
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis
- A1C
- Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida)
- Kreatinin serum
- Albuminuria
G .Diagnosis
vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood), vena, ataupun kapiler
10
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma
puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk
kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu
(GDPT). 1,2,3,4
glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140 199 mg/dL (7,8-11,0 mmol/L).
puasa didapatkan antara 100 125 mg/dL (5,6 6,9 mmol/L) dan pemeriksaan
11
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
H. Komplikasi
berikut :
a. Komplikasi Akut
12
3. Hipoglikemi adalah penurunan kadar glukosa darah kurang dari 60 mg/dL.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
b. Komplikasi kronis
1. Mikroangiopati
tinggi dalam urin yang disebabkan adanya kerusakan pada glomerulus, nefropati
Neuropati diabetikum biasanya ditandai dengan hilangnya reflex. Selain ini juga
ditandai dengan gangguan pada suatu atau lebih akar syaraf dan dapat disertai
2. Makroangiopati
mellitus sendiri tidak meningkatan kadar LDL, namun sedikit kadar HDL
13
Penyakit Serebro vaskuler, pembuluh aterosklerotik dalam pembuluh darah
serebral atau pembentuk emboli ditempat lain dalam system pembuluh darah yang
kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah serebral
pada ekstremis bawah menyebabkan okulasi arteri ekstremitas bawah. Tanda dan
I. Penatalaksanaan DM
1. Edukasi
3. Latihan Jasmani
4. Intervensi Farmakologis
beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum mencapai
dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera diberikan
yang menurun dengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.
1,2,3,4
14
Terapi Non Farmakologis
1. Edukasi
Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan
khusus. 1,2,3,4
empati, yaitu kemampuan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain.1
kecemasan
sederhana
15
pengobatan yang diperlukan oleh pasien dan diskusikan hasil pemeriksaan
laboratorium
dan keluarganya
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi
tingkat lanjutan.1
- Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau
urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)
16
- Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau
hipoglikemia
DM
- Pemeliharaan/perawatan kaki.
- Kulit kaku yang kering, bersisik, dan retak-retak serta kaku, bulu-bulu
17
- Kelainan bentuk dan warna kuku (kuku yang menebal, rapuh, ingrowing
nail)
- Perubahan bentuk jari-jari dan telapak kaki dan tulang-tulang kaki yang
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang
diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
18
- Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.
Lemak
- Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal.
lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu penuh
(whole milk).
Protein
- Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
19
- Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8
g/Kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya
Natrium
untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan
6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur. Mereka yang hipertensi, pembatasan
- Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
Serat
Pemanis alternatif
- Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak
- Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol.
20
- Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena
- Pemanis tak berkalori yang masih dapat digunakan antara lain aspartam,
Kebutuhan kalori
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah sbb:
- Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150
10 %
TB(m2)
21
Klasifikasi IMT*
- BB Normal 18,5-22,9
- BB Lebih 23,0 (Dengan risiko 23,0-24,9, Obes I 25,0-29,9 dan Obes II >
30)
- Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori
- Umur
dekade antara 40 dan 59 tahun, dikurangi 10% untuk dekade antara 60 dan
- Berat Badan
berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000-1200 kkal
perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria. Makanan
22
porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan
jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk
mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara
23
4. Intervensi Farmakologis
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral (Obat
1,2,3,4,6
Hipoglikemik Oral/OHO) dan bentuk suntikan (Insulin).
o Sulfonilurea
o Glinid
Biguanid/Metformin
24
1. Pemicu sekresi insulin
Sulfonilurea
Obat golongan ini sudah dipakai pada pengelolaan diabetes sejak tahun
farmakologis serupa, demikian juga efek klinis dan mekanisme kerjanya. Obat
golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal
dan kurang. Namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan
seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit
Glinid
dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini
terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
(derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara
oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat mengatasi
Metformin
25
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati
dapat memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan tersebut dapat
diberikan pada saat atau sesudah makan. Selain itu harus diperhatikan bahwa
d. DPP-IV inhibitor
dihasilkan oleh sel L di mukosa usus. Peptida ini disekresi oleh sel mukosa usus
bila ada makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. GLP-1 merupakan
glukagon. Namun demikian, secara cepat GLP-1 diubah oleh enzim dipeptidyl
26
Sekresi GLP-1 menurun pada DM tipe 2, sehingga upaya yang ditujukan untuk
tipe 2. 1,2,3,4
hormon asli atau analognya (analog incretin=GLP-1 agonis). Berbagai obat yang
GLP-1 tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif dan mampu
optimal
makan.
Suntikan
27
Insulin
- Ketoasidosis diabetik
28
- Efek samping yang lain berupa reaksi imunologi terhadap insulin yang
Terapi Kombinasi
untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa
darah. Bersamaan dengan pengaturan diet dan kegiatan jasmani, bila diperlukan
dapat dilakukan pemberian OHO tunggal atau kombinasi OHO sejak dini. Terapi
tablet tunggal), harus dipilih dua macam obat dari kelompok yang mempunyai
mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai, dapat
pula diberikan kombinasi tiga OHO dari kelompok yang berbeda atau kombinasi
OHO dengan insulin. Pada pasien yang disertai dengan alasan klinis di mana
insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan kombinasi tiga OHO
2).1,2,3,4,6
kombinasi OHO dan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja
panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik
dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin kerja menengah adalah
6-10 unit yang diberikan sekitar jam 22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis
tersebut dengan menilai kadar glukosa darah puasa keesokan harinya. Bila dengan
cara seperti di atas kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali,
29
maka OHO dihentikan dan diberikan terapi kombinasi insulin. Algoritma
30
DAFTAR PUSTAKA
KONSENSUS
1. PERKENI. Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
indonesia 2011. Diunduh dari: www.scribd.com. Diakses tanggal: 05
maret 2013.
5. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Penyakit Dalam. 2006. Jilid III. Edisi IV. FK
UI Jakarta.
31