Anda di halaman 1dari 47

Klasifikasi Gangguan Kepribadian

Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders


edisi keempat (DSM-IV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke
dalam 3 kelompok, yaitu:1

a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid,


skizoid dan skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini
seringkali tampak aneh dan eksentrik.

b. Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial,


ambang, histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini
sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu.

c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar,


dependen dan obsesif-kompulsif, dan satu kategori yang
dinamakan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan
(contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan
gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini
sering tampak cemas atau ketakutan.

Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai


berikut:2
1.1 Gangguan kepribadian khas
1.1.1 gangguan kepribadian paranoid
1.1.2 gangguan kepribadian skizoid
1.1.3 gangguan kepribadian dissosial
1.1.4 gangguan kepribadian emosional tak stabil
1.1.5 gangguan kepribadian histrionik
1.1.6 gangguan kepribadian anankastik
1.1.7 gangguan kepribadian cemas
1.1.8 gangguan kepribadian dependen
1.1.9 gangguan kepribadian khas lainnya
1.1.10 gangguan kepribadian YTT

1.2 Gangguan kepribadian campuran dan lainnya


1.2.1 gangguan kepribadian campuran

1
1.2.2 gangguan kepribadian yang bermasalah

Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan


kepribadian yang telah disebutkan di atas:

I. Gangguan Kepribadian Paranoid

Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya


perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak
tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung
jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah
tersinggung dan marah termasuk pasangan yang cemburu secara patologis.
Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan
kejujuran teman atau teman kerjanya ataucemburu dengan bertanya-tanya
tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya.
Gangguan ini lebih sering terdapat pada laki-laki dibandingkan wanita.
Berdasarkan suatu penelitian menunjukkan bahwa paranoid personality
disorder banyak terdapat pada pasien dengan skizofrenia dan gangguan
delusi.3

Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme


pertahanan ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai
motif merusak dannegatif, bukan dirinya. Ada kecenderungan untuk
membanggakan dirinya sendiri karena menganggap dirinya mampu
berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam
situasi sosial, orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk
dan efisisen, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik
bagi orang lain. Dan berdasarkan teori kognitif-behavioral, orang dengan
gangguan ini akan selalu dalam keadaan waspada, karena tidak mampu
membedakan antara orang yang membahayakan dan yang tidak.4

Epidemiologi

2
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%.
Orang dengan gangguan kepribadian jarang mencari pengobatan
sendiri. Gangguan adalah lebih sering pada laki-laki dibandingkan
wanita.5

Gejala Klinis

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah


kecendrungan yang pervasif dan tidak diinginkan untuk
menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau
mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan emosinya
sendiri dan menggunakan pertahanan proyeksi yaitu mereka
menghubungkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak
dapat diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan adalah terbatas
secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka
membanggakan dirinya sendiri karena mampu rasional dan objektif,
tetapi sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan
kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi
mereka seringkali menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.5

Kriteria Diagnostik Gangguan Paranoid :


A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada
orang lain sehingga motif mereka dianggap sebagai berhati
dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat
(atau lebih) berikut: 5

1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain


memanfaatkan, membabayakan, atau menghianati dirinya.
2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya
tentang loyalitas atau kejujuran teman atau rekan kerja.

3
3. Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain
karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan
digunakan secara jahat melawan dirinya.
4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang
tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang biasa.
5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak
memaafkan kerugian, cedera, atau kelalaian.
6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya
yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat
bereaksi secara marah atau balas menyerang.
7. Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan,
tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksual.

B.
Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu
gangguan mood dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik
lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi
medis umum.5
Diagnosis Banding
Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak
ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid.5
Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan fikiran formal
tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid.5
Gangguan kepribadian ambang : karena pasien paranoid
jarang mampu terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam
persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang.
Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial
sepanjang riwayat perilaku antisosial. 5
Gangguan schizoid : adalah menarik dan menjauhkan diri
tetapi tidak memiliki gagasan paranoid. 5
Perjalanan penyakit dan prognosis

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap


pasien gangguan kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada
beberapa orang gangguan kepribadian paranoid adalah terjadi

4
seumur hidup. Pada orang lain, gangguan ini adalah tanda dari
skizofrenia. Pada orang lain lagi, saat mereka menjadi semakin
matang dan stres menghilang, sifat paranoid memberikan jalan
untuk pembentukan reaksi, perhatian yang tepat terhadap moralitas
dan perhatian altruistik. Tetapi, pada umumnya, pasien dengan
gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur
hidupnya dan tinggal bersama orang lain. Masalah pekerjaan dan
perkawinan adalah sering ditemukan. 5

Terapi

1. Psikoterapi

Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi


kelompok, karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam
menghadapi pasien, dan harus diingat bahwa kejujuran merupakan
hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi yang terlalu
banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan
ketergantungan yang dalam, masalah seksual dan keinginan untuk
keintiman dapat meningkatkan ketidakpercayaan pasien.5

2. Farmakoterapi

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan


kecemasan. Pada sebagian besar kasus, obat antiansietas seperti
diazepam (Valium) dapatdigunakan. Atau mungkin perlu untuk
menggunakan anti psikotik, seperti thioridazine (Mellaril) atau
haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat
untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.
Obat anti psikotik pimozide (Orap) bisa digunakan untuk
menurunkan gagasan paranoid.5

II. Gangguan Kepribadian Skizoid

5
Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orang dengan
gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan
tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman dekat.
Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki
kehangatan terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri.
Jarang sekali memiliki emosi yang kuat, tidak tertarik pada seks dan
aktivitas-aktivitas yang menyenangkan .Mereka mungkin menjalani
kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan
dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut
mencerminkan minat sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang
tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain.
Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan
mereka mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu
tertentu. Mampu menanamkan sejumlah besar energi afektif dalam minat
yang bukan manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka
mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan
diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu
menyusun, mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan
kreatif.5

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditentukan


secara jelas. Gangguan mungkin mengenai 7,5% populasi umum.
Rasio jenis kelamin untuk gangguan adalah tidak diketahui,
walaupun beberapa penelitian melaporkan suatu rasio laki-laki
terhadap wanita adalah 2 berbanding 1. Orang dengan gangguan
cenderung mencari pekerjaan sendirian yang melibatkan sedikit
kontak atau tanpa kontak dengan orang lain. Banyak orang
menyukai kerja dimalam hari dibandingkan kerja disiang hari,
sehingga mereka tidak perlu berhadapan dengan orang banyak. 5

Gejala klinis

6
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid memberi kesan
dingin dan mengucilkan diri, dan mereka tampak menjauhkan diri
dan tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari dan
permasalahan orang lain. Mereka tampak tenang, jauh, menutup
diri dan tidak dapat bersosialisasi. Biasanya, orang dengan
gangguan kepribadian skizoid mengungkapkan ketidakmampuan
seumur hidupnya untuk mengekspresikan kemarahan secara
langsung. 5

Kriteria diagnostik untuk kepribadian schizoid


A. Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang
pengalaman emosi yang terbatas dalam lingkungan
interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ditemukan
dalam berbagai korteks, seperti yang dinyatakan oleh empat
(atau lebih) berikut:5
1. Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat,
termasuk menjadi bagian dari keluarga.
2. Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian.
3. Memiliki sedikit, jika ada,rasa tertarik untuk melakukan
pengalaman seksual dengan orang lain.
4. Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktifitas.
5. Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya
selain sanak saudara derajat pertama.
6. Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
7. Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran
afektivitas.
B.
Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia ,
gangguan , suatu gangguan mood dengan ciri psikotik ,
gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan
pervasif , dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.5
Diagnosis Banding
Berbeda dengan pasien skizofrenia dan gangguan kepribadian
skizotipal, pasien dengan gangguan skizoid tidak memiliki
sanak saudara skizofrenik, dan mereka mungkin memiliki

