i
Kata Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Pengantar 2013
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
ISI 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Sejarah Berdirinya Bappeda Kabupaten Banjar...................................................1
B. Visi......................................................................................................................2
C. Misi.....................................................................................................................2
D. Tugas bidang Dan Sub Bidang Bappeda.............................................................3
1. Bidang Sekretariat...........................................................................................3
2. Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan.......................................................5
3. Bidang Fisik dan Prasarana.............................................................................6
4. Bidang Sosial dan Budaya...............................................................................8
II KEGIATAN BIDANG..........................................................................11
SEKRETARIAT........................................................................................................11
PENDATAAN LITBANG DAN PELAPORAN......................................................19
FISIK DAN PRASARANA......................................................................................38
SOSIAL DAN BUDAYA..........................................................................................64
EKONOMI................................................................................................................75
NON BIDANG.........................................................................................................89
ii
DAFTAR Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
ISI 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha dan Pengeluaran Kabupaten Banjar Tahun
2011.............................................................................................................28
Tabel 1. 7 Jumlah Pohon Tanaman Perkebunan Rakyat dan Produksi Menurut Jenis
Tanaman Tahun 2011...................................................................................79
Tabel 1. 8 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan Dan Jenis Tahun
2011.............................................................................................................80
iii
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013
I
PENDAHULUAN
3
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013
5
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013
7
Pendahulu Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
an 2013
10
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t
II
KEGIATAN BIDANG
SEKRETARIAT
12
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t
14
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t
15
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t
16
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sekretaria 2013
t
17
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
BIDANG
18
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Hal ini merupakan suatu terobosan yang penting dalam dunia informasi yang
cepat saat ini. Aspirasi dari masyarakat, peraturan pemerintah, media untuk berdiskusi,
dan penyampaian surat dari masyarakat merupakan kunci agar jalannya pembangunan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat kabupaten banjar. Surat masyarakat bisa
dianggap sebagai surat resmi, dan tentu saja hal ini akan memangkas birokrasi agar
setiap usulan bisa ditanggapi.
Web portal diharapkan menjadi media untuk penyampaian segala informasi
tentang kegiatan maupun berita di bidang-bidang yang ada di Bappeda Kabupaten
Banjar. Serta sebagai sarana komunikasi antara masyarakat dan pemerintah kabupaten
melalui Bappeda yang semuanya dilakukan via internet. Fungsi ini disebut juga sebagai
fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C atau Government of citizen yang
artinya adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke
masyarakat. Kegiatan ini juga memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi
antara masyarakat dan pemerintah. Berbagai informasi tersebut akan diperoleh dengan
mudah oleh masyarakat dalam mengetahui informasi perencanaan pembangunan
kabupaten tanpa harus datang langsung.
Ekspose-Kegiatan Ekspose web portal Bappeda Kabupaten Banjar bersama pakar dari
Fakultas MIPA Program Studi Ilmu komputer Universitas LambungMangkurat
(UNLAM)
Portal Bappeda Kabupaten Banjar aktif memberikan informasi berita tentang
segala kegiatan-kegiatan di Bappeda Kabupaten Banjar serta menyediakan fitur
download berupa file dokumen dan data-data statistik Kabupaten Banjar. Portal
Bappeda juga berusaha berinovasi dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung e-
Government dengan aplikasi e-Planning, e-Letter, e-Usulan, Usulan SKPD dan Webgis.
Maksud dari aplikasi usulan SKPD dalam web portal adalah agar Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) yaitu RKA murni atau RKA perubahan tidak lagi di bahas
dalam kurun waktu yang sangat pendek. Bappeda Kabupaten Banjar bisa menjadi dapur
perencanaan Kabupaten Banjar, serta kembali ketugas pokoknya yaitu mengatur akan
tetapi dalam artian bukan menguasai dari semua perencanaan pembangunan di
Kabupaten Banjar karena titik pangkal pembangunan adalah Bappeda dimana didapat
19
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
dari hasil proses masukan-masukan SKPD dan Bappeda akan menyusun kegiatan
sebagai pendukung program yang sudah ditetapkan.
2. Rapat Evaluasi Triwulan Tahun 2013
Rapat Evaluasi Program
Pembangunan Triwulan tahun 2013
Kabupaten Banjar, merupakan agenda
rapat rutin yang dilaksanakan setiap 3
(tiga) bulan sekali. Rapat tersebut
dipimpin oleh Kepala Bidang Pendataan
Litbang dan Pelaporan yang digelar untuk
menilai sampai sejauhmana pelaporan
penggunaaan anggaran dalam Pelaporan
Fisik dan Keuangan yang telah
dilaksanakan oleh setiap SKPD di Kabupaten Banjar.
Berdasarkan bentuknya , ada 2 (dua) jenis laporan yang harus dilaporkan setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu laporan bulanan dan laporan triwulan
yang berupa Laporan bulanan Realisasi Fisik dan Keuangan per SKPD yang setiap
bulannya harus diserahkan ke Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Banjar serta Laporan triwulan Realisasi Fisik dan Keuangan yang harus disampaikan
ke Bappeda Kabupaten Banjar.
Pada kegiatan tersebut dapat diketahui SKPD-SKPD mana saja yang
mengumpul dan belum mengumpulkan laporannya serta SKPD dengan realisasi
terendah dan tertinggi. Dalam pelaksanaan laporan realisasi fisik dan keuangan harus
disampaikan tepat waktu agar tidak terjadi keterlambatan dalam proses pelaporan
selanjutnya yang akan diserahkan tingkat propinsi dan pusat. Serta diperlukan adanya
keseimbangan antara kegiatan yang telah direncanakan dengan pelaporan hasil kegiatan
agar tercapai dengan target yang diinginkan.
3. Rapat Koordinasi Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran
(TEPPA)
20
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
TEPPA berfungsi sebagai bahan evaluasi dan percepatan realisasi belanja daerah
dan perkembangan pengadaan barang/jasa disetiap provinsi dan kabupaten dimana
aplikasi tersebut akan ditutup setiap tanggal 10 jam 12:59 setiap bulannya.
Arahan-Kepala BAPPEDA kab. Banjar H.M. Rusdi,ST, MT memberikan arahan dalam acara
rapat TEPPA
Rapat Koordinasi Tim Jaringan Penelitian (Jarlit) Kabupaten Banjar tahun 2013
adalah rapat koordinasi yang melibatan Bappeda Kabupaten Banjar, Dinas Pendidikan,
Dewan Pendidikan Kabupaten Banjar. dan Kemenag Kabupaten Banjar.
21
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Sejak tahun 2012 jatah dana penelitian untuk Kabupaten Banjar dari Kementerian
Pendidikan jatah penelitian sebesar 30 juta yang dilaksanakan oleh Departemen
Kementerian Pendidikan melalui FKIP Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM),
kemudian di tahun 2013 ini dari beberapa usulan penelitian yang di ajukan yang
disetujui adalah penelitian pendidikan universal.
