Anda di halaman 1dari 8

MENOPAUSE : SEBUAH TINJAUAN

FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

Alvia Aghni Rifani, Fitriani Fauziah Yelandani, Sutik


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Alamat pos-el: alviaaghnir@gmail.com fifayelandani@gmail.com
sutikrembang11@gmail.com

Abstrak
Kemampuan memerankan tokoh drama merupakan salah satu
kompetensi yang penting dalam pembelajaran drama. Kemampuan
tersebut terkait dengan kemampuan apresiatif sekaligus ekspresif
sastra. Drama merupakan karya sastra yang memiliki karakteristik
sebagai karya sastra kolektif, yaitu karya sastra yang melibatkan
kompleksitas dan kolektivitas berbagai elemen yang menyusunnya.
Keterbatasan waktu pembelajaran drama pada tataran pendidikan
formal dan ditambah lagi jumlah peserta didik yang relatif banyak
dalam satu kelas, menuntut adanya formula pembelajaran yang tepat
untuk menyiasati keterbatasan tersebut. Rampak drama menjadi salah
satu alternatif untuk mencapai efektivitas pembelajaran drama.
Rampak drama menganut prinsip keseluruhan-bagian dan bagian-
keseluruhan.
Kata Kunci: rampak drama, pemeranan tokoh, pembelajaran drama

I. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan manusia, manusia akan mengalami masa peralihan
dari dewasa menjadi tua. Masa-masa itu disebut menopause dan ditandai dengan
gejala-gejala tertentu. Menopause terjadi selama 2-3 tahun tergantung hormon
yang dimiliki oleh manusia. Menopause ini lebih tampak pada wanita
dibandingkan pria.
Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya ilmu
pengetahuan, terutama karena kemajuan ilmu kedokteran, mampu meningkatkan
umur harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah orang yang lanjut usia
akan bertambah dan ada kecenderungan akan meningkat lebih cepat. (Nugroho,
W., 1992, hlm. 1)
Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan usia lanjut 1.000
orang per hari dan perkiraan pada tahun 1985 50% dari penduduk berusia lebih

1
dari 50 tahun. Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan penduduk lanjut
usia. (Nugroho, W., 1992, hlm. 1)
Di Indonesia menurut sensus pada tahun 1980, jumlah penduduk adalah
147,3 juta orang. Dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11%) orang
berumur 50 tahun ke atas, dan 6,3 juta orang (4,3%) orang yang berumur 60
tahun ke atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822.831 (13,06%) orang yang tergolong
jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai undang-
undang, bahwa mereka harus dipelihara oleh negara. (Nugroho, W., 1992, hlm. 1)
Pada tahun 2.000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi
9,99% dari seluruh penduduk (22.277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-
70 tahun. (Nugroho, W., 1992, hlm. 1)
Secara individu proses menjadi tua menimbulkan berbagai masalah baik
secara fisik, biologis, mental dan sosialnya. (Nugroho, W., 1992, hlm. 1)
Survei rumah tangga tahun 1980 angka kesakitan pada usia 55 tahun
25,7%, pada tahun 2.000 diharapkan menurun menjadi 12,3%. (Nugroho, W.,
1992, hlm. 1)
Angka kematian nomor 3 di Indonesia saat ini adalah Kardiovaskuler
(Banyak diderita oleh lanjut usia). (Nugroho, W., 1992, hlm. 1)
Saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan Pembangunan Nasional,
yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat
Indonesia yang secara ringkas disebut pembangunan masyarakat maju, sejahtera,
makmur dan lestari berdasarkan Pancasila. (Nugroho, W., 1992, hlm. 2)
Seperti dinyatakan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, bahwa
berhasilnya Pembangunan Nasional itu bergantung pada partisipasi seluruh rakyat
serta sikap mental, tekat dan semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara
negara seluruh rakyat. (Nugroho, W., 1992, hlm. 2)
Seluruh rakyat diharapkan dapat berpatisipasi sesuai dengan
kemampuannya dalam meningkatkan kesejahteran usia lanjut di Indonesia.
Harapan hidup bangsa Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat
terus menerus. Hal ini perlu adanya kerjasama dengan pihak yang bersangkutan.