7
riwayat pekerjaan yang berhasil, jika terisolasi. Pasien
skizofrenia juga berbeda karena menunjukkan gangguan
pikiran atau pikiran waham. Walaupun mereka memiliki
banyak sifat yang sama dengan pasien gangguan kepribadian
skizoid, mereka dengan gangguan paranaoid lebih
menunjukkan keterlibatan sosial, riwayat perilaku verbal yang
agresif dan kecendrungan yang lebih besar untuk
memproyeksikan perasaan mereka kepada orang lain.5
Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan
kepribadian skizotipal dan pasien gangguan kepribadian
skizoid adalah bahwa pasien skizotipal menunjukan kemiripan
yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik dalam hal
keanehan persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi. 5
Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah terisolasi
tetapi memiliki keinginan kuat untuk berperan serta dalam
aktifitas, suatu karakteristik yang tidak ditemukan pada
pasien dengan gangguan kepribadian schizoid.5
Perjalanan penyakit dan diagnosis

Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya pada masa anak-


anak awal. Gangguan kepribadian skizoid adalah berlangsung lama
tetapi tidak selalu seumur hidup. Proporsi pasien yang menjadi
skizofrenia adalah tidak diketahui. 5

Terapi :

1. Psikoterapi

Terapi pasien gangguan kepribadian skizoid adalah mirip


dengan terapi pasien gangguan kepribadian paranoid. Tetapi,
kecendrungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah
konsisten dengan harapan ahli psikoterapi dan pasien pasien
skizoid mungkin menjadi pasien yang tekun, jika jauh. Saat
kepercayaan berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan
keragu-raguan yang kuat, mengungkapkan suatu fantasi yang

8
berlebihan, teman-temankhayalan dan ketakutan
ketergantungan yang tidak dapat ditanggung walaupun bersama
dengan ahli terapi. Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien
gangguan kepribadian skizoid mungkin diam untuk jangka waktu
yang lama, namun suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien
harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain
mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan
berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien
skizoid dan dapat memberikan kontak sosial satu-satunya dalam
keberadaan mereka yang terisolasi.5

2. Farmakologi

Farmakologi terapi dengan antipsikotik dosis kecil,


antidepresan dan psikostimulan telah efektif pada beberapa
pasien. 5

III. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing


walaupun bagi orang awam karena mereka memiliki gagasan yang aneh,
pikiran magis, gagasan menyangkut diri sendiri, waham dan derealisasi
yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap harinya. Dunia
mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan fantasi
yang mirip anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika
mereka memiliki kekuatan pikiran yang khusus. Mereka mungkin
mengakui bahwa mereka memiliki ilusi perseptual atau mikropsia atau
orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian.
Pembicaraandengan orang yang mengalami gangguan kepribadian
skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri
mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam Nida AI Hasanat, orang tua
dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak dengan
gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan

9
bahwa orang tua dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang
sama untuk memiliki anak dengan gangguan kepribadian skizotipal.3

Gejala Klinis

Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi


adalah terganggu. Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal
mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri; malah mereka
sangat peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek
negatif seperti kemarahan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan pikiran dan tilikan yang khusus. Walaupun tidak
ada gangguan berpikir yang jelas, pembicaraan mereka mungkin sering
memerlukan interpretasi. Pembicaraan orang dengan gangguan
kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki
arti bagi diri mereka sendiri. Mereka menunjukkan hubungan
interpersonal yang buruk dan mungkin berkelakuan secara tidak
sesuai.5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Skizotipal


A. Pola pervasif deficit sosial dan interpersonal yang ditandai
oleh ketidak senangan akut dengan, dan penurunan kapasitas
untuk, hubungan erat dan juga oleh peyimpangan kognitif
atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa dewasa
awal dan tampak dalam berbagai konteks , seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:5
1. Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference)
kecuali waham yang menyangkut diri sendiri.
2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi
perilaku dan tidak konsisten dengan norma cultural
(misalnya, percaya takhyul), (superstitiousness), percaya
dapat melihat apa yang akan terjadi (clairvoyance), telepati,

10
atau indera keenam, pada anak-anak dan remaja khayalan
atau preokupasi yang kacau)
3. Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.
4. Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar,
sirkumstansialitas, metaforik, terlalu berbelit-belit, atau
stereotipik)
5. Kecurigaan atau ide paranoid.
6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas.
7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal.
8. Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain
sanak saudara derajat pertama
9. Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak menghilang
dengan keakraban dan cenderung disertai dengan ketakutan
paranoid ketimbang pertimbangan negative tentang diri
sendiri.
B.
Tidak terjadi semata- mata selama perjalanan skizofrenia , suatu
gangguan mood dengan ciri psikotik lain, atau suatu gangguan
perkembangan pervasif.5
Diagnosis Banding
Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian
skizotipal dapat dibedakan dari pasien gangguan
kepribadian schizoid dan menghindar oleh adanya keanehan
dalam perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka
dan kemungkinan oleh riwayat keluarga yang jelas adanya
skizofrenia. 5
Pasien gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan
dari pasien skizofrenik oleh tidak adanya psikosis. Jika
psikosis memang ditemukan, gejala tersebut adalah singkat
dan terpecah. 5
Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh
kecurigaan, tetapi tidak memiliki perilaku yang aneh seperti
pada pasien gangguan kepribadian skizotipal. 5

Perjalanan penyakit dan prognosis

11
Penelitian jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan
bahwa 10 persen orang dengan gangguan kepribadian skizotipal
akhirnya melakukan bunuh diri. Penelitian retrospektif telah
menunjukkan bahwa banyak pasien yang diperkirakan menderita
skizofrenia sebenarnya menderita gangguan kepribadian skizotipal
dan pemikiran klinis sekarang ini adalah bahwa skizotipe adalah
kepribadian pramorbid dari pasien skizofrenia. Tetapi banyak
pasien mempertahankan kepribadian skizotipal sepanjang hidupnya
dan menikah dan bekerja walaupun keanehan mereka. 5

Terapi
1. Psikoterapi
Pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan
kepribadian skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati.
Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang
aneh, dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh menertawakan
aktifitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktifitas
mereka.5
2. Farmakoterapi
Medikasi antipsikotik berguna untuk mengatasi gagasan
mengenai diri sendiri, waham, dan gejala lain dari gangguan
dan dapat digunakan bersama-sama dengan psikoterapi. Hasil
yang positif telah dilaporkan dengan haloperidol. Anti depresan
digunakan jika ditemukan suatu komponen depresif dari
kepribadian. 5
IV. Gangguan Kepribadian Anti Sosial

Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial


atau kriminal. Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi
norma sosial yang melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan
dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling sering ditemukan perkotaan
yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah
tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali

12
menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil
muka. Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan
yang mengalami gangguan. Menurut David & Neale, gangguan ini muncul
sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri dari
rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara
lain.Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak
memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum,
agresif, gegabah, impulsif,dan gagal dalam merencanakan sesuatu.3

David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati)


disamping gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati
dengan tidak memiliki rasa malu, miskin emosi baik emosi positif maupun
negatif. ‘Charming’ dan memanipulasi orang lain untuk
mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar
dari kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang
yang tidak memiliki tanggung jawab terhadap orang lain.3

Menurut teori biologis, gangguan ini disebabkan beberapa faktor,


yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki), menyebabkan pola XYY
bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak diterima, (b)
Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya
keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang
neuropsikologis, dan (e) karena faktor keturunan. Sedangkan menurut teori
psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1) kondisi keluarga yang
disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang tua
yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak
benar, (3) orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang
didapat kurang memadai, dan (5) adanya pendapat bahwa antisosial datang
dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial. Juga adanya penelitian
korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang
depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab
atau dampak dari gangguan kepribadian antisosial.4

