Anda di halaman 1dari 93

BAPPEDA

Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun


KABUPATE
N BANJAR 2013

i
Kata Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Pengantar 2013

KATA PENGANTAR

Himpunan Kegiatan Bappeda tahun 2013 merupakan sebuah


buku publikasi yang menyajikan berbagai himpunan kegiatan
dalam bidang-bidang Bappeda Kabupaten Banjar yang terekspose
dalam Web Portal Bappeda.
Himpunan Kegiatan Bappeda tahun 2013 adalah perwujudan
dari keaktifan Bappeda dalam hal Perencanaan Pembangunan
Kabupaten Banjar yang meliputi berbagai bidang yaitu Bidang
Sekretariat, Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan, Bidang Fisik dan Prasarana,
Bidang Sosial dan Budaya serta Bidang Ekonomi. Terbitnya buku Himpunan Kegiatan
Bappeda Kabupaten Banjar tahun 2013 ini diharapkan berfungsi sebagai informasi
dalam mendukung god government di pemerintah Kabupaten Banjar.
Kami menyadari walaupun telah diupayakan secara maksimal namun publikasi
himpunan kegiatan ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan dalam publikasi
himpunan kegiatan yang akan datang.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terbitnya publikasi ini dan semoga bermamfaat bagi kita semua. Amin.
Martapura, Oktober 2013
Kepala Bappeda

H. Muhammad Rusdi, ST,MT


Pembina Utama Muda
196807231995031002

i
DAFTAR Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
ISI 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Sejarah Berdirinya Bappeda Kabupaten Banjar...................................................1
B. Visi......................................................................................................................2
C. Misi.....................................................................................................................2
D. Tugas bidang Dan Sub Bidang Bappeda.............................................................3
1. Bidang Sekretariat...........................................................................................3
2. Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan.......................................................5
3. Bidang Fisik dan Prasarana.............................................................................6
4. Bidang Sosial dan Budaya...............................................................................8
II KEGIATAN BIDANG..........................................................................11
SEKRETARIAT........................................................................................................11
PENDATAAN LITBANG DAN PELAPORAN......................................................19
FISIK DAN PRASARANA......................................................................................38
SOSIAL DAN BUDAYA..........................................................................................64
EKONOMI................................................................................................................75
NON BIDANG.........................................................................................................89

ii
DAFTAR Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
ISI 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Komponen Dasar Pembentukan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten


Banjar Tahun 2008-2011.............................................................................25

Tabel 1. 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha dan Pengeluaran Kabupaten Banjar Tahun
2011.............................................................................................................28

Tabel 1. 3 PDRB adhb Menurut Pengeluaran (Penggunaan) Tahun 2011....................28

Tabel 1. 4 Urutan Rangking Terbesar Output Menurut Sektor Di Kabupaten Banjar


Tahun 2011..................................................................................................29

Tabel 1. 5 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Kabupaten


Banjar dan Provinsi kalimantan Selatan......................................................29

Tabel 1. 6 Kontribusi PDRB Kabupaten Banjar Menurut Kecamatan Tahun 2010-2012


(%)..............................................................................................................30

Tabel 1. 7 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Produksi Menurut Jenis
Tanaman Tahun 2011...................................................................................79

Tabel 1. 8 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan Dan Jenis Tahun
2011.............................................................................................................80

Tabel 1. 9 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kakao.........................81

iii
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

I
PENDAHULUAN

a. Sejarah Berdirinya Bappeda Kabupaten Banjar


BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) merupakan sebuah
lembaga teknis daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang
dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai tugas pokok membantu
Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan
perencanaan pembangunan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dibentuk
berdasarkan pertimbangan yaitu :
a. Bahwa dalam rangka usaha peningkatan keserasian pembangunan di daerah
diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan
pembangunan daerah.
b. Bahwa dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan
kesinambungan pembangunan didaerah, diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh, terarah dan terpadu.
Bertitik tolak pada pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1980. Tentang Pembentukan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang kemudian ditindak lanjuti dengan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185 Tahun 1980, tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II.
Fungsi kerja Bappeda yaitu :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati.
2. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
pendataan, penelitian, pengembangan dan pelaporan.
3. Pembinaan, pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan bidang sosial budaya.
4. Pembinaan, pelaksanaan dan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan di bidang perekonomian.
5. Pelaksanaan kerjasama penelitian dan perencanaan pembangunan daerah dengan
lembaga perguruan tinggi dan lembaga lain baik pemerintah maupun swasta.
6. Pengkoordinasian, perumusan dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
1
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

7. Pemantauan dan evaluasi, penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.


8. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan.
9. Pengelolaan kesekretariatan dan urusan rumah tangga Bappeda.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
b. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan, yaitu lima tahun kedepan. Untuk memberikan gambaran apa
yang diinginkan lima tahun kedepan, maka visi Bappeda Kabupaten Banjar adalah :
Terwujudnya BAPPEDA sebagai Perencana SIMPATIK .
Penjelasan dari visi diatas adalah sebagai berikut :
Sistem, mekanisme perencanaan berpedoman pada peraturan dan perundang-
undangan perencanaan pembangunan yang berlaku.
Partisipatif, perencanaan yang melibatkan semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terhadap pembangunan
Aktualitas, perencanaan didasarkan kepada dinamika dan kebutuhan yang
aktual (nyata), serta isue-isue pembangunan mutakhir yang berkembang di
masyarakat.
Pemanfaatan Teknologi, berupaya mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
yang mendukung kegiatan perencanaan.
Informatif, perencanaan didasarkan kepada tersedianya data dan informasi
yang akurat dan terkini (up to date).
Kinerja
c. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan sebelumnya, Misi dari Bappeda
Kabupaten Banjar adalah :
Meningkatkan penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah
melalui penyusunan data dan informasi yang akurat dan kegiatan penelitian
yang aflikatif, proses perencanaan partisipatif serta dilanjutkan dengan
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah yang sistematis.
Mengoptimalkan penataan ruang daerah
Mewujudkan pengelolaan administrasi dan keuangan perkantoran yang
tertata, tertib dan lancar didukung sumber daya aparatur yang berdisiplin dan
profesional.
2
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

d. Tugas bidang Dan Sub Bidang Bappeda


Bidang-bidang dalam Bappeda yang terdiri dari Bidang Sekretariat, Bidang
Pendataan Litbang dan Pelaprn, Bidang Fisik Dan Prasarana, Bidang Sosial dan
Budaya, serta Bidang Ekonomi. Berikut akan diuraikan masing-masing tugas bidang
dan sub bidang yang ada di Bappeda Kabupaten Banjar.
i. Bidang Sekretariat
sekretariat mempunyai tugas yaitu :
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya urusan keuangan
dan pengelolaan anggaran di lingkungan Bappeda.
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya urusan
ketatausahaan, surat-menyurat kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan di
lingkungan Bappeda.
Menyusun pra Konsep RAPBD di bidang Belanja Pembangunan.
Memberikan saran/telaahan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Sub Bidang Program
Sub bidang program mempunyai tugas yaitu :
Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Strategis
Bappeda serta Rencana Kerja Tahunan Bappeda berdasarkan bahan-bahan masukan
dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah dan satuan organisasi di lingkungan Bappeda.
Menyusun Program Kerja dan Rencana Anggaran Keuangan berdasarkan bahan-
bahan masukan dari satuan organisasi di lingkungan Bappeda.
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja di lingkungan Bappeda.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bagian Keuangan

3
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

Sub bagian keuangan mempunyai tugas yaitu :


Menyusun rencana anggaran keuangan berdasarkan bahan-bahan masukan dari
satuan organisasi di lingkungan Bappeda.
Menyelenggarakan urusan administrasi keuangan Bappeda tentang penerimaan dan
pengeluaran di lingkungan Bappeda.
Menyelenggarakan pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta
perhitungan evaluasi perbendaharaan.
Menyelenggarakan kegiatan pengurusan keuangan perjalanan dinas Kepala Badan
dan pegawai yang ditugaskan, pembayaran gaji dan tunjangan lainnya sesuai
petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
Menyelenggarakan kegiatan pengurusan keuangan perjalanan dinas Kepala Badan
dan pegawai yang ditugaskan, pembayaran gaji dan tunjangan lainnya sesuai
petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
Memberikan bimbingan teknis terhadap Pemegang Kas dan Kasir Pembayar Uang
dalam melaksanakan tugasnya.
Menyiapkan dan menyusun laporan keuangan Bappeda.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Sub Bagian umum
Sub bagian umum mempunyai tugas yaitu :
Melakukan kegiatan ketatausahaan yang meliputi surat-menyurat, pengetikan,
penggandaan dan pengelolaan arsip sesuai petunjuk teknis administrasi
perkantoran.
Mengatur dan memberikan pelayanan alat-alat tulis kantor dan perlengkapan
lainnya terhadap satuan organisasi di lingkungan Bappeda.
Mengatur, memelihara dan merawat barang inventaris kantor serta membuat daftar
dan laporan barang inventaris kantor.
Mengatur dan memelihara kebersihan, keapikan dan kerapian ruangan kantor serta
kebersihan halaman kantor.
Mengatur dan melaksanakan administrasi perjalanan dinas pimpinan atau pegawai
yang diserahi tugas kedinasan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Mengatur dan mengawasi persiapan ruangan untuk rapat, upacara dan pertemuan-
pertemuan sesuai petunjuk Pimpinan.
4
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

Mengumpulkan, mengolah dan mensistematisasikan data kepegawaian.


Melaksanakan urusan kepegawaian yang meliputi usul pengangkatan,
pemberhentian/pensiun, mutasi, promosi, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat,
cuti, pembuatan KARIS/KARSU, Taspen, Asuransi, DUK, nominatif, DSP dan DP-
3.
Mengatur dan menyusun usul pendidikan dan pelatihan pegawai.
Mengatur dan menyusun rekapitulasi absensi pegawai serta menjaga disiplin
pegawai.
Menyusun laporan kepegawaian berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
ii. Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan
Bidang pendataan litbang dan penelitian mempunyai tugas yaitu :
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya pengumpulan,
pengolahan data statistik dan dokumentasi pelaksanaan program pembangunan
Daerah, penelitian dan pengembangan bidang ekonomi, sosial budaya dan fisik
prasarana dalam rangka pembangunan Daerah.
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya analisa, penilaian
dan menyusun hasil evaluasi, monitoring, serta penyusunan laporan
pelaksanaan pembangunan di daerah.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Sub Bidang Data Penelitian dan Pengembangan
Sub Bidang Data Penelitian dan pengembangan mempunyai tugas yaitu :
Mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaaan program pembangunan
berdasarkan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah dan satuan organisasi di
lingkungan Bappeda.
Menyusun petunjuk teknis tentang penyusunan statistik dan dokumentasi hasil
pelaksanaan pembangunan di Daerah.

5
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

Mengumpulkan dan mengolah hasil data pelaksanaan pembangunan di Daerah


dalam bentuk sajian dan ditampilkan dalam melalui berbagai media sebagai
gambaran hasil pembangunan dan potensi Daerah.
Melakukan penyebarluasan informasi hasil pembangunan daerah dalam berbagai
bentuk sajian melalui berbagai media informasi dan berbagai kegiatan pameran.
Memelihara dokumentasi hasil pelaksanaan pembangunan Daerah.
Mempersiapkan bahan perumusan kebijakan kegiatan penelitian di bidang
ekonomi, sosial budaya, dan fisik prasarana dalam rangka perencanaan
pembangunan di Daerah.
Menyelenggakaran kegiatan penelitian di bidang ekonomi, sodial budaya dan fisik
prasarana dalam rangka perencanaan pembangunan di Daerah.
Mengadakan kerjasama penelitian di bidang ekonomi, sodial budaya, dan fisik
prasarana dengan lembaga terkait lainnya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan
Sub bidang Evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas yaitu :
Melaksanakan analisa dan penilaian atas pelaksanaan pembangunan di Daerah.
Menyusun hasil evaluasi atas pelaksanaan pembangunan di Daerah.
Menyusun program monitoring pelaksanaan pembangunan di Daerah untuk
kelancaran pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.
Memonitor pelaksanaan pembangunan di Daerah.
Menyusun laporan pelaksanaan pembangunan di Daerah.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugas.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
iii. Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas yaitu :
Merencanakan, mengatur, dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
program pembangunan lingkup transportasi, perhubungan, komunikasi, dan
rencana tata ruang berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah terkait dan instansi terkait lainnya.
6
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

Merencanakan, mengatur, dan mengawasi terselenggaranya penyusunan


program pembangunan lingkup permukiman, pengairan, dan lingkungan hidup
berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dan
instansi terkait lainnya.
Memberikan saran/telaahan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Sub Bidang Transfortasi Perhubungan dan Rencana Tata Kota
Sub Bidang Transfortasi Perhubungan dan Rencana Tata Kota mempunyai tugas yaitu :
Mempelajari dan menelaah usulan/program pembangunan jalan, jembatan dan
prasarana perhubungan dan rencana tata ruang sebagai bahan penyempurnaan
penyusunan program.
Menyusun program pembangunan jalan, jembatan dan prasarana perhubungan, dan
rencana tata ruang berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
terkait dan instansi terkait lainnya.
Memonitor pelaksanaan program pembangunan bidang transportasi, perhubungan
dan rencana tata ruang.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bidang Permukiman Komunikasi dan Lingkungan Hidup
Sub Bidang Permukiman Komunikasi dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas yaitu :
Mempelajari dan menelaah usulan/program lingkup bidang permukiman, pengairan,
komunikasi, dan lingkungan hidup sebagai bahan penyempurnaan penyusunan
program.
Menyusun program permukiman, pengairan, komunikasi, dan lingkungan hidup
berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait dan
instansi terkait lainnya.
Memonitor pelaksanaan program pembangunan bidang permukiman, pengairan,
komunikasi dan lingkungan hidup.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

7
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

iv. Bidang Sosial dan Budaya


Bidang Sosial dan Budaya mempunyai tugas yaitu :
Merencanakan, mengatur, dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
program pembangunan bidang kesehatan, kependudukan, kesejahteraan rakyat
dan pemerintahan, berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah dan instansi terkait.
Merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
program pembangunan bidang agama, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata
berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah dan instansi
terkait lainnya.
Memberikan saran/telaahan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
a. Sub Bidang Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan
Sub Bidang Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan mempunyai tugas yaitu
:
Mempelajari dan menelaah usulan program pembangunan lingkup bidang
kesehatan, kependudukan, kesejahteraan rakyat dan pemerintahan sebagai bahan
penyempurnaan penyusunan program
Menyusun program pembangunan lingkup bidang kesehatan, kependudukan,
kesejahteraan rakyat, dan pemerintahan
Memonitor pelaksanaan program-program pembangunan lingkup bidang kesehatan,
kependudukan, kesejahteraan rakyat dan pemerintahan di Daerah guna mengetahui
perkembangannya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bidang Agama Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata
Sub Bidang Agama Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas yaitu :
Mempelajari dan menelaah usulan program pembangunan lingkup bidang agama,
pendidikan, kebudayaan dan pariwisata sebagai bahan penyempurnaan penyusunan
program.
Menyusun program pembangunan lingkup bidang agama, pendidikan, kebudayaan
dan pariwisata.
8
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

Memonitor pelaksanaan program-program pembangunan lingkup bidang agama,


pendidikan, kebudayaan dan pariwisata di Daerah guna mengetahui
perkembangannya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
1. Bidang Ekonomi
Bidang Ekonomi mempunyai tugas yaitu :
Merencanakan, mengatur, dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
program pembangunan lingkup perindustrian dan dunia usaha yang meliputi
bidang industri, perdagangan, koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah,
berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Instansi
terkait.
Merencanakan, mengatur, dan mengawasi terselenggaranya penyusunan
program pembangunan sumber daya alam, yang meliputi bidang pertanian
tanaman pangan, perkebunan,peternakan, kehutanan, perikanan, dan kelautan,
pertambangan dan energi, dan sumberdaya alam lainnya berdasarkan bahan
masukan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Instansi terkait lainnya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Memberikan laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Sub Bidang Perindustrian dan dunia Usaha
Mempelajari dan menelaah usulan rencana program pembangunan industri,
perdagangan, koperasi, dan usaha kecil mikro dan menengah sebagai bahan
penyempurnaan penyusunan program.
Menyusun program pembangunan industri, perdagangan, koperasi, dan usaha kecil
mikro dan menengah berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah terkait dan Instansi terkait lainnya.
Memonitor pelaksanaan program pembangunan lingkup industri, perdagangan,
koperasi, dan usaha kecil mikro dan menengah di Daerah untuk mengetahui
perkembangannya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
9
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013

b. Sub Bidang Sumber Daya Alam


Mempelajari dan menelaah usulan rencana program pembangunan industri,
perdagangan, koperasi, dan usaha kecil mikro dan menengah sebagai bahan
penyempurnaan penyusunan program.
Menyusun program pembangunan industri, perdagangan, koperasi, dan usaha kecil
mikro dan menengah berdasarkan bahan masukan dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah terkait dan Instansi terkait lainnya.
Memonitor pelaksanaan program pembangunan lingkup industri, perdagangan,
koperasi, dan usaha kecil mikro dan menengah di Daerah untuk mengetahui
perkembangannya.
Memberikan saran/telahaan kepada atasan sesuai bidang tugasnya.
Membuat laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

II
KEGIATAN BIDANG

SEKRETARIAT

Himpunan kegiatan bidang Sekretariat di tahun 2013 ini diwarnai dengan


kegiatan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Banjar,
Musrenbang Kabupaten Banjar Tahun 2013, Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banjar.
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Pendataan Litbang dan
Pelaporan yang terangkum sebagai berikut :
1. Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten
Banjar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
kebijakan keuangan daerah, prioritas pembangunan
daerah, serta rencana kerja dan pendanaan.
Penyusunan RKPD mengacu kepada rencana kerja
pemerintah (RKP) Nas ional, dalam rangka
mensinergikan, mensinkronkan, dan
menintegrasikan program dan kegiatan
pembangunan nasional dengan pembangunan daerah.
Sesuai dengan amanat undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional, mekanisme penyusunan RKPD kabupaten Banjar
dilaksanakan melalui mekanisme musyawarah perencanaan pembangunan
(Musrenbang)secara berjenjang, mulai dari Musrenbang tingkat desa, Musrenbang
kecamatan, dan Musrenbang RKPD kabupaten, termasuk di dalamnya penyelenggaraan
Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) serta berperan aktif dalam forum
SKPD Provinsi, musrenbang provinsi danmusrenbang nasional.
Maksud dari penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2014
adalah untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengawasan pembangunan daerah. Adapun
tujuan dari penyusunan RKPD tahun 2014 adalah :
11
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

Untuk mengintegrasikan, menciptakan keterpaduan, keserasian, dan


mensinergikan program-program pembangunan daerah.
Sebagai pedoman dan acuan bagi satuan perangkat kerja daerah (SKPD) dalam
menyusun rencana kerja dan rencana kerja anggaran (RKA) SKPD.
Sebagai pedoman dan acuan bagi tim anggaran pemerintah daerah dan badan
anggaran DPRD dalam penyusunan kebijakan umum APBD, prioritas dan
plafon anggaran sementara (PPAS), dan rancangan anggaran pendapatan dan
belanja daerah (RAPBD) kabupaten banjar tahun anggaran 2014.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut dengan
Bappeda atau sebutan lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang
melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah. Pengendalian dan evaluasi RKPD
Tahun 2014 meliputi pengendalian kebijakan, pengendalian pelaksanaan, dan evaluasi
hasil.
Pengendalian kebijakan menjamin (1). Bahwa RKPD telah disusun sesuai
tahapan dan tatacara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; dan (2).
bahwa RKPD telah selaras dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah yang
ditetapkan dalam RPJMD dan RKP tahun 2014.
Pengendalian pelaksanaan menjamin (i). bahwa prioritas dan sasaran
pembangunan, rencana program dan kegiatan prioritas daerah, serta indikator kinerja,
dan pagu indikatif dalam RKPD telah di pedomani dalam penyusunan rancangan kua
dan ppas; dan (ii). KUA dan PPAS menjadi dasar penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ( RAPBD) tahun 2014.
Evaluasi hasil dilaksanakan untuk menilai daya serap, dan capaian target kinerja
program/kegiatan mencakup masukan (input), keluaran (output), dan hasil (income)
yang telah ditetapkan dalam dokumen RKPD tahun 2014.
2. Musrenbang Kabupaten Banjar Tahun 2013
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah diwajibkan bagi Pemerintah Daerah untuk
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan
Tahunan yang lebih dikenal sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

