Anda di halaman 1dari 16

Referat

MINOCYCLINE DAN SITOPROTEKSI

Oleh:
Fendy Suyanto G 0006081

Pembimbing :
Sugeng Budi Santoso, dr., SpAn. KMN

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2011
MINOCYCLINE DAN SITOPROTEKSI: MEMBERIKAN TEMUAN
BARU PADA KONTROVERSI YANG SURAM

J. Jordan1,4,*, F.J. Fernandez-Gomez1,4, M. Ramos1, I. Ikuta2, N. Aguirre3, dan M.F.


Galindo1,4

1
Grupo de Neurofarmacologa, Departamento de Ciencias Mdicas, Facultad de
Medicina, Universidad de Castilla-La Mancha, Albacete, Spain; 2SUNY Upstate
Medical University, College of Medicine, Syracuse, New York, USA; 3Department
of Pharmacology, School of Medicine, University of Navarra, Pamplona, Spain;
4
Centro Regional de Investigaciones Biomdicas, Albacete, Spain

Abstrak: Dalam tinjauan ini kita mengeksplorasi dan mengintegrasikan


pengetahuan tentang target obat yang masuk akal yang bisa menjelaskan aplikasi
baru untuk minocycline semisintetik, obat tetrasiklin yang dikenal sebagai obat
sitoprotektif. Dengan demikian, kita akan menganalisis mekanisme yang mungkin
untuk menjelaskan sifat sitoprotektif yang potensial dari minocycline. Kita
meninjau ke aksi antioksidan minocycline mulai dari struktur, kemampuannya
untuk memodulasi ekspresi enzim yang berhubungan dengan oksidan seperti nitrit
oxide sintase. Target obat yang diteliti bertanggung jawab untuk efek anti-
inflamasi. Efek dari antibiotik ini adalah membuat tanda pada jalur intraseluler
yang terkait dengan proses neurodegeneratif seperti apoptosis yang dimediasi
mitokondria, termasuk efek termodulasi minocycline pada ekspresi protein
apoptosis. Akhirnya, kita akan mengeksplorasi efek dari minocycline pada
metaloproteinase, enzim yang terlibat dalam modulasi cedera reperfusi oksidatif
post-iskemik serebrovaskular dan tujuan baru. Sebagai kesimpulan, kita memberi
temuan baru pada kontroversi yang suram pada mekanisme sitoprotektif yang
potensial dari minocycline dan target dari tindakan.

Kata kunci: anti-inflamasi, antioksidan, apoptosis, sitoproteksi, minocycline,


mitokondria, modulasi ekspresi protein anti-apoptosis, spesies oksigen reaktif.

2
PENDAHULUAN

Beberapa tahun lalu, banyak kontroversi berkaitan dengan efek


minocycline, antibiotik derivat tetrasiklin, pada kelangsungan hidup sel setelah
terjadi sitotoksik. Minocycline merupakan tetrasikilin generasi kedua yang
pertama kali dibuat tahun 1967 dan dikomersialisasikan tahun 1972. Digunakan
untuk terapi penyakit infeksius seperi: acne vulgaris, urethritis, dan penyakit
menular seksual yang meliputi mikoplasma, klamidia, dan triponema. Selain
fungsi anti-mikrobanya, minocycline mempunyai efek yang menguntungkan
seperti anti-inflamasi pada rheumatoid arthritis, analgesik pada nyeri neuropati,
dan belakangan ini sudah digunakan untuk obat sitoprotektif pada penyakit
neurodegeneratif. Minocycline sudah digunakan untuk sitoproteksi pada
kardiovaskuler, renal, dan sistem saraf. Akan tetapi, beberapa studi baru-baru ini
yang berlawanan menunjukkan bahwa terapi minocycline tidak menunjukkan efek
atau bahkan cedera toksik eksaserbasi pada kasus-kasus seperti yang disebutkan di
atas. Penyebab yang mungkin untuk efek berbeda yang ditunjukkan minocycline
masih ditentukan, walaupun minocycline sudah menunjukkan efek yang berbeda
pada berbagai macam penyakit neurodegenatif pada model hewan dengan
memperhatikan rute administrasi, dosis, dan spesies hewan yang digunakan.
Sifat unik minocycline menghasilkan distribusi jaringan yang meningkat
ketika dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya. Yang menarik adalah
bioavailabilitas yang sangat baik dan permeabilitas sawar darah-otak superior
untuk tingkat efektif secara klinis karena ukurannya yang kecil dan lipofilisitas.
Farmakokinetik minocycline ditandai dengan penyerapan yang sangat baik, waktu
paruh yang lama, dan yang penting, sifat lipofilik yang memfasilitasi distribusi
yang baik ke jaringan melalui membran fosfolipid. Keamanan yang terbukti pada
penggunaan minocycline sebagai antibiotik selama beberapa dekade menunjukkan
bahwa mungkin memiliki potensi besar untuk menggunakan sifat sitoprotektif ke
arah pengembangan pengobatan yang efektif untuk berbagai kondisi neurologis
pada manusia.