13
Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian anttisosial adalah 3 persen pada


laki-laki dan 1 persen pada wanita. Keadaan ini paling sering
ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin dan diantara penduduk
yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Onset gangguan adalah
sebelum usia 15 tahun. Anak perempuanh biasanya memiliki gejala
sebelum pubertas dan anak laki-laki bahkan lebih awal. 5

Gejala klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali


menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan
mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak
daerah fungsi kehidupan yang mengalami gangguan. Membohong,
membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi,
penyalahgunaan zat dan aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal
yang dilaporkan pasien sejak masa anak-anak. Pasien gangguan
kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya kecemasan atau
depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan
penjelasan mereka sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkannya
terasa tidak masuk akal. Namun demikian, isi mental pasien
mengungkapkan sama sekali tidak ada waham dan tanda lain pikiran
irasional. Mereka sangat manipulatif dan seringkali mampu berbicara
dengan orang lain untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan
cara mudah untuk mendapatkan uang atau untuk mencapai ketenaran,
yang akhirnya dapat menyebabkan kerugian finansial atau penghinaan
sosial atau keduanya bagi mereka yang tidak berhati-hati. Pasien
gangguan kepribadian antisosial tidak menceritakan kebenaran dan
tidak dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau terlibat
dalam standar moralitas yang konvensional. Promiskuitas, penyiksaan
pasangan, penyiksaan anaka, mengendarai sambil mabuk adalah
peristiwa yang sering ditemukan dalam kehidupan pasien. Suatu

14
temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan
tersebut; yaitu pasien tampak tidak menyadarinya. 5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kelpribadian Anti Sosial


A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak
orang lain yang terjadi sejak usia 45 tahun , seperti yang
ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut: 5

1. Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati


perilaku sesuai hukum seperti yang ditunjukkan dengan
berulang kali melakukan tindakan yang menjadi dasar
penahanan.
2. Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali
berbohong, menggunakan nama samaran, atau menipu
orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau menipu
orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau kesenangan
pribadi.
3. Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan
4. Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh
perkelahian fisik atau penyerangan yang berulang.
5. Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau
orang lain.
6. Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti
ditunjukkan oleh kegagalan berulang kali untuk
mempertahankan perilaku kerja atau menghormati
kewajiban financial.
7. Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh
acuh tak acuh terhadap atau mencari-cari alasan telah
disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain
B. Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun. 5
C. Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset
sebelum usia 15 tahun. 5

15
D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama
perjalanan skizofrenia atau suatu episode manik. 5

Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku
illegal dimana gangguan kepribadian antisocial melibatkan
banyak bidang dalam kehidupan seseorang. 5
Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi
harus mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status
sosioekonomi, latar belakang kultural, dan jenis kelamin pada
manifestasinya, selain itu diagnosis gangguan kepribadian
antisosial tidak diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia,
atau mania dapat menjelaskan gejala. 5
Terapi

1. Psikoterapi

Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman


sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa
menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong
diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna dibandingkan di
penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi, ahli terapi harus
menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada
pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman,
ahliterapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari
perjumpaan dengan orang lain.5

2. Farmakoterapi

Digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan


timbul seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi. Tetapi, karena
pasien seringkali merupakan penyalahgunaan zat, obat harus
digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-bukti
adanya gangguan defisitatensi hiperaktivitas, psikostimulan, seperti
methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha

16
untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan
untuk mengendalikan perilaku impulsif dengan obat antiepileptik,
khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan pada EEG.5

V. Gangguan Kepribadian Ambang

Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara


neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan
objek, dan cinta dari yang sangat tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian
ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan krisis. Pergeseran
mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat argumentatif pada suatu
waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh
tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak
terdapat pada wanita dibandingkan laki-laki dan berdasarkan penelitian
biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang memiliki gangguan
yangsama.4

Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa


diramalkan; sebagai akibatnya mereka jarang mencapai tingkat
kemampuan mereka. Sifatmenyakitkan dari kehidupan mereka
dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya
dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan
mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk
mengekspresikan kemarahan, atau untuk menumpulkan mereka sendiri
dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan
permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan
interpersonal yang tidak baik. Mereka dapat bergantung pada orang lain
yang dekat dengan mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak
kemarahan pada teman dekatnya jika mengalami frustasi. Dilihat dari
pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami gangguan ini
evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil
keputusan,motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka
panjang.4

17

Epidemiologi

Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan


kepribadian ambang diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen
populasi dan dua kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-
laki.5

Gejala klinis

Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada


dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat
bersikap argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu
selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki perasaan pada
waktu yang lainnya. Pasien mungkin memiliki episode psikiatrik
singkat (disebut mikropsikotik), bukannya serangan psikotik yang
sepenuhnya dan gejala psikotik pada pasien ganggguan kepribadian
ambang hampir selalu terbatas, cepat atau meragukan. Sifat
menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan
merusak diri sendiri yang berulang. Pasien tersebut mungkin mengiris
pergelangan tangannya sendiri dan melakukan tindakan mutilasi diri
lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk
mengekspresikan kemarahan atau untuk menumpulkan mereka sendiri
dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan
dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki
hubungan interpersonal yang rusuh. Secara fungsional, pasien
gangguan kepribadian ambang mengacaukan hubungan mereka
sekarang ini dengan memasukkan setiap orang dalam kategori baik
atau jahat. 5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang

Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri,


dan afek, dan impulsivitas yang jelas pada dewasa awal dan

18
ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima
(atau lebih) berikut: 5

1. Usaha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau


khayalan.
2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang
ditandai oleh perubahan antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan
devaluasi.
3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak
stabil secara jelas dan persisten
4. lmpulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial
membahayakan diri sendiri (misalnya: berbelanja, seks,
penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pesta makan).
5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau
perilaku mutilasi diri.
6. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas
(misalnya, disforia episodik kuat, iritabilitas atau kecemasan
biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa
hari).
7. Perasaan kosong yang kronis.
8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan
dalam mengendalikan kemarahan (misalnya, sering menunjukkan
temper, marah terus menerus, perkelahian fisik berulang kali).
9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stress, atau
gejala disosiatif yang parah.
Diagnosis Banding
Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak
adanya episode psikotik, gangguan pikiran, atau tanda
skizofrenia klasik lainnya yang berkepanjangan yang dimiliki
pasien ambang. 5
Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran
yang sangat aneh, gagasan yang aneh, dan gagasan menyangkut
diri sendiri yang rekuren. 5
Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan
yang ekstrim. 5
Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang
menunjukkan perasaan kekosongan yang kronis, impulsivitas, mutilasi

19
diri, episode psikotik singkat, usaha bunuh diri manipulatif, dan
biasanya keterlibatan yang menuntut dalam hubungan erat. 5

Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan ini cukup stabil di mana pasien mengalami sedikit


perubahan dengan berjalannya waktu. Penelitian longitudinal
tidak menunjukkan perkembangan ke arah skizofrenia, tetapi
pasien memiliki insidensi tinggi untuk mengalami episode
gangguan depresif berat. Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia
40 tahun, jika pasien berusaha mengambil pilihan pekerjaan,
perkawinan dan pilihan lain dan tidak mampu mengatasi stadium
normal siklus kehidupan tersebut. 5

Terapi

1. Psikoterapi

Pendekatan berorientasi realitas lebih efektif dibandingkan


interpretasi bawah sadar secara mendalam. Terapi perilaku digunakan pada
pasien gangguan kepribadian ambang untuk mengendalikan impuls dan
ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik dan
penolakan. Latihan keterampilan sosial, khususnya dengan videotape,
membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka
mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk meningkatkan
perilaku interpersonal mereka.5