12
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

Setiap proses penyusunan dokumen


rencana pembangunan tersebut memerlukan
koordinasi antar instansi pemerintah dan
partisipasi seluruh pelaku pembangunan melalui
mekanisme Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) mulai dari Tingkat
RT/RW, Kelurahan, Kecamatan sampai dengan
Kota. Musrenbang 2013 berfungsi sebagai
forum untuk menghasilkan kesepakatan antara
pelaku pembangunan tentang rancangan RKPD,
yang menitikberatkan pada sinkronisasi rencana
kerja antar SKPD dan antara Pemerintah Daerah
dengan masyarakat agar tujuan dan sasaran yang telah diamanatkan dalam visi dan misi
daerah dapat dicapai sesuai rencana yang telah ditentukan.
Kegiatan musyawarah pembangunan ini merupakan salah satu wahana yang
efektif untuk memaduserasikan perencanaan bottom up dengan perencanaan yang
bersifat top down sehingga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan
kreatifitasnya didalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kondisi
seperti ini, pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha dapat terlibat secara
bersama-sama dalam proses pembangunan mulai dari membuat konsep, merencanakan,
melaksanakan, mengawasi dan memelihara hasil-hasil pembangunan.
Guna penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar untuk
Tahun 2014 didahului dengan pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
ditingkat desa dan kelurahan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan ditingkat
kecamatan.
Sebelum diadakan Musrembang sebelumnya diadakan beberapa tahapan seperti
Rapat Koordinasi Persiapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat
Kecamatan yang bertujuan untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan memadukan aspirasi kewilayahan dan program sektor yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Dalam rangka menjaga konsistensi antara usulan masyarakat pada tingkat
musyawarah desa dan kecamatan diupayakan melalui rencana Pagu Indikatif
Kewilayah (PIK) Pagu Indikatif Kewilayah adalah sejumlah patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada kecamatan berbasis kewilayahan yang penentuan
alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme partisipatif melalui Musrenbang
13
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

Kecamatan dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program yang


mendesak berdimensi strategis kewilayah. Pagu Indikatif Kewilayah tersebut
dialokasikan berbasiskan pada urusan.
Sebagai langkah awal implementasi PIK pada empat SKPD yang berbasis
kewilayahan yakni Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air yang menangani jalan dan
jembatan. Dinas Pendidikan yang menangani bidang pendidikan. Dinas Kesehatan yang
menangani bidang kesehatan. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan yang
menangani bidang pertanian.
Dalam pelaksanaan Musrembang kecamatan yang digelar di 19 kecamatan di
Kabupaten Banjar pada 19 Februari s/d 8 Maret 2013, Bappeda Kabupaten Banjar
bersama dengan SKPD terkait bertugas sebagai narasumber menginformasikan
kegiatan 2013 yang sudah diakomodasi dalam APBD Tahun 2013, dan program kerja
pada tahun 2014. Musrebang tersebut diadakan di 19 kecamatan di Kabupaten Banjar.
Musrembang kecamatan diselenggarakan dengan tujuan yaitu :
1) Membahas dan menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan
yang menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang
bersangkutan.
2) Membahas dan menyepakati kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan
yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa.
3) Menyepakati pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota.
Sebelum diadakan Musrembang tingkat kabupaten maka tugas Bappeda
Kabupaten Banjar mengadakan Rapat Pra Musrembang Kabupaten Banjar yang
bertujuan untuk merumuskan kesepakatan prioritas kegiatan antara Kecamatan dan
SKPD dalam rangka penyusunan Program Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun
2014.
Rapat yang dihadiri Bappeda, SKPD Kabupaten dan Kecamatan tersebut
berlangsung dalam suatu diskusi (Trilateral Desk) penyampaian berbagai bahan yang
akan ditetapkan terkait dengan target waktu oleh karenanya diharapkan seluruh SKPD
dan pihak yang terkait dapat bekerja sama secara tertib, sehingga RKPD dapat
ditetapkan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Melalui forum ini akan dihasilkan
sinkronisasi mengenai usulan masyarakat yang sudah dijalankan dari desa/kelurahan
dan kecamatan tentang usulan dan prioritas dari tingkat kecamatan dan akan dipadukan
dengan rencana kerja SKPD Kabupaten Banjar.

14
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

Terselenggaranya forum ini sangat menentukan bagi penyerapan aspirasi


masyarakat yang telah disalurkan melalui mekanisme perencanaan mulai dari tingkat
desa/kelurahan. Melalui tahapan ini juga akan menghasilkan kinerja perencanaan yang
baik. Hal ini akan ditunjukan persentase usulan masyarakat yang akan diakomodasi
pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 yang akan datang.

Acara Musrenbang Kabupaten Banjar


2013
Dalam pelaksanaan Musrenbang tingkat Kabupaten, yang meliputi dan
diprioritaskan untuk reformasi Birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan,
penanggulangan kemiskinan, ketahan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim
usaha, energi, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana, kebudayaan kreativitas
dan inovasi teknologi ini bertujuan untuk merumuskan arah kebijakan Pembangunan
2014 yang bertemakan menentukan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kualitas
Sumber Daya Manusia melalui potensi Daerah dan Pembangunan berbasis wilayah.
Kegiatan tersebut mengacu kepada rencana Pembangunan jangka menengah (RPJMD)
2011 2015 prioritas pembangunan Daerah Kabupaten Banjar.
Bupati Kabupaten Banjar mengamanatkan target sasaran untuk dicapai pada
tahun 2014 yang akan datang. Beberapa agenda yang harus dilaksanakan dalam skala
besar seperti Pembangunan area perkantoran Kabupaten Banjar, pembangunan lanjutan
jalan lingkar Mataraman, Indrasari hingga perbatasan dengan kota Banjarbaru,
pembangunan wisata sungai Martapura, pembangunan lanjutan kawasan minapolitan
serta beberapa agenda pembangunan lainnya.
Dalam pelaksanaan Musrembang diharapkan dapat memaksimalkan segenap
potensi daerah dan pemerataan pembangunan dan hasilnya secara merata sejalan
dengan istilah pembangunan berbasis wilayah.

15
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

3. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


Kabupaten Banjar
Pasal 150 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib
menyusun Rencana Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) sebagai acuan kebijakan
pembangunan daerah dalam kurun waktu 20
(dua puluh) tahun. RPJPD merupakan suatu
dokumen perencanaan pembangunan jangka
panjang daerah, sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap kurun waktu 5 (lima) tahun. RPJPD tersebut
bersifat makro yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah,
dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh
unsur pelaku pembangunan.
Sejalan dengan amanat undang-undang tersebut di atas, proses dan mekanisme
perencanaan pembangunan baik di tingkat pusat maupun daerah secara khusus diatur
dalam UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mengintegrasikan perencanaan
pembangunan dalam satu sistem perencanaan yang utuh dan terpadu, mulai dari
pemerintah pusat sampai dengan pemerintah daerah. Undangundang tersebut juga
mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) yang berisi kebijakan dengan kurun waktu 20 tahun; dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagai rencana pembangunan untuk kurun
waktu lima tahun serta Rencana Kerja Pemerintah (RKP) sebagai rencana
pembangunan tahunan baik untuk Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional, maka proses penyusunan RPJPD mengacu pada
RPJP Nasional, RPJPD Provinsi dan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku
kepentingan pembangunan.
Dalam Proses Penetapan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Banjar, hal terpenting yang perlu dijaga adalah
singkronisasi dan peran masing-masing SKPD dan seluruh pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan rencana jangka panjang yang dimaksud agar lebih mempertajam
peran dan kedudukan SKPD dalam pelaksanaan tahapantahapan penyelenggaraan
pembangunan hingga tahun 2025 yang akan datang. Dimaksudkan setiap tahapan

16
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t

pembangunan dalam RPJPD dapat dirinci kepada pelaksana tugas masingmasing


urusan pemerintahan yang menjadi peran dan tanggung jawab SKPD.
RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005 2025 disusun berdasarkan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Sesuai dengan mekanisme penyusunan RPJPD sebagaimana diatur dalam
undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Permendagri nomor 54 tahun 2010 tentang teknis penyusunan RPJPD,
RPJMD, PKPKD dan Renstra, bahwa perlu dijaga singkronisasi perencanaan antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Provinsi dan Pusat.
Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk mendukung terkoordinasinya
proses pelaksanaan pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar fungsi pemerintah maupun antar pusat dan daerah serta
mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan daerah
untuk jangka waktu 20 tahun yang memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah
Kabupaten Banjar demi mempercepat terwujudnya kesehjateraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyusunan RPJPD Kabupaten Banjar Tahun 2005-2025 dilakukan secara
komprehensif, terpadu dan juga menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan
masyarakat secara parsipatif dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi
pemangku kepentingan, serta mengacu pada RPJPD Nasional 2005-2025 yang telah
ditetapkan sebagai Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan RPJPD Provinsi Kalimantan Selatan yang
ditetapkan dengan Perda nomor 17 tahun 2009 agar bermanfaat bagi masyarakat
khususnya masyarakat di Kabupaten Banjar sesuai dengan perencanaan yang ada.

17
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

BIDANG

PENDATAAN LITBANG DAN PELAPORAN

Himpunan kegiatan bidang Sekretariat di tahun 2013 ini diwarnai dengan


kegiatan Lounching dan Ekspose Web Portal Bappeda Kabupaten Banjar, Rapat
Evaluasi Triwulan Tahun 2013, Rapat Koordinasi Tim Evaluasi dan Pengawasan
Penyerapan Anggaran (TEPPA), Rapat Koordinasi Tim Jaringan Penelitian (Jarlit)
Kabupaten Banjar tahun 2013, Diskusi Bersama Tentang Statistik Perencanaan Dengan
Indeks Pembangunan Manusia Serta Konsep Dan Perkembangan Beberapa Indikator
Makro Kabupaten Banjar, Database SD di Kabupaten Banjar, Penanggulangan Masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut di Kabupaten Banjar, Penyusunan Masterplan E-Goverment
Kabupaten Banjar, Kajian Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Banjar melalui peningkatan sektor perpajakan, Penyusunan Standar Harga
Barang dan Jasa.
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Pendataan Litbang dan
Pelaporan yang terangkum sebagai berikut :
1. Lounching dan Ekspose Web Portal Bappeda Kabupaten Banjar
Organisasi pemerintah yang berbasis
kepada tehnologi informasi menjadi hal
yang sangat penting dalam abad ke dua
puluh satu mileneum ketiga ini. Tehnologi
informasi adalah suatu tehnologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan dan memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu.
Kekuatan suatu organisasi pemerintahan akan sangat tergantung kepada
informasi atau pengetahuan yang dimilikinya. Informasi akan menjadi perekat unsur-
unsur yang ada dalam suatu organisasi pemerintahan.
Website, Portal Aspirasi, dan Portal GIS (Geographic Information System)
diluncurkan Bappeda Kabupaten Banjar Pada tanggal 10 Januari 2013 untuk
memfasilitasi komunikasi dan penyampaian informasi dengan masyarakat.
Dalam tampilannya website tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur disertai
aplikasi dan unduhan seperti Berita kegiatan, unduhah, surat warga, e-planning, e-letter,
e-usulan, usulan skpd. Selain fitur dan aplikasi, website ini juga dilengkapi dengan
portal GIS (Geografy Information System).

18
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Hal ini merupakan suatu terobosan yang penting dalam dunia informasi yang
cepat saat ini. Aspirasi dari masyarakat, peraturan pemerintah, media untuk berdiskusi,
dan penyampaian surat dari masyarakat merupakan kunci agar jalannya pembangunan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat kabupaten banjar. Surat masyarakat bisa
dianggap sebagai surat resmi, dan tentu saja hal ini akan memangkas birokrasi agar
setiap usulan bisa ditanggapi.
Web portal diharapkan menjadi media untuk penyampaian segala informasi
tentang kegiatan maupun berita di bidang-bidang yang ada di Bappeda Kabupaten
Banjar. Serta sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan pemerintah kabupaten
melalui Bappeda yang semuanya dilakukan via internet. Fungsi ini disebut juga sebagai
fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C atau Government of citizen yang
artinya adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke
masyarakat. Kegiatan ini juga memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi
antara masyarakat dan pemerintah. Berbagai informasi tersebut akan diperoleh dengan
mudah oleh masyarakat dalam mengetahui informasi perencanaan pembangunan
kabupaten tanpa harus datang langsung.

Ekspose-Kegiatan Ekspose web portal Bappeda Kabupaten Banjar bersama pakar dari
Fakultas MIPA Program Studi Ilmu komputer Universitas LambungMangkurat
(UNLAM)
Portal Bappeda Kabupaten Banjar aktif memberikan informasi berita tentang
segala kegiatan-kegiatan di Bappeda Kabupaten Banjar serta menyediakan fitur
download berupa file dokumen dan data-data statistik Kabupaten Banjar. Portal
Bappeda juga berusaha berinovasi dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung e-
Government dengan aplikasi e-Planning, e-Letter, e-Usulan, Usulan SKPD dan Webgis.
Maksud dari aplikasi usulan SKPD dalam web portal adalah agar Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) yaitu RKA murni atau RKA perubahan tidak lagi di bahas
dalam kurun waktu yang sangat pendek. Bappeda Kabupaten Banjar bisa menjadi dapur
perencanaan Kabupaten Banjar, serta kembali ketugas pokoknya yaitu mengatur akan
tetapi dalam artian bukan menguasai dari semua perencanaan pembangunan di
Kabupaten Banjar karena titik pangkal pembangunan adalah Bappeda dimana didapat

19
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

dari hasil proses masukan-masukan SKPD dan Bappeda akan menyusun kegiatan
sebagai pendukung program yang sudah ditetapkan.
2. Rapat Evaluasi Triwulan Tahun 2013
Rapat Evaluasi Program
Pembangunan Triwulan tahun 2013
Kabupaten Banjar, merupakan agenda
rapat rutin yang dilaksanakan setiap 3
(tiga) bulan sekali. Rapat tersebut
dipimpin oleh Kepala Bidang Pendataan
Litbang dan Pelaporan yang digelar untuk
menilai sampai sejauhmana pelaporan
penggunaaan anggaran dalam Pelaporan
Fisik dan Keuangan yang telah
dilaksanakan oleh setiap SKPD di Kabupaten Banjar.
Berdasarkan bentuknya , ada 2 (dua) jenis laporan yang harus dilaporkan setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu laporan bulanan dan laporan triwulan
yang berupa Laporan bulanan Realisasi Fisik dan Keuangan per SKPD yang setiap
bulannya harus diserahkan ke Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Banjar serta Laporan triwulan Realisasi Fisik dan Keuangan yang harus disampaikan
ke Bappeda Kabupaten Banjar.
Pada kegiatan tersebut dapat diketahui SKPD-SKPD mana saja yang
mengumpul dan belum mengumpulkan laporannya serta SKPD dengan realisasi
terendah dan tertinggi. Dalam pelaksanaan laporan realisasi fisik dan keuangan harus
disampaikan tepat waktu agar tidak terjadi keterlambatan dalam proses pelaporan
selanjutnya yang akan diserahkan tingkat propinsi dan pusat. Serta diperlukan adanya
keseimbangan antara kegiatan yang telah direncanakan dengan pelaporan hasil kegiatan
agar tercapai dengan target yang diinginkan.
3. Rapat Koordinasi Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran
(TEPPA)

Pembentukan Tim Evaluasi Dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA)


Kabupaten Banjar adalah Dalam rangka pelaksanaan pengendalian percepatan
pelaksanaan program/kegiatan dan penyerapan anggaran APBN dan APBD Kabupaten
Banjar.
Pada dasarnya pembentukan Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan
Anggaran (TEPPA) adalah karena Realisasi penyerapan anggaran yang masih belum
maksimal. TEPPA sendiri adalah bentukan dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono,
pada bulan Desember 2012 yang tertuang dalam aplikasi sistem monitoring data yang
berada di bawah naungan sekretaris kepresidenan di Jakarta.

20
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

TEPPA berfungsi sebagai bahan evaluasi dan percepatan realisasi belanja daerah
dan perkembangan pengadaan barang/jasa disetiap provinsi dan kabupaten dimana
aplikasi tersebut akan ditutup setiap tanggal 10 jam 12:59 setiap bulannya.

Arahan-Kepala BAPPEDA kab. Banjar H.M. Rusdi,ST, MT memberikan arahan dalam acara
rapat TEPPA

Sistem Monitoring TEPPA (Sismontep) dalam bentuknya adalah sebagai media


pelaporan realiasai keuangan, fisik dan aktivitas strategis untuk realisasi APBN dan
APBD yang bertujuan untuk mengetahui percepatan dalam penyerapan anggaran setiap
tahun 2013. Sismontep juga berfungsi sebagai media komunikasi antara seluruh
pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah. TEPPA Pusat dan Kementerian
Dalam Negeri akan memanfaatkan data dalam Sismontep sebagai bahan evaluasi atas
kinerja Kepala Daerah dalam mengelola belanja daerahnya, untuk disampaikan kepada
Bapak Presiden serta Gubernur yang memanfaatkan data dalam Sismontep sebagai
bahan evaluasi atas kinerja Bupati/ Walikota dalam mengelola belanja daerah
wilayahnya.
Melalui TEPPA presiden ingin masyarakat dapat tahu baik buruknya penyerapan
anggaran dari kinerja pemerintah pusat dan daerah serta kementerian atau lembaga
(K/L) melalui laporan Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPPA).

4. Rapat Koordinasi Tim Jaringan Penelitian (Jarlit) Kabupaten Banjar tahun


2013

Rapat Koordinasi Tim Jaringan Penelitian (Jarlit) Kabupaten Banjar tahun 2013
adalah rapat koordinasi yang melibatan Bappeda Kabupaten Banjar, Dinas Pendidikan,
Dewan Pendidikan Kabupaten Banjar. dan Kemenag Kabupaten Banjar.

21
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Sejak tahun 2012 jatah dana penelitian untuk Kabupaten Banjar dari Kementerian
Pendidikan jatah penelitian sebesar 30 juta yang dilaksanakan oleh Departemen
Kementerian Pendidikan melalui FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM),
kemudian di tahun 2013 ini dari beberapa usulan penelitian yang di ajukan yang
disetujui adalah penelitian pendidikan universal.
Kegiatan Rakor Tim Jaringan Penelitian (Jarlit) tahun 2013 menghasilkan
susunan keanggotaan tim Jarlit kabupaten Banjar tahun 2013 yaitu:
Pembina : Bupati Kabupaten Banjar
Pengarah : Sekda Kabupaten Banjar
Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten Banjar
Sekretaris : Kepala Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan Bappeda Kabupaten
Banjar
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kasubid Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kasubag Program Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kepala Bidang Sosbud Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubbag Program Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubid Evaluasi dan Pelaporan Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubid Budaya Agama dan Pariwisata Bappeda Kabupaten Banjar
Kasi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kabupaten Banjar
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Banjar
Kabid Data Litbang Kabupaten Banjar
Ketua PGRI Kabupaten Banjar
Anggota komisi IV (tokoh Pendidikan)
Akademisi UNLAM
Unsur staf Bappeda Kabupaten Banjar

5. Diskusi Bersama Tentang Statistik Perencanaan Dengan Indeks Pembangunan


Manusia Serta Konsep Dan Perkembangan Beberapa Indikator Makro
Kabupaten Banjar

Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan , pengolahan,


penyajian, dan analisis serta sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam
penyelenggaraan statistik (SSN). Dalam bentuknya statistik terdiri dari data yaitu
sebuah informasi yang berupa angka tentang karakteristik suatu populasi. Data yang
berkualitas akan sangat berguna untuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pemantauan (monitoring) dan pengevaluasian.

