Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Teknik ( S-1 )
Pada Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
Disusun oleh :
Nama : Firman Febyansyah
Nim : 01300 - 051
Jurusan : Teknik Mesin
LEMBAR PEMGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
MSME,Ph,D)
LEMBAR PEMGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang saya buat dan
susun ini merupakan hasil pemikiran serta karya saya seorang. Tugas Akhir ini
tidak dibuat oleh pihak lain baik alat maupun skripsi dari alat itu sendiri, kecuali
Firman Febyansyah
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
Penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi kurikulum jurusan Teknik
kepada. setiap Mahasiswa Teknik Mesin. Penulisan dan penyusunan Tugas Akhir
ini juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Strata Satu. (S-1).
Pneumatik Pada Mesin Bor Pneumatik". Bahasan yang diambil secara umum
meliputi komponen - komponen alat tersebut serta teori dasar tentang alat itu
sendiri. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penhargaan
1. Bpk. Ir. Yuriadi Kusuma Msc, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
akhir
3. Bpk. Ir. Rully Nutranta, M.eng Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
5. Bapak dan Mama yang selalu memberikan bantuan baik spiritual maupun
6. Bang Iwan yang telah banyak membantu baik saran dan tenaganya untuk
8. Andika Rayanti orang spesial yang selalu menyupot dan setia menemani.
9. Haryadi, ST, M. Nur, ST, kimung, tanpa kalian penulis ga bakal bisa
10. Rekan - rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang secara langsung
Semoga amalan ibadah dan amalan yang telah diberikan tersebut mendapat
pahala yang setimpal dan Allah SWT. Penulis menyadari kendati telah
kesalah- kesalahan yang melekat pada penulisan Tugas Akhir ini. Meskipun
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
i. Hukum Pascal....................................................................... 8
i. Silinder ................................................................................. 16
i. PLC....................................................................................... 35
ii Togel .................................................................................... 44
BAB IV PERHITUNGAN
i Kompresor ........................................................................... 50
ii Valve ................................................................................... 51
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI
A Luas penampang m2
D Diagram dalam m
Aliran turbulain
h Head loss m
L langkah keja m
Re Bilangan reynold.
ABSTRAK
merancang bangun sebuah alat mesin bor pneumatik berbasis PLC, Yang
dilengkapi dengan sensor untuk menditeksi objek benda kerja. Berdasarkan dari
A. pada silinder I
BAB I
PENDAHULUAN
Di jaman yang serba modern dan teknologi yang semakin canggih, maka
diperlukan suatu alat penunjang yang memenuhi segala kriteria yang dibutuhkan
oleh pasar sehingga alat tersebut akan berguna dan berfungsi dengan baik di
pasaran.
Dengan melihat kondisi negara kita. yang sangat jauh terfingal dibidang
teknologi maka kita hendaknya memaksimalkan potensi yang ada untuk mengejar
membuat alat mesin bor dengan sistem pnuematik. Dimana material yang, akan
dibor dengan menggunakan mesin bor pneumatik ini hasilnya sempurna. Dengan
material yang dibor lebih akurat dibandingkan mesin bor manual dan
lebih cepat dibandingkan dengan yang manual dan memperbanyak hasil material
yang didapat.
Dalam penulisan tugas akhir ini akan dibatasi pada sistem pneumatik yang
akan digunakan untuk pembuatan mesin bor dengan sistem pneumatik dengan
A. Metode Penulisan
1. Penelitian kepustakaan
2. Penelitian lapangan
3. Diskusi
B. Metode Perhitungan
langsung di lapangan sebagai dasar perhitungan yang tidak lepas dari pembatasan
masalah.
Dalam tugas akhir ini disusun beberapa bab, sedemikian rupa sehingga
dapat dengan mudah dimengerti dan mencapai target yang diharapkan, adapun
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penelitian.
BAB IV PERHITUNGAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR
Kata pneumatik berasal dari bahasa pneu yang berarti napas atau udara
dan kata matik yang berarti gerakan. Jadi pneumatik adalah udara mampat yang
mampat.