Kegiatan Rakor Tim Jaringan Penelitian (Jarlit) tahun 2013 menghasilkan
susunan keanggotaan tim Jarlit kabupaten Banjar tahun 2013 yaitu:
Pembina : Bupati Kabupaten Banjar
Pengarah : Sekda Kabupaten Banjar
Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten Banjar
Sekretaris : Kepala Bidang Pendataan Litbang dan Pelaporan Bappeda Kabupaten
Banjar
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Sekertaris Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kasubid Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kasubag Program Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar
Kepala Bidang Sosbud Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubbag Program Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubid Evaluasi dan Pelaporan Bappeda Kabupaten Banjar
Kasubid Budaya Agama dan Pariwisata Bappeda Kabupaten Banjar
Kasi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kabupaten Banjar
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Banjar
Kabid Data Litbang Kabupaten Banjar
Ketua PGRI Kabupaten Banjar
Anggota komisi IV (tokoh Pendidikan)
Akademisi UNLAM
Unsur staf Bappeda Kabupaten Banjar
22
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5)
Angka Harapan Hidup Kabupaten Banjar dari tahun ketahun terus mengalami
kenaikan. Tahun 2008 yang semula 64,62 naik menjadi 64,93 pada tahun 2009
kemudian pada tahun 2010 naik lagi menjadi 65,25. Dan pada tahun 2011 terus
mengalami kenaikan hingga mencapai 65,68 tahun. Bila dibandingkan dengan angka
provinsi Kalimantan Selatan yang hanya mencapai 63,17 tahun, maka AHH Kabupaten
Banjar ini masih relatif lebih tinggi.
Angka Melek Huruf di Kabupaten Banjar dari tahun 2008sekitar 95,99 dan pada
tahun 2009 AMH nya sedikit agak tinggi yaitu 96,02 persen. Sementara itu di tahun
2010 sedikit mengalami peningkatan menjadi 96,03 persen dan pada tahun 2011 sedikit
mengalai kenaikan menjadi 96,06 persen, dibandingkan dengan Provinsi Kalimantan
Selatan, untuk tahun 2011 Angka Melek Huruf 96,14 persen, sedikit lebih rendah dari
AMH Kabupaten Banjar.
Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banjar dari tahun 2008 sampai tahun
2009 keadaannya sama yaitu 7,10 tahun, pada tahun 2009 sedikit naik menjadi 7,16
tahun dan pada tahun 2010 menjadi 7,25 dan pada tahun 2011 naik menjadi 7,26
Artinya pada tahun 2011 rata-rata penduduk Kabupaten Banjar yang berusia 15 tahun
ke atas mengeyam bangku sekolah selama 7,26 tahun. Yang artinya rata-rata penduduk
Kabupaten Banjar berpendidikan sampai dengan kelas 1 SMP. Kondisi ini
menggambarkan program wajib belajar sembilan tahun belum membuahkan hasil yang
maksimal.
Dari hasil pengolahan data Susenas 2011, diperoleh gambaran bahwa
pengeluaran riil perkapita di Kabupaten Banjar dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan walaupun nilainya tidak terlalu besar. Pada tabel 4 di atas dapat dilihat pada
tahun 2008 pengeluaran riil perkapitanya adalah 639,84 ribu rupiah pertahun, kemudian
pada tahun 2009 mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi 641,64 ribu rupiah, pada
tahun 2010 sebesar 643,94 ribu rupiah per tahun. Sedangkan hasil penghitungan tahun
2011 pengeluaran riil perkapita mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi 645,99 ribu
rupiah pertahunnya, jika dibandingkan dengan angka Provinsi Kalimantan Selatan
(640,73 ribu rupiah) maka pengeluaran riil penduduk Kabupaten Banjar sedikit lebih
tinggi.
Pada tahun 2008 IPM Kabupaten Banjar tercatat sebesar 70,16 persen. Angka ini
mengalami sedikit kenaikan menjadi 70,52 persen pada tahun 2009, di tahun 2010
mencapai 70,94 persen dan terus mengalami peningkatan menjadi 71,28 persen di tahun
2011.
Berdasarkan kriteria dengan capaian IPM selama kurun waktu 2008-2011 yaitu
70,16 pada tahun 2008 dan terus naik hingga tahun 2011 mencapai 71,28 maka
Kabupaten Banjar menurut Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNDP masuk dalam tingkatan status atau
24
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
kategori kinerja pembangunan manusia Menengah Atas yaitu dengan capaian IPM di
antara 66 79,99.
Untuk mencapai peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperlukan
berbagai strategi dasar yaitu :
a) Bidang Kesehatan
Strategi yang dilakukan dengan mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang
bermutu, mudah, dan terjangkau bagi golongan masyarakat.
b) Bidang Pendidikan
strategi yang dilakukan dengan menyelenggarakan program pendidikan dasar yang
memadai (berdasarkan kuantitas dan kualitas) bagi semua lapisan masyarakat.
c) Bidang Ekonomi
Strategi yang dilakukan dengan membuka akses masyarakat yang seluas-luasnya
terhadap kegiatan ekonomi masyarakat (pro growth, pro job, pro poor, dan pro
environment).
Berdasarkan hal tersebut program percepatan pembangunan manusia harus
dilakukan secara bertahap, terintergrasi dan berkelanjutan dengan menetapkan
target/sasaran dari sejumlah indikator (kesehatan, pendidikan dan ekonomi) dengan
melibatkan seluruh stake holders kemudian menyusun program dan menetapan alokasi
anggaran, kemudian melakukan evaluasi tahunan terhadap capaian dari program yang
dibuat, melakukan penyesuaian dan penajaman program secara berkelanjutan.
Indikator Makro Kabupaten Banjar terdiri dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Pertumbuhan Berkualitas, Ketenagakerjaan dan Angka Pengangguran.
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha
dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilakan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan
harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai
tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu
sebagai tahun dasar penghitungannya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari berbagai indikator yaitu :
a. Nilai PDRB
Yaitu kemampuan mengelola SDA dan SDM dan kinerja produksi
b. PDRB perkapita
Yaitu pendekatan mengukur tingkat kemakmura penduduk
c. Distribusi Persentase
Yaitu kontribusi sektor/sub sektor (struktur ekonomi) yang menggambarkan
ketergantungan daerah terhadap sektor ekonomi
d. Indeks Perkembangan
Yaitu perkembangan selama priode dari tahun dasar hingga tahun berjalan.
e. Laju Pertumbuhan
25
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
26
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
OUTPUT
No Sektor Nominal
%
(Juta Rp)
1 Perdagangan Hotel & Restoran 2,294,071 21,79
2 Pertanian 2,177,811 20,68
3 Pertambangan & Penggalian 1,768,431 16,79
4 Industri Pengolahan 1,156,060 10,98
5 Jasa-Jasa 1,135,825 10,79
6 Kontruksi 820,425 7,79
7 Angkutan & Komunikasi 751,881 7,14
8 Keuangan & Jasa Perusahaan 348,023 3,31
9 Listrik & Air Minum 77,211 0,73
TOTAL 10,529,737 100,00
Sumber ;BPS Kabupaten Banjar Data 2011
27
Harga Berlaku
No Kecamatan
2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Aluh-Aluh 4,32 4,20 4,31
2 Beruntung Baru 2,95 2,96 3,13
3 Gambut 5,38 5,25 5,39
4 Kertak Hanyar 4,32 4,28 4,34
5 Tatah Makmur 1,72 1,72 1,76
6 Sungai Tabuk 6,68 6,63 6,80
7 Martapura Kota 14,50 14,31 14,41
8 Martapura Timur 4,13 4,14 4,23
9 Martapura Barat 3,38 3,40 3,47
10 Astambul 5,62 5,54 5,68
11 Karang Intan 8,15 8,50 8,62
12 Aranio 5,06 4,98 4,83
13 Sungai Pinang 5,03 5,00 4,77
14 Paramasan 3,00 3,02 2,94
15 Pengaron 3,90 3,89 3,87
16 Sambung Makmur 3,10 3,10 3,02
28
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Pada Estimasi tahun 2012 semua sektor tumbuh positif, dengan pertumbuhan
tertinggi dari sektor jasa-jasa sebesar 8,85 % dan pertembuhan terendah dari sektor
pertambangan & Penggalian sebesar 4,45%. Dengan demikian pertumbuhan PDRB
tahun 2012 mencapai 6,32%.