22
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Salah satu alat ukur yang


dianggap dapat merefleksikan status
pembangunan manusia adalah
Human Development Index (HDI)
atau Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). IPM merupakan suatu indeks
komposit yang mencakup tiga bidang
pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar, yaitu usia
hidup (longevity), pengetahuan
(knowledge), dan standar hidup layak (decent living).
Mamfaat dari penggunaan data IPM yaitu :
1) Mengetahui perkembangan hasil pembangunan SDM dalam berbagai aspek
kehidupan;
2) Mengetahui capaian program-program pemerintah yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas hidup masyarakat;
3) Mendapatkan feedback atas ketidak/kekurang-berhasilan pembangunan;
4) Sebagai alokator dalam penyusunan DAU;
5) Mengukur keterkaitan dengan proses pembangunan dibidang lainnya (ekonomi,
sosial, politik, dan sebagainya)

Tabel 1. 1 Komponen Dasar Pembentukan Indeks Pembangunan Manusia


Kabupaten Banjar Tahun 2008-2011

Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5)

Angka Harapan Hidup 64,62 64,93 65,95 65,68


Angka Melek Huruf 95,99 96,02 96,03 96,06
Rata-rata Lama Sekolah 7,10 7,16 7,25 7,26
Pengeluaran Riil/kapita/thn
(000) 639,84 641,64 643,94 645,99
23
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Sumber : BPS Kabupaten Banjar Data 2011

Angka Harapan Hidup Kabupaten Banjar dari tahun ketahun terus mengalami
kenaikan. Tahun 2008 yang semula 64,62 naik menjadi 64,93 pada tahun 2009
kemudian pada tahun 2010 naik lagi menjadi 65,25. Dan pada tahun 2011 terus
mengalami kenaikan hingga mencapai 65,68 tahun. Bila dibandingkan dengan angka
provinsi Kalimantan Selatan yang hanya mencapai 63,17 tahun, maka AHH Kabupaten
Banjar ini masih relatif lebih tinggi.
Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjar dari tahun 2008sekitar 95,99 dan pada
tahun 2009 AMH nya sedikit agak tinggi yaitu 96,02 persen. Sementara itu di tahun
2010 sedikit mengalami peningkatan menjadi 96,03 persen dan pada tahun 2011 sedikit
mengalai kenaikan menjadi 96,06 persen, dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan, untuk tahun 2011 Angka Melek Huruf 96,14 persen, sedikit lebih rendah dari
AMH Kabupaten Banjar.
Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banjar dari tahun 2008 sampai tahun
2009 keadaannya sama yaitu 7,10 tahun, pada tahun 2009 sedikit naik menjadi 7,16
tahun dan pada tahun 2010 menjadi 7,25 dan pada tahun 2011 naik menjadi 7,26
Artinya pada tahun 2011 rata-rata penduduk Kabupaten Banjar yang berusia 15 tahun
ke atas mengeyam bangku sekolah selama 7,26 tahun. Yang artinya rata-rata penduduk
Kabupaten Banjar berpendidikan sampai dengan kelas 1 SMP. Kondisi ini
menggambarkan program wajib belajar sembilan tahun belum membuahkan hasil yang
maksimal.
Dari hasil pengolahan data Susenas 2011, diperoleh gambaran bahwa
pengeluaran riil perkapita di Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan walaupun nilainya tidak terlalu besar. Pada tabel 4 di atas dapat dilihat pada
tahun 2008 pengeluaran riil perkapitanya adalah 639,84 ribu rupiah pertahun, kemudian
pada tahun 2009 mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi 641,64 ribu rupiah, pada
tahun 2010 sebesar 643,94 ribu rupiah per tahun. Sedangkan hasil penghitungan tahun
2011 pengeluaran riil perkapita mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi 645,99 ribu
rupiah pertahunnya, jika dibandingkan dengan angka Provinsi Kalimantan Selatan
(640,73 ribu rupiah) maka pengeluaran riil penduduk Kabupaten Banjar sedikit lebih
tinggi.
Pada tahun 2008 IPM Kabupaten Banjar tercatat sebesar 70,16 persen. Angka ini
mengalami sedikit kenaikan menjadi 70,52 persen pada tahun 2009, di tahun 2010
mencapai 70,94 persen dan terus mengalami peningkatan menjadi 71,28 persen di tahun
2011.
Berdasarkan kriteria dengan capaian IPM selama kurun waktu 2008-2011 yaitu
70,16 pada tahun 2008 dan terus naik hingga tahun 2011 mencapai 71,28 maka
Kabupaten Banjar menurut Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNDP masuk dalam tingkatan status atau
24
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

kategori kinerja pembangunan manusia Menengah Atas yaitu dengan capaian IPM di
antara 66 79,99.
Untuk mencapai peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperlukan
berbagai strategi dasar yaitu :
a) Bidang Kesehatan
Strategi yang dilakukan dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu, mudah, dan terjangkau bagi golongan masyarakat.
b) Bidang Pendidikan
strategi yang dilakukan dengan menyelenggarakan program pendidikan dasar yang
memadai (berdasarkan kuantitas dan kualitas) bagi semua lapisan masyarakat.
c) Bidang Ekonomi
Strategi yang dilakukan dengan membuka akses masyarakat yang seluas-luasnya
terhadap kegiatan ekonomi masyarakat (pro growth, pro job, pro poor, dan pro
environment).
Berdasarkan hal tersebut program percepatan pembangunan manusia harus
dilakukan secara bertahap, terintergrasi dan berkelanjutan dengan menetapkan
target/sasaran dari sejumlah indikator (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) dengan
melibatkan seluruh stake holders kemudian menyusun program dan menetapan alokasi
anggaran, kemudian melakukan evaluasi tahunan terhadap capaian dari program yang
dibuat, melakukan penyesuaian dan penajaman program secara berkelanjutan.
Indikator Makro Kabupaten Banjar terdiri dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pertumbuhan Berkualitas, Ketenagakerjaan dan Angka Pengangguran.
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha
dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilakan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan
harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu
sebagai tahun dasar penghitungannya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari berbagai indikator yaitu :
a. Nilai PDRB
Yaitu kemampuan mengelola SDA dan SDM dan kinerja produksi
b. PDRB perkapita
Yaitu pendekatan mengukur tingkat kemakmura penduduk
c. Distribusi Persentase
Yaitu kontribusi sektor/sub sektor (struktur ekonomi) yang menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap sektor ekonomi
d. Indeks Perkembangan
Yaitu perkembangan selama priode dari tahun dasar hingga tahun berjalan.
e. Laju Pertumbuhan
25
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Yaitu persentase pertumbuhan terhadap tahun sebelumnya (indeks berantai 100).


f. Indeks Implisit
Yaitu indeks harga di tingkat produsen, jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya akan terlihat inflasi tingkat produsen
Kegunaan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu
Mengetahui struktur perekonomian daerah.
Perubahan harga barang dan jasa (Indeks Implisit).
Laju pertumbuhan ekonomi sektoral/regional.
Tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah (PDRB per kapita).
Produktivitas per sektor/sub sektor (data tenaga kerja per sektor).
Mengetahui daya beli masyarakat (pertumbuhan dengan implasi).
Berbagai macam rasio seperti rasio PAD dengan PDRB, dst
Pertumbuhan ekonomi berkualitas jika pertumbuhan diperoleh dari tumbuhnya
semua kegiatan ekonomi terutama yang banyak digeluti oleh masyarakat secara luas
(padat karya) sehingga berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan merangsang
tumbuhnya unit-unit usaha pendukung dari bahan mentah yang diolah menjadi bahan
siap eksport.

Tabel 1. 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha dan Pengeluaran Kabupaten Banjar


Tahun 2011

PDRB adhb Menurut Lapangan Usaha (Produksi) Tahun 2011


NTB Share Pertumbuhan
No Sektor
(Juta Rp) (%) (%)
1 Pertanian 1,708597,4 27,21 4,81
2 Pertambangan 1,692,480 21,51 5,83
3 Industri Pengolahan 450,106 5,72 5,34
4 Listrik dan Air Bersih 61,338 0,78 6,26
5 Bangunan 471,019 5,99 5,39
Perdagangan, Restoran
6 & Hotel 1,864,798 23,70 7,09
Angkutan &
7 Komunikasi 429,532 5,46 6,33
Keuangan, Persewaan
8 & Jasa Usaha 322,039 4,09 8,11
9 Jasa-Jasa 869,360 11,05 8,64
Jumlah Total 7,869,271 100,00 6,20

26
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Sumber :BPS Kabupaten Banjar Data 2011

Tabel 1. 3 PDRB adhb Menurut Pengeluaran (Penggunaan) Tahun 2011

PDRB adhb Menurut Pengeluaran (Penggunaan) Tahun 2011


NTB Share Pertumbuhan
No Komponen
(Juta RP) (%) (%)
Konsumsi Rumah
1 Tangga 5,303,928 67,40 6,39
Konsumsi Lembaga
2 Swasta Nirlaba 30,874 0,39 4,22
3 Konsumsi Pemerintah 1,008,822 12,82 7,74
4 PMTB 1,140,191 14,49 7,01
5 Perubahan Stok -252,231 -321 3,24
6 Eksport 4,252,432 54,04 9,51
7 Impor (-) 3,614,745 45,93 10,86
Jumlah 7,869,271 100,00 6,20
Sumber :BPS Kabupaten Banjar Data 2011

Tabel 1. 4 Urutan Rangking Terbesar Output Menurut Sektor Di Kabupaten


Banjar Tahun 2011

OUTPUT
No Sektor Nominal
%
(Juta Rp)
1 Perdagangan Hotel & Restoran 2,294,071 21,79
2 Pertanian 2,177,811 20,68
3 Pertambangan & Penggalian 1,768,431 16,79
4 Industri Pengolahan 1,156,060 10,98
5 Jasa-Jasa 1,135,825 10,79
6 Kontruksi 820,425 7,79
7 Angkutan & Komunikasi 751,881 7,14
8 Keuangan & Jasa Perusahaan 348,023 3,31
9 Listrik & Air Minum 77,211 0,73
TOTAL 10,529,737 100,00
Sumber ;BPS Kabupaten Banjar Data 2011

Tabel 1. 5 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor


Kabupaten Banjar dan Provinsi kalimantan Selatan

27

Sumber :BPS Kabupaten Banjar Data 2011


Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan


Pertmbhn Kontribusi Pertmbhn Kontribusi
No Sektor
Ekonomi (ri) (ki) Ekonomi (r) (k)
(%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pertanian 2,94 25,62 4,94 22,11
2 Pertambangan 5,72 19,58 5,88 21,15
Industri
3 Pengolahan
5,99 5,79 1,06 11,47
Listrik dan Air
4 Bersih
4,10 0,73 6,18 0,57

5 Bangunan 8,47 5,84 6,66 5,92


Perdagangan,
6 Restoran & Hotel
6,16 23,22 5,38 15,17
Angkutan &
7 Komunikasi
5,99 5,12 6,65 8,58
Keuangan,
8 Persewaan & Jasa 11,26 3,98 8,32 4,35
Usaha
9 Jasa-Jasa 7,88 10,11 6,69 9,67
Total 5,48 100,00 5,17 100,00
Tabel 1. 6 Kontribusi PDRB Kabupaten Banjar Menurut Kecamatan Tahun 2010-2012 (%)

Harga Berlaku
No Kecamatan
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Aluh-Aluh 4,32 4,20 4,31
2 Beruntung Baru 2,95 2,96 3,13
3 Gambut 5,38 5,25 5,39
4 Kertak Hanyar 4,32 4,28 4,34
5 Tatah Makmur 1,72 1,72 1,76
6 Sungai Tabuk 6,68 6,63 6,80
7 Martapura Kota 14,50 14,31 14,41
8 Martapura Timur 4,13 4,14 4,23
9 Martapura Barat 3,38 3,40 3,47
10 Astambul 5,62 5,54 5,68
11 Karang Intan 8,15 8,50 8,62
12 Aranio 5,06 4,98 4,83
13 Sungai Pinang 5,03 5,00 4,77
14 Paramasan 3,00 3,02 2,94
15 Pengaron 3,90 3,89 3,87
16 Sambung Makmur 3,10 3,10 3,02
28
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

17 Mataraman 5,03 5,12 5,04


18 Simpang Empat 8,61 8,74 8,51
19 Telaga Bauntung 5,12 5,21 4,87
Kabupaten Banjar 100,00 100,00 100,00
Sumber :BPS Kabupaten Banjar Data 2011

Pada Estimasi tahun 2012 semua sektor tumbuh positif, dengan pertumbuhan
tertinggi dari sektor jasa-jasa sebesar 8,85 % dan pertembuhan terendah dari sektor
pertambangan & Penggalian sebesar 4,45%. Dengan demikian pertumbuhan PDRB
tahun 2012 mencapai 6,32%.

6. Database SD di Kabupaten Banjar


Bappeda Kabupaten Banjar
keberjasama dengan pihak Fakultas
MIPA Universitas Lambung
Mangkurat (UNLAM) Kalimantan
Selatan dalam pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Database Sekolah Dasar
(SD) tahun 2013.
Penyusunan Database SD di
Kabupaten Banjar metodologinya
akan dilakukan survey lapangan kemudian akan menaksir kondisi kerusakan sekolah
oleh bagian Teknik Sipil UNLAM dan pembuatan software aplikasi peringkatan
berdasarkan kriteria data hasil penafsiran Teknik Sipil UNLAM dan data tingkat
kerusakan SD tersebut serta pembuatan aplikasi webGIS lokasi atau denah sekolah
tersebut. untuk SD Negeri yang disurvey ada di 19 Kecamatan dengan total 369
sekolah.
Kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi dari kegiatan
pembangunan tingkat SD serta nilai kelulusan dan apa saja yang berpengaruh terhadap
peningkatan angka partisipasi murni dan partisipasi kasar karena itu sangat erat
kaitannya dengan data pendidikan.
7. Penanggulangan Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut di Kabupaten Banjar

29
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Penelitian Permasalah Gigi dan Mulut yang berada di Posyandu diseluruh


wilayah kecamatan Martapura Kota Kabupaten Banjar merupakan hasil kerjasama
antara Bappeda Kabupaten Banjar dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia (UI) Jakarta, untuk dapat memberikan suatu alternatif solusi pemecahan
masalah secara efektif dan efisien melalui kegiatan berbasis masyarakat di Posyandu.
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan pemahaman Kader Posyandu dan
Ibu-Ibu pengunjung Posyandu yang memiliki balita, tentang penggunaan Kartu Menuju
Gigi Sehat yang efektif dalam memberikan perubahan perilaku ibu dalam menurunkan
risiko terjadinya karies gigi susu dini pada balita di Posyandu wilayah Kabupaten
Banjar. Dengan sasaran pasangan ibu dan anak pengunjung Posyandu di wilayah
Kecamatan Martapura Kota, Kabupaten Banjar. Dengan harapan Hasil kegiatan ini
dapat menambah pengetahuan masyarakat dan membantu penentu kebijakan kesehatan
dalam merencanakan pencegahan karies gigi pada anak sehingga dapat mengurangi
kejadian karies pada anak usia pra-sekolah, bisa menjadi masukan bagi kader-kader
kesehatan dalam penyuluhan dan pencegahan dini karies gigi kepada ibu-ibu yang
memiliki anak balita, serta bisa menjadi masukan bagi masyarakat untuk dapat
melakukan pencegahan dini terhadap karies gigi susu balita

Kerjasama-Penandatangan perjanjian kerjasama (MoU) tentang penelitian peran


kader POSYANDU dalam Penurunan Penyakit Gigi Berlubang Pada Anak Di
Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada gigi yang paling sering diderita oleh
masyarakat Indonesia. Prevalensi karies gigi pada balita di beberapa negara cukup
tinggi. Kendala umum di Indonesia adalah jumlah dokter gigi dan perawat gigi yang
masih sangat kurang, dimana hanya berjumlah 5,05 dokter gigi dan 3,68 perawat gigi
per 100.000 penduduk. Oleh karena itu, diperlukan pengintegrasian cara pencegahan
karies gigi dini atau ECC pada balita ke dalam sistem kesehatan primer yang sudah ada,
salah satunya adalah dengan menggunakan kartu evaluasi yang bentuknya seperti Kartu
Menuju Sehat (KMS), kartu evaluasi untuk mengukur risiko karies gigi yang diberi
30
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

nama Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS) dari setiap balita yang akan diisi oleh Kader
Posyandu pada Meja 4 di Posyandu.
Selain itu jumlah dokter gigi dan perawat gigi yang masih sangat kurang,
kemudian Perilaku Kebersihan Mulut (Oral Hygiene Behavior) yang mempengaruhi
risiko terjadinya keparahan karies gigi balita, yaitu dengan cara menyikat gigi secara
rutin masih rendah, dan kesadaran serta motivasi ibu dalam meningkatkan status
kesehatan gigi dan mulut masih rendah, serta pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemeliharaan kebersihan gigi susu agar tidak terjadi gigi berlubang masih rendah,
karena hingga saat Ibu-Ibu masih berpendapat bahwa gigi susu tidak penting, karena
nantinya akan diganti oleh gigi tetap. Selama ini di dalam pelaksanaan program
kesehatan di Posyandu yang dilakukan Kader antara lain mengisi Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk status gizi seorang balita, sehingga dalam rencana menurunkan risiko
karies gigi pada balita akan dilakukan pengukuran risiko karies dini gigi susu pada
balita dengan menggunakan Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS).

Peserta-Peserta pelatihan kader Posyandu dalam penurunan penyakit gigi


berlubang pada anak di Kabupaten Banjar

Berdasarkan data tahun 2007, Kabupaten Banjar merupakan salah satu dari 5
kabupaten dengan angka pengalaman karies (skor DMF-T) tertinggi dibandingkan
dengan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Selatan. Rata-rata tiap orang di
Kabupaten Banjar memiliki hampir 8 gigi dengan karies, yang berarti lebih tinggi dari
rata-rata nasional yaitu sebanyak 5 gigi. Data ini dapat diasumsikan sebagai gambaran
umum kasus karies gigi pada anak di wilayah Kabupaten Banjar.
8. Penyusunan Masterplan E-Goverment Kabupaten Banjar
Pada saat ini Indonesia tengah mengalami
perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara
fundamental, dari sistem kepemerintahan yang otoriter
dan setralistik menuju ke sistem kepemerintahan yang
demokratis, dan menerapkan perimbangan kewenangan

31
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

pusat dan daerah otonom. Perubahan yang tengah terjadi tersebut menuntut
terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan
perubahan secara efektif. Sistem manajemen pemerintah yang selama ini merupakan
sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang, harus
dikembangkan menjadi sistem manajemen organisasi jaringan yang dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.
Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjanjikan efisiensi, kecepatan
penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Oleh karena itu
dalam era otonomi daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang good government
salah satu upayanya dengan menggunakan tehnologi informasi dan komunikasi atau
yang lebih populer disebut e-government.
Seiring dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih transparan dan akuntabel, peranan tehnologi informasi dan
komunikasi dirasakan semakin kuat untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut.
Agar pencapaian sasaran dalam periode beberapa tahun mendatang dapat lebih terarah,
tentunya diperlukan sebuah Rencana Strategis Tehnologi Informasi (Information
Technology Strategic Plan) sebagai acuan pengembangan aplikasi sistem informasi dan
insfrastruktur tehnologi informasi. Dengan memiliki sebuah acuan yang komfrehensif,
diharapkan kegiatan pengembangan aplikasi sistem informasi dan insfrastruktur
tehnologi informasi akan benar-benar berlandaskan pada analisis yang menyeluruh
tentang kebutuhan bisnis dan potensi tehnologi yang bisa dimamfaatkan serta susunan
yang telah ditetapkan.
Perkembangan teknologi informasi menjadi sangat pesat dibandingkan dengan
bidang-bidang lainnya. Perkembangannya juga banyak menimbulkan perubahan
paradigma dalam banyak bidang, termasuk didalamnya adalah paradigma penanganan
instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini
dimungkinkan karena teknologi ini bisa menyebarkan informasi sangat cepat, dan
kecepatan yang ada kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang
semakin meningkat, selaras dengan tujuan pemerintah Kabupaten Banjar saat ini.
Pada tahun 2003, pemerintah telah mengeluarkan arahan melalui Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government, dimana setiap Kepala Daerah diamanatkan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-
masing guna terlaksananya pengembangan e-government secara nasional.
Dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa pengembangan e-goverment
merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik
secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalisasikan pemamfaatan tehnologi informasi. Pemamfaatan tehnologi
informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :
32
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
elektronis;
b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat.
Untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat memenuhi harapan yang
diinginkan dan juga dapat saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya
(interoperabilitas), maka diperlukan adanya sebuah e-strategi yang mengatur tentang
infrastruktur komunikasi data dan informasi, infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi
meta data, pengembangan sumber daya manusia, dan kelembagaan.
Bappeda Kabupaten Banjar memiliki peran dalam melakukan koordinasi dan
percepatan implementasi e-government di Kabupaten Banjar. Oleh karena itu Bappeda
bekerjasama dengan Fakultas MIPA UNLAM dalam penyusunan Masterplan E-
Goverment Kabupaten Banjar, karena Bappeda dapat mengusulkan beberapa inisiatif
kebijakan dan prosedur-prosedur yang dapat dijadikan acuan utama dalam
pengembangan e-government di lingkungan pemerintah Kabupaten Banjar. Agar
kebijakan dan panduan tersebut dapat diadaptasi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) secara lebih sistematik dan terpadu, kebijakan-kebijakan tersebut perlu dibuat
dalam bentuk dokumentasi peraturan Daerah yang lebih terperinci dan memudahkan
SKPD mengikuti tahapan-tahapan kunci yang memungkinkan hasil yang ingin dicapai
dapat lebih terukur.
Dasar pemikiran di atas, kegiatan ini mencoba membantu pemerintah Kabupaten
Banjar mewujudkan e-government menuju good governance dengan Kajian Master
Plan e-government tahap awal dalam pengembangan e-government di Kabupaten
Banjar. Kajian master plan e-government berisikan rekomendasi tentang kondisi
eksisting di bidang TIK dan rekomendasi pengembangan e-government berdasarkan
kondisi eksisting tersebut. Dengan kajian master plan e-government ini maka akan
menjadi e-strategi sebagai persiapan dalam pengembangan Master Plan e-government
di Kabupaten Banjar.
Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mewujudkan pemerintahan kabupaten
banjar yang good governance dengan perencanaan yang terarah dan berkesinambungan
serta memiliki landasan berpijak bagi penerapan e-government yang komprehensif,
efisien, dan efektif di lingkungan pemerintah Kabupaten Banjar. Kajian Master Plan
tentang e-government diharapkan dapat mengetahui kondisi eksisting dan e-strategi
persiapan pengembangan standarisasi dan Master Plan e-government.
Adapun sasaran kegiatan adalah tersusunnya informasi yang komprehensif
mengenai:
Kondisi eksisting dan implementasi e-government di Kabupaten Banjar saat ini;
Berbagai peluang dan tantangan penerapan e-government di Kabupaten Banjar;
E-strategi dalam pengembangan Master Plan e-goverment di kabupaten banjar.