Pneumatik merupakan salah satu cabang dari teori Aliran atau Mekanika
Fluida yang menitik beratkan perhatiannya pada aliran udara melalai saluran-
saluran seperti : pipa, selang dan sebagainya serta aksi dan penggunaan udara
mampat. Udara yang digunakan dalam pneumatik adalah udara yang ada disekitar
kita, dalam prakteknya udara yang digerakan harus dimampatkan dahulu sebelum
dipindahkan ke dalam ruang tempat yang relatif berukuran lebih kecil sehingga
menghasilkan udara mampat yang dapat berkerja pada suatu sistem pneumatik.
mengenai udara yang bergerak. Keadaan dan syarat keseimbangan udara pada
disebut kompresor dan di mampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai
tekanan lebih tinggi (8-15 bar) masuk kedalam sebuah rangkaian pneumatik.
tenaga yang dihasilkan adalah tenaga listrik. Adapun hal-hal yang harus
2. Pengaruh panjang dan kekasaran dingin pipa atas hambatan aliran gas.
3. Mengurangi hambatan aliran gas pada suatu benda secara garis besar
fisika khususnya mengenai udara yang bertekanan. Dibawah ini adalah beberapa
1. Hukum Paskal
2. Hukum Boyle
3. Hukum Bernouli
[ i ] Hukum Pascal.
suatu penampang fluida statis yang berada pada bejana tertutup akan diteruskan
kesemua bagian fluida tersebut. Hal ini berlaku juga, jika fluida berupa udara
yang bertekanan. Hukum yang dikemukakan ini dikenal sebagai hukum pascal
Keterangan :
P = Tekanan = N/m2
Bila sebuah piston terdapat luas A dan pada piston lain terdapat luas A2
maka pada bagian piston dengan luas A1, akan menghasilkan gaya Fl, sedangkan
pada piston dengan luas A2, akan menghasilkan gaya F2 persamaan dari kalimat
ini adalah :
F1XF2 F1 F
P2 = atau P2 = = ................ (2)
A1 A1 A
Keterangan :
Pada gambar 2.2.1.A Luas penampang, A1, Lebih kecil dari pada luas
penampang A2, demikian juga gaya yang dihasilkan Fl, lebih kecil dari pada yang
dihasilkan F2.
Pada gambar 2.2.1.13 adalah tekanan udara yang berasal dari kompresor
masuk ke dalam pipa penyambung pada piston A2, akan bergerak. Hal ini
[ ii ] Hukum Boyle
temperatur yang konstan, tekanan pada gas berbanding lurus dengan volumenya.
Boyle (konstan).
V V
P2 = P1 x 1 atau V2 = P1 x 1 ........................... ( 3 )
V2 P2
Keterangan :
V1 = Volume awal : m3
V2 = Volume akhir : m3
p1 1 2 p 2
z1 + + = z2 + 1 + .................................. (4)
2g 2g
digunakan untuk menghasilkan suatu kerja atau tenaga. Hal ini dimungkinkan
roda, serta penyemprot cat, selain itu juga dapat kita lihat pada rem kendaraan
disamping itu proses produksi yang dilaksanakan secara manual pun sering
udara dari atmosfir, Kemudian dimampatkan dan. disimpan dalam tabung atau
mengisap udara atau gas untuk menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari
katup pneumatik serta tabung pneumatik atau aktuator seperti diagram berikut :
logika untuk mengendalikan kerja pneumatik atau sistem tenaga fluida lainnya.
Sistem logika ini banyak dipakai karena dapat dioperasikan pada beberapa
Sistem logika ini sebenarnya sudah lama digunakan dalam industri, tapi
sirkuit elektronik mudah terjadi kerusakan akibat beban listrik yang melebihi
atas rangkaian DAN (AND), ATAU (OR), TIDAK (NOT), MEMORI, TIME,
[ i ] Rangkaian AND
Dalam rangkaian AND atau DAN ini, kita misalkan ada beberapa masukan
melalui katup A, B dan C yang dipasang secara seri untuk memberikan keluaran
D Bila masukan hanya ada A atau B atau C saja maka keluarannya tidak ada,
artinya keluaran hanya akan dihasilkan bila A dan B dan C ada masukan.