2. Farmakoterapi
Antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering
ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam memodulasi
perilaku impulsif pada beberapa pasien. Benzodiazepin, khususnya
alprazolam, membantu kecemasan dan depresi, tetapi beberapa pasien
menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat tersebut. Antikonvulsan
seperti karbamazepin, padat meningkatkan fungsi global pada

20
beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti fluoxetine, adalah
membantu pada beberapa kasus. 5
VI.Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang


bermacam-macam, dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan
emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan,
seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan
yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan
kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang
tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka,
membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan
kenyataannya.Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun
wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi
psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami
impotent. Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka
untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik bagi jenis
kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada
habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat
gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah.5

Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena


adanya parental seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan.
Orang tua yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor tapi
tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana perilaku
menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan
diinginkan.3

Epidemiologi

Menurut DSM-IV data yang terbatas dari penelitian populasi umum


menyatakan suatu prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2
sampai 3 %. Angka kira-kira 10 sampai 15% telah dilaporkan pada
lingkungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan jika pemeriksaan

21
terstruktur digunakan. Keadaan ini lebih sering didiagnosis pada wanita
dibandingkan laki-laki. 5

Gejala klinis

Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku


mencari perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik
mungkin memiliki disfungsi psikoseksual: wanita mungkin anorgasmik
dan laki-laki mungkin impoten. Pertahanan utama pasien dengan
gangguan kepribadian histrionik adalah represi dan disosiasi. 5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik

Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan,


dimulai pada masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks,
seperti yang ditunjukkan oleh lima ( atau lebih ) berikut: 5

1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan


pusat perhatian.
2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual
yang tidak pada tempatnya atau perilaku provokatif.
3. Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi
yang dangkal.
4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk
menarik perhatian kepada dirinya.
5. Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak
memiliki perincian.
6. Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang
berlebihan.
7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.
8. Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan
sebenarnya.
Diagnosis Banding
Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan
kepribadian ambang adalah sukar. Pada gangguan kepribadian
ambang, usaha bunuh diri, difusi identitas dan episode psikotik singkat

22
adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat didiagnosis pada
pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.5
Gangguan somatisasi sindroma Briquet dapat terjadi bersama-sama
dengan gangguan kepribadian histrionik.5
Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif
mungkin perlu mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian
histrionik.5
Perjalanan penyakit dan prognosis

Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian


histrionik cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena
mereka tidak memiliki energi yang sama dengan yang dimilikinya saat
masih muda. Pasien adalah pencari sensasi dan mungkin mengalami
masalah dengan hukum, penyalahgunaan zat dan bertindak kepada siapa
saja.5

Terapi

1. Psikoterapi

Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak


menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian
penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting.
Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau
individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian
histrionik.5

2. Farmakoterapi
Dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya seperti
penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat
antiansietas untuk kecernasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan
ilusi. 5
VII. Gangguan Kepribadian Narsistik

23
Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya
rasa kepentingan dan perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap
dirinya sebagai orang yang khusus dan penting. Mereka menanggapi kritik
secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang yang
berani mengkritik mereka, atau merekamungkin tampak sama sekali acuh
tak acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran
nama mereka. Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan
orang lain marah karena mereka menolak mematuhi aturan perilaku
konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati, dan mereka
berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.
Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi.
Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan
adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh orang narsistik karena
perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.
Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan
narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang
psikoanalisis yang kognitif, kedua gangguan ini (gangguan histrionok dan
gangguan narsistik) adalah akibat dari ketidakmampuan memfokuskan diri
pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam memahami situasi dan
problem dilakukan secara global.4

Epidemiologi

Menurut DSM IV, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian


narsistik terentang antara 2 sampai 16 persen dalam populasi klinis dan
kurang dari 1 persen dalam populasi umum.5

Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki


perasaan kebesaran akan kepentingan dirinya. Mereka menganggap
dirinya sendiri sebagai orang khusus dan mengharapkan terapi yang
khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan mereka berpura-
pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien

24
sering memanfaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh
dan rentan terhadap depresi.5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik

Pola perfsif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku),


membutuhkan kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: 5

1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (misalnya melebih-


lebihkan bakat dan kemampuannya, mengharap untuk dikenal
sebagai seorang yang hebat tapi tidak sepadan).
2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan,
kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak terbatas.
3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti
hanya oleh atau harus berhubungan dengan orang lain (atau
institusi) yang khusus atau memiliki status tinggi.
4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu harapan yang tidak
beralasan akan perlakuan khusus atau kepatuhan otomatis sesuai
harapannya.
6. Eksploatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari
orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
7. Tidak memiliki tempat, tidak mau mengenali atau mengetahui
perasaan dan kebutuhan orang lain.
8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga
cemburu kepada dirinya.
9. Mcmperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering
ditemukan bersama-sama dengan gangguan kepribadian
narsistik, yang berarti bahwa diagnosis banding adalah sukar.
Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki
kecemasan yang lebih keci daripada pasien dengan gangguan
kepribadian ambang dan kehidupan mereka cenderung kurang
kacau.5

25
Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan
pasien gangguan kepribadian ambang dibandingkan pasien
gangguan kepribadian narsistik. 5
Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat
perilaku impulsif, seringkali disertai dengan penyalahgunaan
alkohol atau zat lain, hal tersebut seringkali menyebabkan
mereka mendapatkan masalah dengan hukum. 5
Dan pasien gangguan kepribadian histrionic menunjukkan ciri-ciri
eksibisionisme dap manipulativitas interpersonal yang mirip
dengan pasien gangguan kepribadian narsitik.5
Perjalanan penyakit dan prognosis

Gangguan kepribadian narsistik adalah kronis dan sukar untuk


diobati. Pasien dengan gangguan harus secara terus menerus berhadapan
dengan aliran narsisme mereka yang diakibatkan oleh perilaku mereka
sendiri atau dari pengalaman hidup.5

Terapi
1. Psikoterapi
Mengobati gangguan kepribadian narsistik sukar, karena pasien
harus meninggalkan narsismenya jika ingin mendapatkan
kemajuan. Dokter psikiatri seperti otto kernberg dan Heinz kohut
menganjurkan pemakaian pendekatan psikoanalitik untuk
mendapatkan perubahan, tetapi banyak penelitian yang diperlukan
untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang
terbaik.5
2. Farmakoterapi
Lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran
mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien
gangguan kepribadian narsistik mentoleransi penolakan secara
buruk dan rentan terhadap depresi, suatu anti depresan mungkin
juga digunakan.
VIII. Gangguan Kepribadian Menghindar

26
Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan
kepekaan yang ekstrim terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan
penarikan diri dari kehidupan sosial. Sebenarnya mereka tidak asosial karena
menunjukkan keinginan yang kuat untuk berteman tetapi mereka malu;
mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan tanpa kritik yang
tidak lazim. Orang dengan gangguan ini menginginkan hubungan dengan
orang lain yang hangat dan aman tapi membenarkan penghindaran mereka
untuk membentuk persahabatan kerena perasaan ketakutan mereka akan
penolakan. Mereka mudah sekali keliru dalam mengartikan komentar orang
lain, seringkali komentar dari orang lain dianggap sebagai suatu penghinaan
atau ejekan. Pada umumnya sifat dari orang dengan gangguan kepribadian
menghindar adalah seorang yang pemalu. Menurut teori kognitif-behavioral,
pasien sangat sensitive terhadap penolakan karena adanya pengalaman masa
kanak-kanak, misalnya : karena mendapat kritik yang pedas dari orang tua.4

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen;


seperti yang didefinisikan, gangguan ini sering dijumpai. Tidak ada informasi
tentang rasio jenis kelamin dan pola familial.5