33
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

9. Kajian Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten


Banjar melalui peningkatan sektor perpajakan
Masalah umum yang dihadapi
pemerintah daerah adalah kecilnya
proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD),
khususnya yang berasal dari pajak daerah
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Kabupaten Banjar sendiri
pada porsi pajak daerah dalam realisasi
APBD baru mencapai 1,7 % ditahun 2011.
Pada kenyataannya, daerah memiliki
kewenangan cukup untuk mengelola keuangannya sendiri, dengan kewewenangan
untuk memamfaatkan potensi-potensi penerimaan daerah pada umumnya dan pajak
daerah- daerah bisa lebih diberdayakan.
Kajian Peningkatan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banjar
melalui peningkatan sektor perpajakan, merupakan hasil kerjasama kajian dan
penelitian dengan Pusat Penelitian (Puslit) Pranata Pembangunan Universitas Indonesia
(UI) Jakarta.
Kabupaten Banjar selalu dituntut untuk menggali potensi pendapatan daerah
untuk mendukung fiskal daerah, karena selama ini kontribusi pendapatan asli daerah
masih relatif. Dimana berdasarkan data persentase dari Direktur Jenderal Keuangan
Daerah, rata-rata untuk kabupaten kota seluruh Indonesia adalah 7,55 %.
Penelitian ini akan meneliti sektor-sektor tentang potensi-potensi pajak apa saja
yang akan bisa meningkatkan serta diberdayakan untuk meningkatkan PAD Kabupaten
Banjar dari sektor perpajakan yang sepereti restoran, rumah makan, perhotelan, dan
lain sebagainya berdasarkan studi yang dilakukan.
10. Penyusunan Standar Harga Barang dan Jasa
Dalam Penyusunan Standar Harga Barang dan Jasa tahap awal yang dilakukan adala
rapat pendauluan yaitu untuk sinkronisasi Standar Harga Barang dan Jasa pada tahun
2012 2013 supaya kisaran angkanya tidak terlalu jauh serta apabila ada penambahan
ataupun perubahan. Pada beberapa saat sebelumnya setelah diadakan rapat
pendahuluan, BPS akan mengunjungi beberapa SKPD untuk meminta hasil tanggapan
dari data data yang telah disampaikan, kemudian juga telah dilakukan perubahan
sesuai dengan data yang telah diberikan. Badan Pusat Statistik mengharapkan apabila
ada perubahan segera disampaikan, sementara menunggu SK Bupati karena ada
beberapa kendala di bagian Hukum sebelumnya, yang diharapkan kendala itu sudah
selesai.Penyusunan standar harga barang dan jasa merupakan kegiatan yang rutin
dilakukan setiap tahunnya antara Bappeda Kabupaten Banjar dengan Badan Pusat

34
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Statistik (BPS) dalam menyusun standarisasi harga barang dan jasa di Kabupaten
Banjar bersama SKPD-SKPD terkait lainnya.

Peserta dalam Rapat Penyusunan Standar Harga Barang dan Jasa

Selain itu penyusunan Standar Harga Barang dan Jasa di tahun 2013 beberapa
hal umum telah dilakukan surveinya kemudian maksud tujuan rapat pendahuluan ini
untuk mengadopsi semua masukan masukan mengenai Standar Harga Barang dan
Jasa masing masing SKPD yang harus dimasukkan dalam Standar Harga Barang dan
Jasa yang akan di SK kan oleh Bupati.

35
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

BIDANG

FISIK DAN PRASARANA

Himpunan kegiatan bidang Sekretariat di tahun 2013 ini diwarnai dengan


kegiatan Rapat Koordinasi Anggota BKPRD Kabupaten Banjar dan Pokja Perencana
BKPRD Kabupaten Banjar, Kegiatan PNPM-PISEW Tahun 2013, Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman Daerah (RP4D) atau
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
(RP3KP), RDTR Terhadap Kawasan Perkotaan Kota Martapura, Kecamatan Kertak
Hanyar dan Kecamatan Gambut, RDTR Kecamatan Sungai Tabuk, Kegiatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) - Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL) Tahun 2013, Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar Tahun 2013-2017, Penyusunan
Rencana Umum Mitigasi Bencana Di Kabupaten Banjar, Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar
Tahun 2013, Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Kabupaten Banjar Tahun 2013.
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Fisik dan Prasarana yang
terangkum sebagai berikut :
1. Rapat Koordinasi Anggota BKPRD Kabupaten Banjar dan Pokja Perencana
BKPRD Kabupaten Banjar
Pembahasan atau evaluasi terhadap
Perda RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2011-
2031 yang dilakukan oleh BKPRD Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan catatan-
catatan penting dalam rangka penyempurnaan
Perda RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2011-
2031.
Dalam kegiatan Rapat Koordinasi di tahun 2013 yang di laksanakan BKPRD
Kabupaten Banjar yang melibatkan seluruh anggota BKPRD Kabupaten Banjar dan
Pokja Perencana BKPRD di fokuskan pada pembahasan :
a) Penyampaian atau sosialisasi hasil evaluasi Perda RTRW Kabupaten Banjar kepada
seluruh anggota BKPRD Kabupaten Banjar;

36
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

b) Pembahasan terhadap catatan-catatan perbaikan secara umum, substansi teknis, dan


lain-lain.
c) Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Tentang Perizinan Pemanfaatan Ruang,
Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Tentang Pedoman Pembangunan
Perumahan Formal.
d) Pembahasan tentang masalah perizinan yaitu perizinan bangunan dibuat aturan-
aturan dengan mengadopsi peraturan yang ada dan disesuaikan dengan kondisi di
Kabupaten Banjar serta dengan persyaratan, biaya, ketentuan lainnya, rekomendasi
dari instansi terkait. Apabila ada yang melanggar maka ditindak dengan sanksi yang
tegas.
Dalam proses perizinan terdapat dua dimensi penilaian yaitu :
(1) Nilai efisiensi bagi masyarakat yang mengurus dimana unsur memberi
pelayanan ingin memberikan pelayanan yang cepat (pelayanan prima);
(2) Nilai keamanan dan keselamatan bagi warga sekitar/lingkungan bahwa
Pemerintah Daerah tidak merugikan masyarakat sehingga perlu adanya koreksi
dan evaluasi terhadap proses izin tersebut dan kesepakatan antara unit
pelayanan dengan SKPD teknis dalam pelaksanaan proses pembuatan perizinan
e) Target untuk meraih meraih Adipura Kencana yaitu bagaimana merubah perilaku
masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Banjar sadar akan keindahan dan
kebersihan lingkungan. Dalam hal ini Kabupaten Banjar beserta SKPD dalam ruang
lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar bersama masyarakat untuk saling menjaga
kebersihan dan keindahan lingkungan.
2. Kegiatan PNPM-PISEW Tahun 2013
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat-Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM-PISEW)
merupakan program nasional dari
pemerintah yang bertujuan untuk percepatan
pembangunan ekonomi masyarakat yang
berbasis kepada sumber daya lokal,
pengurangan segala kesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, perbaikan
pengelolaan pemerintahan daerah di tingkat kabupaten, kecamatan, desa (Local
Goverment) serta penguatan intuisi lokal di tingkat pedesaaan
Pelaksanaan PNPM-PISEW juga berfungsi khusus untuk mendukung percepatan
penanganan kemiskinan secara terintegrasi, dengan mengembangkan pola Co-Sharing
atau Activity Sharing, yang dimaksudkan untuk mengurangi beban pemerintah daerah
37
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

serta memberikan diskripsi pemerintah daerah dalam mengembangkan berbagai


kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan keuangan daerah, dengan tetap memperhatikan
prinsip implementasi PNPM-PISEW. Pelaksanaan kegiatan PNPM-PISEW diperlukan
rapat persiapan, rapat Koordinasi, Orientasi dan Workshop, dan sosialisasi.

Sekda Kabupaten Banjar Ir. H. Nasrun Syah Membuka secara resmi


Orientasi dan Workshop Kabupaten PNPM-PISEW Tahun 2013

Tahun Anggaran 2013 dana yang dialokasikan sebesar 400 juta per kecamatan,
pelaksanaan Program Investasi Kecamatan (PIK) berdasarkan kebutuhan yang
mendesak disertai dengan kesepakatan POKJA dan pengrankingan program kegiatan
yang sesuai keperluan dan kesepakatan bersama. Pengawasan terhadap pelaksanaan
program kegiatan akan dimaksimalkan guna menghasilkan pembangunan yang sesuai
dengan perencanaan dan lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Tahap perencanaan PNPM-PISEW diarahkan sebagai wujud pelaksanaan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) sebagaimana tertuang dalam UU No. 25
tahun 2004 tentang SPPN. Usulan dalam kegiatan partisipatif dalam PNPM-PISEW
akan dapat mengisi dan menjadi bagian dari pelaksanaan Rencana Strategis Daerah
(Renstrada) dari masing-masing kecamatan penerima program.

38
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Acara Sosialisasi PNPM di Kecamatan

Dokumen hasil perencanaan dalam program PNPM-PISEW diharapkan dapat


sinergis dan sejalan dengan program kegiatan lainnya dari program pembangunan
daerah terkait, serta memiliki kontribusi nyata dalam pelaksanaan Rencana Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan penjabaran dari RPJM Nasional dan
pelaksanaan PNPM-PISEW bisa menjadi model ideal dari proses koordinasi,
komunikasi, integrasi perencanaan yang harmonis antar sektor di daerah dimana dalam
hal ini melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Air, BPMPD, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Pertanian
Perkebunan dan Peternakan serta jalinan koordinasi dan komunikasi antar pengelola
dan pelaku program yang sudah terbangun agar makin ditingkatkan secara kuantitas
dan kualitas sampai tingkat lapangan.
Dalam pelaksanaan PNPM PISEW perlu diperhatikan 3 (tiga) yaitu (1).
Pentingnya kesetaraan gender dengan diikut sertakan perempuan dalam setiap
pengambilan keputusan; (2). Pilih dengan benar faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap peningkatan pemberdayaan masyarakat; (3). PNPM harus
dilaksanakan bersama-sama.
Pada dasarnya PNPM-PISEW polanya adalah pemberdayaan masyarakat dimana
pola-pola tersebut sangat baik diterapkan untuk pembangunan dengan menggunakan
APBD kabupaten dan sebagai daerah penerima program PNPM agar masyarakatnya
selalu menjaga hasil program PNPM yang dilaksanakan di daerahnya.
Ditahun 2012 terjadi peningkatan jumlah masyarakat pekerja yang terlibat
pekerjaan di dalam PNPM akan tetapi terjadi pula penurunan jumlah pendapatan yaitu
pada tahun 2009 jumlah pendapatan perorang sebesar Rp. 1,100,000,- dan ditahun
2012 hanya Rp. 874,000,- karena adanya peningkatan jumlah pekerja yang terlibat. Di
dalam PNPM ada swadaya masyarakat yang selalu diminta setiap tahun yang
uraiannya digunakan untuk upah tenaga kerja, penyediaan bahan bangunan, penyediaan
dana untuk pengerjaan dan penyediaan tanah untuk bangunan karena dalam PNPM-
PISEW tidak ada pembebasan lahan. Serta ditahun 2013 ada penyusutan untuk
konsultan PNPM berdasarkan hasil seleksi.
3. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan Permukiman
Daerah (RP4D) atau Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
39
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Perumahan dan kawasan


permukiman merupakan kebutuhan
dasar manusia. Dalam masyarakat
Indonesia, perumahan beserta
prasarana pendukungnya
merupakan pencerminan dari jati
diri manusia, baik secara
perseorangan maupun dalam suatu
kesatuan dan kebersamaan serta keserasian dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan
dan permukiman juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan
watak serta kepribadian bangsa. sehingga perlu dibina dan dikembangkan demi
kelangsungan serta peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Perumahan
dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
masyarakat. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas
umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Kawasan permukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Sektor perumahan dan permukiman merupakan sektor yang sedang tumbuh dan
berkembang di Kabupaten Banjar. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi
meningkatnya demand (permintaan) atas penyediaan rumah yang layak huni.
Kabupaten Banjar memiliki posisi yang strategis, hal ini pula yang menyebabkan
tingginya pebisnis atau pelaku bisnis di bidang perumahan dan permukiman
mengembangkan perumahan dalam skala kecil hingga skala besar.
Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Banjar pada tahun 2013 ini mencoba
melakukan Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan
Permukiman Daerah (RP4D) atau Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP). Dimana menurut Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman, khususnya pada
Pasal 15 bahwa salah satu tugas pembinaan pemerintah kabupaten/kota di bidang
perumahan dan permukiman adalah menyusun rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
40
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Penyusunan RP3KP telah memasuki pada tahapan menjaringan aspirasi dari


berbagai pihak yang berkepentingan dalam kerangka diskusi kelompok atau focus
group discussion (FGD) yang membahas mengenai : (a). pembangunan dan
pengembangan perumahan formal; (b). pembangunan dan penanganan perumahan
kumuh dan perumahan swadaya.
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan Dan
Permukiman Daerah (RP4D) atau Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) dimaksudkan sebagai pedoman dan
skenario pemerintah daerah dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang perumahan
dan permukiman serta sebagai suatu alat untuk mewujudkan keterpaduan prasarana dan
sarana untuk mendukung kebijakan pengembangan kawsan perumahan dan
permukiman.
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah sebagai identifikasi
penataan keterpaduan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan permukiman
sebagai suatu dokumen yang mengikat pihak-pihak terkait.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai yaitu (1). Terdokumentasinya data dan
informasi; (2). Tersusunnya analisi masalah; (3). Tersusunnya dokumen yang dilengkapi
dengan rekomendasi dan masukan teknis; (4). Tersedianya data dasar perumahan dan
permukiman sehingga masih dapat digunakan sampai waktu 20 tahun mendatang; (5).
Terintegrasinya rencana pembangunan dan peningkatan kawasan perumahan dan
permukiman berikut pengembangan prasarana dan sarana penunjang; (6). Tersedianya
informasi pembangunan perumahan dan permukiman di daerah.
Selaras dengan penyusunan RP3KP atau RP4D, Pemerintah Kabupaten Banjar
juga mencoba menjaring masukan dari para stakeholders berkaitan dengan program
insvestasi infrastruktur dalam koridor RPIJM atau Rencana Program Investasi Jangka
Menengah sebagai langkah awal dalam pelaksanaan pembangunan infastruktur di
Kabupaten Banjar, baik yang sumber pendanaannya dari APBN atau Pemerintah Pusat,
APBD Provinsi Kalimantan Selatan, maupun APBD Kabupaten Banjar sendiri.
Peserta FGD pada umumnya adalah SKPD yang terkait dengan rencana
pembangunan di Kabupaten Banjar seperti :
Dinas Perumahan Dan Permukiman Kabupaten Banjar;
Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Kabupaten Banjar;
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Banjar;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar;

41
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar;


Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banjar;
Badan Pertanahan Kabupaten Banjar;
Seluruh Camat se-Kabupaten Banjar.
Hasil yang dicapai dengan adanya diskusi kelompok ini adalah teridentifikasinya
issu-issu strategis di bidang perumahan dan permukiman serta infrastruktur yang ada di
kabupaten banjar, baik itu dari sudut pandang kebijakan, potensi, maupun
permasalahan.
4. RDTR Terhadap Kawasan Perkotaan Kota Martapura, Kecamatan Kertak
Hanyar dan Kecamatan Gambut
Kabupaten Banjar merupakan wilayah sangat strategis yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Tapin; Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru; Kabupaten
Kotabaru; Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin. Kondisi tersebut memicu
perkembangan pada kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung dengan kota atau
kabupaten disekitarnya yang terkena imbas pengaruh trend dari daerah perbatasan
tersebut.
Perkembangan kecamatan yang berbatasan langsung dengan perkotaan yang
begitu pesat pada setiap sektor pembangunan cenderung menimbulkan berbagai
masalah pembangunan. Tekanan-tekanan ditimbulkan oleh adanya peningkatan
intensitas ruang, yang banyak menyebabkan ketidakseimbangan struktur dan fungsional
sekaligus ketidakteraturan ruang kecamatan/kota.
Perkembangan pembangunan kota secara fisik dan fungsinya saat ini masih
dirasakan kurang optimal dalam hal pengembangan maupun pemamfaatannya, baik dari
segi kota sebagai ruang publik maupun sebagai aset ekonomi. pesatnya perkembangan
wilayah membutuhkan perencanaan tata ruang yang partisipatif, antisipatif, dan
strategis, serta mampu mengarahkan dan menampung aktivitas penduduk.
Hakikatnya penataan ruang merupakan suatu proses perencanaan tata ruang,
pemamfaatan, dan pengendalian pemamfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang
di daerah bertujuan untuk memastikan terlaksanannya perencanaan tata ruang secara
terpadu dan menyeluruh; terwujudnya tertib pemamfaatan ruang; serta terselenggaranya
pengendalian pemamfaatan ruang. Dalam konteks penyelenggaraan penataan ruang di
daerah, saat ini kabupaten/kota sebagai suatu daerah otonom sudah harus memiliki
Rencana detail tata ruang (RDTR) yang bisa dijadikan panduan untuk pembangunan,
sebagimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang penataan
ruang.
42
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Terbitnya undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, yang


merupakan sebuah langkah reformasi di bidang penataan ruang yang cukup signifikan,
telah memberi kewenangan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan
peningkatan diri sesuai dengan potensial sumber daya, karakteristik, dan budaya serta
kearifan lokal masing-masing daerah. Undang-Undang tersebut antara lain
mengamanatkan pentingnya penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan,
pertimbangan untuk mitigasi bencana, persyaratan minimal ruang terbuka hijau 30
persen di kawasan perkotaan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 15 tahun 2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang dalam pasal 59, bahwa setiap Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah
yang akan disusun rdtr tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis
kabupaten/kota.
Berdasarkan semua hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan Rencana Detail
Tata Ruang, dimana Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) merupakan bagian
dari rencana rinci tata ruang yang dijadikan dasar bagi penyusunan zonasi dengan
melibatkan stake holders terkait serta konsultan perencana untuk masing-masing
kawasan.
Berdasarkan kawasan konsultan perencana dalam RDTR 3 kawasan yaitu :
(1) Kawasan Kota Martapura dengan konsultan perencana PT. CANDI KENCANA
SABDA WISESA.
(2) Kawasan Kecamatan gambut dengan konsultan perencana CV. POLA ARSITEK
KONSULTAN.
(3) Kawasan Kecamatan Kertak Hanyar dengan konsultan perencana PT. ARSS
BARU.
Ada beberapa macam tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan Rencana
Detail Tata Ruang yaitu :
a. FGD 1 : Dasar Kebijakan dan Issue Strategis
b. FGD 2 : Data dan Fakta
c. FGD 3 : Hasil Analisa
d. FGD 4 : Konsep Rencana
e. FGD 5 : Finalisasi Rencana
f. Konsultasi Publik 1 : Sosialisasi dan Penyerapan Aspirasi
g. Konsultasi publik 2 : Sosialisasi Konsep Rencana

43
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Kegiatan FGD I dalam pelaksanaannya dititikberatkan pada penjaringan isu


strategis pada 3 (tiga) kawasan dalam Kawasan Kota Martapura (Kecamatan
Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat), serta kawasan Kecamatan Kertak
Hanyar, dan kawasan Kecamatan Gambut yang antara lain membahas tentang : (i)
infrastruktur; (ii) lingkungan hidup; (iii) sosial dan budaya; dan (iv) ekonomi.
Biasanya banyak permasalahan yang teridentifikasi, khususnya yang berkaitan
dengan infrastruktur dan pengembangan wilayah seperti: masih rendahnya cakupan
layanan infrastruktur pada kawasan perkotaan (air bersih, air limbah, sampah, jalan
lingkungan, dll). Dari sudut lingkungan hidup diharapkan agar tata ruang dapat
memberikan poteksi terhadap kawasan lindung.