[ ii ] Rangkaian OR
Yang dimaksud dengan rangkaian OR adalah bila ada masukan baik itu
Rangkaian NOT dapat dilihat pada gambar berikut, keluaran C tidak ada
jika katup A atau B atau keduanya diberikan pada posisi on, tetapi keluaran C
akan ada j ika katup dalam posisi tidak ditekan atau off.
[ iv ] Rangkaian Memori
pada keadaannya semula. Pada memori tak terbatas, perintah dari isyarat
Pada Memori terbatas, isyarat yang diberikan akan memberikan pada suatu
Rangkaian Memori tak terbatas dapat dilihat pada gambar 2.4.4, yang
mana rangkaian memiliki dua buah keluaran yaitu C dan D sedangkan pengaturan
keluaran akan melalui C dan bila katup B ditekan maka keluaran akan melalui D.
Dengan rangkaian ini dapat memberikan rangkaian bolak balik dengan menekan
[ i ] Sifinder
silinder gerak ganda. Pada silinder gerak tunggal udara mampat dimasukan pada
salah satu sisi torak dari silinder, sedangkan pada sisi lain ditahan oleh pegas
ringan yang tidak membutuhkan gaya serta gerak linier yang besar.
Pada silinder gerak ganda terdapat lubang penghubung pada kedua sisinya.
Bila udara mampat dimasukan melalui lubang bagian belakang, maka torak akan
bergerak positif sedangkan udara pada bagian muka maka torak akan bergerak
negatif dan udara pada bagian belakang torak di buang melalui lubang bagian
belakang. Dengan demikian akan diperoleh gerak bolak-balik yang dapat diatur.
(Newton per meter persegi) dikalikan luas penampang torak ( meter ), atau dapat
F =PXA
A = x r2
P = Tekanan (Newton/m2)
[ ii ] Katup
semula. Untuk itu dalam sistem pneumatik ini dibutuhkan katup yang dapat
berkerja bolak-balik, dengan kata lain katup dalam sistem ini berfungsi untuk
pengoperasian katup yang berbeda pula sesuai dengan pemakaiannya dalam suatu
4. Katup Selenoid
Katup ini biasanya digunakan pada tabung silinder dengan gerak tunggal,
dimana udara mampat hanya dimasukan pada salah satu sisinya. Katup ini terdiri
dari tiga lubang masing-masing sebuah lubang menerima, suplai udara mampat,
sebuah lubang untuk dihubungkan ke silinder serta sebuah lubang ke tiga untuk
tempat lewatnya udara dad dalam tabung ke udara bebas bila katup tertutup.
Detail dari katup tiga lubang dapat diterangkan sebagai berikut, bila katup
tombol ditekan maka torak kecil akan bergerak ke bawah sehingga memungkin
kan udara mencalir dari lubang 1 dan keluar dari lubang 2, kemudian jika tombol
dilepas kembali pegas akan mendorong kembali torak kecil dan menutup suplai
udara dari lubang 1. Torak kecil ini bagian dalamnya berlubang, sehingga angin
lubang, untuk itu digunakan katup lima lubang yang pada hakekatnya sama
dengan dua buah katup tiga lubang yang digabung menjadi satu.
Untuk menggambarkan detail dari katup ini kita ambil contoh katup lima
lubang dengan mekanisme tuas atau lever yang memiliki mekanisme penyekat
berupa sebuah poppet yaitu semacam tabung dengan sebuah piringan kecil
dibagian bawahnya yang berlapis cincin karet. Mekanisme penyekat ini memiliki
sebuah spool, yaitu semacam tabung yang terbuat dari logam paduan yang ringan
dan empat buah cincin keret penyekat yang melilit pada spool dengan selang yang
teratur. Tuas digunakan untuk mengatur posisi spool. Tuas pengatur dapat juga
Bila tuas dalam posisi on, maka udara masuk ke dalam katup melalui
silinder bergerak positif Sementara udara yang terdorong dari torak keluar dari
silinder dan masuk kelubang 4 kemudian dibuang melalui lubang 5. Bila tuas
digeser keposisi off maka spool juga akan bergeser sehingga udara mampat masuk
dari 1 dan diteruskan kelubang 4 sehingga torak silinder bergerak negatif Udara
yang terdorong oleh torak keluar dari lubang 2 dan dibuang melalui lubang 3.