29
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada gigi yang paling sering diderita oleh
masyarakat Indonesia. Prevalensi karies gigi pada balita di beberapa negara cukup
tinggi. Kendala umum di Indonesia adalah jumlah dokter gigi dan perawat gigi yang
masih sangat kurang, dimana hanya berjumlah 5,05 dokter gigi dan 3,68 perawat gigi
per 100.000 penduduk. Oleh karena itu, diperlukan pengintegrasian cara pencegahan
karies gigi dini atau ECC pada balita ke dalam sistem kesehatan primer yang sudah ada,
salah satunya adalah dengan menggunakan kartu evaluasi yang bentuknya seperti Kartu
Menuju Sehat (KMS), kartu evaluasi untuk mengukur risiko karies gigi yang diberi
30
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
nama Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS) dari setiap balita yang akan diisi oleh Kader
Posyandu pada Meja 4 di Posyandu.
Selain itu jumlah dokter gigi dan perawat gigi yang masih sangat kurang,
kemudian Perilaku Kebersihan Mulut (Oral Hygiene Behavior) yang mempengaruhi
risiko terjadinya keparahan karies gigi balita, yaitu dengan cara menyikat gigi secara
rutin masih rendah, dan kesadaran serta motivasi ibu dalam meningkatkan status
kesehatan gigi dan mulut masih rendah, serta pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemeliharaan kebersihan gigi susu agar tidak terjadi gigi berlubang masih rendah,
karena hingga saat Ibu-Ibu masih berpendapat bahwa gigi susu tidak penting, karena
nantinya akan diganti oleh gigi tetap. Selama ini di dalam pelaksanaan program
kesehatan di Posyandu yang dilakukan Kader antara lain mengisi Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk status gizi seorang balita, sehingga dalam rencana menurunkan risiko
karies gigi pada balita akan dilakukan pengukuran risiko karies dini gigi susu pada
balita dengan menggunakan Kartu Menuju Gigi Sehat (KMGS).
Berdasarkan data tahun 2007, Kabupaten Banjar merupakan salah satu dari 5
kabupaten dengan angka pengalaman karies (skor DMF-T) tertinggi dibandingkan
dengan kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Selatan. Rata-rata tiap orang di
Kabupaten Banjar memiliki hampir 8 gigi dengan karies, yang berarti lebih tinggi dari
rata-rata nasional yaitu sebanyak 5 gigi. Data ini dapat diasumsikan sebagai gambaran
umum kasus karies gigi pada anak di wilayah Kabupaten Banjar.
8. Penyusunan Masterplan E-Goverment Kabupaten Banjar
Pada saat ini Indonesia tengah mengalami
perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara
fundamental, dari sistem kepemerintahan yang otoriter
dan setralistik menuju ke sistem kepemerintahan yang
demokratis, dan menerapkan perimbangan kewenangan
31
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
pusat dan daerah otonom. Perubahan yang tengah terjadi tersebut menuntut
terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan
perubahan secara efektif. Sistem manajemen pemerintah yang selama ini merupakan
sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang, harus
dikembangkan menjadi sistem manajemen organisasi jaringan yang dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.
Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjanjikan efisiensi, kecepatan
penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Oleh karena itu
dalam era otonomi daerah untuk mewujudkan pemerintahan yang good government
salah satu upayanya dengan menggunakan tehnologi informasi dan komunikasi atau
yang lebih populer disebut e-government.
Seiring dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih transparan dan akuntabel, peranan tehnologi informasi dan
komunikasi dirasakan semakin kuat untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut.
Agar pencapaian sasaran dalam periode beberapa tahun mendatang dapat lebih terarah,
tentunya diperlukan sebuah Rencana Strategis Tehnologi Informasi (Information
Technology Strategic Plan) sebagai acuan pengembangan aplikasi sistem informasi dan
insfrastruktur tehnologi informasi. Dengan memiliki sebuah acuan yang komfrehensif,
diharapkan kegiatan pengembangan aplikasi sistem informasi dan insfrastruktur
tehnologi informasi akan benar-benar berlandaskan pada analisis yang menyeluruh
tentang kebutuhan bisnis dan potensi tehnologi yang bisa dimamfaatkan serta susunan
yang telah ditetapkan.
Perkembangan teknologi informasi menjadi sangat pesat dibandingkan dengan
bidang-bidang lainnya. Perkembangannya juga banyak menimbulkan perubahan
paradigma dalam banyak bidang, termasuk didalamnya adalah paradigma penanganan
instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini
dimungkinkan karena teknologi ini bisa menyebarkan informasi sangat cepat, dan
kecepatan yang ada kemudian dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang
semakin meningkat, selaras dengan tujuan pemerintah Kabupaten Banjar saat ini.
Pada tahun 2003, pemerintah telah mengeluarkan arahan melalui Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
e-government, dimana setiap Kepala Daerah diamanatkan untuk mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-
masing guna terlaksananya pengembangan e-government secara nasional.
Dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa pengembangan e-goverment
merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang
berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik
secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan
sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalisasikan pemamfaatan tehnologi informasi. Pemamfaatan tehnologi
informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :
32
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
elektronis;
b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses
secara mudah dan murah oleh masyarakat.
Untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat memenuhi harapan yang
diinginkan dan juga dapat saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya
(interoperabilitas), maka diperlukan adanya sebuah e-strategi yang mengatur tentang
infrastruktur komunikasi data dan informasi, infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi
meta data, pengembangan sumber daya manusia, dan kelembagaan.
Bappeda Kabupaten Banjar memiliki peran dalam melakukan koordinasi dan
percepatan implementasi e-government di Kabupaten Banjar. Oleh karena itu Bappeda
bekerjasama dengan Fakultas MIPA UNLAM dalam penyusunan Masterplan E-
Goverment Kabupaten Banjar, karena Bappeda dapat mengusulkan beberapa inisiatif
kebijakan dan prosedur-prosedur yang dapat dijadikan acuan utama dalam
pengembangan e-government di lingkungan pemerintah Kabupaten Banjar. Agar
kebijakan dan panduan tersebut dapat diadaptasi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) secara lebih sistematik dan terpadu, kebijakan-kebijakan tersebut perlu dibuat
dalam bentuk dokumentasi peraturan Daerah yang lebih terperinci dan memudahkan
SKPD mengikuti tahapan-tahapan kunci yang memungkinkan hasil yang ingin dicapai
dapat lebih terukur.