Acara FGD Kawasan Kecamatan Kota Martapura bersama


konsultan perencana PT. CANDI KENCANA SABDA WISESA

Acara FGD Kawasan Kecamatan Kertak Hanyar bersama


konsultan perencana CV. ARSS BARU.

44
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Acara FGD Kawasan Kecamatan Gambut bersama


konsultan perencana CV. POLA ARSITEK KONSULTAN.

Sektor sosial dan budaya mengemukakan bahwa faktor pertumbuhan penduduk


yang tinggi baik secara alamiah ataupun migrasi agar menjadi perhatian penting, karena
bagaimanapun juga 3 (tiga) kawasan perkotaan merupakan kutub pertumbuhan yang
memiliki daya tarik dalam penyediaan fasilitas perumahan dan lainnya sebagai akibat
dari pertumbuhan dan tekanan pusat pertumbuhan Banjarmasin.
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi, bahwa dengan adanya tata ruang ini
terjadi pertumbuhan iklim investasi dan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga
tingkat kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
Kegiatan FGD II difokuskan pembahasan pada Data dan Fakta yang ditinjau dari
segi keadaan wilayah kependudukan, perekonomian, permukiman, transportasi, tata
akses jalan penghubung keperkotaan, dan telekomunikasi, penerangan (listrik), sanitasi,
penataan kawasan pertanian, perkebunan dan peternakan, pariwisata, fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, ruang terbuka hijau serta keagamaan.
Kegiatan FGD III difokuskan pada pembahasan 3 (tiga) kawasan dalam
penyusunan rencana pola ruang perkotaan melalui proses analisis secara fisik dan
secara trend perkembangan ruang yang ada, serta masukan-masukan dari berbagai
stakeholder terkait tentang kebijakan Rencana Pola Ruang dan Jaringan Jalan RDTR
Kawasan Perkotaan Martapura untuk dimasa 20 tahun akan datang serta berbagai
bahasan tentang permasalahan yang ada dalam kawasan penyusunan tata ruang
perkotaan Martapura, dalam perencanaan 3 kawasan untuk kawasan perumahan,
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, Ruang
Terbuka Hijau (RTH), Jaringan Jalan dan kawasan eksisting persawahan/belukar.
Kegiatan FGD IV difokuskan pada pembahasan untuk kawasan kota martapura
yaitu tentang konsep rencana pengembangan, penataan jaringan jalan dan rencana
dimensi jaringan jalan, jaringan transportasi beserta lintas trayek angkutan umum,
rencana kebutuhan dan proyeksi listrik, rencana kebutuhan dan proyeksi

45
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

telekomunikasi, rencana kebutuhan air bersih dan penanganannya, rencana penanganan


air limbah dengan sistem sanitasi setempat (on site sanitation) dan sistem sanitasi tidak
setempat/terpusat (off site sanitation), rencana penanganan persampahan, kawasan
eksisting persawahan/belukar, dan rencana sistem jaringan drainase.
Kawasan Kecamatan Gambut termasuk dalam wilayah Kebijakan rencana tata
ruang metropolitan Banjar Bakula maka struktur ruang dalam konsep perencanaannya
yaitu pengembangan jaringan pergerakan diantaranya, peta pengembangan fungsi
jaringan jalan, peta rencana sarana prasarana transportasi, peta rencana rute/trayek
angkutan umum, peta rencana pengembangan jalur pendestrian dan jalur sepeda.
Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan, rencana pengembangan jaringan air
limbah, rencana pengembangan jaringan telekomunikasi, rencana pengembangan
jaringan air minum, rencana pengembangan jaringan drainase, rencana mitigasi bencana
dan sistem evakuasi.
Pada kawasan Kecamatan Kertak Hanyar konsep mempunyai penanganan dan
perencanaan yaitu untuk jaringan sarana dan prasarana dengan menyajikan ilustrasi
untuk pembuatan jalan baik jalan arteri, kolektor sekunder, jalan lokal primer, bahkan
sampai ke jalan lingkungan, jalan fly over karena adanya jalan yang cross
(persimpangan) atau merupakan jalan yang melalui lahan pertanian, kebutuhan jaringan
listrik, telekomunikasi, jaringan air bersih pada sistem pendistribusiannya, jaringan
drainase untuk penampung air hujan dan saluran irigasi yang dijadikan sebagai aliran
untuk persawahan, sistem jaringan air limbah, sistem persampahan dengan arahan
penanganan penerapan teknologi tepat guna dengan sistem kelembagaan pengelolaan
sampah yang terintegrasi.
Kegiatan FGD V difokuskan pada finalisasi terhadap Rencana pengembangan
dan penataan kawasan dengan menetapkan masing-masing sub BWP. Penetapan Sub
BWP yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan dengan berbagai kriteria,
diantaranya faktor kunci yang mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana
jaringan prasarana, serta pelaksanaan peraturan zonasi di BWP Kawasan Kota
Martapura. Merupakan Sub BWP yang ada dinilai perlu dikembangkan, diperbaiki,
dilestarikan, dan/atau direvitalisasi agar dapat mencapai standar tertentu berdasarkan
pertimbangan ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan Kota Martapura menjadi enam Sub BWP dengan mempertimbangkan
fungsi dan karakteristik dari wilayah tersebut, yaitu :
1) Sub BWP A yaitu Kawasan Cagar Budaya, Perdagangan dan Jasa Pusat Kota
Martapura;
2) Sub BWP B yaitu Kawasan Sekitar Makam Sekumpul;
46
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

3) Sub BWP C yaitu Kawasan Potensi Pengembangan Permukiman Perkotaan;


4) Sub BWP D yaitu Kawasan Pengembangan sekitar Kawasan Stadion dan
Pendidikan serta Kawasan Pengembangan Perkantoran Pemerintahan dan
Perumahan Pegawai;
5) Sub BWP F yaitu Kawasan Pengembangan Agrowisata Kolam;
6) Sub BWP G yaitu Kawasan Permukiman sekitar Sungai Martapura.
Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP) di Kecamatan Gambut adalah sebagai
berikut :
Mewujudkan Kawasan Koridor Jalan Lingkar Selatan Gubernur Soebarjo
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang sebagai Bagian dari Kawasan Strategis
Nasional (KSN)/Jalan Bebas Hambatan Nasional dengan fungsi kawasan
pergudangan, industri dan komersial untuk pertumbuhan ekonomi tinggi.
Mewujudkan Kawasan Koridor Arteri Primer (menghubungkan secara berdaya
guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan
pusat kegiatan wilayah Jalan Ahmad Yani-Liang Anggang sebagai bagian
Kawasan Pengembangan Properti Komersial dan Perumahan Metropolitan
Banjarbakula dengan Konsep Penata Ruang Compact City.
Mewujudkan Kawasan Koridor Langkar Utara Gubernur Syarkawi sebagai
Penghubung Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah, bagian dari Jalan
Startegis Nasional/Jalan Poros Pulau Kalimantan.
Mewujudkan Kawasan Pertanian Lahan Basah di Kawasan Pelayanan Daerah
Irigasi Riam Kanan sebagai Kawasan Prioritas Perlindungan Pertanian
Tanaman Pangan (Padi Sawah).
Mewujudkan Kawasan Rawa Gambut sebagai Kawasan Kearifan Lokal dengan
maksud Mitigasi (serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana) dan Adaptasi Perubahan Iklim, dan terhadap
Kerawanan Bencana.
Mewujudkan Kawasan Hutan Lindung di Guntung Ujung yang berbatasan
dengan Kota Banjarbaru.
Mewujudkan Kawasan Simpul Persimpangan A. Yani dan Jalan Lingkar Utara
Syarkawi sebagai Kawasan Prioritas dengan Konsep Penatan Ruang Transit
Oriented Development (TOD).
Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP) di Kecamatan Kertak Hanyar yaitu :

47
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

a. Mewujudkan Kawasan Koridor Jalan Lingkar Selatan Gubernur Soebarjo


Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang sebagai Bagian dari Kawasan Strategis Nasional
(KSN)/Jalan Bebas Hambatan Nasional dengan fungsi kawasan pergudangan,
industri dan komersial untuk pertumbuhan ekonomi tinggi.
b. Mewujudkan Kawasan Koridor Arteri Primer (menghubungkan secara berdaya
guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah Jalan Ahmad Yani-Liang Anggang sebagai bagian Kawasan
Pengembangan Properti Komersial dan Perumahan Metropolitan Banjarbakula
dengan Konsep Penata Ruang Compact City.
c. Mewujudkan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang merupakan potensi
pertanian di Kecamatan Kertak Hanyar.
d. Mewujudkan Kecamatan Kertak Hanyar sebagai kota yang menjadi akses utama
dari dan ke Kota Banjarmasin.
Setelah selesai pelaksanaan FGD proses selanjutnya adalah Ekspose Laporan
Akhir terhadap tiga Kawasan tentang penyampaian dan penjelasan laporan akhir
terhadap perencanaan pola ruang, rencana pengembangan, tujuan Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP) dan Sub BWP, penetapan pola ruang dan zona ruang masing-masing
wilayah serta menampilkan citra peta terkait daerah eksisting dan pola ruang masing-
masing RDTR kawasan. Zona-zona peruntukan kawasan juga tak luput dari
pembahasan menyangkut kawasan zona industri, zona persawahan, zona permukiman,
dan zona Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta menyangkut perencanaan jaringan jalan.

Ekspose Laporan Akhir terhadap 3 Kawasan RDTR

Sebagai langkah dari proses akhir setelah melalui rangkaian FGD masing-
masing kawasan adalah konsultasi publik yang diadakan di masing-masing kawasan.
Hal ini sebagai pemenuhan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Penataan Ruang, dimana konsultasi publik merupakan bentuk pelibatan masyarakat
dalam penyusunan rencana tata ruang sebagai bentuk parcipatory planning, yang
memenuhi syarat inklusif dan mampu menjaring aspirasi masyarakat. Serta

48
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

tersusunnya pengembangan pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP), yaitu sebagai berikut :

1) Kecamatan Kertak Hanyar


(i) Mewujudkan Kawasan Koridor Jalan Lingkar Selatan Gubernur Soebarjo,
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional
(KSN)/Jalan Bebas Hambatan Nasional dengan fungsi kawasan pergudangan ,
industry dan komersial untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi; (ii) Mewujudkan
kawasan koridor arteri primer jalan A. Yani Km 6-11 sebagai bagian Kawasan
Pengembangan Properti Komersial dan Perumahan Metropolitan Banjarbakula
dengan konsep penataan ruang compact city; (iii) Mewujudkan lahan pertanian
pangan berkelanjutan yang merupakan potensi pertanian di Kecamatan Kertak
Hanyar; (iv) Mewujudkan Kecamatan Kertak Hanyar sebagai kota yang menjadi
akses utama dari dan ke Kota Banjarmasin.
2) Kecamatan Gambut
Mewujudkan kawasan Kecamatan Gambut sebagai koridor ekonomi dan simpul
transportasi berkelas nasional dengan tetap melindungi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan meningkatkan kualitas lindung.
3) Kota Martapura
Mewujudkan Kawasan Kota Martapura melalui koridor jalan utama kota serta
pengembangan jaringan jalan kolektor baru sebagai kawasan pusat pelayanan
pemerintah tingkat kabupaten yang bersinergi dengan kegiatan industri
perdagangan dan jasa tingkat nasional berbasis lingkungan.
Konsultasi publik merupakan
perwujudan dari keterlibatan masyarakat
dalam penyelenggaraan penataan ruang di
wilayah, karena untuk menjaring dan
menyerap aspirasi masyarakat. Partisipasi
aktif dari masyarakat sebagai pelaku
pembangunan diperlukan agar pembangunan
bisa tepat sasaran sesuai dengan kondisi di
masyarakat. Dalam hal ini penyusunan
RDTR sebagai upaya dalam memadukan program pembangunan dan pengelolaan
sumber daya sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan.

49
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

5. RDTR Kecamatan Sungai Tabuk


Kecamatan Sungai Tabuk
merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Banjar yang berbatasan
langsung dengan kota Banjarmasin.
Kecamatan ini adalah salah satu
kecamatan yang merasakan langsung
efek suatu proses peluberan kegiatan
perkotaan ke wilayah pinggiran (Urban Sprawl) dari pesatnya perkembangan
pembangunan Kota Banjarmasin. Pengaruh Urban Sprawl dari struktur fisik adalah
terjadinya pola penyebaran permukiman yang semakin meluas atau melebar ke samping
kiri kanan jalur transportasi. Dari struktur kependudukan adalah terjadinya pola
penyebaran penduduk yaitu adanya penyebaran lahan terbangun (permukiman) yang
semakin melebar kesamping kiri kanan jalan arteri.
Pada perkembangannya Kecamatan Sungai Tabuk menjadi tempat bermukim dan
aktivitas lainnya. Oleh karena itu wilayah ini membutuhkan perencanaan tata ruang
wilayah yang antisipatif dan strategis yang mampu mengarahkan serta menampung
aktifitas kota.
Tujuan penyusunan RDTR Kecamatan Sungai Tabuk ini adalah untuk menyusun
rencana pemamfaatan ruang di wilayah Kecamatan Sungai Tabuk yang terperinci
berdasarkan pada RTRW Kabupaten Banjar dan disusun untuk penyiapan perwujudan
ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang ada. Sehingga
nantinya akan tercipta keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien, serta
dapat menjaga konsistensi perwujudan ruang wilayah kecamatan melalui program-
program pembangunan.
Dalam pelaksanaan penyusunan RDTR Kecamatan Sungai Tabuk akan dilakukan
penerapan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa kebijakan dan program yang termuat di dalam dokumen
perencanaan telah mengitegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Pelaksanaan KLHS RDTR difokuskan untuk melakukan kajian terhadap tujuan
penataan ruang khususnya Bagian Wilayah Perkotaan (BWP), pola ruang, jaringan
prasarana, indikasi program-program dalam pemanfaatan ruang dan peraturan zonasi
dimana hasilnya dapat dijadikan masukan untuk penyusunan RDTR.

50
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

6. Kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat


(Pamsimas) - Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat
(AMPL) Tahun 2013
Pamsimas kependekan dari Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat.
Air sebagai kebutuhan utama kehidupan,
seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas
maupun kuantitas. Dengan masih banyaknya
masyarakat miskin di Indonesia yang belum
mendapatkan air bersih yang layak. Maka
program Pamsimas menjadi program andalan
Pemerintah di dalam penyediaan air bersih dan
sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat
miskin di pedesaan.
Program Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah
(pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air
minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam
menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan
lingkungan. Ruang lingkup kegiatan Program WSLIC-III/PAMSIMAS mencakup 5
(lima) komponen proyek yaitu :
a. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan Lokal;
b. Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi;
c. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum;
d. Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum; dan
e. Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.
Secara umum, Program Pamsimas ditujukan untuk meningkatkan akses
pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesa/kelurahan dan peri-
urban; meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan
prasarana dan sarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan
serta mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk
direplikasi, diperluas (scaling up) dan pengarusutamaan (mainstreaming) model di
daerah lain, dalam upaya mencapai target MDGs
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka program Pamsimas terlebih dahulu harus
mencapai tujuan antara atau sasaran program, yaitu: meningkatkan jumlah Rumah
Tangga yang memiliki akses terhadap sarana air minum, sarana sanitasi dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
51
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, Pamsimas memperoleh dampak positif bagi


masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan
pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai
pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan.
Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai
Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun 2015
nanti . Berdasarkan UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.33/2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah, maka
pemerintah daerah bertanggungjawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar kepada
masyarakat di daerahnya masing-masing, termasuk pelayanan air minum dan sanitasi.
Namun demikian, bagi daerah-daerah dengan wilayah pedesaan relatif luas,
berpenduduk miskin relatif tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, pada
umumnya kemampuan mereka sangat terbatas, sehingga memerlukan dukungan
finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan
kemampuan pelayanannya kepada masyarakat, baik untuk investasi fisik dalam bentuk
sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik yang terdiri dari manajemen, teknis
dan pengembangan sumber daya manusia.
Di tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjar kembali melanjutkan program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) 2013. Dalam pelaksanaannya sendiri di
tahun 2012 kegiatan tersebut belum bisa mencapai hasil yang maksimal karena luasnya
wilayah serta masih banyaknya jumlah penduduk Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
masih bergantung terhadap air sungai. Pamsimas sendiri merupakan salah satu program
nasional dari pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga miskin
perdesaan dan pinggiran kota (peri-urban) yang dapat mengakses perbaikan pelayanan
serta fasilitas air minum dan sanitasi serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih
dan sehat (hygiene) dalam rangka usaha pencapaian target MDGs sektor air minum dan
sanitasi melalui upaya-upaya pengarus utamaan (mainstreaming) dan perluasan
(scaling up) pendekatan berbasis masyarakat (Community Driven Approach).
Dalam rakor-rakor Pamsimas difokuskan pada pembahasan rencana penetapan
lokasi kegiatan dan kewajiban-kewajiban melaksanakan reflikasi Pamsimas di daerah
yang jadi sasaran, kemudian Pemilihan Desa Sasaran Program Pamsimas tahun 2013.

52
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Acara Rapat Kesiapan Pamsimas bersama tim Pokja

Daerah yang menjadi sasaran atau prioritas kegiatan pemilihan merupakan


daerah yang memang memerlukan program Pamsimas. Pemilihan tersebut berdasarkan
Pemilihan desa/daerah Pamsimas berdasarkan kreteria sasaran lokasi mengacu pada
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, tingkat kemiskinan tinggi yang
diindikasikan melalui IPM dan Indeks kemiskinan berdasarkan hasil Sensus Nasional
(Susnas), tingkat jangkauan pelayanan air minum dan sanitasi yang masih rendah di
daerah tersebut. Serta dengan target grup program kelompok miskin di perdesaan dan
pinggiran kota (peri-urban) yang memiliki prevalensi penyakit terkait air yang tinggi
dan belum mendapatkan akses layanan air minum dan sanitasi, dan lebih utama lagi
ketersediaan air baku pada daerah yang menjadi sasaran.
Selain Rakor, kegiatan Pamsimas juga diisi dengan sosialisasi peminatan desa
Pamsimas tahun 2013 yang melibatkan tim Pokja AMPL dan desa long list (daftar
panjang) di beberapa kecamatan di kabupaten Banjar yang terkait dengan pelaksanaan
program Pamsimas tahun 2013. Berdasarkan kriteria syarat desa untuk program
Pamsimas Jilid II yaitu (1). Jumlah penduduk minimal 810 jiwa atau setara dengan unit
cost Rp. 340,000,- perjiwa; (2). tingkat akses Sarana Air Minum di desa masih rendah
(dibawah 40%); (3). jumlah penduduk miskin diatas 10%; (4). desa tersebut bersedia
menyiapkan dana kontribusi sebesar 20% (4% incash/tunai dan 16% inkind/tenaga
kerja); (5). membuat surat peryataan bahwa bersedia mengikuti program Pamsimas
serta mengajukan proposal kepada tim Pokja AMPL Kabupaten.