Gejala klinis

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran


klinis inti dari gangguan kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan
menginginkan hubungan dengan orang lain yang hangat dan aman tetapi
membenarkan penghindaran mereka untuk membentuk persahabatan karena
perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Saat berbicara dengan seseorang,
mereka mengekspresikan ketidakpastian dan tidak memiliki kepercayaan diri
dan mungkin berbicara dalam cara yang merendahkan diri sendiri. Orang
dengan gangguan biasanya tidak mau memasuki persahabatan kecuali mereka
diberikan jaminan yang kuat secara tidak biasanya akan penerimaan tanpa
kritik. Sebagai akibatnya, mereka seringkali tidak memiliki teman dekat atau

27
teman kepercayaan. Pada umumnya, sifat kepribadian dasar mereka adalah
malu-malu.5

Kriteria Diagnostik Gangguan kepribadian Menghindar

Pola perfasiv hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan


berlebihan terhadap penilaian negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan
tampak dalam berbagai koteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau
lebih) berikut:5

1. Mengindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak


interpersonal yang bermakna karena takut akan kritik, celaan dan
penolakan.
2. Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan
disenangi.
3. Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa
takut dipermalukan atau ditertawai
4. Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
5. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan
tidak ada kuat
6. Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa
dirinya tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain.
7. Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau
melakukan aktivitas baru karena dapat membuktikan penghinaan
Diagnosis Banding
Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi
sosial, dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid
yang ingin sendirian. 5
Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut,
tidak mudah marah, atau tidak dapat diramalkan seperti pasien
gangguan kepribadian ambang dan histrionik. 5
Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian
dependen adalah serupa. Pasien gangguan kepribadian dependen
dianggap memiliki ketakutan yang lebih tinggi akan penelantaran
atau tidak dicintai dibandingkan pasien gangguan kepribadian
menghindar, tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat
dibedakan. 5

28
Perjalanan penyakit dan prognosis

Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berfungsi, asalkan


mereka dalam lingkungan yang terlindungi. Penghindaran fobik adalah sering
ditemukan, dan pasien gangguan kepribadian menghindar mungkin
memberikan riwayat fobia sosial atau berkembang menjdai fobia sosial selama
perjalanan penyakitnya.5

Terapi

1. Psikoterapi

Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan


apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan
dan kegagalan. Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas
untuk berlatih keterampilan sosial yang baru di luar terapi, karena
kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk. Terapi
kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka
terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih
ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien
untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.5

2. Farmakoterapi

Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol


(Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang
cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar,
khususnya jika mereka menghadapi situasi yang menakutkan.5

IX. Gangguan Kepribadian Dependen

29
Orang dengan gangguan kepribadian dependen, menempatkan
kebutuhan mereka sendiri dibawah kebutuhan orang lain. Meminta orang lain
untuk mengambil tanggung jawab untuk masalah besar dalam kehidupan
mereka, tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin mengalami rasa tidak
nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode yang singkat.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan lebih
sering terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih tua.
Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh ketergantungan yang pervasif
dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan ini tidak mampu untuk
mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan yang banyak dari orang
lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk
mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku gangguan
kepribadian dependen (Kaplan & Saddock, 1997 : 263-264). Menurut teori
psikodinamika, gangguan ini timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada
masa oral karena orang tua yang sangat melindungi atau orang tua yang
mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan kognitif-behavioral
mengemukakan bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan
kecemasan dalam membuat keputusan.4

Epidemiologi

Gangguan kepribadian dependen adalah lebih sering pada wanita


dibandingkan laki-laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5% dari semua
gangguan kepribadian masuk dalam kategori tersebut. Gangguan ini lebih
sering terjadi pada anak kecil dibandingkan anak yang lebih besar. 5

Gejala klinis

Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola ketergantungan


yang pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan tidak mampu
untuk mengambil keputusan tanpa nasihat dan penentraman yang banyak
dari orang lain. Pasien gangguan kepribadian dependen menghindari
posisi tanggung jawab dan menjadi cemas jika diminta untuk memegang
peran kepemimpinan. Mereka lebih senang tunduk. Jika mereka sendiria,

30
mereka merasa sukar untuk menekuni tugas tetapi merasa mudah
melakukan tugas tersebut untuk orang lain. Orang dengan gangguan tidak
senang sendirian. Mereka mencari orang lain pada siapa mereka dapat
menggantung dan hubungan mereka dengan demikian dikacaukan oleh
kebutuhan mereka untuk melekat dengan orang lain. Pesimisme, keraguan
diri, pasivitas da ketakutan untuk mengekspresikan perasaan seksual dan
agresif menandai perilaku pasien gangguan kepribadian dependen. 5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen

Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang


menyebarkan perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan
perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut: 5

1. Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa


sejumlah besar nasehat dan penenteraman dari orang lain.
2. Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam
sebagian besar bidang utama kehidupannya.
3. Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada
orang lain. Catatan : tidak termasuk rasa takut yang realistic akan
ganti rugi.
4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal
dengan dirinya sendiri (karena tidak memiliki keyakinan diri dalam
pertimbangan atau kemampuan ketimbang tidak memiliki motivasi
atau energi )
5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari
orang lain, sampai pada titik secara sukarela melakukan hal yang
tidak meyenangkan.
6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena
timbulnya rasa takut tidak mampu merawat diri sendiri.
7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber
pengasuhan dan dukungan jika hubungan dekatnya berakhir.
8. Secara tidak realistic terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk
merawat dirinya sendiri.
Diagnosis Banding

31
Ketergantungan adalah faktor yang menonjol pada pasien gangguan
kepribadian histrionic dan ambang, tetapi pasien gangguan
kepribadian dependen biasanya memiliki hubungan jangka panjang
dengan orang pada siapa mereka tergantung, bukannya pada sejumlah
orang, dan mereka tidak cenderung manipulatif Pasien gangguan
kepribadian schizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan
dari pasien gangguan kepribadian menghindar. 5
Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia,
tetapi pasiep agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang
jelas atau bahkan panik.5
Perjalanan penyakit dan prognosis

Terdapat kecendrungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan, karena


pasien memiliki ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa
pengawasan dari dekat. Hubungan sosial adalah terbatas pada siapa orang
dapat tergantung dan banyak yang menderita penyiksaan mental atau fisik
karena mereka tidak dapat menegaskan dirinya sendiri. Mereka berada dalam
risiko mengalami gangguan depresif berat jika mereka mengalami kehilangan
orang pada siapa mereka tergantung. Tetapi, prognosis dengan pengobatan
adalah cukup baik.5

Terapi

1. Psikoterapi

Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali berhasil, yaitu


dengan proses kognitif-behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada
pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.5

Terapi perilaku, terapi keluarga dan terapi kelompok semuanya telah


digunakan dengan keberhasilan pada banyak kasus.5

2. Farmakoterapi
Telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik seperti kecemasan
dan depresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan

32
kepribadian dependen. Pasien tersebut yang mengalami serangan panik
atau yang memiliki tingkat kecemasan perpisahan yang tingga mungkin
tertolong oleh imipramine (Tofranil). Benzodiazepine dan obat
serotonergik juga telah berguna.5
Jika depresi atau gejala menarik diri pada pasien berespon terhadap
psikostimulan, obat tersebut digunakan.5
X. Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai oleh penyempitan


emosional, ketertiban, kekerasan hati, sikap keras kepala dan kebimbangan.
Gangguan ini sering terjadi pada pria dan sering pada anak tertua. Orang
dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif memiliki keasyikan dengan
keteraturan, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan. Biasanya
orang tersebut resmi dan serius dan seringkali tidak memiliki rasa humor.
Mereka memaksakan aturan supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu
untuk mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran. Karena takut
mereka melakukan kesalahan, mereka mengalami kebimbangan dan berpikir
dalam waktu yang lama untuk mengambil suatu keputusan. Orang dengan
gangguan obsesif-kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam posisi yang
membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci. Tetapi mereka
rentan terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitif-
behavioral, pasien gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistic
mengenai perfeksitas dan penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam
mencapai perfeksitas, ia menganggap dirinya tidak berharga.4

Epidemiologi

Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui.