II. MENOPAUSE DAN PERKEMBANGANNYA


A. Hakikat Menopause
1. Pengertian Menopause
Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti
bulandan penghentian sementara, yang secara linguistic lebih tepat
disebut menocease. Secara medis istilah menopause berarti menocease,
karena berdasarkan definisinya menopause itu berarti berhentinya masa
menstruasi, bukan istirahat. Arti yang sebenarnya dari menopause itu tidak

2
jelas, karena gejala-gejala yang muncul sebelum menstruasi juga berhenti
(reitz, 1993, hlm. 11).
Menopause adalah titik dimana menstruasi berhenti. Usia rata-rata
menopause ialah 51,4 tetapi 10% wanita berhenti menstruasi pada usia 40
dan 5% tidak berhenti menstruasi sampai usia 60 tahun (Fatimah, 2010,
hlm.77).
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari orangtua.(
Departemen Kesehatan, 1992,hlm.1)

Menopause disebut juga klimakterik atau perubahan hidup dan merupakan


pertanda berakhirnya bagian kehidupan reproduktif pada diri seorang wanita.(
Departemen Kesehatan, 1992,hlm.25)

Menopause adalah masa peralihan dari dewasa menuju lanjut usia yang
ditandai dengan adanya gejala atau perubahan yang lebih identic pada wanita
karena berakhirnya menstruasi. Tetapi sebetulnya pria pun mengalami masa
menopause.

2. Hormone
Pengaturan kembali system endokrin pada masa menopause ini
terutama disebabkan karena perubahan hormone, bukan saja pada indung
telur tetapi juga pada rahim, payudara, vagina, pituitary, thyroid, adrenalin
dan hypothalamus. Ketidaktetapan produksi itulah yang dimaksudkan
dengan istilah yang agak kasar itu adalah hormone yang sedang
berkecamuk (Reitz, 1993, hlm. 20).
Produksi testosteron dan sperma menurunmulai usia 45 tahun
namun tidak mencapai titik nadir.Pada usia 70 tahun,seorang laki-laki
masih memiliki libido dan mampu melakukan kopulasi .Pada wanita
karena jumlah ovumdan volikel yang sangat rendah,maka kadar estrogen
akan sangat menurun setelah menopause.Keadaan ini menyebabkan
dinding rahim menipis dan selaput lendir mulut rahim dan saluran kemih
menjadi kering.Pada wanita yang sering melahirkan,keadaan diatas
memperbesar terjadinya inkontenesnia.Rendahnya kadar estrogen juga
menyebabkan terjadinya osteoporosis.Pada usia lanjut juga akan terjadi
peningkatan resistensi terhadap hormon insulin sehingga toleransi
terhadap glukosa menurun.( Departemen Kesehatan, 1992,hlm.14)

3
Hormone sangat berperan aktif di tubuh manusia, dengan peralihan masa
dewasa menjadi masa lanjut usia. Saat masa menopause ini hormone
menjadi pasif dan mengakibatkan beberapa gejala yang timbul. Hormone
yang berbeda pada setiap manusia menimbulkan gejala yang dialami oleh
seseorang berbeda ada yang berlangsung hingga 2-3 tahun.

B. Faktor dan Gejala

1. Faktor
Faktor faktor yang mempengaruhi ketuaan meliputi hereditas,
nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, dan stress.
(reitz, 1993, hlm. 12).

2. Gejala
Gejala yang paling umum terjadi adalah ketidakstabilan vasomotor
yaitu gejala pada wanita yaitu mengalami vasodilatasi, vasokonstriksi
yang berubah-ubah, seperti warna kemerahan akibat panas yang
muncul tiba-tiba dikepala, leher, dan dada serta keringat malam.
(Fatimah, 2010, hlm. 78).
Ada tiga perubahan fisik yang jelas yang dikaitan dengan
menopause.Tubuh kita menurunkan produksi dua hormon yaitu
estrogen dan progesteron.Indung telur kita berhenti memproduksi
telur.Maka haid kita pun berhenti (Mackenzie, hlm. 20).
Berakhirnya haid bermakna bahwa kita tidak lagi subur.Ini tidak sama
dengan kehilangan kemampuan untuk dapat menikmati hubungan
seksual (walaupun banyak diantara kita yang takut akan hal itu karena
kita telah menganggap reproduksi sebagai salah satu fungsi utama kita
didalam kehidupan (Mackenzie, hlm. 45).

Menurut Nugroho (1992:28-29)

a. Gangguan haid: haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi


pendarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
b. Gelombang rasa panas (Hot Flush); kadang-kadang timbul rasa panas
pada muka, leher, dan dada bagian atas, disusul dengan keljarnya
keringat yang banyak. Perasaan panas ini bisa berlangsung beberapa
detik saja, namun bisa berlangsung sampai 1 jam.

4
c. Tasa lelah hebat (fatigue)
d. Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering dan
keriput
e. Sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh tertentu
f. Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal,
misalnya: karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan
penglihatan atau bisa juga oleh adanya stress mental
g. Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh
penyebab fisik atau psikis
h. Palpitasi dan perubahan pada gairah seksual yang hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis
i. Gejala-gejala kejiwaan yang timbul sangat bervariasi dari yang ringan
sampai yang berat. Keluhan yang sering timbul adalah adanya rasa
takut, gelisah, tegang, lekas marah, mudah gugup sukar berkonsentrasi,
lekas lupa dan susah tidur

Seperti paragraph yang dikutip di atas, gejala menopause beragam contoh


yang sering terjadi yaitu kulit yang menjadi kemerahan, pelupa, insomnia
dan lebih mudah terserang penyakit. Namun gejala-gejala tersebut lebih
diidentikan pada wanita seperti adanya perubahan hormone yang menjadi
penyebab menstruasi pada wanita terhenti.