serta pegas untuk pembalik. Cara kerja katup ini hampir sama dengan katup lima
pegas pembalik . Bila udara bertekanan yang meskipun redah diberikan pada
lubang dimana diafragma berbeda, maka melalui lubang 1, jika diafragma kembali
[ iv ] Katup Selenoid
diperlukan aliran listrik. Katup selenoid ini dapat berupa katup tiga lubang atau
katup lima lubang. Detail dari katup ini dapat digambarkan sebagai berikut : bila
arus listrik di alirkan pada kumparan selenoid maka sebuah armatur yang
suplai udara utama akan terbuka. Bila arus listrik dilepaskan maka armatur akan
adalah pelaksanaan penggerakan translasi dan rotasi yang kokoh dengan tenaga
yang kasar, serta ketelitian dari peralatan udara mampat yang kontruksinya
semakin baik sehingga suatu perkerjaan hampir tidak memerlukan perawatan dan
berikut :
1. Aman
tanpa udara.
Berat alat ringan jika dibandingkan dengan mesin elektrik jauh lebih kecil
perbandingan beratnya
a. Bersih meskipun ada kebocoran pipa, benda kerja tidak akan menjadi
kotor.
b. Kering meskipun ada kerusakan pipa, benda kerja tidak akan ada
a. Tidak memerlukan saluran balik karena udara bekas dibuang begitu saja.
6. Dapat Bergerak
Udara dapat bergerak bebas melalui selang statis dan dapat membersihkan
a. Dengan katup pengatur arus kecepatan dan gaya dari nilai minimum.
terbatas.
Fluida murah karena menyangkut energi (udara adalah gratis yang mudah di
debu.
sepenuhnya.
sendiri.
14. Pengawasan
tekanan kerja dan gaya komponen udara mampat bila menggunakan PLC
18. Tidak perlu pendingin fluida kerja udara tidak perlu ganti sehingga
menghemat biaya
menguntungkan jika :
c. Kecepat besar.
b. Gangguan Suara.
Karena fluida yang dipakai berasal dari kompresor mengalir keluar maka
c. Kelembaban Udara.
d. Terjadi Pembekuan.
Pembekuan dapat tedadi sampai menjadi air ada pemuaian tiba-tiba, dan
Untuk gaya yang besar pada suhu tekanan di butuhkan diameter torak yang
besar.
Terutama pada jaringan udara mampat yang besar dan luas, dimana sering
keterbatasan. Jalan keluar yang harus dilakukan dari kekurangan ini adalah
- Ganguan Suara
- Kelembaban Udara.
kotoran.
BAB III
komponen - komponen utama yang terdapat dalam mesin bor sistem, pneumatik
ini, rangka pada mesin terbuat dari besi yang ringan tetapi kuat serta tahan karat
dan korosi.
Untuk menjaga agar harga mesin ini cukup terjangkau dengan masyarakat
maka rangka mesin ini di desain sesederhana mungkin sehingga material yang
estetikanya.
criteria yaitu :
system.
Box panel terbuat dari plat seng dengan ketebalan 0,4 mm, box panel ini
- PLC
- Riley
- Kontaktor
- Sekring ( puese)
- Pressure gauge
- Pressure regurator
- Tombol Power
- Tombol stop
- Tombol start
Setelah bahan, tersedia (besi hollow dan lembaran plat dan seng ) dipotong
sesuai ukuran yang diperlukan, juga digunakan papan kayu sebagai alas atau
penopang dan komponen mesin bor, pneumatik lainnya, plat - plat besi tersebut di
Besi ini dipilih karena dalam proses pengelasan lebih mudah dan sesuai
dengan kebutuhan karena besi cukup kuat menahan beban yang berat sedangkan
untuk dudukan silinder pneumatic dan mesin bor menggunakan papan kayu yang
telah dibaut dengan rangka, yaitu dengan ketebalan 12 mm, papan ini dipilih
karena selain kuat juga mudah didapat dan harganya juga relatif murah.