Keadaan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis
paling sering pada anak yang tertua. Pasien seringkali memiliki latar belakang
yang ditandai oleh disiplin yang keras. Freud menghipotesiskan bahwa
gangguan kepribadian ini adalah berhubungan dengan kesulitan pada stadium
anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2 tahun. Tetapi,
pada berbagai penelitian teori tersebut belum disahkan.5

33
Gejala klinis

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasikan


dengan aturan, peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian
kesempurnaan. Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian
obsesif kompulsif adalah terbatas. Mereka mengasingkan orang lain, tidak
mampu untuk berkompromi dan memaksakan supaya orang lain tunduk
kepada mereka. Tetapi mereka mudah memaafkan mereka yang dipandangnya
sebagai lebih berkuasa dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan mereka
dalam cara penguasa.5

Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif

Pola pervasif preokupasi dengan urutan, perfeksionisme, dan pengendalian


mental dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan
efisiensi, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut: 5

1. Terpreokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, susunan


atau jadwal sampai tingkat dimana aktivitas sesama hilang.
2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian
tugas misalnya, tidak mampu menyelesaikan suatu proyek karena
tidak memenuhi standarnya sendiri yang terlalu ketat.
3. Secara berlebihan setia kepada pekerjaan dan produktivitas sampai
mengabaikan aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak
disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang besar)
4. Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang masalah
moralitas, etika atau nilai-nilai (tidak disebabkan oleh identifikasi
kultural atau religius)
5. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak
berguna walaupun tidak memiliki nilai sentimental.
6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan
orang lain kecuali mereka tunduk dengan tepat caranya
mengerjakan hal

34
7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri
maupun orang lain, uang dipandang sebagai sesuatu yang harus
ditimbun untuk rencana dimasa depan.
8. Menunjukkan kekacauan dan keras kepala.
Diagnosis Banding

Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesif-


kompulsif harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang
paling sukar adalah antara pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-
kompulsif dan pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.
Diagnosis gangguan kepribadian bermakna dalam efektivitas pekerjaan
atau sosialnya. Pada beberapa kasus, gangguan delusional terjadi bersama-
sama dengan gangguan kepribadian dan harus dicatat. 5

Perjalanan penyakit dan prognosis

Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi


dan tidak dapat diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi
dapat berkembang dalam perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa
remaja dengan gangguan kepribadian obsesi kompulsif berkembang
menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka dan ramah; tetapi orang lain,
gangguan dapat mengawali skizofreniaatau gangguan depresif berat. 5

Terapi

1. Psikoterapi

Tidak seperti gangguan kepribadian lainnya, pasien gangguan


kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan
mencari pengobatan atas kemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang
tidak terlalu mengarahkan sangat dihargai oleh pasien gangguan ini. Terapi
kelompok dan terapi perilaku biasanya memberikan manfaat tertentu. Pada
kedua konteks, mudah untuk memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi
atau penjelasan maladaptive mereka. Melengkapi perilaku kebiasaan

35
mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan
mereka mudah mempelajari strategi baru.5

2. Farmakoterapi
Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan
antikonvulsan, pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien
dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. Apakah obat ini
digunakan pada gangguan kepribadian adalah tidak diketahui.
Clomipramine (anafranil) dan obat serotonergik tertentu seperti
fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif
timbul.5
XI. Gangguan Kepribadian Yang Tidak Ditentukan

Katagori ini adalah untuk gangguan-gangguan fungsi kepribadian


yang tidak memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian spesifik.
Contohnya adalah adanya ciri-ciri lebih dari satu gangguan kepribadian
spesitik yang tidak memenuhi kriteria lengkap untuk salah satu gangguan
kepribadian (kepribadian campuran) tetapi bersama-sama menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam satu atau
lebih fungsi penting (misalnya, sosial atau pekerjaan). Kategori ini juga
dapat digunakan jika klinis menganggap bahwa suatu gangguan
kepribadian spesifik yang tidak dimasukkan kedalam klasifikasi ini adalah
sesuai. Contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan
gangguan kepribadian depresif. 5

XII. Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif

Orang dengan gangguan kepribadian pasif-agresif ditandai oleh


obstruksionisme (senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras
kepala dan tidak efisien. Perilaku tersebut adalah manifestasi dari agresi yang
mendasari, yang diekspresikan secara pasif. Pasien gangguan kepribadian
pasif-agresif secara karakteristik adalah suka menunda-nunda, tidak menerima
permintaan untuk kinerja yang optimal, tidak bersedia meminta maaf, dan
cenderung untuk mencarikesalahan pada diri orang lain walaupun pada orang

36
tempat mereka bergantung; tetapi mereka menolak untuk melepaskan mereka
sendiri dari hubunganketergantungan. Mereka biasanya tidak memiliki
ketegasan tentang kebutuhan dan harapan mereka. Orang dengan gangguan ini
tidak memiliki kepercayaan padadiri sendiri dan biasanya pesimistik akan
masa depan.5 Mereka memendam rasa amarah dan permusushan yang
diekspresikan dengan cara tidak langsung tapi menggunakan cara yang
menyakitkan. Tidak sensitive terhadap kritik dan selalu menganggap dirinya
benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasif-agresif berkembang dari
kepercayaan bahwa ekspresi terbuka dan kemarahan adalah berbahaya.
Menuntut orang lain harus tahu apa yang diinginkan, tanpa ia memintanya.4

Epidemiologi

Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan, termasuk


rasio jenis kelamin, pola familial dan prevalensi.5

Gambaran klinis

Karakteristik pasien gangguan kepribadian pasif agresif adalah:5

1. Menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang


optimal, meminta maaf untuk keterlambatan dan mencari kesalahan
pada diri orang lain pada siapa mereka tergantung, mereka menolak
untuk melepaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan.
2. Tidak memeiliki ketegasan dan tidak lansung tentang kebutuhan dan
harapan mereka.
3. Tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang
diharapakan oleh mereka dan mungkinmenjadi cemas bila dipaksa
untuk melakukannya.
4. Berusaha untuk memanipulasi dirinya sendiri kedalam posisi
tergantung, tetapi prilaku mereka yang pasif dan merendahkan diri
sering kali dialami orang lain sebagai hukuman atau manipulasi.

Kriteria Riset Gangguan Kepribadian Pasif- Agresif


A. Pola perpasif sikap negatifistik dan resistensi pasif terhadap
tuntutan akan kinerja yang adekuat , dimulai pada masa dewasa

37
awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut: 5

1. Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan


rutin.
2. Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.
3. Cemberut dan argumentative
4. Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan
5. Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang
tampaknya lebih beruntung.
6. Suara yang diperkeras dan keluhan terus-menerus atas ketidak
beruntungan dirinya
7. Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa
B.
Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak
diterangkan lebih baik oleh gangguan distimik.5
Diagnosis Banding

Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu dibedakan dari gangguan


kepribadian histrionik dan ambang. Tetapi pasien gangguan kepribadian pasif-
agresif adalah dramatik, afektif dan agresif secara terbuka dibandingkan
dengan pasien gangguan kepribadian histrionik dan ambang.5

Perjalanan penyakit dan prognosis

Dalam suatu penelitian follow up terhadap 100 orang pasien rawat inap
yang rata-rata berusia 11 tahun, Ivor small menemukan bahwa gangguan
kepribadian pasif-agresif merupakan diagnosis utama pada 54 orang di antara
mereka, 18 orang juga penyalahguna alkohol dan 30 orang secara klinis di cap
sebagai terdepresi.5

Terapi
1. Psikoterapi
Pasien gangguan kepribadian pasif-agresif yang mendapatkan
psikoterapi suportif memiliki hasil yang baik. Tetapi psikoterapi untuk
pasien dengan gangguan kepribadian pasif-agresif memiliki banyak