3. Kehidupan Sex
Kaitan antara menopause dan kehidupan seksual tidaklah jelas. Ada
wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasa
kehidupan seksual mereka sepositif seperti pada masa menopause.
Tetapi yang lain mengatakan bahwa perasaan serta aktivitas seksual
mereka menurun pada masa ini. (Mackenzie, hlm. 75).

Sex sering dianggap abnormal atau tabu pada masa usia lanjut bila
kondisi kesehatan masih baik dan usia lanjut masih hidup berpasangan
maka kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa usia lanjut,
hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual dan bila kemampuannya berkurang pada usia
lanjut jangan cemas karena merupakan perubahan yang alami.
(departemen kesehatan RI, 1987, hlm. )

Sehubungan dengan kutipan-kutipan diatas yang membahas mengenai


kehidupan sex pada masa menopause, pada perubahan menuju masa
lanjut usia ini banyak yang mengatakan bahwa aktivitas seksual
mereka menurun. namun sebetulnya hubungan seksual tetaplah sama

5
hanya saja banyak yang menganggap dengan timbulnya gejala-gejala
masa peralihan tersebut fungsi utama kehidupan menjadi kurang baik
padahal perubahan tersebut merupakan alamiah pria atau wanita yang
sedang mengalami menopause.

C. Penanggulangan
1. Gizi
Dalam proses pertembuhan, manusia memerlukan gizi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Proses menjadi tua sebenararnya
merupakan proses alamiah yang terjadi dari usia muda. Proses menua
pada setiap individu berbeda-beda perkembangannya. Namun, proses
itu akan berlangsung dengan baik apabila sejak usia muda telah
menjaga status gizi dan kesehatannya.
Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif
dihari tua, butuh zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-
masing individu maka perlu ditanamkan upaya pencegahan yang
dilakukan sejak usia muda, disamping menanggulangi masalah gizi
tersebut bilamana timbul dimasa tua. (departemen kesehatan RI, 1987,
hlm. 29).

Beberapa wanita yang minum vitamin B6 (yang merupakan bagian


dari vitamin B kompleks) secara teratur selama masa menopause
merasa tertolong dalam mengatasi keletihan, kemarahan, dan
memperbaiki sifatnya menjadi seimbang. (Mackenzie, hlm. 97).

Kecukupan gizi usia lanjut berbeda dengan usia muda. Kebutuhan


gizi sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan,
postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-
hari, iklim/suhu udara, kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,
sedang sakit) dan unsur lingkungan (misalnya bekerja di bahan dengan
bahan nuklir). (departemen kesehatan RI, 1987, hlm. 29).

Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi


usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit
degeneratif atau kurang gizi yang seyogjanya telah dilakukan sejak
muda. (departemen kesehatan RI, 1987, hlm. 29).

6
2. Perawatan
Menurut Nugroho (1992:38), ada beberapa tujuan perawatan yang
meliputi:
a. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang
usianya telah lanjut dengan jalan perawatan, pencegahan.
b. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup klien lanjut usia.
c. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau
mengalami gangguan trtentu (kronis maupun akut).
d. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnose yang tepat dan dini, bila mereka
menjumpai suatu kelainan tertentu.
e. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut susia yang
menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal).

Hal-hal diatas sangat diperlukan agar kelangsungan hidup usia lanjut


dapat terpenuhi dengan baik. Perawatan dasar dapat diberikan di ruma
atau institusi (Puskesmas dan Panti) dan dapa dilakukan oleh keluarga
atau petugas panti yang dilatih.

III. SIMPULAN
Bertambahnya usia sudah menjadi hakikat setiap manusia yang
menginjak usia lanjut. Banyak faktor dan gejala yang diimbulkannya
seperti hereditas, nutrisi, status kesehatan, pengalaman hidup,
lingkungan, dan stress (reitz, 1993, hlm. 12).

DAFTAR PUSTAKA

7
Departemen kesehatan RI. (1987). Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut
bagi petugas kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan
Fatimah. (2010). Merawat manusia lanjut usia. Jakarta: CV. Trans Info Media
Mackenzie, R. (1992). Menopause tuntunan praktis untuk wanita. London:
ARCAN
Nugroho, W. (1992). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Reizt, R. (1993). Menopause. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Penyunting:
Kelompok 11
Alvia Aghni Rifani, Fitriani Fauziah Yelandani, Sutik

Anda mungkin juga menyukai