Papan kayu ini memiliki kekuatan yang cukup untuk menerima beban
yang diberikan oleh sislinder pneumatik dan mesin bor. Pada landasan diberikan
plat untuk dudukan rangka hal ini dilakukan untuk memudahkan dan
memindahkan alat tersebut, selain bal itu plat ini juga dapat dengan mudah
yang satu dengan komponen yang lainnya. Proses ini menggunakan mesin las
listrik bukan las karbit, dengan demikian akan didapatkan kualitas penyambungan
yang baik. Jenis sambungan yang banyak dilakukan adalah sambungan sudut
(filled weld).
dengan yang lainnya yang diperuntukan sebagai rangka dan frame alat.
Penyambungan antara pelat sebagai tahanan dan dudukan mesin bor, dan dudukan
panel lainnya.
satu dengan yang lainnya yang diperutukan untuk menyambung pelat tersebut
sebelumnya ada beberapa lubang yang lebih dulu ditap untuk membuat alur.
Pengeboran dilakukan dengan kecepatan putar sebesar 3 80 rpm dan feeding 0,18
Baut yang digunakan pada alat ini menggunakan berbagai macam jenis
baut yang memiliki berbagai ukuran tergantung dari pada elemen mesin yang
[ i ] PLC
berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.
memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang
sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun
yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi
akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri dari beberapa subproses
dimana subproses
umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian adalah proses
process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak. [Ref 6 ; 68]
1. Sifat kerja controlled device nya pada wired logic bersifat spisifik atau
2. Skala control pada wired logic hanya mencakup skala kecil dan medium
saja sedangkan pada PLC dapat bekerja pada skala medium dan luas.
4. Perawatan pada wired logic sangat sulit sedangkan pada PLC mudah.
PLC ini dalam berbagai jenis kegiatan industri antara lain sebagai berikut :
ahli yang tersedia masih sangat terbatas sehingga hasil yang diinginkan
2. Karena jenis/tipe PLC sangat tergantung dari Negara asal PLC tersebut
tidak ada standar bahasa yang baku meskipun tujuannya sama, sehingga
perlu adanya adaptasi penggunaan PLC yang satu dengan yang lain yang
PLC dengan Panel control (peralatan Input dan Output) maka untuk
Mata bor adalah salah satu dari mesin perkakas yang paling sederhana
yang digunkan dalam produksi dan pekerjaan ruang perkakas. Pengeboran adalah
membuat lubang pada sebuah obyek ( benda kerja ). Perancangan alat ini
menggunakan jenis mesin bor tegak, mempunyai mekanisme hantar daya untuk
pengeboran putar.
Tegangan : 220 V
Frekucns,. : 50 Hz
Berat : 5 kg
[ i ] Sensor Photodektrik
[ ii ] Photoelektrik Retroreflektif
hanya menjadi satti tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya yang
bersangkutan. Apabila cahaya tidak diterima oleh penerima maka sensor ini akan
aktif Jarak lensa terhadap sensor tergantung jenis dan besar lensa serta spesifikasi
sensor.
berhadapan. Sensor ini merupakan sensor yang terjauh jarak jangkauannya. Bila
objek lewat memotong jalur maka sensor aktif Jarak antara pemancar dan
diatur oleh operator. Bentuk objek bidik ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
melingkari sebuah batang besi, dan akan menghasilkan gaya medan magnet jika di
dalam kumparan kawat tersebut dialid tegangan listrik. Sehingga batang besi yang
berada di dalam kumparan tersebut akan menjadi bersifat magnet selama tegangan
listrik masih mengalir dalam lilitan kumparan kawat. Karena batang besi tersebut
sudah bersifat magnet, sehingga dapat menarik benda yang terbuat dari besi juga
Dalam hal ini memiliki sifat Normaly Close. Yang berarti pada kondisi
awalnya pintu telah tertutup apabila solenoid tersebut dialiri arus listrik, karena
medan magnet menarik pintu besi. Selenoid akan terbuka apabila arus listrik
terputus.