38
kekurangan, dalam memenuhi kebutuhan pasien seringkali mendukung
patologi mereka, tetapi menolak permintaan mereka adalah menolak
mereka. Klinisi harus mengobati kecendrungan bunuh diri terhadap tiap
ekspresi kemarahan yang tersembunyi dan bukan sebagai orang yang akan
mengobati kehilangan obyek pada gangguan depresif berat.5

2. Farmakoterapi
Antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis
depresi dan kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon
terhadap benzodiazepine dan psikostimulan, tergantung pada keadaan
klinis. 5
XIII. Gangguan Kepribadian Depresif

Orang dengan gangguan kepribadian depresif adalah orang yang


pesimistik, anhedonik, terikat pada kewajiban, meragukan diri sendiri dan
tidak gembira secara kronis. Penyebab gangguan kepribadian depresif tidak
diketahui, tetapi faktor yang terlibat dalam gangguan distimik dan gangguan
depresif berat mungkin bekerja. Teori psikologis melihat adanya kehilangan
pada awal kehidupan, pengasuhan orang tua yang buruk, superego yang
menghukum, dan perasaan ekstrim. Deskripsi klasik tentang kepribadian
depresif diajukan tahun 1963 oleh Arthur Noyes dan Laurence Kolb,
“Mereka merasakan kegembiraan kehidupan yang normal tapi hanya
sedikit, dan cenderung kesepian dan serius, bermuram durja, patuh, pesimistik
dan rendah diri. Mereka rentan untuk mengekspresikan penyesalan dan
perasaan ketidakberdayaan dan putus asa. Mereka seringkali teliti,
perfeksionistik, sangat berhati-hati, asyik dengan pekerjaan, merasa
bertanggung jawab dengan tajam, dan mudah berkecil hati di kondisi yang
baru. Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita dalam kesepian dan
kemungkinan mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan orang
lain. Suatu kecenderungan untuk merasa ragu-ragu, tidak dapat mengambil
keputusan dan berhati-hati menghianati perasaan ketidakamanan yang
melekat. Terdapat 7 kelompok sifat depresif : (1) tenang introvert, pasif, tidak

39
sombong; (2) bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan
kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, dan
menghina diri sendiri; (4) bersifat ragu-ragu, kritik orang lain, sukar untuk
memaafkan; (5) berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri; (6)
memikirkan hal yang sedih dan merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa
negatif, perasaantidak berdaya dan kelemahan pribadi.5

Epidemiologi

Berdasarkan prevalensi gangguan depresif pada populasi keseluruhan,


gangguan kepribadian depresif tampaknya sering, terjadi sama banyak pada
laki-laki dan perempuan dan terjadi pada keluarga dimana gangguan depresif
ditemukan.5

Gambaran Klinis

Deskripsi gangguan kepribadian depresif oleh H.Akiskal menggambarkan


kelompok sifat depresif adalah:5

1. Tenang, introvert, pasif tidak sombong.

2. Bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak dapat merasakan


kegembiraan.

3. Mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menghina diri


sendiri.

4. Bersifat ragu-ragu, kritik orang lain , sukar untuk memaafkan.

5. Berhati-hati, bertanggung jawab dan disiplin diri

6. Memikirkan hal sedih dan pasien merasa cemas

7. Asyik dengan peristiwa negatif, perasaan tidak berdaya dan kelemahan


pribadi.

40
Diagnosis Banding

Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh


fluktuasi besar dalam mood dibandingkan yang ditemukan pada
gangguan kepribadian depresif. Gangguan kepribadian adalah kronis dan
seumur hidup, sedangkan gangguan distimik adalah episodic, dapat
terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki stressor pencetus. 5

Kepribadian depresif dapat dianggap sebagai s p e k t r u m kondisi


afektif dimana gangguan distimik dan gangguan depresif memiliki
varian yang lebih parah. Pasien gangguan kepribadian menghindar
adalah introvert dan tergantung tetapi cenderung lebih merasa cemas
daripada depresi, dibandingkan orang dengan kepribadian depresif. 5

Perjalanan penyakit dan prognosis

Orang dengan gangguan kepribadian depresif mungkin berada dalam


resiko yang tinggi untuk mengalami gangguan distimik dan gangguan depresif
berat.5

Terapi
1. Psikoterapi
Merupakan pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian
depresif. Pasien berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan, dan
arena tes realitas pasien adalah baik, mereka mampu menggali tilikan
kedalam psikodinamika penyakitnya dan memahami efeknya pada
hubungan interpersonal mereka. Terapi kognitif membantu pasien
mengerti manifestasi kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme
mereka. Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi
kelompok dan terapi interpersonal. 5

2. Psikofarmakologi
Pemakaian medikasi anti depresan, khususnya obat serotonerik
tertentu seperti setraline (Zoloft), 50mg sehari. Beberapa pasien

41
berespon terhadap dosis kecil psikostimulan, seperti amfetamin, 5-10
mg sehari. Pada semua kasus, obat psikofarmakologis harus
dikombinasikan dengan psikoterapi untuk mencapai efek yang
maksimal. 5

XIV. Gangguan kepribadian sadomasokistik

Gangguan ini bukan merupakan diagnosis resmi dalam DSM IV atau


spendiksnya, tetapi dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian yang
tidak diklasifikasikan. Sadisme (berasal dari nama seorang penulis di abad ke-
18 yaitu Marquis de Sade, yang menulis tentang orang yang mengalami
kenikmatan seksual saat menyiksa orang lain) adalah keinginan untuk
menyebabkan rasa sakit pada orang lain baik secara penyiksaan seksual atau
fisik atau penyiksaan psikologi pada umumnya. Sigmund Freud percaya
bahwa pasien sadisme untuk mencegah kecemasan kastrasi dan mampu untuk
melakukan kepada orang lain apa yang mereka takutkan akan terjadi pada diri
mereka. Sedangkan masokisme (nama mengikuti Leopold von Sacher-
Masoch, seorang penulis novel yang berasal dari Austria abad ke-19) adalah
pencapaian pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri. Pada umumnya,
yang dinamakan penderita masokisme moral mencari penghinaan dan
kegagalan, bukannya sakit fisik. Menurut Sigmund Freud, kemampuan
penderita masokisme untuk mencapai orgasme terganggu oleh kecemasan dan
perasaan bersalah tentang seks dan perasaan tersebut dihilangkan oleh
penderitaan dan hukuman pada diri mereka sendiri. Pengamatan klinis
menyatakan bahwa elemen perilaku sadisme dan masokisme biasanya
ditemukan pada orang yang sama.3

Terapi

Psikoterapi. Terapi psikoanalisis efektif pada beberapa kasus. Sebagai hasil


terapi, pasien menjadi menyadari bahwa kebutuhan menghukum diri sendiri
adalahsekunder akibat perasaan bersalah bawah sadar yang berlebihan dan

42
juga menjadi mengenali impuls agresif mereka yang terepressi, yang berasal
dari masaanak-anak awal.5

XV. Gangguan kepribadian sadistik

Orang dengan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang


perpasif, merendahkan dan prilaku agresif, yang dimulai sejak masa anak-anak
awal dan diarahkan kepada orang lain. Kekejaman atau kekerasan fisik
digunakan untuk menyebabkan sakit pada orang lain dan bukan untuk
mencapai tujuan lain. Orang dengan gangguan ini kemungkinan menghina
atau merendahkan orang dihadapan orang lain dan biasanya telah mengancam
atau menghukumorang lain dengan kasar yang tidak lazimnya, terutama anak-
anak.5

Pada PPDGJ III termasuk F 65.5 yaitu suatu preferensi terhadap


aktivitas seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau
penghinaan. Jika individu lebih suka menjadi resepien dari peransangan
demikian, maka disebut masokisme, jika sebagai pelaku disebut sadisme, baik
sadisme maupun masokisme.2