Dasar pemikiran di atas, kegiatan ini mencoba membantu pemerintah Kabupaten
Banjar mewujudkan e-government menuju good governance dengan Kajian Master
Plan e-government tahap awal dalam pengembangan e-government di Kabupaten
Banjar. Kajian master plan e-government berisikan rekomendasi tentang kondisi
eksisting di bidang TIK dan rekomendasi pengembangan e-government berdasarkan
kondisi eksisting tersebut. Dengan kajian master plan e-government ini maka akan
menjadi e-strategi sebagai persiapan dalam pengembangan Master Plan e-government
di Kabupaten Banjar.
Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mewujudkan pemerintahan kabupaten
banjar yang good governance dengan perencanaan yang terarah dan berkesinambungan
serta memiliki landasan berpijak bagi penerapan e-government yang komprehensif,
efisien, dan efektif di lingkungan pemerintah Kabupaten Banjar. Kajian Master Plan
tentang e-government diharapkan dapat mengetahui kondisi eksisting dan e-strategi
persiapan pengembangan standarisasi dan Master Plan e-government.
Adapun sasaran kegiatan adalah tersusunnya informasi yang komprehensif
mengenai:
Kondisi eksisting dan implementasi e-government di Kabupaten Banjar saat ini;
Berbagai peluang dan tantangan penerapan e-government di Kabupaten Banjar;
E-strategi dalam pengembangan Master Plan e-goverment di kabupaten banjar.
33
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
34
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Statistik (BPS) dalam menyusun standarisasi harga barang dan jasa di Kabupaten
Banjar bersama SKPD-SKPD terkait lainnya.
Selain itu penyusunan Standar Harga Barang dan Jasa di tahun 2013 beberapa
hal umum telah dilakukan surveinya kemudian maksud tujuan rapat pendahuluan ini
untuk mengadopsi semua masukan masukan mengenai Standar Harga Barang dan
Jasa masing masing SKPD yang harus dimasukkan dalam Standar Harga Barang dan
Jasa yang akan di SK kan oleh Bupati.
35
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
BIDANG
36
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Tahun Anggaran 2013 dana yang dialokasikan sebesar 400 juta per kecamatan,
pelaksanaan Program Investasi Kecamatan (PIK) berdasarkan kebutuhan yang
mendesak disertai dengan kesepakatan POKJA dan pengrankingan program kegiatan
yang sesuai keperluan dan kesepakatan bersama. Pengawasan terhadap pelaksanaan
program kegiatan akan dimaksimalkan guna menghasilkan pembangunan yang sesuai
dengan perencanaan dan lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Tahap perencanaan PNPM-PISEW diarahkan sebagai wujud pelaksanaan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) sebagaimana tertuang dalam UU No. 25
tahun 2004 tentang SPPN. Usulan dalam kegiatan partisipatif dalam PNPM-PISEW
akan dapat mengisi dan menjadi bagian dari pelaksanaan Rencana Strategis Daerah
(Renstrada) dari masing-masing kecamatan penerima program.
38
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
41
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
43
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
44
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
45
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
47
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Sebagai langkah dari proses akhir setelah melalui rangkaian FGD masing-
masing kawasan adalah konsultasi publik yang diadakan di masing-masing kawasan.
Hal ini sebagai pemenuhan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Penataan Ruang, dimana konsultasi publik merupakan bentuk pelibatan masyarakat
dalam penyusunan rencana tata ruang sebagai bentuk parcipatory planning, yang
memenuhi syarat inklusif dan mampu menjaring aspirasi masyarakat. Serta
48
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
tersusunnya pengembangan pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah
Perkotaan (BWP), yaitu sebagai berikut :
49
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
50
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
52
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
53
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Secara keseluruhan baik regular maupun replikasi sampai tahun 2012 berjumlah
62 desa dan ditahun 2013 dianggarkan dari sumber dana APBN untuk 8 desa dan 2
desa dari dana APBD kabupaten Banjar ditambah 3 desa replikasi.
Pembentukan Panitia Kemitraan Program Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan (AMPL) Kabupaten Banjar tahun 2013 Dilatarbelakangi dari surat
Kementerian Pekerjaan Umum yang mengharuskan untuk dibentuknya kepanitiaan
yang berkaitan dengan Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)
Kabupaten Banjar tahun 2013.
Salah satu prosedur yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan Pamsimas Jilid II
adalah pembentukan panitia kemitraan yang diangkat oleh tim koordinasi AMPL
kabupaten/kota dimana komposisi 4 orang dari pemerintah daerah dan 5 orang dari non
pemerintah daerah.
Berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat, susunan Panitia Kemitraan (Pakem)
adalah sebagai berikut :
Ketua : M. Sadiq, SE (Bappeda Kab. Banjar)
Wakil Ketua : Harniah, ST (Dinas Perkim)
Sekertaris : Erlinda Sari (BPMPD)
Anggota : Hj. Irmawati, SKM (Dinkes)
M. Fahri, S.AP (BP-SPAM)
Drs. Syahminan (Praktisi)
Hj. Martasiah (Praktisi)
Ismail HAR (Pokmas)
Setelah Panitia Kemitraan (Pakem) terbentuk, pemantapan desa sasaran
Pamsimas Kabupaten Banjar tahun 2013 dilakukan dengan sistem jemput bola
dilapangan, dan telah tersusun satu short list (daftar pendek). Short list Desa Sasaran
Pamsimas Tahun 2013 tersebut disampaikan kepada tim Pokja AMPL, dari 21
proposal desa masuk yang dihasilkan dari sistem jemput bola oleh tim kemudian
kembali dikurangi menjadi 15 desa sasaran yang benar-benar serius, setelah itu
penganalisaan proposal serta survey di lapangan yang dilakukan oleh konsultan maka
dihasilkan 10 desa sasaran yang benar-benar memenuhi syarat baik incame-incase dan
lainnya dengan menggugurkan 5 desa yang masih kurang dalam persyaratannya. Short
list 10 desa sasaran tersebut yaitu :
8 (delapan) desa dengan menggunakan dana APBN :
1) Belimbing Lama
54
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
2) Hakim Makmur
3) Madu Rejo
4) Antaraku
5) Lok Tunggul
6) Belimbing Baru
7) Pasar Baru
8) Baliangin
Dan 2 (dua) desa replikasi yang menggunakan dana APBD yaitu: (1). Pulau Nyiur; dan
(2). Pasar Lama.
7. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banjar
Tahun 2013-2017
Pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman baik di perkotaan maupun
pedesaan pada hakekatnya untuk mewujudkan
kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera
serta berkelanjutan. Permukiman merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah
wajib memberikan akses kepada masyarakat
untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan
berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana
dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan
ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) dalam pelaksanaannya
melalui tahapan-tahapan FGD seperti Review Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) dengan pembahasan Sektor Pengembangan Permukiman yang
dilakukan dengan konsep pengembangan :
Rumah Siap Huni (RSH)
a) Pengendalian dan penataan perkembangan perumahan di 5 kawasan utama
(Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Gambut, Tatah Makmur, Martapura);
b) Penyediaan PSD perumahan yang memadai;
c) Pengembangan sistem infrastruktur yang terpadu dan dan terintegrasi seperti
IPAL skala kawasan, TPST/TPSA, pengendalian banjir, dll;
d) Pengembangan sistem jaringan jalan poros antar perumahan untuk mengatasi
kemacetan;
e) Penyiapan kawasan permukiman baru dengan dukungan penyediaan PSD
55
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
57
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
Kabupaten Banjar yang layak huni, sehat, aman, serasi, dan teratur merupakan maksud
utama dalam penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar Tahun 2013.
Sama halnya dengan pelaksanaan RDTR dalam kegiatan Penyusunan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Banjar
Tahun 2013 juga diperlukan FGD-FGD yang membahas tentang perumusan tujuan dan
kebijakan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten
Banjar serta materi-materi pembahasan lainnya. Dengan adanya FGD diharapkan
mampu menghasilkan dokumen yang bisa memandu SKPD teknis terkait dengan
mempertajam strategi, mendeliniasi kawasan permukiman.
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
menjembatani antara spatial plan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM). SPPIP juga bertujuan untuk
tersedianya kawasan permukiman yang sehat, aman, nyaman, layak, dan produktif
untuk mendorong pertumbuhan daerah berdasarkan potensi kawasan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya SPPIP mempunyai kebijakan pertama, Menuntaskan
masalah permukiman kumuh; kedua, Pengembangan kawasan permukiman baru
(sesuai dengan tata ruang); ketiga, Penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman; dan keempat, Mendorong kerjasama antar daerah
10. Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Kabupaten Banjar Tahun 2013
Dilatarbelakangi Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang telah memprioritaskan penataan
ruang Kawasan Strategis Kabupaten
(selanjutnya disebut KSK), dengan
pengembangan KSK dari sudut pandang
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan yang dilatar belakangi oleh kepentingan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi-sosial-budaya-fungsi dan daya dukung lingkungan diberbagai daerah serta
mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah. Kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan KSK Banjar didasari oleh kepentingan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya mampu memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di wilayah yang
diamati belum merata. Pendekatan KSK Kabupaten Banjar diharapkan dapat berfungsi
sebagai penggerak pembangunan di kawasan tersebut dan penggerak bagi
58
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Fisik 2013
Prasarana
60
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
BIDANG
Himpunan kegiatan bidang Sosial dan Budaya di tahun 2013 ini diwarnai
dengan kegiatan Pendamping Dalam Kunjungan Tim Penggerak PKK Ke Desa Binaan,
Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten
Banjar, Monitoring Program Keluarga Harapan (PKH).
Berikut ini hasil rangkaian publikasi kegiatan Bidang Pendataan Litbang dan
Pelaporan yang terangkum sebagai berikut :
1. Pendamping Dalam Kunjungan Tim Penggerak PKK Ke Desa Binaan
Pemerintah Kabupaten Banjar
berusaha meningkatkan masyarakat desa
baik dari segi pembangunan dan
kesejahteraan perekonomian, salah satunya
adalah program pemberdayaan desa
melalui program Desa Binaan Ramai-
ramai Turun Rakyat Sejahtera atau yang
disingkat Debi Ratu Raja.
Melalui tim Debi Ratu Raja Pemerintah Kabupaten Banjar bersama Satuan
Perangkat Kerja Daerah (SKPD) salah satunya Bappeda, dan didukung Tim Penggerak
PKK setempat saling bersinergi dalam membangun dan memberdayakan seluruh
potensi desa terutama potensi alam maupun sumber daya manusia agar dapat
dikembangkan sehingga mampu mendorong peningkatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat setempat.
Pelaksanaan desa binaan dan percontohan ini dimaksudkan agar desa yang
menjadi binaan tersebut dapat melaksanakan kegiatan pemerintahan desa sesuai
peraturan yang berlaku. Sedangkan tujuannya agar desa tersebut bisa menjadi
percontohan bagi desa-desa lainnya dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pembinaan dari Pemkab terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan desa serta upaya pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan perekonomian keluarga (kegiatan PKK) yang dipimpin langsung oleh
ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar seperti memberdayakan Tanaman Obat
Keluarga (Toga), serta tanaman menghadilkan seperti pinang, dll
61
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan Debi Ratu Raja agar pemerintah desa
dapat mengetahui bagaimana penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik dan benar,
serta agar SKPD dapat mengetahui kekurangan-kekurangan serta keterbatasan yang
dimiliki oleh pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan baik
pengembangan dan kemasyarakatan di pedesaan.
2. Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK)
Kabupaten Banjar
Selain mengamanatkan pembentukan
TNP2K di tingkat pusat, Perpres No. 15 tahun
2010 juga mengamanatkan pembentukan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) di tingkat Provinsi dan
Kabupaten Kota. Tim ini merupakan tim lintas
sektor dan lintas pemangku-pemangku
kepentingan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan
Kota untuk melakukan percepatan
penanggulangan kemiskinan di masing-masing tingkat daerah yang bersangkutan.
Struktur kelembagaan dan mekanisme kerja TKPK kemudian diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 42 tahun 2010.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Banjar
dibentuk dibawah tanggung jawab pemimpin daerah, dalam hal ini bupati Kabupaten
62
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
Sekretariat
Ketua : Sekretaris Bappeda
Wakil Ketua : Sekretaris BPMPD
Anggota : Kabid Sosbud Bappeda
Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda
Kabid Pemerintahan Desa dan Kelurahan
Kabid Pemerintahan, Kelembagaan, Kemasyarakatan
Kasubag Kesejahteraan Sosial bagian Kesra
Kasubbid Data Penelitian dan Pengembangan Bappeda
Kasubbid Permukiman Pengairan Komunikasi dan LH Bappeda
Kasubbid Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan
Kasubbid Agama, Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata
Kasubbag Program Bappeda
Staf Subbid Kesehatan Kependudukan Kesra dan Pemerintahan
Staf Subbid Agama, Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata
Kelompok Program dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) Kabupaten Banjar yaitu :
Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga
Ketua : Asisten III
Wakil Ketua : Kepala Dinas Sosial
Anggota : Kepala Dinas Pendidikan
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Ketua : Kepala BPMPD
Wakil Ketua : Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten
Banjar
Anggota : Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha
Ekonomi Mikro dan Kecil
Ketua : Asisten II
Wakil Ketua : Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Anggota : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
64
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
65
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
Angka riil tingkat kemiskinan terbesar adalah kecamatan Aluh-Aluh setelah itu
kecamatan Sungai Tabuk dan kecamatan Martapura Kota dan ini merupakan sebuah
angka pasti yang dipakai dalam penanggulangan kemiskinan RTS kabupaten Banjar.
Oleh karena itu ketiga kecamatan di Kabupaten Banjar ini akan mendapat perlakuan
khusus oleh provinsi Kalimantan Selatan.