3
Seperti obat lainnya, minocycline harus menghasilkan efek setelah
berikatan dengan target farmakologis. Ikatan dengan subunit ribosom 30S,
hambatan interaksi antara RNA messenger dan RNA transfer dan hingga translasi
protein, bertanggung jawab untuk aksi antimikroba. Namun, mekanisme yang
memediasi efek neuroprotektif di atas tetap sulit dipahami. Dalam review ini, kita
memperdalam pengetahuan kita tentang target molekuler dan seluler yang
mendasari efek sitoprotektif dan relevansi mereka dalam bidang farmakologi. Kita
langsung fokus terutama untuk sitoproteksi dalam sistem saraf. Kita percaya
minocycline dapat memberi efek pada jalur seluler melalui: reaksi anti-oksidan,
jalur sinyal anti-inflamasi, apoptosis dimediasi mitokondria, dan modulasi
ekspresi protein anti-apoptosis (Gbr 1).

Gbr 1. Target farmakologis dan mekanisme minocycline.

4
1. REAKSI ANTI-OKSIDAN
Ketidakseimbangan antara pro-oksidan dan anti-oksidan, dengan
berlaku sebelumnya, menyebabkan stres oksidatif. Spesies oksigen reaktif
(ROS), termasuk radikal anion superoksida, singlet oksigen, peroksinitrit, dan
radikal hidroksil diproduksi oleh rantai transpor elektron mitokondria dan
oleh berbagai enzim seperti monooksigenase dan oksidase seperti xanthine
oxidase, NADPH oksidase, dan sitokrom P450 (s). Radikal bebas terlibat
sebagai agen penyebab dalam berbagai bentuk kerusakan jaringan. ROS dapat
berinteraksi dengan komponen lipid membran sel, memulai peroksidasi lipid
yang mengakibatkan kerusakan komponen produk lemak yang sangat reaktif.
Bukti menunjukkan bahwa radikal bebas berbasis oksigen, yang dihasilkan
karena aliran darah kembali ke area otak yang iskemik sebelumnya, terutama
bertanggung jawab untuk cedera reperfusi yang mengikuti periode iskemia
serebral. Stres oksidatif juga telah terlibat dalam beberapa penyakit
neurodegeneratif termasuk: amyotrophic lateral sclerosis (ALS, juga dikenal
sebagai penyakit Lou Gehrig), penyakit Parkinson (PD), penyakit Alzheimer
(AD), dan penyakit Huntington (HD).
Banyak efek anti-apoptosis minocycline dapat dijelaskan oleh
kapasitas antioksidan, bercampur dengan ROS melalui empat mekanisme
yang berbeda:
Pertama, menggunakan sel dengan potensi antioksidan, data yang
diperoleh menunjukkan bahwa minocycline adalah antioksidan langsung
dengan potensi pembersih radikal dibandingkan dengan alfa-tokoferol. Ini
konsisten dengan struktur kimianya, yang mencakup banyak cincin fenol
tersubstitusi.
Kedua, pengaruh langsung pada kompleks enzim yang menyebabkan
generasi ROS. Minocycline menghambat tingkat H2O2 dalam xanthine-
xanthine oxidase dan sistem NADPH oksidase. Lebih jauh, minocycline
menghambat generasi radikal bebas yang diinduksi 6-hidroksi-dopamin untuk
mengurangi neurotoksisitas, dan juga neurotoksisitas yang diinduksi H2O2