53
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Acara Sosialisasi Pamsimas

Secara keseluruhan baik regular maupun replikasi sampai tahun 2012 berjumlah
62 desa dan ditahun 2013 dianggarkan dari sumber dana APBN untuk 8 desa dan 2
desa dari dana APBD kabupaten Banjar ditambah 3 desa replikasi.
Pembentukan Panitia Kemitraan Program Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL) Kabupaten Banjar tahun 2013 Dilatarbelakangi dari surat
Kementerian Pekerjaan Umum yang mengharuskan untuk dibentuknya kepanitiaan
yang berkaitan dengan Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Kabupaten Banjar tahun 2013.
Salah satu prosedur yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Pamsimas Jilid II
adalah pembentukan panitia kemitraan yang diangkat oleh tim koordinasi AMPL
kabupaten/kota dimana komposisi 4 orang dari pemerintah daerah dan 5 orang dari non
pemerintah daerah.
Berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat, susunan Panitia Kemitraan (Pakem)
adalah sebagai berikut :
Ketua : M. Sadiq, SE (Bappeda Kab. Banjar)
Wakil Ketua : Harniah, ST (Dinas Perkim)
Sekertaris : Erlinda Sari (BPMPD)
Anggota : Hj. Irmawati, SKM (Dinkes)
M. Fahri, S.AP (BP-SPAM)
Drs. Syahminan (Praktisi)
Hj. Martasiah (Praktisi)
Ismail HAR (Pokmas)
Setelah Panitia Kemitraan (Pakem) terbentuk, pemantapan desa sasaran
Pamsimas Kabupaten Banjar tahun 2013 dilakukan dengan sistem jemput bola
dilapangan, dan telah tersusun satu short list (daftar pendek). Short list Desa Sasaran
Pamsimas Tahun 2013 tersebut disampaikan kepada tim Pokja AMPL, dari 21
proposal desa masuk yang dihasilkan dari sistem jemput bola oleh tim kemudian
kembali dikurangi menjadi 15 desa sasaran yang benar-benar serius, setelah itu
penganalisaan proposal serta survey di lapangan yang dilakukan oleh konsultan maka
dihasilkan 10 desa sasaran yang benar-benar memenuhi syarat baik incame-incase dan
lainnya dengan menggugurkan 5 desa yang masih kurang dalam persyaratannya. Short
list 10 desa sasaran tersebut yaitu :
8 (delapan) desa dengan menggunakan dana APBN :
1) Belimbing Lama
54
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

2) Hakim Makmur
3) Madu Rejo
4) Antaraku
5) Lok Tunggul
6) Belimbing Baru
7) Pasar Baru
8) Baliangin
Dan 2 (dua) desa replikasi yang menggunakan dana APBD yaitu: (1). Pulau Nyiur; dan
(2). Pasar Lama.
7. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar
Tahun 2013-2017
Pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman baik di perkotaan maupun
pedesaan pada hakekatnya untuk mewujudkan
kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera
serta berkelanjutan. Permukiman merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah
wajib memberikan akses kepada masyarakat
untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan
berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana
dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan
ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dalam pelaksanaannya
melalui tahapan-tahapan FGD seperti Review Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) dengan pembahasan Sektor Pengembangan Permukiman yang
dilakukan dengan konsep pengembangan :
Rumah Siap Huni (RSH)
a) Pengendalian dan penataan perkembangan perumahan di 5 kawasan utama
(Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Gambut, Tatah Makmur, Martapura);
b) Penyediaan PSD perumahan yang memadai;
c) Pengembangan sistem infrastruktur yang terpadu dan dan terintegrasi seperti
IPAL skala kawasan, TPST/TPSA, pengendalian banjir, dll;
d) Pengembangan sistem jaringan jalan poros antar perumahan untuk mengatasi
kemacetan;
e) Penyiapan kawasan permukiman baru dengan dukungan penyediaan PSD
55
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Rumah Susun Sewa (Rusunawa)


a) Pengembangan Rusunawa pada kawasan permukiman kumuh berat.
b) Pengembangan Rusunawa pada kawasan pesantren untuk penyediaan hunian
yang layak bagi santri.
Permukiman Kumuh Perkotaan
a) Peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
b) Perbaikan rumah tinggal.
c) Penyediaan PSD lingkungan permukiman yang memadai.
d) Redevelopment kawasan dengan pembangunan rumah susun.
e) Pemberdayaan masyarakat.
Permukiman Pedesaan
a) Penyediaan akses transportasi yang memadai untuk menunjang dan
menjangkau sentra produksi, pemasaran, dan sirkulasi warga.
b) Pengembangan PSD permukiman yang memadai berupa air minum, drainase,
irigasi, pengelolaan persampahan dan air limbah rumah tangga serta fasilitas
umum/ sosial.
c) Peningkatan dan pengembangan pusat pusat pemasaran produk setempat.
Kawasan yang menjadi prioritas yaitu : Kawasan Perkotaan Martapura, Kawasan
Perkotaan Gambut Kertak Hanyar, Kawasan Perkotaan Sei Tabuk & Sei Lulut,
Kawasan Minapolitan Cindai Alus, Kawasan Wisata Pasar Terapung Lok Baintan &
Agropolitan Sungai Tabuk, Kawasan Tradisional Banjar di Teluk Selong, Kawasan
Nelayan Aluh Aluh, Kawasan Martapura Baru/ Kawasan Indrasari.
Dari sektor penataan bangunan dan lingkungan ditujukan untuk Penataan
pembangunan dan lingkungan pada kawasan perkotaan dan kawasan lainnya yang
dianggap strategis yang sangat penting untuk direncanakan supaya terwujud
keterpaduan dari kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian dalam
pemanfaatan ruang dalam bentuk yang terukur multi dimensi, bangunan dan
lingkungannya.
8. Penyusunan Rencana Umum Mitigasi Bencana Di Kabupaten Banjar
Topografi Kabupaten Banjar terdiri
dari dataran rendah dan dataran
perbukitan yang sebagian daerahnya
mempunyai potensi bencana cukup tinggi
dan juga bevariasi dari aspek jenis
bencana. Kondisi alam tersebut serta
dengan adanya keanekaragaman
penduduk dan budaya di wilayah
56
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Kabupaten Banjar menyebabkan timbulnya resiko terjadinya bencana alam, bencana


akibat ulah manusia, dan kedaruratan komplek, meskipun disisi lain Kabupaten Banjar
juga kaya akan sumber daya alam.
Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar mempunyai peran utama dalam
penanggulangan bencana di kawasan Kabupaten Banjar sebagaimana dengan amanah
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana yang
mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam penanggulangan
bencana harus mempunyai perencanaan dalam penanggulangan bencana.

Acara Penyusunan Rencana Umum Mitigasi Bencana Di Kabupaten Banjar

Mitigasi bencana di Kabupaten Banjar ini disusun karena Perda RTRW


Kabupaten Banjar sudah disahkan yang akan berdampak pada kawasan yang tidak bisa
dijangkau RTRW tentang kebijakannya khususnya kawasan bencana baik bencana alam
maupun bencana sosial. Dan tujuan dari mitigasi bencana adalah untuk meminimalisir
dampak dari suatu bencana.
9. Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar Tahun 2013
Menyusun strategi pengembangan di
bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan
dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan

57
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

Kabupaten Banjar yang layak huni, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan maksud
utama dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar Tahun 2013.
Sama halnya dengan pelaksanaan RDTR dalam kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar
Tahun 2013 juga diperlukan FGD-FGD yang membahas tentang perumusan tujuan dan
kebijakan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten
Banjar serta materi-materi pembahasan lainnya. Dengan adanya FGD diharapkan
mampu menghasilkan dokumen yang bisa memandu SKPD teknis terkait dengan
mempertajam strategi, mendeliniasi kawasan permukiman.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
menjembatani antara spatial plan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). SPPIP juga bertujuan untuk
tersedianya kawasan permukiman yang sehat, aman, nyaman, layak, dan produktif
untuk mendorong pertumbuhan daerah berdasarkan potensi kawasan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya SPPIP mempunyai kebijakan pertama, Menuntaskan
masalah permukiman kumuh; kedua, Pengembangan kawasan permukiman baru
(sesuai dengan tata ruang); ketiga, Penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman; dan keempat, Mendorong kerjasama antar daerah
10. Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Kabupaten Banjar Tahun 2013
Dilatarbelakangi Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang telah memprioritaskan penataan
ruang Kawasan Strategis Kabupaten
(selanjutnya disebut KSK), dengan
pengembangan KSK dari sudut pandang
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan yang dilatar belakangi oleh kepentingan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi-sosial-budaya-fungsi dan daya dukung lingkungan diberbagai daerah serta
mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan KSK Banjar didasari oleh kepentingan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya mampu memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah yang
diamati belum merata. Pendekatan KSK Kabupaten Banjar diharapkan dapat berfungsi
sebagai penggerak pembangunan di kawasan tersebut dan penggerak bagi
58
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

pengembangan kawasan disekitarnya. Percepatan pengembangan kawasan strategis


tersebut diharapkan dimotori oleh pengembangan sektor riil (dunia usaha) dengan
meningkatkan nilai tambah pengelolaan sumber daya alam untuk peningkatan
pertumbuhan ekonomi di titik-titik pusat pertumbuhan yang tersebar tanpa mengkoptasi
kepentingan strategis lainnya dalam sudut pandang sosial budaya dan sudut pandang
sosial budaya dan sudut pandang kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.
Manfaat dari Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten
(KSK) ini untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan Kabupaten Banjar dalam
lingkup KSK Banjar; mewujudkan keserasian pembangunan KSK Banjar dengan
Kawasan sekitarnya dan wilayah provinsi; dan menjamin terwujudnya tata ruang KSK
Banjar yang berkualitas serta diharapkan pihak konsultan untuk mengkaji ulang lingkup
wilayah perencanaan kawasan-kawasan di dalam wilayah administrasi Kabupaten
Banjar yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Startegis Kabupaten dalam dokumen
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjar Tahun 2011-2031 untuk
menganalisis kawasan mana yang paling strategis (prioritas) diantara kawasan-kawasan
yang strategis sebagai kawasan yang akan diteliti lebih lanjut berdasarkan kepentingan
untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan daya dukung lingkungan.
11. Penegasan Batas Administrasi Tingkat Kelurahan /Kecamatan
Penegasasan Batas Administrasi
Tinkat Kelurahan/Kecamatan adalah
sebuah bentuk kegiatan dalam penentuan
titik-titik koordinat batas daerah yang dapat
dilakukan dengan metode kartometrik
dan/atau survei di lapangan, yang
dituangkan dalam bentuk peta batas dengan
daftar titik-titik koordinat batas daerah.
Dalam tataran filosofis, batas wilayah
merupakan penanda formal batas otoritas kekuasaan baik politik, ekonomi, sosial-
budaya, administratif dan ideologi oleh suatu sistem Pemerintahan tertentu dan
keberadaan batas wilayah suatu daerah merupakan salah satu komponen penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan, dimana semuanya berhungan dengan pelaksanaan pekerjaan
penyusunan data spasial Kabupaten Banjar tahun anggaran 2013.
Kegiatan hasil kerjasama antara bappeda kabupaten banjar dengan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Pare-Pare Sulawesi Selatan tersebut
yang melibatkan masing-masing pemimpin wilayah dalam hal ini lurah/pembakal
59
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana

dalam menentukan batas-batas wilayahnya ini bertujuan untuk menciptakan tertib


administrasi pemerintahan, memberikan kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas
wilayah suatu daerah yang memenuhi aspek teknis dan yuridis serta batas otoritas
daerah administratif. Masing-masing pemimpin wilayah dalam hal ini lurah/pembakal
dilibatkan dalam menentukan batas-batas wilayahnya.

60
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

BIDANG

SOSIAL DAN BUDAYA

Himpunan kegiatan bidang Sosial dan Budaya di tahun 2013 ini diwarnai
dengan kegiatan Pendamping Dalam Kunjungan Tim Penggerak PKK Ke Desa Binaan,
Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten
Banjar, Monitoring Program Keluarga Harapan (PKH).
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Pendataan Litbang dan
Pelaporan yang terangkum sebagai berikut :
1. Pendamping Dalam Kunjungan Tim Penggerak PKK Ke Desa Binaan
Pemerintah Kabupaten Banjar
berusaha meningkatkan masyarakat desa
baik dari segi pembangunan dan
kesejahteraan perekonomian, salah satunya
adalah program pemberdayaan desa
melalui program Desa Binaan Ramai-
ramai Turun Rakyat Sejahtera atau yang
disingkat Debi Ratu Raja.
Melalui tim Debi Ratu Raja Pemerintah Kabupaten Banjar bersama Satuan
Perangkat Kerja Daerah (SKPD) salah satunya Bappeda, dan didukung Tim Penggerak
PKK setempat saling bersinergi dalam membangun dan memberdayakan seluruh
potensi desa terutama potensi alam maupun sumber daya manusia agar dapat
dikembangkan sehingga mampu mendorong peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat setempat.
Pelaksanaan desa binaan dan percontohan ini dimaksudkan agar desa yang
menjadi binaan tersebut dapat melaksanakan kegiatan pemerintahan desa sesuai
peraturan yang berlaku. Sedangkan tujuannya agar desa tersebut bisa menjadi
percontohan bagi desa-desa lainnya dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pembinaan dari Pemkab terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa serta upaya pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan perekonomian keluarga (kegiatan PKK) yang dipimpin langsung oleh
ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar seperti memberdayakan Tanaman Obat
Keluarga (Toga), serta tanaman menghadilkan seperti pinang, dll

61
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Penanaman pohon pinang disalah satu desa binaan Oleh


Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar Dra. HJ. Raudatul Jannah,M.Si

Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan Debi Ratu Raja agar pemerintah desa
dapat mengetahui bagaimana penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik dan benar,
serta agar SKPD dapat mengetahui kekurangan-kekurangan serta keterbatasan yang
dimiliki oleh pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan baik
pengembangan dan kemasyarakatan di pedesaan.
2. Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Kabupaten Banjar
Selain mengamanatkan pembentukan
TNP2K di tingkat pusat, Perpres No. 15 tahun
2010 juga mengamanatkan pembentukan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) di tingkat Provinsi dan
Kabupaten Kota. Tim ini merupakan tim lintas
sektor dan lintas pemangku-pemangku
kepentingan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan
Kota untuk melakukan percepatan
penanggulangan kemiskinan di masing-masing tingkat daerah yang bersangkutan.
Struktur kelembagaan dan mekanisme kerja TKPK kemudian diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 42 tahun 2010.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Banjar
dibentuk dibawah tanggung jawab pemimpin daerah, dalam hal ini bupati Kabupaten
62
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Banjar. Dalam pelaksanaannya tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi


Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten Banjar yaitu :
1) TKPKD memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :Melakukan koordinasi
penanggulangan kemiskinan di daerah Kabupaten Banjar; dan
2) Mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di daerah Kabupaten
Banjar.
Ada beberapa point yang perlu diingat tentang pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan diantaranya adalah :
a) Sebelum melangkah kedepan atau melanjutkan pelaksanaan kegiatan program
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Banjar, agar menata terlebih dahulu
dapur/kesekretariatan TKPK agar dapat menghimpun data-data kemiskinan yang
lebih akurat dan tersimpan dengan baik.
b) Fungsi dapur/sekretariat TKPK adalah untuk memperkuat kelembagaan,
membangun jaringan agar klaster-klaster dapat terdata dengan bagus dan yang lebih
utama menyimpan data hasil verifikasi maupun Data Taskin PPLs 2011 yang sudah
diberikan oleh TNP2K.
c) Dengan adanya ruangan Sekretariat TKPK yang baru agar semua fasilitas yang
diperlukan segera disiapkan guna kelancaran operasional dan kenyamanan dalam
bekerja.
d) Memperkuat kesekretariatan TKPK serta perlu adanya verifikasi data dari Data
Taskin PPLs 2011 sebagai data operasional dan dimasukkan dalam Klaster IV
dimana hasil verifikasi tersebut merupakan data penduduk miskin yang tidak
tertampung dalam 3 Klaster yang sudah ada
Keanggotaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah kabupaten
Banjar terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan pemangku
kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan di tingkat daerah.

Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah


Kabupaten Banjar sebagai berikut :
Penanggung jawab : Bupati
Ketua : Wakil Bupati
Wakil Ketua : Sekretaris Daerah
Sekertaris : Kepala Bappeda
Wakil Sekertaris : Kepala BPMD
63
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Sekretariat
Ketua : Sekretaris Bappeda
Wakil Ketua : Sekretaris BPMPD
Anggota : Kabid Sosbud Bappeda
Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda
Kabid Pemerintahan Desa dan Kelurahan
Kabid Pemerintahan, Kelembagaan, Kemasyarakatan
Kasubag Kesejahteraan Sosial bagian Kesra
Kasubbid Data Penelitian dan Pengembangan Bappeda
Kasubbid Permukiman Pengairan Komunikasi dan LH Bappeda
Kasubbid Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan
Kasubbid Agama, Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata
Kasubbag Program Bappeda
Staf Subbid Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan
Staf Subbid Agama, Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata
Kelompok Program dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) Kabupaten Banjar yaitu :
Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
Ketua : Asisten III
Wakil Ketua : Kepala Dinas Sosial
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Ketua : Kepala BPMPD
Wakil Ketua : Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten
Banjar
Anggota : Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Mikro dan Kecil
Ketua : Asisten II
Wakil Ketua : Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Anggota : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kelompok Program lainnya


Ketua : Asisten I

64
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Wakil Ketua : Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Anggota : Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman
Pokja dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
Kabupaten Banjar yaitu :
Pokja Pendataan dan Sistem Inforrmasi
Ketua : Kabid Pendataan Litbang dan Pelaporan Bappeda
Wakil Ketua : Kepala Seksi Statistik BPS
Anggota : Kabid Data dan Informasi Dinas Kependudukan Dan Capil
Pokja Pengembangan Kemitraan
Ketua : Kabid Ekonomi Bappeda
Wakil Ketua : Kepala Bagian Ekonomi
Anggota : Direktur PDAM Intan Banjar
Pokja Pengaduan Masyarakat
Ketua : Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat BPMPD
Wakil Ketua : Sekretaris inspektorat
Anggota : Staf Subbid Agama Pendidikan kebudayaan dan Pariwisata
Dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan diperlukan rapat
koordinasi serta evaluasi terhadap hasil kegiatan dan bentuk kegiatan serta kebijakan
dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD
Dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan diperlukan rapat
koordinasi serta evaluasi terhadap hasil kegiatan dan bentuk kegiatan serta kebijakan
dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD).
Pada kondisi rill di Kabupaten Banjar memang sedikit persentasinya akan tetapi
banyak yang miskin berdasarkan jumlah besarnya penduduk dari kabupaten lainnya
sebagaimana yang ada dalam data provinsi dimana angka terbesar di kabupaten Banjar
yaitu 20.184 sehingga ini menjadi fokus tim TKPK dan diharapkan ada kebijakan
strategis untuk mengurangi kemiskinan dimana tidak hanya ditangani oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) akan tetapi seluruh tim dan stakeholder.
Gambar
Jumlah KK Penduduk Miskin Per Kecamatan
Tahun 2011

65
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Angka riil tingkat kemiskinan terbesar adalah kecamatan Aluh-Aluh setelah itu
kecamatan Sungai Tabuk dan kecamatan Martapura Kota dan ini merupakan sebuah
angka pasti yang dipakai dalam penanggulangan kemiskinan RTS kabupaten Banjar.
Oleh karena itu ketiga kecamatan di Kabupaten Banjar ini akan mendapat perlakuan
khusus oleh provinsi Kalimantan Selatan.
Strategi dalam penanganan penanggulangan kemiskinan bisa dilakukan seperti
SKPD menjalin mitra dengan tokoh masyarakat, alim ulama dan pengusaha di daerah
dalam penanggulangan kemiskinan didaerahnya dan melihat data berdasarkan by name
by address agar apa yang dilakukan tepat sasaran dan melihat peluang usaha atau
kebijakan apa yang tepat untuk di laksanakan di daerah.
Salah satu dari misi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banjar adalah menuju
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi kabupaten Banjar Sejahtera Mandiri
Islami. Sehingga sangat diharapkan kelompok yang menjadi sasaran yaitu sebesar
4.204 (sangat miskin) dapat dinaikkan statusnya dan mencegah yang 8.243 (hampir
miskin) agar jangan turun statusnya menjadi miskin.