P P
I I
N N
T T
U U
Kumparan
dengan inti
besi lunak
[ v ] Kompresor Udara
sehingga menjadi sumber tenaga penggerak aktuator, kompresor udara ini cocok
untuk kebutuhan kecil dan untuk tekanan pemempatan tinggi. Sedangkan pada
kompresor piston sangat cocok untuk alat mesin bor pneumatik ini, berdasarkan
tekanan kerja, kapasitas dan cara menggerakan pada umumnya kompresor yang
[ vi ] Kompresor Piston/Torak
katup masuk (katup hisap) yang biasanya terbuka secara otomatis, kemudian.
sehingga udara mampat terdorong kesaluran mampat melalui katup keluar (katup
untuk kebutuhan akan tekanan udara yang relatif tinggi maka silinder yang
dirancang dengan susunan seri sedangkan untuk kebutuhan akan kapasitas aliran
dengan kapasitas terbatas. Hal tesebut dengan asumsi bahwa ledakan dapat
Dalam pembuatan alat mesin bor dengan sistem pneumatik ini digunakan
berikut :
Tekananan : 8 Pa
Power : 1,5 kW
Kapasitas : 0,175 ml
Mata Bor adalah pahat yang membuat lubang pada objek atau benda kerja.
Pada umunmya mata bor terdapat tepi pabat pada ujung web yang
menghubungkan kedua pemotong. Alat ini menggunakan mata bor ukuran sebagai
berikut :
Rials : 0,00476 m
3.8 Pneumatik
berikut:
Diameter : 20 mm
Langkah : 20 mm
3.9 Selang
hingga silinder kerja ganda dapat bekerja. Selang tersebut membutuhkan kurang
lebih 10 m dan berdiameter luar 5mm dan diameter dalam 3 mm, dan yang dibawa
masuk ke selang dari kompresor menuju rangkian pneumatic sampai silinder kerja
mengalir dan silinder kerja ganda dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan,
udara bertekanan dan mengatur kerja rangkaian. Pada sistem pneumatik ini terdiri
1. Katup Kontrol
2. Togel
3. Nepel
[ i ] Katup Kontrof
piston juga untuk mengatur debit udara yang masuk kedalam aktuantor dengan
bisa dipotong tersendiri dalam rangkaian atau langsung pada saluran aktuator
[ ii ] Togel
memutuskan aliran udara. Togle mempunyai peranan yang sangat penting, udara
keluar dari kompresor dapat dihentikan dan dihentikan melalui togle. Rangkaian
[ iii ] Nepel
kerja yang sudah terpasang di plat. Penyambung yang kita gunakan sangat ada 3
jenis, dua buah penyambung bentuk L yang berfungsi sebagai penyambung selang
selang, dari power menuju valve dan diteruskan ke limit switch dan penyambung
bentuk lurus yang berfungsi menyambung dari selang menuju selang atau selang
Katup kontrol kecepatan adalah penghambat allran selain itu katup ini juga
dilengkapi dengan sebuah katup check menutup dan mengeluarkan aliran udara
pada arah aliran yang akan mengatur kecepatan kerja silinder. Sehingga dengan
demikian hanya bisa mengalir melalui penampang yang telah diatur pada arah
berlawanan, udara bisa mengalir secara bebas melalui katup check yang terbuka,
alat mesin bor dipilih yang sederhana, murah, handal dan aman. Untuk itu dalam
bawah ini
- Gerakan silinder harus dapat diatur pada saat gerakan menutup atau
gerakan positif dari sifinder tidak sesuai dengan rancangan kerja mesin
dan perawatannya.
Sistem yang direncanakan memiliki dua bagian yang terdiri dari sistem
pengontrol gerak utama dan sistem pemandu gerakan. Pada sistem pengontrol
gerak utama untuk memberikan gerak bolak balik pada silinder terdiri atas katup
lima lubang serta katup pengatur aliran. Untuk sistem pemandu dapat
mengaktifkan buka tutup pada katup, tetapi sistem ini kurang efisien untuk
pengontrolan jarak jauh. Untuk itu dapat digunakan sistem pemandu listrik
dengan bantuan katup selenoid. Untuk itu dalam perancangan ini digunakan
Keterangan Gambar
kerja.