Stimulasi sadomasokistik berderajat ringan biasanya digunakan untuk


meningkatkanaktivitas seksual yang sebetulnya normal. Kategori ini hanya
digunakan apabila aktivitas sadomakistik merupakan sumber ransangan yang
terpenting untuk pemuasan seksual

XVI. Perubahan Kepribadian karena kondisi medis umum

Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum ditandai


perubahan yang jelas pada gaya dan sifat kepribadian dan tingkat fungsi
sebelumnya. Pasien harus menunjukkan bukti-bukti faktor organik penyebab
sebelum onset perubahn kepribadian.5

Etiologi

43
Kerusakan struktural pada otak biasanya penyebab perubahan kepribadian
Trauma kepala merupakan penyebab yang paling sering. Neoplasma serebral
dan kerusakan pembuluh darah, khususnya lobus temporalis dan frontalis,
juga merupakan penyebab yang sering. Kondisi ini tersering disertai dengan
perubahan kepribadian.5

Diagnosis dan gambaran klinis

Ditemukan perubahan kepribadian dari pola prilaku sebelumnya atau suatu


eksaserbasi karakteristik kepribadian sebelumnya. Gangguan pengendalian
ekspresi emosi dan impuls adalah gambaran yang utama. Secara karakteristik
emosi labil dan dangkal walaupun euforia dan apati menonjol, walaupun
euforia dan apati mungkin menonjol.5

Hal yang berhubungan dengan cedera lobus frontali (sindroma lobus


frontalis) adalah ketidakacuhan dan apati yang menonjol, yang ditandai oleh
tidak adanya perhatian terhadap peristiwa di lingkungan dekatnya. Ekspresi
impuls mungkin dimanifestasikan dengan gurauan yang tidak sesuai, cara
yang kasar, pendekatan seksual yang tidak pada tempatnya dan tindakan anti
sosial yang menyebabkan konflik dengan hukum. Orang dengan epilepsi lobus
temporalis secara karakteristik menunjukkan tidak memiliki rasa humor,
hipergrafia, hiperreligius,dan agresivitas yang nyata selama kejang.5

Orang dengan perubahan kepribadian karena kondisi medis umum


memiliki sensorium yang jernih. Gangguan ringan pada fungsi kognitif tidak
menyebabkan perburukan intelektual. Diagnosis harus di curigai pada pasien
yang menunjukkan perubahan yang nyata dalam prilaku atau kepribadian
termasuk labilitas emosional dan gangguan kepribadian impuls, yang tidak
memiliki riwayat mental dan yang perubahan kepribadiannya terjadi secara
tiba-tiba atau selama periode yang relatif singkat.5

Diagnosis banding

44
Demensia adalah melibatkan pemburukan global pada intelektual dan
kapasitas prilaku. Pada pemburukan mulai mencakup daya ingat yang penting
dan defisit kognitif, diagnosis diubah dari gangguan kepribadian karena
kondisi medis umum ke demensia.5

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Perjalanan penyakit dan prognosis perubahna kepribadian karena kondisi


medis umum tergantung pada penyebabnya. Jika gangguan terjadi akibat
gangguan struktural otak, gangguan cenderung menetap. Gangguan mungkin
terjadi setelah suatu peride koma dan derilium pada kasus trauma kepala atau
gangguan pembuluh darah. Perubahan kepribadian dapat berkembang
menjadi demensia pada kasus tumor otak, skelrosis multipel dan penyakit
hutington. Peruhan karena intoksikasi kronik kronik, penyaki medis atau
terapi obat (seperti levodopa pada kasus Parkinson).5

Terapi

Penatalaksanaan gangguan perubahan kepribadian melibatkan terapi


kondisis organik dasar jiak kondisi itu dapat diobati. Terapi psikofarmakologis
untuk gejala spesifik mungkin di indikasikan pada beberapa kasus seperti
Imipramin dan fluxetin untuk depresi. Pasien dengan gangguan kognitif yang
parah atau pengendalian prilaku yang melemah mungkin memerlukan
konseling untuk membantu menghindari kesulitan dalam pekerjaan atau
mencegah keadaan memalukan sosial. Intinya adalah dukungan keluarga
pasien.5

XVII. Perubahan Kepribadian selamanya setelah pengalaman


menakutkan dan setelah penyakit Psikiatrik.

Perubahan kepribadian selamanya setelah pengalaman menakutkan

Menurut PPDGJ III adalah perubahan kepribadian harus berlansung lama


dan muncul sebagai gambaran yang tidak fleksibel maladaptif yang menjurus

45
kepada kegagalan dalam fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan. Biasanya
perubahan kepribadian harus dipastikan berdasarkan keterangan yang dapat
diandalkan. Untuk menegakkan diagnosis adalah esensial untuk memastikan
gambaran yang tidak tampak sebelumnya, seperti:2

1. Sikap bermusuhan dan tidak percaya menghadapi dunia


2. Penarikan diri dari masyarakat
3. Perasaan kosong dan putus asa
4. Perasaan terpojok yang kronis seperti terancam terus menerus
5. Keterasingan

Perubahan kepribadian ini harus sudah ada selama minimal 2 tahun dan
harus tidak disebabkan oleh gangguan kepribadian yang sebelumnya ada atau
karena suatu gangguan jiwa selain gangguan stres pasca trauma.

Perubahan Kepribadian Selamanya Setelah Penyakit psikiatrik

Menurut PPDGJ III adalah perubahan kepribadian yang berlansung lama


dan tampil sebagai pola yang tidak fleksibel dan maladaptif dalam fungsi dan
pengalamannya, yang mengarah kepada problem yang berkepanjangan dalam
fungsi interpersonel, sosial atau pekerjaan dan penderitaan subjektif. Tidak
boleh ada tanda bahwa sebelumnya sudah ada gangguan kepribadian yang
menjelaskan terjadinya perubahan kepribadian itu dan diagnosis tidak boleh
berdasarkan suatu gejala residual gangguan jiwa sebelumnya.Perubahan
kepribadian berkembang mengikuti penyembuhan klinis suatu gangguan jiwa
yang harus telah dialami sebagai sangat menekan secara emosional dan
mengahancurkan citra diri pasien. Sikap atau reaksi orang lain terhadap
pasien sesudah penyakit itu adalah penting dalam menentukan dan
memperkuat persepsi pasien terhadap derajat stres. Tipe perubahan
kepribadian ini tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mempertimbangkan
pengalaman emosional yang subjektif dan kepribadian sebelumnya,
penyesuaian dirinya dan kerentanan khasnya.5

46
Tanda diagnostik harus mencakup gambaran klinis sebagai berikut:5

1. Sikap ketergantungan dan sikap menuntut dari orang lain yang


berlebihan

2. Tuduhanbahwa dirinya berubah atau cacat oleh karena penyakit,


menjurus ketidakmampuan membentuk dan memperthakan
hubungan pribadi yang dekat dan terpercaya serta isolasi sosial.

3. Pasif, minat berkurang dan menurunya keterlibatan dalam aktivitas


rekreasi.

4. Selalu menegeluh sakit, yang mungkin disertai dengan keluhan


hipokondrik dan prilaku sakit

5. Disforia atau suasana peraan yang labil, yang tidak disebabkan


oleh adanya gangguan jiwa saat ini atau gangguan jiwa
sebelumnya dengan gejala afektif residual

6. Hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan


dibandingkan dengan keadaan sebelum sakit.

7. Manifestasi tersebut diatas harus sudah ada selama kurun waktu 2


tahun atau lebih Perubahan bukan terjadi karena kerusakan otak
berat. Adanya diagnosis skizofrenia sebelumnya tidak
meningkirkan kemungkinan diagnosis ini.

47

Anda mungkin juga menyukai