PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Menejeman Manufaktur
2. Untuk mengetahui apa tujuan dari manajemen manufaktur
3. Untuk mengetahui klasifikasi sistem manufaktur
1
BAB 2. PEMBAHASAN
seperti : waktu produksi, ongkos, dan utilitas mesin. Aktivitas sistem manufaktur
termasuk perancangan, perencanaan, produksi, dan pengendalian. Fungsi lain di
luar sistem manufaktur, yaitu: akuntansi, keuangan, dan personel.
2
b. Assemble to Order (ATO)
2. Volume Produksi
Bedworth & Bailey, 1987 mengklasifikasikan sistem manufaktur menjadi
3 kategori, yaitu:
a. Produksi Massa
b. Produksi Batch
c. Produksi Job Shop
3. Aliran Produksi
Fogarty et al. (1991) mengklasifikasikan sistemmanufaktur berdasarkan
aliran proses menjadi 2 tipe disain manufaktur tradisional, yaitu:
a. Fixed Site (Project)
b. Flow Shop
4. Tata letak (Layout)
Layout didalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah,
layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan
elemenelemen atau unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dll)
menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Di sini
diperlukan pertimbangan ketika sedang mendesain suatu infomasi yang seefektif
mungkin. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar
menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.
Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :
a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
3
b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
1) Tata Letak Proses (process layout) /tata letak fungsional penyusunan tata letak
dimana alat yang sejenis atau mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam
bagian yang sama. Misalnya mesin-mesin bubut dikumpulkan pada daerah yang
sama, sedemikian pula mesin-mesin potong diletakkan pada bagian yang sama
seperti dalam gambar di bawah ini:
4
Mesin-mesin ini tidak dikhususkan untuk produk tertentu melainkan dapat
digunakan untuk berbagai jenis produk . Model ini cocok untuk discrete
production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat
jenis produk yang berbeda. Jenis tata letak proses dijumpai pada bengkel-bengkel,
rumah sakit, universitas atau perkantoran.
Kelebihan Kelemahan
5
Gambar 2.5 Tata Letak Produk
Kelebihan Kelemahan
6
6. Dapat menggunakan mesin khusus
atau otomatis
c. Tata Letak Posisi Tetap (fixed positon lay out) dipilih karena ukuran, bentuk
ataupun karakteristik lain menyebabkan produknya tidak mungkin atau sukar
untuk dipindahkan. Tata letak seperti ini terdapat pada pembuatan kapal lautm
pesawat terbang, lokomotif atau proyek-proyek konstruksi
Kelebihan Kelemahan
7
4. Dapat memberikan kebanggaan proses yang tinggi
pada pekerja karena dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaan 5. Memerlukan koordinasi dalam
penjadwalan produksi
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua kegiatan operasional dalam perusahaan haruslah didasarkan pada
standar-standar yang berupa prosedur dan rencana yang disusun dalam rangka
8
mencapai sasaran yang diharapkan dalam pengelolaan perusahaan umumnya dan
pengelolaan bidang operasional khususnya. Dalam bidang manufacturing, sasaran
yang diharapkan adalah tepat jumlah, tepat mutu, tepat dari hasil produksi/operasi,
dan dengan biaya rendah.
Oleh karena itu pelaksanaan manejemen manufacturing dalam suatu
perusahaan, haruslah menunjang pencapaian sasaran tersebut, terutama dapat
memperoleh keyakinan bahwa fungsi manufacturing telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berupa rencana atau standar yang digunakan, dan bila
terjadi penyimpangan, saran-saran apa yang dapat dilakukan untuk
memperbaikinya.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://dokumen.tips/documents/materi-pti-klasifikasi-sistem-manufaktur.html
9
Nasution, Arman Hakim. Manajemen Industri. 2006. ANDI OFFSET :
Yokyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Muhammad%20Ali,
%20ST.,M.T./Materi%201%20Manajemen%20dan%20Organisasi.pdf
http://1octo.wordpress.com/2012/02/16/sekilas-tentang-manajemen-
industri/
10