66
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Rapat Sekretariat TKPK Kabupaten Banjar yang dipimpin oleh


Wakil Bupati Kabupaten Banjar DR. H.A. Fauzan Saleh, M.Ag

Kabupaten Banjar menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas


utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan penanggulangan kemiskinan
merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
2011 2015 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan pembangunan tahunan. Pada kebijakan dalam RPJMD 2011 2015
diharapkan dapat menurunkan persentase penduduk miskin yaitu 3,93 persen pada
tahun 2011 menjadi 2,93 persen pada tahun 2015. Supaya tercapai target penurunan
angka kemiskinan tersebut maka diperlukan program kerja dan kegiatan yang bersinergi
dan berkesinambungan
PNPM juga ikut memberikan andil dalam penanganan kemiskinan masyarakat
dengan pemberdayaan. Oleh karena itu dalam penanggulangan kemiskinan perlu
pengkoordinasian bersama dalam Pelaksanaan Identifikasi dan Verifikasi Data PPLs
tahun 2011 Penduduk Miskin di Kabupaten Banjar serta mensinergikan semua program
PNPM yang ada di Kabupaten Banjar. Dalam pelaksanaan tersebut maka ada 6
kecamatan yang lebih diutamakankan dan ditangani lebih intensif karena angka
kemiskinan pada status kesejahteraan sangat miskinnya tinggi diantaranya Kecamatan
Aluh-Aluh, Kecamatan Sungai Tabuk dan Kecamatan Martapura Kota akan ditangani
oleh Propinsi Kalimantan Selatan sedangkan Kecamatan Astambul, Kecamatan
Martapura Barat dan Kecamatan Martapura Timur akan ditangani oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Banjar.

67
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Kegiatan Tim TKPK Kabupaten Banjar dalam permasalahan kemiskinan


Di Kabupaten Banjar

Seluruh program PNPM dan SKPD harus bersinergi supaya tidak terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Dengan bersinerginya program kegiatan
dalam upaya penanggulangan kemiskinan maka akan meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), mengurangi pengangguran, peningkatan produk
domestik regional bruto (PDRB) serta pertumbuhan perekonomian yang meningkat
sehingga pembangunan dapat mensejahterakan masyarakat.
a. Rapat Koordinasi dan Monitoring Program Keluarga Harapan (PKH)
Faktor kemiskinan masyarakat yang
terjadi di negara kita merupakan PR bagi
pemerintah dalam melaksaanakan
kebijakan-kebijakan publik yang
menyangkut kesejahteraan masyarakat.
Kemiskinan yang terjadi karena banyaknya
popolasi penduduk Indonesia yang tidak
sesuai dengan ruang kesempatan kerja sehingga menjadi faktor utama penyebab
kemiskinan. Dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
kebijakan publik di bidang perlindungan sosial, sejak Tahun 2007, Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diarahkan pada
upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Pemerintah
Daerah (Pemda) mempunyai peranan penting dalam penanggulangan kemiskinan sejak
pelaksanaan otonomi daerah pada 2001. Sejumlah kebijakan pelayanan publik yang
secara langsung memengaruhi kehidupan masyarakat sejak itu diserahkan ke tangan
pemerintah daerah. Dalam penanggulangan kemiskinan perlunya kontribusi semua
pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Daerah, dalam upaya bersama-sama
untuk mengurangi kemiskinan.
Berdasarkan hasil data PPLS tahun 2011 jumlah penduduk miskin kabupaten
Banjar berada pada angka 20,184 dari 506 ribu jiwa dengan tiga kecamatan terendah
yaitu kec. Aluh-Aluh (2.816 kk), kec. Sungai Tabuk (2.334 kk), dan kec. Martapura
Kota (2.075 kk). Sehingga dengan demikian ditargetkan RPJM untuk penanggulanngan
kemiskinan sebesar 3 %. Secara nasional capaian target PKH tahun 2012 sebesar
1.516.000 RTSM dan untuk target di tahun 2013 sebesar 2.400.000 RTSM dan 2014
sebesar 3.000.000 RTSM.

68
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Kegiatan Rapat koordinasi Tim PKH Kabupaten Banjar

PKH sendiri merupakan program lintas Kementerian dan Lembaga, yang


diantaranya adalah dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen
Sosial, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama,
Departemen Komunikasi dan lnformatika, dan Badan Pusat Statistik. Berdasarkan hal
tersebut Bappeda Kabupaten Banjar mengadakan rapat koordinasi tim pkh kabupaten
banjar yang bertujuan untuk peningkatan kerjasama dari semua stakeholder PKH
sehingga dalam melaksanakan fungsinya setiap petugas dapat berlangsung dengan
efektif dan efesien, dan masyarakat penerima program PKH dapat menikmatinya sesuai
dengan amanah ketentuan yang digariskan oleh Pemerintah. Serta memanfaatkan
kegiatan rapat koordinasi sebagai wadah mensukseskan program PKH dan saling
membangun sinergitas koordinasi dalam peningkatan kwalitas tugas masing-masing
Monitoring dalam kegiatan pembagian bantuan uang tunai Program Keluarga
Harapan (PKH) merupakan salah satu tugas dari Bappeda Kabupaten Banjar karena
PKH berada dibawah koordinasi dari tim koordinasi penanggulangan kemiskinan
(TKPK). Monitoring tersebut dilaksanakan pada beberapa titik kecamatan dalam
pembagian PKH.

Monitoring PKH di Kecamatan Gambut

69
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebuah program perlindungan sosial


yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan
bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang
telah ditetapkan.Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM
dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar
generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap
kemiskinan.Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian Tujuan
Pembangunan Millenium. Lima Komponen Tujuan MDGs yang akan terbantu oleh
PKH yaitu: Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan; Pendidikan Dasar;
Kesetaraan Gender; Pengurangan angka kematian bayi dan balita; Pengurangan
kematian ibu melahirkan.
Tujuan PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang kurang
mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin. Tujuan ini
berkaitan langsung dengan upaya mempercepat pencapaian target Millennium
Development Goals (MDGs). Secara khusus, tujuan PKH adalah:
a) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan bagi Peserta
PKH
b) Meningkatkan taraf pendidikan Peserta PKH
c) Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil (bumil), ibu nifas, bawah lima
tahun (balita) dan anak prasekolah anggota Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM).
PKH ini sangat berarti bagi keluarga miskin dan sangat membantu dalam
kelangsungan perekonomian dalam rumah tangga baik dalam hal membantu biaya
sekolah anak anak dan biaya kesehatan.
PKH diberikan kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Data keluarga yang
dapat menjadi peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu dan memenuhi
sedikitnya satu kriteria kepesertaan program berikut, yaitu:
1) Memiliki ibu hamil/nifas
2) Memiliki anak balita atau anak pra sekolah
3) Memiliki anak usia SD dan/atau SLTP dan/atau anak 15-18 tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar.
Pada PKH tahap pertama, warga menerima uang sebesar Rp100 ribu hingga
Rp500 ribu per orang. Penerimanya sendiri adalah RTSM yang memiliki anggota
keluarga yang terdiri dari anak usia 0-15 tahun dan/atau ibu hamil/nifas. Bantuan tunai
70
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya

hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan
mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Program ini juga menyentuh sampai
kecamatan pelosok seperti Paramasan yang berada cukup jauh dari Kabupaten Kota.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Sosial, jumlah penerima PKH di Kabupaten Banjar
tahap pertama ada 12.000 penerima.
Hingga tahun 2011, basis bantuan PKH adalah rumah tangga. Mulai tahun 2012
dan selanjutnya dimasa yang akan datang, basis bantuan PKH akan diarahkan pada
Keluarga, bukan Rumah Tangga. Hal ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa
keluarga adalah satu unit sangat relevan dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu keluarga adalah unit yang relevan
dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Beberapa keluarga dapat
berkumpul dalam satu rumah tangga yang mencerminkan satu kesatuan pengeluaran
konsumsi.

71
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

BIDANG

EKONOMI

Himpunan kegiatan bidang Ekonomi di tahun 2013 ini diwarnai dengan


kegiatan Penyusunan Master Plan Kepariwisataan Di Alur Sungai Martapura
Kabupaten Banjar, Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD) Tanaman Karet
dan Tanaman Kakao di Kabupaten Banjar, Masterplan Batu Aji Kabupaten Banjar,
Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam Kabupaten Banjar.
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Ekonomi Bappeda
kabupaten Banjar yang terangkum sebagai berikut :
1. Penyusunan Masterplan Kepariwisataan Di Alur Sungai Martapura
Kabupaten Banjar

Penyusunan Masterplan Kepariwisataan Di Alur Sungai Martapura Kabupaten


Banjar merupakan perencanaan tata ruang dan perencanaan tata letak prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pedoman yang diperlukan bagi pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan di Alur Sungai Martapura. Sinkronisasi sektor-sektor
pembangunan merupakan modal dasar bagi tercapainya pembangunan pariwisata baik
di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Sebab usaha kepariwisataan merupakan
salah satu sub sektor pembangunan yang secara terus menerus diupayakan
pengembangannya secara efisien dan efektif, agar didayagunakan sebagai salah satu
andalan kegiatan perekonomian nasional dan daerah. FGD tersebut merupakan laporan
awal yang akan dilanjutkan pada FGD berikutnya sebagai penyempurnaan dokumen
sesuai dengan kondisi yang ada.

72
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Kegiatan Kepariwisataan Alur Sungai Martapura ini melewati 4 kecamatan yang


wilayahnya berada di sepanjang aliran Sungai Martapura yaitu Kecamatan Martapura,
Kecamatan Martapura Timur, Kecamatan Martapura Barat, dan Kecamatan Sungai
Tabuk.
Penyusunan masterplan ini bertujuan sebagai pedoman dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan khususnya daerah alur sungai Martapura Kabupaten
Banjar yang memuat :
1) Rencana pembangunan kawasan;
2) Analisis kapasitas, kebutuhan dan pemamfaatan lahan;
3) Kebutuhn fasilitas, tata letak fasilitas;
4) Tahapan pelaksanaan pembangunan;
5) Analisis lingkungan; serta
6) Analisi finansial sampai tahun rencana.

Peserta dalam kegiatan rapat Penyusunan Masterplan Kepariwisataan


Di Alur Sungai Martapura Kabupaten Banjar

Sasaran penyusunan masterplan kepariwisataan di alur sungai martapura adalah


mewujudkan kawasan pariwisata dengan prasarana dan sarana yang ideal dan sesuai
kebutuhan, selain itu sasaran lain yang ingin dicapai yaitu :
a) Identifikasi kebijakan makro dan mikro pariwisata di alur sungai martapura;
b) Inventarisasi dan identifikasi objek dan daya tarik wisata;
c) Inventarisasi dan identifikasi sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan
(akomodasi, restoran, fasilitas, pelayanan wisata serta aksebilitas);
d) Identiifikasi karakteristik pasar wisatawan;
e) Perumusan wisata unggulan dan prioritas pengembangan wisata;
f) Arahan kebijakan, strategi dan program pengembangan kepariwisataan.

73
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Pengembangan yang direncanakan dalam kegiatan ini yaitu pengembangan


dermaga Lok Baintan, pengembangan objek wisata kerajinan sagu, pengembangan
objek wisata makam Datu Panjang Rambut dan Sultan Inayatullah, pengembangan
objek wisata rumah adat Banjar (milik umum dan masyarakat), pengembangan
pedestrian daerah sepanjang alur sungai.
Penyusunan Masterplan Kepariwisataan di Alur Sungai Martapura tersebut
diharapkan agar hasil dari pekerjaan dapat bermanfaat bagi masyarakat khusunya
masyarakat sekitar Martapura, Kabupaten Banjar. Karena berkembangnya kegiatan
pariwisata di suatu daerah akan memberikan pengaruh pada sektor ekonomi serta
mendorong pembangunan sektor-sektor lainnya, khusunya dalam hal memperluas
lapangan kerja dan peluang usaha.
2. Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD) Tanaman Karet dan
Tanaman Kakao di Kabupaten Banjar
Pengembangan Ekonomi Lokal dan
Daerah (PELD) merupakan suatu proses yang
melibatkan banyak elemen, memerlukan
strategi dan rencana tindakan untuk
merealisasi potensi yang diidentifikasi,
mengatasi berbagai faktor penghambat
pengembangan, mendorong pertumbuhan ke
lingkup wilayah yang lebih luas, serta
meningkatkan kapasitas yang bermuara pada
penciptaan keunggulan kompetitif daerah.
Penetapan komoditas unggulan berbasis lokal dengan pertimbangan mempunyai
daya dukung lingkungan, menjangkau banyak pelaku ekonomi, mempunyai andil
dalam peningkatan perekonoian daerah. PELD mempunyai tujuan dan sasaran yaitu :
1) Terlaksananya upaya percepatan pengembangan ekonomi lokal melalui pelibatan
pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani
dalam suatu proses partisipatif.
2) Terbangun dan berkembangnya kemitraan dan aliansi strategisdalam upaya
percepatan pengembangan ekonomi lokal diantara stake holder secara sinergis.
3) Terbangunnya sarana dan prasarana ekonomi yang mendukung upaya percepatan
pengembangan ekonomi lokal.
4) Terwujudnya pengembangan dan pertumbuhan ukm secara ekonomis.
5) Terwujudnya peningkatan pad dan pdrb.

74
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

6) Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat, berkurangnya pengangguran,


serta menurunnya kemiskinan di daerah.
7) Terwujudnya peningkatan pemerataan antar kelompok masyarakat, antar sektor dan
antar wilayah.
8) Terciptanya ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat lokal.

Kepala BAPPEDA Kabupaten Banjar H.M. Rusdi, ST. MT, memaparkan upaya-upaya
untuk peningkatan produktifitas karet lokal Kab. Banjar

Pelaksanaan kegiatan PELD perkebunan karet di Kabupaten Banjar


dikonsentrasikan pada Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Karang Intan sebagai
daerah perkebunan. Dengan jumlah 147 kelompok tani karet yang tersebar di 2
kecamatan maka Kabupaten Banjar menargetkan hasil sebanyak 50 kg/ hektar/ tahun.
Maka untuk meningkatkan produktifitas karet Pemerintah Kabupaten Banjar
bekerjasama dengan instansi terkait merencanakan: (1). Bantuan fasilitas; (2). Sekolah
Lapangan/pelatihan , sosialisasi; dan Permodalan (dengan koperasi).
Berdasarkan data BPS Kabupaten banjar tahun 2011 perkebunan karet rakyat
menempati urutan pertama dalam perkebunan masyarakat di Kabupaten Banjar. Hasil
produksi karet dari perkebunan rakyat sebesar 133.969,40 kwintal.

Tabel 1. 7 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Produksi Menurut


Jenis Tanaman Tahun 2011

75
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Jumlah
Satuan Jumlah
Jenis Tanaman Tanaman Produksi Kwintal
(pohon/Ha) Pohon
Berproduksi

(1) (2) (3) (4) (5)


Karet Rakyat 500 11 739,000 7,606,000 133 969,40
Kopi 1600 1 275,200 974,400 5 241,20
kelapa Dalam 150 388,375 297,250 23 720,90
Cengkeh 200 24,400 12,300 182,60
Lada 2500 775,000 560,000 1 546,70
Kemiri 70 21,490 15,155 2 045,30
Aren 123 30,996 17,835 3 514,00
Sagu 123 169,002 53,013 13 663,40
Jambu Mete 156 9,984 7,644 276,54
pinang 2,500 102,500 28,750 181,90
Kelapa sawit 128 110,080 12,800 1 861,60
kenanga 5000 110,000 40,000 34,00
Lainnya 100 1,900 1,300 613,06
Jumlah total 14 757,927 9 626,447 186 850,60
Sumber :BPS kabupaten Banjar Tahun 2011

Kecamatan karang intan menempati urutan kedua setelah Kecamatan Simpang


Empat dalam hasil produksi karet per-Kecamatan sebesar 35.878,50 kwintal sementara
Kecamatan Mataraman dengan hasil produksi sebesar 19.209,60 kwintal.

Tabel 1. 8 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan Dan Jenis


Tahun 2011

Jenis Perkebunan Rakyat


No Kecamatan
Karet
76
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

(1) (2) (3)


1 Simpang Empat 41 276,00
2 Karang intan 35 878,50
3 Mataraman 19 209,60
4 Telaga Bauntung 12 375,00
5 Astambul 9 350,00
6 Pengaron 8 084,00
7 Sambung Makmur 2 746,00
8 Aranio 1 972,00
9 Sungai Pinang 1 139,00
10 Paramasan 1 105,00
11 Martapura kota 834,30
12 Martapura barat 0,00
13 Martapura Timur 0,00
14 Sungai Tabuk 0,00
15 Tatah Makmur 0,00

16 Kertak Hanyar 0,00


17 Gambut 0,00
18 Beruntung Baru 0,00
19 Aluh-aluh 0,00
Sumber :BPS Kabupaten Banjar 2011

Selain kajian PELD perkebunan karet juga


dilaksanakan kajian PELD perkebunan kakao yang
dimaksudkan untuk menyusun masterplan
pengembangan tanaman kakao dalam upaya
pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan di
Kabupaten Banjar.
Kakao merupakan komoditi unggulan perkebunan
dan berperan penting sebagai sumber devisa negara,
sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan
agroindustri serta pengembangan wilayah. Dengan produksi tanaman kakao sebesar
844.626 ton, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen kakao terbesar kedua
dunia setelah Pantai Gading, diikuti Ghana pada urutan ketiga.
Ekspor kakao indonesia pada tahun 2010 mencapai 553 ribu ton dengan nilai
sekitar US$ 1,64 milyar, menempatkan indonesia sebagai penghasil devisa terbesar

77
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

ketiga subsektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Dengan prooduksi sebesar
844,626 ton tersebut, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen kakao terbesar
kedua dunia setelah Pantai Gading, diikuti Ghana pada urutan ketiga.
Tabel 1. 9 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kakao

Luas Area Produksi Produktivitas


Tahun
(Ha) (ton) (ton/Ha)

2005 1,167,046 748,828 921


2006 1,320,820 769,386 842
2007 1,379,279 740,006 796
2008 1,425,216 803,594 889
2009 1,587,136 809,583 822
2010 1,650,621 837,918 825
Sumber : Statistik Perkebunan indonesia, Ditjen Perkebunan

Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD) perkebunan kakao


adalah untuk menyusun masterplan pengembangan tanaman Kakao melalui
percontohan demfarm pada kelompok tani Harapan Masa Desa Kertak Empat
Pengaron.
Tujuan dari Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah (PELD) perkebunan
kakao di Kabupaten Banjar ini yaitu :
a) Merancang percontohan demfarm pada kelompok tani Harapan Masa Desa Kertak
Empat Kecamatan Pengaron;
b) Menentukan target pengembangan tanaman Kakao 5 (lima) tahun kedepan;
c) Penyusunan rekomendasi untuk kebijakan pengembangan Kakao di Kabupaten
Banjar meliputi arahan fungsi pemanfaatan kawasan dan arahan program aksinya.
Rencana strategis dalam Pengembangan ekonomi lokal dan daerah perkebunan
kakao yaitu :
Pengembangan strategis
a) Jangka panjang sebagai salah satu alternatif penggerak ekonomo lokal di
pedesaan kabupaten banjar selain tanaman karet
b) Tambahan pendapatan rumah tangga keluarga petani
c) Konservasi
Tanaman kakao pada lokasi denfarm atau yang mempunyai kontur tertentu
dapat digunakan sebagai tanaman konservasi

78
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Target pengembangan 5 Tahun


a) Peningkatan pengenalan tanaman kakao dimasyarakat
b) Jumlah kelompok tani dan petani yang mengusahakan tanaman kakao
mencapai 40-50 kelompok tani atau mencapai sekitar 1000 petani.
Kegiatan yang akan dilakukan dilakukan dalam mendukung PELD di kabupaten
banjar adalah; (1). Memperkenalkan jenis tanaman yang akan dikembangkan dalam
menambah sumber pendapatan keluarga; (2). Melakukan pelatihan dan penyuluhan
secara terstruktur; (3). Melakukan kerjasama dengan puihak pembeli untuk sistem
kemudahan pemasaran bagi petani; (4). Memperluas keikutsertaan petani dalam
pengembangan tanaman yang akan dibudidayakan.
3. Masterplan Batu Aji Kabupaten Banjar
Batu aji adalah salah satu kerajinan yang terbuat dari batu
pegunungan yang mempunyai corak menarik dan memiliki nilai
seni. Kerajinan Batu aji adalah merupakan salah satu industri
andalan Kalimantan Selatan yang sudah ada sejak lama sekitar
tahun 1970-an. Kerajinan ini diusahakan oleh perajin yang
bermukim pada Kelurahan Keraton dan sekitarnya di Kecamatan
Martapura.
Tumbuhnya industri kerajinan batu aji ini tersebut dikarenakan pada waktu itu
perajin batu permata mulai kesulitan mendapatkan bahan baku permata (intan dan
berlian) serta harganya mahal. Sebagaimana kita ketahui kota Martapura terkenal pula
dengan kerajinan batu permata dan penggosokan intan. Terdorong untuk mengatasi hal
tersebut, beberapa pengrajin berinisiatif mengolah batu gunung yang mempunyai corak
menarik untuk diolah menjadi barang kerajinan seperti bentuk tasbih, kalung, asbak,
dan lain-lain yang bersifat cenderamata.