Strategi dalam penanganan penanggulangan kemiskinan bisa dilakukan seperti
SKPD menjalin mitra dengan tokoh masyarakat, alim ulama dan pengusaha di daerah
dalam penanggulangan kemiskinan didaerahnya dan melihat data berdasarkan by name
by address agar apa yang dilakukan tepat sasaran dan melihat peluang usaha atau
kebijakan apa yang tepat untuk di laksanakan di daerah.
Salah satu dari misi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banjar adalah menuju
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan visi kabupaten Banjar Sejahtera Mandiri
Islami. Sehingga sangat diharapkan kelompok yang menjadi sasaran yaitu sebesar
4.204 (sangat miskin) dapat dinaikkan statusnya dan mencegah yang 8.243 (hampir
miskin) agar jangan turun statusnya menjadi miskin.
66
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
67
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
Seluruh program PNPM dan SKPD harus bersinergi supaya tidak terjadi tumpang
tindih dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Dengan bersinerginya program kegiatan
dalam upaya penanggulangan kemiskinan maka akan meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), mengurangi pengangguran, peningkatan produk
domestik regional bruto (PDRB) serta pertumbuhan perekonomian yang meningkat
sehingga pembangunan dapat mensejahterakan masyarakat.
a. Rapat Koordinasi dan Monitoring Program Keluarga Harapan (PKH)
Faktor kemiskinan masyarakat yang
terjadi di negara kita merupakan PR bagi
pemerintah dalam melaksaanakan
kebijakan-kebijakan publik yang
menyangkut kesejahteraan masyarakat.
Kemiskinan yang terjadi karena banyaknya
popolasi penduduk Indonesia yang tidak
sesuai dengan ruang kesempatan kerja sehingga menjadi faktor utama penyebab
kemiskinan. Dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
kebijakan publik di bidang perlindungan sosial, sejak Tahun 2007, Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diarahkan pada
upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Pemerintah
Daerah (Pemda) mempunyai peranan penting dalam penanggulangan kemiskinan sejak
pelaksanaan otonomi daerah pada 2001. Sejumlah kebijakan pelayanan publik yang
secara langsung memengaruhi kehidupan masyarakat sejak itu diserahkan ke tangan
pemerintah daerah. Dalam penanggulangan kemiskinan perlunya kontribusi semua
pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Daerah, dalam upaya bersama-sama
untuk mengurangi kemiskinan.
Berdasarkan hasil data PPLS tahun 2011 jumlah penduduk miskin kabupaten
Banjar berada pada angka 20,184 dari 506 ribu jiwa dengan tiga kecamatan terendah
yaitu kec. Aluh-Aluh (2.816 kk), kec. Sungai Tabuk (2.334 kk), dan kec. Martapura
Kota (2.075 kk). Sehingga dengan demikian ditargetkan RPJM untuk penanggulanngan
kemiskinan sebesar 3 %. Secara nasional capaian target PKH tahun 2012 sebesar
1.516.000 RTSM dan untuk target di tahun 2013 sebesar 2.400.000 RTSM dan 2014
sebesar 3.000.000 RTSM.
68
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
69
Bidang Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Sosial 2013
Budaya
hanya akan diberikan kepada RTSM yang telah terpilih sebagai peserta PKH dan
mengikuti ketentuan yang diatur dalam program. Program ini juga menyentuh sampai
kecamatan pelosok seperti Paramasan yang berada cukup jauh dari Kabupaten Kota.
Berdasarkan data yang ada di Dinas Sosial, jumlah penerima PKH di Kabupaten Banjar
tahap pertama ada 12.000 penerima.
Hingga tahun 2011, basis bantuan PKH adalah rumah tangga. Mulai tahun 2012
dan selanjutnya dimasa yang akan datang, basis bantuan PKH akan diarahkan pada
Keluarga, bukan Rumah Tangga. Hal ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa
keluarga adalah satu unit sangat relevan dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu keluarga adalah unit yang relevan
dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Beberapa keluarga dapat
berkumpul dalam satu rumah tangga yang mencerminkan satu kesatuan pengeluaran
konsumsi.
71
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
BIDANG
EKONOMI
72
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
73
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
74
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
Kepala BAPPEDA Kabupaten Banjar H.M. Rusdi, ST. MT, memaparkan upaya-upaya
untuk peningkatan produktifitas karet lokal Kab. Banjar
75
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
Jumlah
Satuan Jumlah
Jenis Tanaman Tanaman Produksi Kwintal
(pohon/Ha) Pohon
Berproduksi
77
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
ketiga subsektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet. Dengan prooduksi sebesar
844,626 ton tersebut, menempatkan Indonesia sebagai negara produsen kakao terbesar
kedua dunia setelah Pantai Gading, diikuti Ghana pada urutan ketiga.
Tabel 1. 9 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunan Kakao
78
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
79
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
Latar belakang dilaksanakannya Master Plan batu aji adalah (1) semakin
berkurangnya Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) batu aji dimana jumlah UMKM
berdasarkan hasil survey kini tersisa 6 pengrajin yang masih menggeluti kerajinan batu
aji di Martapura; (2) menurunnya keuntungan karena meningkatnya harga bahan baku
dan biaya produksi (listrik, Upah, dll) sedangkan harga penjualan belum bisa
diitingkatkan terlalu tinggi; (3) wisatawan maupun konsumen lebih memilih produk
cendramata yang lebih menarik dan praktis.
Master Plan batu Aji atau perencanaan yang menyeluruh (komprehensif) dan
terpadu (integratif) terhadap potensi kerajinan batu aji merupakan sebuah kajian
pengembangan yang dilakukan dengan menggunakan metode (i) telaah pengalaman
dari daerah lain; (ii) melakukan diskusi terbatas secara informal dengan melibatkan
berbagai pihak yang kompeten di bidang industri kreatif; khususnya batu aji; (iii) survei
dengan wawancara mendalam langsung kepada pelaku usaha atau masyarakat selaku
konsumen; (iv) pendekatan analisis SWOT; AHP dan Volue Chains.
Sasaran dari penelitian master plan batu aji yaitu :
1) Terwujudnya usaha perekonomian masyarakat yang berdaya saing tinggi
2) Terwujudnya peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat
3) Terciptanya tata kelola perekonomian daerah yang responsif dan adaptif.
Master plan diharapkan dapat meningkatkan industri kecil dan menengah
khususnya kerajinan batu aji, meningkatkan arus perdagangan, serta dapat
mengembangkan usaha ekonomi masyarakat.
4. Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam Kabupaten Banjar
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
khatulistiwa. di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan
Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan wilayah
teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam.
Disamping itu kekayaan alam yang
berlimpah, jumlah penduduk yang besar
dengan penyebaran yang tidak merata,
pengaturan tata ruang yang belum tertib,
masalah penyimpangan pemanfaatan
kekayaan alam. keaneka ragaman suku,
agama, adat, budaya, golongan pengaruh
globalisasi serta perrnasalahan sosial lainnya
yang sangat komplek mengakibatkan wilayah Negara Indonesia rnenjadi wilayah yang
80
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
memiliki potensi rawan bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara lain:
gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah longsor, angin ribut, kebakaran
hutan dan lahan serta letusan gunung api. Secara umum terdapat peristiwa bencana
yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan saat ini peristiwa bencana menjadi lebih
sering terjadi dan silih berganti, misalnya dari kekeringan kemudian kebakaran, lalu
diikuti banjir dan longsor.