5
yang dilemahkan. Minocycline juga menekan beberapa produksi ROS dengan
leukosit polimorfonuklear (PMNL atau PMN) yang dirangsang zymosan.
Ketiga, melalui efek tidak langsung pada tingkat ekspresi gen yang
terlibat dalam produksi ROS. Minocycline menghambat tingkat ekspresi
siklooksigenase-2 (COX-2) dan inducible nitric oxide synthase (iNOS).
Pengaturan intraperitoneal mengurangi peningkatan ekspresi peptida, amyloid
yang diinduksi COX-2 di mikroglia. Dalam kultur sel primer (otak tengah, sel
granula, atau glia) dan dalam otak tikus HD yang diberi 1-metil-4-
phenylpyridium (MPP+), minocycline memblok induksi iNOS. Namun,
minocycline gagal mengubah tingkat basal dua sistem anti-oksidan utama
yang digunakan oleh sel untuk memblok kelebihan produksi ROS,
glutathione, dan NAD(P)H, yang ditunjukkan dalam model neurodegeneratif
yang berbeda.
Keempat, dengan mekanisme tidak langsung karena kemampuannya
untuk memblok aktivasi mikroglia. Dalam sistem saraf, mikroglia teraktivasi
adalah sumber utama dari NO dan ROS, termasuk H2O2 dan superoksida.
Inhibisi minocycline pada produksi mikroglial baik NO dan superoksida, dan
hingga mungkin pembentukan peroksinitrit berikutnya, juga bisa berfungsi
sebagai pembenaran untuk efek sitoprotektif yang potensial.

2. JALUR SINYAL ANTI-INFLAMASI


Respon inflamasi menghasilkan aktivasi dari beberapa jenis sel dan
produksi molekul yang berbeda yang dapat menyebabkan kematian sel.
Sebuah contoh dari sel yang teraktivasi oleh respon inflamasi dalam sistem
saraf adalah mikroglia. Mikroglia adalah sel efektor kekebalan intrinsik dari
sistem saraf pusat (SSP) yang biasanya tidak aktif tetapi menjadi aktif di otak
setelah berbagai peristiwa yang melemahkan, seperti infeksi, trauma,
penurunan aliran darah dan oksigen, dan penyakit neurodegeneratif termasuk
AD dan HD. Peran mikroglia dalam respon neuroinflamasi adalah kompleks
dan mungkin melibatkan perbaikan jaringan melalui pelepasan neurotrophins
dan pembuangan debris nekrotik, dan juga dapat melepaskan berbagai sitokin

6
pro-inflamasi dan oksidan termasuk interleukin-1-beta (IL-1) dan tumor
necrosis factor-alfa (TNF-). Tampaknya bahwa sifat anti-inflamasi
minocycline, terutama kemampuan mereka untuk menekan aktivasi mikroglia
dapat menyebabkan sitoproteksi dalam SSP. Efek penghambatan langsung
dari minocycline terhadap proliferasi dan aktivasi sel mikroglia tikus telah
diusulkan. Minocycline secara signifikan menghambat produksi NO dan
prostaglandin E2 (PGE2) dan ekspresi iNOS dan COX-2 dalam mikroglia
BV2. Meskipun minocycline dapat mengurangi ekspresi COX-2 dan iNOS,
efeknya tidak mencapai signifikansi pada penyakit model binatang lain
seperti pengaturan asam quinolinik untuk mensimulasikan HD.
Minocycline sangat efektif dalam melindungi neuron dopaminergik
dari substansia nigra dan hilangnya astrosit reaktif. Penilaian mikroglia
mengungkapkan bahwa pengobatan minocycline secara signifikan
mengurangi lipopolisakarida yang diinduksi aktivasi mikroglia reaktif.
Minocycline sebagian mencegah peningkatan kadar mRNA IL-1 dan tumor
necrosis factor-alfa (TNF-) yang diinduksi oleh lipopolisakarida. Dalam
model ensefalitis imun inflamasi, minocycline mengurangi pelepasan TNF-
dari oligodendrosit yang teraktivasi sementara terjadi peningkatan pelepasan
IL-10, sebuah sitokin anti-inflamasi. Selain itu, minocycline mengurangi
ekspresi CD11b dan ekspresi CD45 pada tikus J20 APP-tg, model hewan AD.
Minocycline menekan produksi inflamasi mikroglial (IL-1, IL-6, dan TNF-
) yang disebabkan oleh inkubasi dengan peptida Ab42. Akhirnya,
minocycline secara signifikan mengurangi sekresi dari kedua IL-6 dan TNF-
sel mikroglial yang terstimulasi dalam hubungannya dengan peptida amiloid
dan komponen serum amiloid P (SAP) dan faktor komplemen seperti C1q.
Hiperalgesia termal dan taktil allodynia berkembang dalam respon
terhadap ligasi saraf skiatik. Data terbaru sangat mendukung gagasan bahwa
aktivasi dan proliferasi mikroglia saraf tulang belakang berkontribusi
langsung kepada nyeri neuropatik pada tikus, efek yang dapat dihindari
dengan menggunakan minocycline untuk menghambat aktivasi mikroglia.
Sejalan dengan studi ini, Hains dan Waxman telah menunjukkan bahwa