2.0 = Actuating cylinder (double acting) berfungsi sebagai penjepit atau cak
3.0 = Actuating cylinder (double ac~ing) berfungsi sebagai naik turun pada
mesin bor.
0.1A = Kompresor
0.1 B = ASU (Air Service Unit) Pressure Regulator dan Service Gauge
BAB IV
PERHITUNGAN
[ i ] Kompresor
1. Saluran ini yaitu saluran yang digunakan untuk menghisap udara dari luar
masuk ke kompresor.
2. Saluran out yaitu saluran yang digunakan untuk mengalirkan udara dari
dalam sistem.
[ ii ] Valve
angka 2 dan 4 atau hurup A dan B. Saluran kerja merupakan saluran yang
saluran yang digunakan untuk pembuangan udara hasil proses dari sistem.
telah diketahui, berikut ini adalah data-data teknik yang telah diketahui
Silinder I
- Tipe = CXSM20-20
Luas permukaan silinuder, A= .D2
4
Diketahui
Maka
luas permukaan silinder A = . (0,008) 2 = 0,0000502 m 2
4
= 5,02 . 10-5 m2
pc
Kecepatan alir fluida, v =
A.p
Diketahui
Maka
573
Kecepatan alir fluida , v =
(5.02.10-5 ) (3.10 5 )
= 38,50 m/s
vDp
Bilangan Reynold, Rc =
Diketahui
= 1, 17 74 kg/m3
Maka
(38,05)(0,008)(1,1774)
Bilangan Reynold, Rc =
1,1846 .10 -5
= 30,254 . 103
0,316 0,316
f= = = 0,0000104
Rc 30254
L.v2
Head loss hf = f
D2 g
Diketahui :
Maka,
(0,23)(38,05) 2
Head loss, hf = 0,0000 104. = 0,022 m
(0,008 x 2 x 9,8 1)
Diketahui
- P = 1,774 kg/m3
Maka,
=.g
= 1,177 x 9,81
= 11,55 N/m2
Luas permukaan silinder, A = D2
4
Diketahui
Maka
2
luas permukaan silinder A = (0.008 )2 = 0,0000502 m2
4
= 5,02 .10-5 m2
PC
Kecepatan alir fluida v =
A.p
Diketahui
Maka
573
Kecepatan alir fluida , v =
(5,02 .10 -5 )(3 .10 5 )
= 38,50 m/s
vD
Bilangan Reynold , Rc =
Diketahui
= 1, 17 74 kg/m3
maka
(38,05)(0,008)(1,1774)
Bilangan Reynold, Rc =
1,1846 .10 -5
= 30,254 - 103
0,316 0,316
f= = = 0,0000104
Rc 30,254
L.v 2
Head loss hf = f
D2 g
Diketahui :
Maka,
(0,15)(38,05) 2
Head loss, hf = 0,0000 104. = 0,0144 m
(0,008 ) (2 x 9,8 1)
Diketahui
- P = 1,774 kg/m3
Maka,
=.g
= 1,177 x 9,81
= 11,55 N/m3
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
teknik mesin, teori ini digunakan sebagai dasar dari rancangan sistem pneumatic
pada mesin bor dengan sistem pneumatic. Dengan menggunakan teori ini
mendapatkan hasil yang terbaik. Pada alat atau mesin yang saya buat ini, tenaga
5.2 Saran
kekurangan. Untuk itu kami ingin mempelajari lebih jauh lagi untuk
1. Penambahan ukuran, karena untuk saat ini tumpukan kayu hanya terdapat
2. Motor pemutar masin bor lebih baik menggunakan motor listrik variable
rupa atau dengan kata lain kecepatan dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
waktu kerja.
DAFTAR PUSTAKA
2. Khurmi, R.S dan Gupta, J.K, a Text Book Machine Design. Eurasia
Elektronika, Jakarta