Tidak berbeda halnya dengan negara-negara lain, Indonesiapun rawan terhadap
berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi, transportasi, gangguan ekologis,
biologis serta kesehatan. Serangan teroris juga merupakan ancaman yang sudah terbukti
menimbulkan bencana nasional.
Sementara itu penanganan bencana di Indonesia cenderung kurang efektif. Hal
ini disehabkan oleh berbagai hal, antara lain paradigrna penanganan bencana yang
parsial, sektoral dan kurang terpadu, yang masih memusatkan tanggapan pada upaya
pemerintah, sebatas pemberian bantuan fisik. dan dilakukan hanya pada lase
kedaruratan.
Perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia, yaitu pelaksanaan kebijakan
otonomi daerah serta semakin terlibatnya organisasi non-pemerintah telah
menimbulkan perubahan mendasar pada sistem penanganan bencana.
Kebijakan otonomi daerah ditujukan untuk memberdayakan pemerintah daerah
dan mendekatkan serta mengoptimalkan pelayanan dasar kepada masyarakat, sekaligus
mengelola sumber daya dan resiko bencana yang melekat pada kebijakan ini sering
dipahami hanya sebagai keleluasaan untuk memanfaatkan sumberdaya tanpa dibarengi
kesadaran untuk mengelola secara bertanggung jawab.
Pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah_ daerah
sering kali tidak diiringi dengan pengalihan tanggung jawab pelayanan dan
perlindungan kepada masyarakat. Akibatnya pada aat bahaya menjadi bencana
tanggapan daerah cenderung larnbat dan seringkali mengharapkan tanggapan langsung
dan pemerintah pusat. Keadaan ini menjadi semakin rumit apabila bencana tersebut
meliputi lebih dari satu daerah. Di lain pihak, pada saat terjadi bencana, kurangnya
koordinasi antar tataran pemerintah menghambat pemberian tanggapan yang cepat,
optimal dan efektif.
Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah dalam
perlindungan rakyat, oleh karenanya rakyat mengharapkan pemerintah untuk
melaksanakan penanganan bencana sepenuhnya. Dalam paradigma baru, penanganan
bencana adalah suatu pekerjaaan terpadu yang melibatkan masyarakat secara aktif.
81
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
Pendekatan yang terpadu semacarn ini menuntut koordinasi yang lebih baik diantara
semua pihak, baik dari sektor pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat, badan-badan
internasional dan sebagainya.
Kabupaten banjar merupakan salah satu daerah diprovinsi kalimantan selatan
yang memiliki daerah dengan potensi terjadinya bencana alam. Oleh karena itu
berdasarkan berdasarkan permendagri No. 33 tahun 2006 yang menegaskan bahwa
bahwa secara geografis Indonesia adalah daerah rawan bencana yang disebabkan oleh
alam dan ulah manusia yang berpotensi menimbulkan korban jiwa. Pengungsian,
kerugian harta benda, dan kerugian dalam bentuk lain yang tidak ternilai, sehingga
perlu dilakukan upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan melalui kegiatan
mitigasi bencana. Dalam kegiatannya akan dibuat peta kawasan rawan bencana untuk
masing-masing kejadian bencana tersebut yang kemudian disusun rencana
pengendalian rawan bencana.
Dilihat dari potensi bencana yang ada, Kabupaten Banjar merupakan daerah
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang lumayan tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan
dan lahan. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan
(collateral hazard).
Di samping potensi bahaya utama, Kabupaten Banjar juga memiliki potensi
bahaya ikutan (collateral hazard potency) yang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator misalnya likuifaksi, persentase bangunan yang terbuat dari kayu, dan
kepadatan bangunan. Potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency) ini cukup tinggi
terutama di daerah perkotaan yang memiliki kepadatan, persentase bangunan kayu
(utamanya di daerah pemukiman kumuh perkotaan).
Berbagai potensi bencana di kabupaten banjar tersebut adalah sebagai berikut :
a) Bencana banjir
Bencana banjir dikabupaten banjar sering
diakibatkan oleh jumlah curah hujan yang tinggi
sehingga mengakibatkan debit air di sungai riam kanan,
sungai riam kiwa dan sub das barito hilir bertambah
tinggi dan berdampak banjir pada daerah sepanjang
aliran sungai dan daerah rendah lainnya.
Selain penyebab tersebut banjir juga disebabkan oleh faktor-faktor teknis
lainnya seperti pendangkalan sungai, terdapatnya bangunan dalam sungai,
82
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
terjadinya perubahan pembangunan lahan bagian hulu, serta drainase yang tidak
optimal.
b) Tanah longsor
Gerakan tanah atau tanah longsor merusakkan
jalan, pipa dan kabel baik akibat gerakan dibawahnya
atau karena penimbunan material basil longsoran.
Gerakan tanah yang berjalan lambat menyebabkan
penggelembungan (tilting) dan bangunan tidak dapat
digunakan. Rekahan pada tanah menyebabkan fondasi bangunan terpisah dan
menghancurkan utilitas lainnya didalam tanah. Runtuhan lereng yang tiba-tiba
dapat menyeret permukiman turun jauh dibawah lereng.
Runtuhan batuan (rockfalls) yang berupa luncuran batuan dapat menerjang
bangunan-bangunan atau permukiman dibawahnya. Aliran butiran (debris flow)
dalam tanah yang lebih lunak, menyebabkan aliran lumpur yang dapat mengubur
bangunan permukiman, menutup aliran sungai sehingga menyebabkan banjir, dan
menutup jalan. Liquefaction adalah proses terpisahnya air di dalam pori-pori tanah
akibat getaran sehingga tanah kehilangan daya dukung terhadap bangunan yang
ada diatasnya sebagai akibatnya bangunan akan amblas atau terjungkal.
c) Kebakaran Lahan
Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor
alam yang berupa cuaca yang kering serta faktor
manusia yang berupa pembakaran baik sengaja
maupun tidak sengaja. Kebakaran ini akan
menimbulkan efek panas yang sangat tinggi sehingga
akan meluas dengan cepat. Kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan
lingkungan, jiwa dan harta benda.
Dampak lebih lanjut adalah adanya asap yang ditimbulkan yang dapat
mengakibatkan pengaruh pada kesehatan terutama pernafasan serta gangguan
aktivitas sehari-hari seperti terganggunya jadwal penerbangan. Tebalnya asap juga
dapat rnengganggu cuaca.
d) Angin puting Beliung
Tekanan dan hisapan dan tenaga angin meniup
selama beberapa jam. Tenaga angin yang kuat dapat
merobohkan bangunan. Umumnya kerusakan dialami
83
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Bidang 2013
Ekonomi
oleh bangunan dan bagian yang non struktural seperti atap, antene, papan reklame
dan sebagainya.
e) Konflik
Konflik adalah suatu yang tidak terhindarkan. Konflik melekat erat dalam
jalinan kehidupan. Oleh karena itu. hingga sekarang dituntut untuk memperhatikan
dan meredam kepanikan terhadap konflik.