7
peningkatan p38 MAP kinase terfosforilasi adalah seiring dengan aktivasi
mikroglia di ujung dorsal lumbalis setelah cedera tulang belakang. Tingkat
aktivasi p38 terfosforilasi dan mikroglia menurun pada hewan yang menerima
minocycline, sedangkan penghentian pengiriman minocycline mengakibatkan
segera kembalinya fenomena rasa sakit.
Akhirnya, itu menunjukkan bahwa minocycline melindungi terhadap
neurotoksisitas dalam sistem serotonergik dan dopaminergik di otak monyet
dan tikus yang diperlakukan dengan amfetamin derivatif metamfetamin atau
3,4-metil-enedioxymethamphetamine (MDMA, "ekstasi"), efek yang
dimediasi oleh penghambatan aktivasi mikroglia. Namun, berbagai bukti
menunjukkan bahwa pembentukan radikal bebas yang bersumber dari
dopamin memainkan peran penting dalam neurotoksisitas yang disebabkan
oleh methamphetamine dan MDMA. Akibatnya, bisa juga berspekulasi
bahwa efek sitoprotektif dari minocycline mungkin karena sifat antioksidan
mereka (lihat di atas) atau pencegahan spesies pro-oksidan yang berasal dari
dopamin setelah minocycline melemahkan pelepasan dopamin akut yang
diinduksi methamphetamine.

3. MODULASI JALUR INTRASELULER


Second messengers mentransmisikan sinyal dari agen ekstraselular
untuk memodifikasi proses intraselular. Second messengers mengatur fungsi
seluler dengan modulasi fosforilasi protein intraseluler. Protein kinase dan
fosfatase biasanya bertindak atas residu serin atau treonin (Ser / Thr kinase
atau fosfatase) atau residu tirosin (Tyr kinase atau fosfatase) dari substrat
mereka. Rute phosphatidylinositol-3-kinase (PI3K) telah muncul sebagai
faktor penting dalam sinyal transduksi anti-apoptosis. Aktivasi ini diketahui
untuk melindungi sel dari berbagai rangsangan apoptosis. Efek neuroprotektif
dari minocycline diblok oleh PI3K inhibitor LY294002 dan wortmannin pada
beberapa model termasuk apoptosis yang diinduksi glutamat dalam sel
granula cerebellar di mana minocycline mempertahankan jalur P3I-K/Akt.

8
Efek sitoprotektif dari minocycline juga telah dikaitkan dengan
kemampuannya untuk memblok aktivitas enzimatik mitogen-activated protein
kinases (MAPKs). MAPKs, termasuk extracellular-signal regulated kinase
(ERKs), biasanya tidak aktif di neuron tetapi diaktifkan ketika mereka
terfosforilasi oleh kinase lainnya. MAPKs teraktivasi dapat memfosforilasi
faktor transkripsi, protein yang mengatur ekspresi gen. Kaskade ERK
(p42/p44 MAPK) dipertimbangkan memainkan peran kunci dalam
mengintegrasikan dan mengirimkan sinyal transmembran yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan diferensiasi. Aktivitas jalur ini sering diwakili oleh
tingkat MEK-fosforilasi ERK1 dan ERK. Minocycline memblok aktivasi p38
MAPK yang disebabkan oleh rangsangan yang berbeda seperti NO, 1-metil-
4-fenil-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP), dan pengaturan glutamat-reseptor
famili oleh NMDA agonis atau glutamat. Efek neuroprotektif pada hipoplasia
cerebellar yang diinduksi oleh bilirubin dalam tikus Gunn, model genetik
hiperbilirubinemia, mungkin karena sebagian penghambatan aktivitas p38
MAPK. Selain itu, efek sitoprotektif dari minocycline pada ototoksisitas yang
diinduksi gentamisin dimediasi oleh penghambatan aktivasi p38 MAPK.
Untuk menentukan mekanisme penghambatan minocycline dari
MAPKs, Nikodema et al., menggunakan rangsangan yang berbeda untuk
mengaktifkan jalur sinyal MAPK termasuk H 2O2 dan BzATP, sebuah agonis
reseptor P2X7 purinergik, yang dengan kuat mengaktifkan p38, ERK 1/2 dan
JNK 1/2 MAPKs dalam sel mikroglial BV-2 murine. Dengan kondisi tersebut,
minocycline secara mengejutkan tidak bisa menghambat aktivasi dari setiap
MAPKs dalam menanggapi rangsangan dengan H2O2. Selain itu, minocycline
memiliki efek yang berbeda pada MAPKs yang dirangsang BzATP; aktivasi
ERK 1/2 dan JNK 1/2 secara signifikan berkurang, sedangkan aktivasi p38
tidak terpengaruh.
Minocycline mampu menghambat p38 MAPK di mikroglia dan
bahwa penghambatan spesifik p38 MAPK, tapi tidak p44/42 MAPK,
memberikan neuroproteksi terhadap toksisitas NMDA dan mencegah
proliferasi microglial. p38 MAPK dipertimbangkan memediasi respon