Peserta Rapat Penyusunan Master Plan Batu Aji Kabupaten Banjar

79
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Latar belakang dilaksanakannya Master Plan batu aji adalah (1) semakin
berkurangnya Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) batu aji dimana jumlah UMKM
berdasarkan hasil survey kini tersisa 6 pengrajin yang masih menggeluti kerajinan batu
aji di Martapura; (2) menurunnya keuntungan karena meningkatnya harga bahan baku
dan biaya produksi (listrik, Upah, dll) sedangkan harga penjualan belum bisa
diitingkatkan terlalu tinggi; (3) wisatawan maupun konsumen lebih memilih produk
cendramata yang lebih menarik dan praktis.
Master Plan batu Aji atau perencanaan yang menyeluruh (komprehensif) dan
terpadu (integratif) terhadap potensi kerajinan batu aji merupakan sebuah kajian
pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan metode (i) telaah pengalaman
dari daerah lain; (ii) melakukan diskusi terbatas secara informal dengan melibatkan
berbagai pihak yang kompeten di bidang industri kreatif; khususnya batu aji; (iii) survei
dengan wawancara mendalam langsung kepada pelaku usaha atau masyarakat selaku
konsumen; (iv) pendekatan analisis SWOT; AHP dan Volue Chains.
Sasaran dari penelitian master plan batu aji yaitu :
1) Terwujudnya usaha perekonomian masyarakat yang berdaya saing tinggi
2) Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat
3) Terciptanya tata kelola perekonomian daerah yang responsif dan adaptif.
Master plan diharapkan dapat meningkatkan industri kecil dan menengah
khususnya kerajinan batu aji, meningkatkan arus perdagangan, serta dapat
mengembangkan usaha ekonomi masyarakat.
4. Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam Kabupaten Banjar
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
khatulistiwa. di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan
Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan wilayah
teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam.
Disamping itu kekayaan alam yang
berlimpah, jumlah penduduk yang besar
dengan penyebaran yang tidak merata,
pengaturan tata ruang yang belum tertib,
masalah penyimpangan pemanfaatan
kekayaan alam. keaneka ragaman suku,
agama, adat, budaya, golongan pengaruh
globalisasi serta perrnasalahan sosial lainnya
yang sangat komplek mengakibatkan wilayah Negara Indonesia rnenjadi wilayah yang
80
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

memiliki potensi rawan bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara lain:
gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah longsor, angin ribut, kebakaran
hutan dan lahan serta letusan gunung api. Secara umum terdapat peristiwa bencana
yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan saat ini peristiwa bencana menjadi lebih
sering terjadi dan silih berganti, misalnya dari kekeringan kemudian kebakaran, lalu
diikuti banjir dan longsor.
Tidak berbeda halnya dengan negara-negara lain, Indonesiapun rawan terhadap
berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi, transportasi, gangguan ekologis,
biologis serta kesehatan. Serangan teroris juga merupakan ancaman yang sudah terbukti
menimbulkan bencana nasional.
Sementara itu penanganan bencana di Indonesia cenderung kurang efektif. Hal
ini disehabkan oleh berbagai hal, antara lain paradigrna penanganan bencana yang
parsial, sektoral dan kurang terpadu, yang masih memusatkan tanggapan pada upaya
pemerintah, sebatas pemberian bantuan fisik. dan dilakukan hanya pada lase
kedaruratan.
Perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia, yaitu pelaksanaan kebijakan
otonomi daerah serta semakin terlibatnya organisasi non-pemerintah telah
menimbulkan perubahan mendasar pada sistem penanganan bencana.
Kebijakan otonomi daerah ditujukan untuk memberdayakan pemerintah daerah
dan mendekatkan serta mengoptimalkan pelayanan dasar kepada masyarakat, sekaligus
mengelola sumber daya dan resiko bencana yang melekat pada kebijakan ini sering
dipahami hanya sebagai keleluasaan untuk memanfaatkan sumberdaya tanpa dibarengi
kesadaran untuk mengelola secara bertanggung jawab.
Pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah_ daerah
sering kali tidak diiringi dengan pengalihan tanggung jawab pelayanan dan
perlindungan kepada masyarakat. Akibatnya pada aat bahaya menjadi bencana
tanggapan daerah cenderung larnbat dan seringkali mengharapkan tanggapan langsung
dan pemerintah pusat. Keadaan ini menjadi semakin rumit apabila bencana tersebut
meliputi lebih dari satu daerah. Di lain pihak, pada saat terjadi bencana, kurangnya
koordinasi antar tataran pemerintah menghambat pemberian tanggapan yang cepat,
optimal dan efektif.
Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah dalam
perlindungan rakyat, oleh karenanya rakyat mengharapkan pemerintah untuk
melaksanakan penanganan bencana sepenuhnya. Dalam paradigma baru, penanganan
bencana adalah suatu pekerjaaan terpadu yang melibatkan masyarakat secara aktif.
81
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

Pendekatan yang terpadu semacarn ini menuntut koordinasi yang lebih baik diantara
semua pihak, baik dari sektor pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat, badan-badan
internasional dan sebagainya.
Kabupaten banjar merupakan salah satu daerah diprovinsi kalimantan selatan
yang memiliki daerah dengan potensi terjadinya bencana alam. Oleh karena itu
berdasarkan berdasarkan permendagri No. 33 tahun 2006 yang menegaskan bahwa
bahwa secara geografis Indonesia adalah daerah rawan bencana yang disebabkan oleh
alam dan ulah manusia yang berpotensi menimbulkan korban jiwa. Pengungsian,
kerugian harta benda, dan kerugian dalam bentuk lain yang tidak ternilai, sehingga
perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan melalui kegiatan
mitigasi bencana. Dalam kegiatannya akan dibuat peta kawasan rawan bencana untuk
masing-masing kejadian bencana tersebut yang kemudian disusun rencana
pengendalian rawan bencana.
Dilihat dari potensi bencana yang ada, Kabupaten Banjar merupakan daerah
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang lumayan tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan
dan lahan. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan
(collateral hazard).
Di samping potensi bahaya utama, Kabupaten Banjar juga memiliki potensi
bahaya ikutan (collateral hazard potency) yang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator misalnya likuifaksi, persentase bangunan yang terbuat dari kayu, dan
kepadatan bangunan. Potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency) ini cukup tinggi
terutama di daerah perkotaan yang memiliki kepadatan, persentase bangunan kayu
(utamanya di daerah pemukiman kumuh perkotaan).
Berbagai potensi bencana di kabupaten banjar tersebut adalah sebagai berikut :
a) Bencana banjir
Bencana banjir dikabupaten banjar sering
diakibatkan oleh jumlah curah hujan yang tinggi
sehingga mengakibatkan debit air di sungai riam kanan,
sungai riam kiwa dan sub das barito hilir bertambah
tinggi dan berdampak banjir pada daerah sepanjang
aliran sungai dan daerah rendah lainnya.
Selain penyebab tersebut banjir juga disebabkan oleh faktor-faktor teknis
lainnya seperti pendangkalan sungai, terdapatnya bangunan dalam sungai,
82
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

terjadinya perubahan pembangunan lahan bagian hulu, serta drainase yang tidak
optimal.
b) Tanah longsor
Gerakan tanah atau tanah longsor merusakkan
jalan, pipa dan kabel baik akibat gerakan dibawahnya
atau karena penimbunan material basil longsoran.
Gerakan tanah yang berjalan lambat menyebabkan
penggelembungan (tilting) dan bangunan tidak dapat
digunakan. Rekahan pada tanah menyebabkan fondasi bangunan terpisah dan
menghancurkan utilitas lainnya didalam tanah. Runtuhan lereng yang tiba-tiba
dapat menyeret permukiman turun jauh dibawah lereng.
Runtuhan batuan (rockfalls) yang berupa luncuran batuan dapat menerjang
bangunan-bangunan atau permukiman dibawahnya. Aliran butiran (debris flow)
dalam tanah yang lebih lunak, menyebabkan aliran lumpur yang dapat mengubur
bangunan permukiman, menutup aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, dan
menutup jalan. Liquefaction adalah proses terpisahnya air di dalam pori-pori tanah
akibat getaran sehingga tanah kehilangan daya dukung terhadap bangunan yang
ada diatasnya sebagai akibatnya bangunan akan amblas atau terjungkal.
c) Kebakaran Lahan
Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor
alam yang berupa cuaca yang kering serta faktor
manusia yang berupa pembakaran baik sengaja
maupun tidak sengaja. Kebakaran ini akan
menimbulkan efek panas yang sangat tinggi sehingga
akan meluas dengan cepat. Kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan
lingkungan, jiwa dan harta benda.
Dampak lebih lanjut adalah adanya asap yang ditimbulkan yang dapat
mengakibatkan pengaruh pada kesehatan terutama pernafasan serta gangguan
aktivitas sehari-hari seperti terganggunya jadwal penerbangan. Tebalnya asap juga
dapat rnengganggu cuaca.
d) Angin puting Beliung
Tekanan dan hisapan dan tenaga angin meniup
selama beberapa jam. Tenaga angin yang kuat dapat
merobohkan bangunan. Umumnya kerusakan dialami

83
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi

oleh bangunan dan bagian yang non struktural seperti atap, antene, papan reklame
dan sebagainya.
e) Konflik
Konflik adalah suatu yang tidak terhindarkan. Konflik melekat erat dalam
jalinan kehidupan. Oleh karena itu. hingga sekarang dituntut untuk memperhatikan
dan meredam kepanikan terhadap konflik.
Merebaknya euphoria reformasi, demokratisasi dan otonomi daerah yang
diwarnai dengan berbagai masalah yang kompleks dan multi dimensional telah
melahirkan konflik-konflik baru.
Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam adalah identifikasi potensi bencana
sepert diatas yang timbul diwilayah kabupaten banjar. Kegiatan tersebut berdasarkan
permendagri No. 33 tahun 2006 tentang pedoman umum mitigasi bencana yang
selanjutnya akan dibuat peta kawasan rawan bencana untuk masing-masing kejadian
bencana tersebut yang kemudian disusun rencana pengendalian rawan bencana.
Tujuan dari Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam adalah sebagai berikut :
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana;
b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam
menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana;
c) Mengetahui yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika ada bencana;
d) Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman
bencana.
Dilihat dari potensi bencana yang ada, Kabupaten Banjar merupakan daerah
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang lumayan tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan
dan lahan. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan
(collateral hazard).
Di samping potensi bahaya utama, Kabupaten Banjar juga memiliki potensi
bahaya ikutan (collateral hazard potency) yang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator misalnya likuifaksi, persentase bangunan yang terbuat dari kayu, dan
kepadatan bangunan. Potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency) ini cukup tinggi
terutama di daerah perkotaan yang memiliki kepadatan, persentase bangunan kayu
(utamanya di daerah pemukiman kumuh perkotaan)

84
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang

NON BIDANG

Himpunan kegiatan bidang Ekonomi di tahun 2013 ini diwarnai dengan


kegiatan Rapat Staf Bappeda, Kerja bakti dilingkungan Bappeda Kabupaten Banjar,
Pertemuan bulanan persatuan dharma wanita Bappeda Kabupaten Banjar, peringatan
Isra Miraj Bappeda Kabupaten Banjar, halal bihalal keluarga besar Bappeda Kabupaten
Banjar, Bappeda Kabupaten Banjar dalam peringatan hari jadi Kabupaten Banjar ke-
63.
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Pendataan Litbang dan
Pelaporan yang terangkum sebagai berikut :
1. Rapat Staf Bappeda
Secara berkala rapat staf diagendakan di lingkungan Bappeda Kabupaten Banjar.
Rapat staf ini bertujuan sebagai upaya dalam mendekatkan kebersamaan antar
karyawan/karyawati dan membuka ruang komunikasi antara pimpinan dan Staf tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di lingkungan
Bappeda Kabupaten Banjar agar dapat tercipta atmosfer kerja yang harmonis sehingga
dapat mendukung pencapaian target kinerja sesuai dengan rencana program/kegiatan
yang telah ditetapkan. Rapat staf tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda
Kabupaten Banjar.

Kegiatan rapat staf Bappeda Kabupaten Banjar yang dipimpin


Oleh kepala Bappeda H.M Rusdi, ST.MT.

Setiap bulannya dilaksanakan penyampaian progres kegiatan masing-masing


bidang untuk bisa mengantisipasi apa-apa yang bisa untuk percepatan dengan pihak
ketiga, serta pemberian reward atau penghargaan kepada staf-staf yang berprestasi

85
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang

berdasarkan kedisiplinan seperti apel pagi dan sore, kinerja serta absensi sehari-hari
dll
2. Kerja bakti di Lingkungan Bappeda Kabupaten Banjar
Kegiatan kerja bakti dilaksanakan oleh seluruh staf
dan dipimpin langsung oleh kepala bappeda kabupaten
banjar dilingkungan kantor Bappeda Kabupaten Banjar
dalam Penilaian Pertama (P1) Adipura grade Kota
Martapura Kabupaten Banjar mendapatkan
nilai 73,71. Dengan demikian Kab. Banjar
hanya membutuhkan sedikit nilai lagi untuk
mendapatkan Adipura untuk tahun kedua yang hanya
memerlukan nilai 0,29. Kegiatan kebersihan ini tak hanya
dilingkungan Bappeda Kabupaten Banjar saja akan tetapi
seluruh lingkungan SKPD Kab. Banjar yang berada di wilayah penilaian yaitu Kec.
Martapura Kota.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pembersihan parit, lumut, serta pemberian
pupuk pada tanaman di halaman Bappeda Kabupaten Banjar. Kebersihan ini juga
bertujuan untuk menciptakan kantor Bappeda yang bersih, indah, nyaman
(BERIMAN). Dengan dikerahkannya pegawai dalam kegiatan kebersihan tersebut juga
untuk bisa mewujudkan budaya dan semangat bersih yang pada dasarnya merupakan
satu kebutuhan dan tanggung jawab semua pihak, sekaligus sebagai contoh akan
pentingnya budaya bersih, karena pada dasarnya masalah kebersihan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga kewajiban segenap elemen
masyarakat.
3. Pertemuan Bulanan Persatuan Dharma Wanita Bappeda Kabupaten Banjar
Pertemuan bulanan dilaksanakan untuk menjalin silaturahmi antara anggota
Dharma Wanita, Dharma Wanita Bappeda Kabupaten Banjar yang diselenggarakan
setiap sebulan sekali yang dihadiri Pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan
Bappeda Kabupaten Banjar, istri-istri karyawan dan Karyawati Bappeda Kabupaten
Banjar.

86
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang

Acara pertemuan Dharma wanita Bappeda kabupaten banjar

Dalam kegiatan tersebut selain silaturahmi juga diisi dengan berbagai macam
acara seperti demo masak dan pemberdayaan lewat pelatihan kerajinan tangan (Bros
dan kain perca, dll) serta ceramah. Acara tersebut dipimpin oleh Kepala Bappeda
Kabupaten Banjar Hj. Salwa Roselianti Rusdi
4. Peringatan Isra Miraj Bappeda kabupaten Banjar
Tujuan acara memperingati Isra Miraj
adalah sebagai sarana untuk menghubungkan
umat dengan sejarah umat itu sendiri dan
sebagai sarana untuk mengenalkan sejarah
kepada umat. Acara yang ini sendiri dimulai
dengan pembacaan syair Maulid Habsy
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan
ceramah. Tentang Isra Miraj yang merupakan
peristiwa penting bagi Islam dimana Nabi
Muhammad SAW, menjalani suatu peristiwa
perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha
untuk menerima perintah menjalankan shalat 5 waktu, serta pentingnya shalat karena
adalah yang wajib bagi orang Islam dan akan lebih baik apabila dilakukan berjamaah
dan pentingnya silaturahmi dalam Islam.

5. Halal Bihalal Keluarga Besar Bappeda Kabupaten Banjar

87
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang

Halal Bihalal keluarga besar bappeda kabupaten banjar digelar dalam rangka
rangka silaturahmi pada perayaan hari raya Idul Fitri 1434 H. acara ini diharapkan bisa
menumbuhkan rasa kebersamaan dan silaturahmi serta dapat meningkatkan semangat
baru dalam bekerja.
6. Bappeda Kabupaten Banjar dalam peringatan hari jadi Kabupaten Banjar
ke-63
Dalam rangka menyambut hari jadi
Kabupaten Banjar yang ke-63 yang tahun ini
mengambil tema Tingkatkan Persatuan dan
Kemandirian Membangun Kabupaten Banjar yang
Sejahtera dan Islami serta bertepatan pula dengan
momentum hari jadi Kalimantan Selatan dan hari
kemerdekaan RI yang ke-68. Bappeda Kabupaten
Banjar serta instansi-instansi lainnya turut
berpartisipasi dalam memeriahkan berbagai kegiatan yang digelar oleh Pemkab Banjar
salah satunya dengan membuka stand pameran pada Banjar Expo yang digelar di Ruang
Terbuka Hijau (RTH) alun-alun Ratu Zaleha Martapura dari tanggal 14 19 Agustus
2013.

Foto Bersama saat Turnamen Segi Empat dalam menyambut


hari jadi Kabupaten Banjar di Stadiun Demang Lehman Indrasari Martapura

Untuk memeriahkan acara hari jadi tersebut bappeda kabupaten banjar juga
berpartisipasi dalam kegiatan turnamen persahabatan sepakbola segi empat bertempat
di stadiun Demang Lehman Indrasari, oleh tim-tim berasal dari unsur Pemkab Banjar
yang dimotori oleh Bupati Kabupaten Banjar Sultan Haji Khairul Saleh, para
88
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang

Muspida, Camat se-Kabupaten Banjar , serta PWI Kalsel dengan hasil skor final
pertandingan dimenangkan oleh Pemkab Banjar 2-1 atas PWI Kalsel.

Lomba masak ikan patin

Selain itu bappeda juga mengikuti kejuaraan tenis meja yang dilangsungkan di
gedung juang serta mengikuti lomba masak yang diikuti seluruh kepala instansi/SKPD
di kabupaten banjar bertempat di alun-alun RTH Ratu Zaleha martapura.

89

Anda mungkin juga menyukai