Merebaknya euphoria reformasi, demokratisasi dan otonomi daerah yang
diwarnai dengan berbagai masalah yang kompleks dan multi dimensional telah
melahirkan konflik-konflik baru.
Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam adalah identifikasi potensi bencana
sepert diatas yang timbul diwilayah kabupaten banjar. Kegiatan tersebut berdasarkan
permendagri No. 33 tahun 2006 tentang pedoman umum mitigasi bencana yang
selanjutnya akan dibuat peta kawasan rawan bencana untuk masing-masing kejadian
bencana tersebut yang kemudian disusun rencana pengendalian rawan bencana.
Tujuan dari Penyusunan Daerah Rawan Bencana Alam adalah sebagai berikut :
a) Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana;
b) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam
menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan bencana;
c) Mengetahui yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika ada bencana;
d) Pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman
bencana.
Dilihat dari potensi bencana yang ada, Kabupaten Banjar merupakan daerah
dengan potensi bahaya (hazard potency) yang lumayan tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kebakaran hutan
dan lahan. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan
(collateral hazard).
Di samping potensi bahaya utama, Kabupaten Banjar juga memiliki potensi
bahaya ikutan (collateral hazard potency) yang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
indikator misalnya likuifaksi, persentase bangunan yang terbuat dari kayu, dan
kepadatan bangunan. Potensi bahaya ikutan (collateral hazard potency) ini cukup tinggi
terutama di daerah perkotaan yang memiliki kepadatan, persentase bangunan kayu
(utamanya di daerah pemukiman kumuh perkotaan)
84
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang
NON BIDANG
85
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang
berdasarkan kedisiplinan seperti apel pagi dan sore, kinerja serta absensi sehari-hari
dll
2. Kerja bakti di Lingkungan Bappeda Kabupaten Banjar
Kegiatan kerja bakti dilaksanakan oleh seluruh staf
dan dipimpin langsung oleh kepala bappeda kabupaten
banjar dilingkungan kantor Bappeda Kabupaten Banjar
dalam Penilaian Pertama (P1) Adipura grade Kota
Martapura Kabupaten Banjar mendapatkan
nilai 73,71. Dengan demikian Kab. Banjar
hanya membutuhkan sedikit nilai lagi untuk
mendapatkan Adipura untuk tahun kedua yang hanya
memerlukan nilai 0,29. Kegiatan kebersihan ini tak hanya
dilingkungan Bappeda Kabupaten Banjar saja akan tetapi
seluruh lingkungan SKPD Kab. Banjar yang berada di wilayah penilaian yaitu Kec.
Martapura Kota.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pembersihan parit, lumut, serta pemberian
pupuk pada tanaman di halaman Bappeda Kabupaten Banjar. Kebersihan ini juga
bertujuan untuk menciptakan kantor Bappeda yang bersih, indah, nyaman
(BERIMAN). Dengan dikerahkannya pegawai dalam kegiatan kebersihan tersebut juga
untuk bisa mewujudkan budaya dan semangat bersih yang pada dasarnya merupakan
satu kebutuhan dan tanggung jawab semua pihak, sekaligus sebagai contoh akan
pentingnya budaya bersih, karena pada dasarnya masalah kebersihan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga kewajiban segenap elemen
masyarakat.
3. Pertemuan Bulanan Persatuan Dharma Wanita Bappeda Kabupaten Banjar
Pertemuan bulanan dilaksanakan untuk menjalin silaturahmi antara anggota
Dharma Wanita, Dharma Wanita Bappeda Kabupaten Banjar yang diselenggarakan
setiap sebulan sekali yang dihadiri Pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan
Bappeda Kabupaten Banjar, istri-istri karyawan dan Karyawati Bappeda Kabupaten
Banjar.
86
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang
Dalam kegiatan tersebut selain silaturahmi juga diisi dengan berbagai macam
acara seperti demo masak dan pemberdayaan lewat pelatihan kerajinan tangan (Bros
dan kain perca, dll) serta ceramah. Acara tersebut dipimpin oleh Kepala Bappeda
Kabupaten Banjar Hj. Salwa Roselianti Rusdi
4. Peringatan Isra Miraj Bappeda kabupaten Banjar
Tujuan acara memperingati Isra Miraj
adalah sebagai sarana untuk menghubungkan
umat dengan sejarah umat itu sendiri dan
sebagai sarana untuk mengenalkan sejarah
kepada umat. Acara yang ini sendiri dimulai
dengan pembacaan syair Maulid Habsy
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan
ceramah. Tentang Isra Miraj yang merupakan
peristiwa penting bagi Islam dimana Nabi
Muhammad SAW, menjalani suatu peristiwa
perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsa kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha
untuk menerima perintah menjalankan shalat 5 waktu, serta pentingnya shalat karena
adalah yang wajib bagi orang Islam dan akan lebih baik apabila dilakukan berjamaah
dan pentingnya silaturahmi dalam Islam.
87
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang
Halal Bihalal keluarga besar bappeda kabupaten banjar digelar dalam rangka
rangka silaturahmi pada perayaan hari raya Idul Fitri 1434 H. acara ini diharapkan bisa
menumbuhkan rasa kebersamaan dan silaturahmi serta dapat meningkatkan semangat
baru dalam bekerja.
6. Bappeda Kabupaten Banjar dalam peringatan hari jadi Kabupaten Banjar
ke-63
Dalam rangka menyambut hari jadi
Kabupaten Banjar yang ke-63 yang tahun ini
mengambil tema Tingkatkan Persatuan dan
Kemandirian Membangun Kabupaten Banjar yang
Sejahtera dan Islami serta bertepatan pula dengan
momentum hari jadi Kalimantan Selatan dan hari
kemerdekaan RI yang ke-68. Bappeda Kabupaten
Banjar serta instansi-instansi lainnya turut
berpartisipasi dalam memeriahkan berbagai kegiatan yang digelar oleh Pemkab Banjar
salah satunya dengan membuka stand pameran pada Banjar Expo yang digelar di Ruang
Terbuka Hijau (RTH) alun-alun Ratu Zaleha Martapura dari tanggal 14 19 Agustus
2013.
Untuk memeriahkan acara hari jadi tersebut bappeda kabupaten banjar juga
berpartisipasi dalam kegiatan turnamen persahabatan sepakbola segi empat bertempat
di stadiun Demang Lehman Indrasari, oleh tim-tim berasal dari unsur Pemkab Banjar
yang dimotori oleh Bupati Kabupaten Banjar Sultan Haji Khairul Saleh, para
88
Himpunan Kegiatan Bappeda Kabupaten Banjar Tahun
Non 2013
Bidang
Muspida, Camat se-Kabupaten Banjar , serta PWI Kalsel dengan hasil skor final
pertandingan dimenangkan oleh Pemkab Banjar 2-1 atas PWI Kalsel.
Selain itu bappeda juga mengikuti kejuaraan tenis meja yang dilangsungkan di
gedung juang serta mengikuti lomba masak yang diikuti seluruh kepala instansi/SKPD
di kabupaten banjar bertempat di alun-alun RTH Ratu Zaleha martapura.
89