9
inflamasi pada berbagai tipe sel, termasuk mikroglia; oleh karena itu,
penghambatan p38 MAPK mungkin bermanfaat untuk lesi yang melibatkan
inflamasi dan aktivasi mikroglial. Beberapa penelitian dengan inhibitor
spesifik p38 MAPK telah terbukti neuroprotektif dan memberikan efek anti-
inflamasi. Anggota lain dari MAPK, p44/42, dirangsang oleh mitogen
ekstraseluler dan terlibat dalam proliferasi dan diferensiasi berbagai jenis sel,
dengan demikian mendukung kelangsungan hidup sel. Menurut peran
pendukung kelangsungan hidup dari p44/42 MAPK, Sugino dkk tidak
menemukan neuroproteksi terhadap iskemia serebral transien dengan inhibisi
p44/42 MAPK, dan dalam studi baru-baru ini penghambatan p44/42 MAPK
meningkatkan kematian neuronal yang diinduksi NMDA daripada menjadi
pelindung. Namun, p44/42 juga telah ditunjukkan untuk berkontribusi
terhadap kematian neuronal iskemik secara in vivo dan in vitro, menunjukkan
bahwa peran p44/42 MAPK mungkin tergantung pada model cedera, waktu,
dan dosis pengobatan inhibitor.

4. INHIBISI JALUR APOPTOSIS MITOKONDRIA


Mitokondria dianggap sebagai link utama antara sinyal stres selular
yang teraktivasi selama kerusakan sel saraf akut dan kronis dan pelaksanaan
kematian sel saraf yang terprogram. Dalam kebanyakan vertebrata, peristiwa
sentral dalam proses apoptosis melibatkan peningkatan permeabilitas
membran luar mitokondria (OMM), yang mengakibatkan pelepasan berbagai
protein yang normalnya berada di ruang intermembran mitokondria. Prospek
luar biasa untuk efek neuroprotektif dari minocycline dapat dikaitkan dengan
laporan yang menunjukkan bahwa minocycline memblok pembukaan pori
transisi permeabilitas (PTP) konduktansi tinggi mitokondria. Pembentukan
PTP merupakan langkah kunci dalam program seluler yang terkait dengan
situasi kematian sel. Proses ini dapat memicu pelepasan mitokondria dari
kematian sel yang menginduksi factor-faktor termasuk: sitokrom c, second
mitochondria-derived activator of caspase (SMAC), direct inhibitor-of-

10
apoptosis protein-binding protein with low pI (Diablo), dan apoptosis-
inducing factor (AIF).
Beberapa studi, termasuk kita sendiri, telah menunjukkan bahwa
minocycline adalah efektif dalam menghambat pembengkakan mitokondria
ketika stimulus adalah kalsium. Bahkan, minocycline mungkin memiliki
mekanisme aksi yang berbeda terhadap oksidasi (ters-butil hidroperoksida,
oksida phenylarsine) dan PTP induser nonoxidatif (Ca/Pi, t-Bid, Bid) setelah
minocycline memblok kalsium, tapi bukan pembengkakan mitokondria otak
yang diinduksi KO2. Minocycline mengurangi potensial listrik trans-membran
mitokondria, mencegah akumulasi kalsium dan pembentukan konsekuen
intraseluler dan pembukaan PTP mitokondria. Pada saat yang sama, baru-baru
ini ditunjukkan bahwa minocycline tidak menunjukkan karakteristik
penghambatan PTP di mitokondria SSP yang terisolasi, meskipun
penghambatan pembengkakan dapat dideteksi dalam dosis di mana respirasi
mitokondria terpengaruh dan serapan Ca2+ terhambat. Dalam kasus apapun,
minocycline, dengan menghambat penyerapan Ca2+ mitokondria, bisa
mengurangi produksi spesies oksigen reaktif yang telah berpartisipasi dalam
beberapa model kematian neuronal. Dalam lapisan ini, dilaporkan bahwa
minocycline memblok pelepasan sitokrom c dari mitokondria dalam beberapa
model, termasuk sel-sel rambut yang terkena gentamisin.
Di sisi lain, pemilihan mitokondria oleh protein famili Bcl-2 pro-
apoptosis (misalnya Bax, Bak, dan Bid) bisa menjadi penyebab utama
kebocoran membran luar. Selain itu, minocycline dapat mencegah perubahan
permeabilitas membran mitokondria yang berhubungan dengan apoptosis
dengan mencegah akumulasi protein Bax pro-apoptosis dalam membran
mitokondria bagian luar. Minocycline telah ditunjukkan untuk memperbaiki
pemilihan Bax untuk mitokondria dalam kondisi apoptosis.

11
5. EFEK MODULATOR PADA EKSPRESI PROTEIN TERKAIT
APOPTOSIS
Ekspresi gen terlibat dalam banyak program kematian sel mungkin
karena banyak respon seluler terhadap perubahan lingkungan dimediasi oleh
faktor-faktor transkripsi seperti nuclear factor B (NF B) dan p53. Gangguan
aktivitas faktor transkripsi dapat memiliki efek mendalam pada nasib sel.
Minocycline ditunjukkan untuk menghambat NF B yang berikatan dengan
DNA pada mikroglia yang terinfeksi HIV-1, dan mencegah degradasi NF B
inhibitor subunit I B yang diinduksi lipopolisakarida. Temuan ini
menunjukkan bahwa minocycline dapat mengurangi translokasi NF B ke
nukleus, sehingga mengurangi aktivitas transkripsional.
Gen supresor tumor p53 adalah faktor transkripsi yang terangkai
spesifik yang mengaktifkan ekspresi gen dengan mempromosikan
penghentian pertumbuhan atau kematian sel dalam menanggapi berbagai
bentuk stres selular. Dalam sistem saraf matur, banyak penelitian
menunjukkan bahwa p53 memainkan peran kunci dalam kematian neuronal.
Baru-baru ini, Kelly dkk melaporkan bahwa minocycline mampu memblok
pengaturan p53 pada sebuah model tikus dengan cedera ginjal iskemik.
Famili protein Bcl-2 mengatur jalur dependen mitokondria untuk
apoptosis. Bcl-2 adalah penentu kunci molekuler pada proteksi yang
dimediasi minocycline. Hubungan antara molekul anti- dan pro-apoptosis
menentukan nasib sel, tingkat yang relatif tinggi pada Bcl-2 mempromosikan
kelangsungan hidup sel sementara tingkat yang relatif tinggi pada Bax
mempromosikan kematian sel. Induksi protein Bcl-2 anti-apoptosis oleh
minocycline bisa menjadi mekanisme yang mungkin untuk menjelaskan
sitoproteksi diberikan oleh obat ini. Minocycline mampu menginduksi
akumulasi Bcl-2 mitokondria dan interaksi dengan apoptosis-promoting
faktor seperti Bax, Bak, dan Bid. Menariknya, penurunan regulasi ekspresi
Bcl-2 oleh oligonukleotida anti-sense menghapuskan efek neuroprotektif dari
minocycline.

12
Interaksi X chromosome-linked inhibitor-of-apoptosis protein (XIAP)
dengan SMAC / DIABLO berkontribusi pada regulasi apoptosis dalam
beberapa model. Minocycline menurunkan tingkat caspase dan meningkatkan
hubungan antara XIAP dan SMAC / DIABLO. Tindakan sinergis ini
mencegah induksi aktivitas caspase yang biasanya terkait dengan kerusakan
reperfusi pasca-iskemik dan oksidatif. Selain itu, pengobatan minocycline
mengurangi translokasi SMAC / DIABLO dari mitokondria ke dalam sitosol,
mirip dengan dampaknya pada translokasi sitokrom c.
Famili sistein protease, termasuk caspases dan calpains adalah
perwakilan terbaik, memainkan peranan penting dalam induksi, transduksi,
dan amplifikasi sinyal apoptosis intraseluler seperti yang terlihat dalam
patogenesis berbagai gangguan SSP. Ada dua jenis caspases: caspases
inisiator dan caspases efektor. Caspases inisiator (misalnya caspase-8,
caspase-9) memecah bentuk sebelumnya yang tidak aktif (pro-caspases) dari
caspases efektor, sehingga mengaktifkan mereka. Caspases efektor (misalnya
caspase-3, caspase-7) pada gilirannya memecah substrat protein lain dalam
sel, menghasilkan promosi proses apoptosis. Aktivasi dari protease sel yang
mati ini setelah cedera dapat terjadi dalam neuron atau sel glial, seperti
astrosit dan mikroglia. Caspase-3 adalah sebuah caspase eksekusioner yang
bertanggung jawab untuk membelah berbagai substrat yang mengarah ke ciri-
ciri morfologi apoptosis. Minocycline menghambat aktivasi famili caspase
melalui mekanisme ganda. Pertama, dengan menghalangi pelepasan sitokrom
c dari mitokondria, minocycline mencegah pembentukan kompleks
apoptosomal, multi-protein yang diperlukan untuk aktivasi caspase-9 dan
capase-3 nanti. Kedua, minocycline bisa memodulasi ekspresi, dan karena itu
mampu mengurangi ekspresi mRNA caspase-1 dan caspase-3 dalam model
tikus transgenik HD.

6. MODULASI DALAM CEREBROVASKULATUR


Perubahan dalam sifat-sifat cerebrovaskulatur telah disarankan
sebagai kontribusi terhadap patogenesis yang potensial pada penyakit

13
neurodegeneratif. Misalnya, gangguan sirkulasi cerebral, inflamasi vaskuler,
dan disfungsi sawar darah-otak (BBB) telah diidentifikasi dalam otak pasien
AD. Signifikansi fungsional dari cerebrovaskulatur di AD didasarkan pada
kemampuannya untuk menjaga lingkungan homeostatik, penting untuk
kelangsungan hidup neuron. Minocycline menunjukkan sifat anti-angiogenik
sebanding dengan kombinasi heparin dan kortison, dan telah diusulkan
sebagai calon senyawa terapeutik untuk menghambat gangguan
serebrovaskular di AD.
Aktivitas matriks metalloproteinase (MMP) meningkatkan
permeabilitas BBB. Minocycline melemahkan kekebalan adaptif dengan
mengurangi ekspresi dan aktivitas MMP, sehingga mengurangi migrasi sel T
ke dalam SSP, sehingga mencegah degradasi mielin yang dimediasi sel T.
MMP adalah famili protease yang tergantung seng yang bertanggung jawab
untuk pergantian matriks ekstraseluler dan degradasi protein bioaktif. Pada
iskemia serebral, MMPs 2 dan 9 telah diidentifikasi sebagai mediator dari
degradasi membran basal dan transformasi hemoragik. Interferensi kaskade
ini oleh minocycline mungkin merupakan cara yang partisipatif untuk sifat
protektif neurovaskular. Minocycline memiliki efek penghambatan yang lebih
besar pada MMP-9 dari MMP-2 di bawah kondisi in vivo dan in vitro. MMPs
membutuhkan seng pada tempat aktifnya untuk aktivitas fungsional, dan
penghapusan dari seng menyebabkan perubahan dalam konformasi dengan
inaktivasi enzim yang dihasilkan. Untuk menjelaskan efek penghambatan ini,
mekanisme ganda yang melibatkan kemampuan untuk khelat ion divalen dan
pengaturan ekspresi gen telah diusulkan.

7. MEKANISME AKSI LAINNYA YANG DAPAT DITERIMA


Selain mekanisme yang dijelaskan di atas, efek penghambatan
minocycline terhadap pembentukan protein total telah dijelaskan sebelumnya.
Tetrasiklin dan turunannya diklaim untuk mengikat fibril amiloid yang
dihasilkan oleh peptida sintetis dari PrP manusia dan Ab1-42/Ab1-40
manusia, dan mengurangi pembentukan fibril amiloid oleh peptida ini.

14
Meskipun mekanismenya tidak sepenuhnya dipahami, interaksi kutub dan
pembentukan ikatan hidrogen menunjukkan dasar molekuler yang mungkin
untuk pengikatan tetrasiklin dengan struktur fibrillogenik.
Minocycline adalah inhibitor huntingtin yang kuat, protein penting
untuk pembentukan agregat protein dalam irisan hippocampus dalam model
HD. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan yang diamati antara
perilaku abnormal dan jumlah agregat dalam otopsi hewan post-mortem.
Akhirnya, minocycline telah ditunjukkan untuk menghambat poli
(ADP-ribosa) polimerase-1 (PARP-1), sebuah enzim yang ketika diaktifkan
oleh kerusakan DNA mempromosikan kematian sel dan inflamasi. Alano dkk
telah melaporkan bahwa minocycline mampu memblok kematian neuronal
yang dimediasi oleh PARP-1 dengan langsung menghambat aktivitas PARP-
1.

KESIMPULAN
Tinjauan ini menambahkan gambaran terbaru target yang masuk akal yang
dapat dimodulasi oleh minocycline. Minocycline adalah suatu antibiotik yang
digunakan secara klinis dalam beberapa tahun terakhir telah diusulkan untuk
digunakan sebagai obat sitoprotektif. Namun, tidak semua hasil mendukung
minocycline sebagai alat yang tepat untuk membantu memerangi penyakit
neurodegeneratif. Ada laporan yang diterbitkan tentang model fenotipik PD dan
HD pada monyet dan tikus di mana pengobatan minocycline benar-benar
meningkatkan efek racun dan menghasilkan kehilangan yang besar dari ujung
saraf dopaminergik. Apa yang menjelaskan efek minocycline yang tampaknya
kontradiktif pada kelangsungan hidup sel saraf setelah cedera akut? Perbedaan-
perbedaan ini dalam hasil dari modulasi target sebelumnya dapat tergantung tidak
hanya sifat dan keparahan dari cedera, tetapi juga jenis sel yang teraktivasi.
Dengan menghambat mikroglia, minocycline bisa memblok mekanisme
perbaikan. Sebagai tambahan, efek negatif minocycline dalam status pernafasan
mitokondria dalam SSP tidak kompatibel dengan permintaan energi yang tinggi
dari sel-sel saraf, dan dapat berkontribusi pada neurotoksisitas dari minocycline

15
pada hewan dan manusia pada dosis tinggi seperti yang ditunjukkan di tempat
lain. Seperti yang diharapkan pada penyakit neurodegeneratif, salah satu kaskade
berbahaya di atas dapat diaktifkan yang mengakibatkan kematian sel terprogram.
Selain itu, beberapa dari mereka mungkin memediasi proses apoptosis ini secara
bersamaan dan paralel. Jika beberapa dari kaskade patologis ini memotong efek
sitoprotektif yang diinduksi minocycline, mungkin kematian neuronal tidak dapat
dihindari. Untuk alasan ini, lebih banyak data dari kondisi eksperimental
diperlukan untuk memperjelas semua jalur yang relevan dengan penyakit
neurodegeneratif, dan untuk menentukan dosis yang paling tepat, rute
administrasi, dan jendela terapeutik di mana minocycline menghasilkan
neuroproteksi.

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Saraf
    Saraf
    Dokumen55 halaman
    Saraf
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Dokumen21 halaman
    Diare Pada Anak
    Fendy Suyanto
    Belum ada peringkat
  • Saraf
    Saraf
    Dokumen45 halaman
    Saraf
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen13 halaman
    Anak
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen7 halaman
    Anak
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen45 halaman
    Anak
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen32 halaman
    Anak
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Interna
    Interna
    Dokumen18 halaman
    Interna
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Gagal Ginjal Kronik
    Gagal Ginjal Kronik
    Dokumen20 halaman
    Gagal Ginjal Kronik
    Fendy Suyanto
    Belum ada peringkat
  • Interna
    Interna
    Dokumen21 halaman
    Interna
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat
  • Interna
    Interna
    Dokumen19 halaman
    Interna
    FendySuyanto
    Belum ada peringkat