Disusun oleh
Wirmansyah Utama.S
4130401-023
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana strata satu (S-1)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Nim : 4130401-023
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas akhir yang saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan tidak menyadur dari hasil karya orang lain,
( Wirmansyah Utama.S )
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas rahmat, karunia serta kesempatan yang diberikan kepada penulis
hingga selesainya karya ilmiah Tugas Akhir ini yang diberi judul ‘Perencanaan
Turbin Air Aliran Silang (crossflow) pada pembangkit listrik tenaga air mikro’.
Penyusunan Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Ucapan terima kasih penulis kepada semua pihak yang telah mendukung
3. Para staff dan pengajar jurusan teknik mesin UMB yang telah memberikan
4. Bapak dan mama serta adik-adik yang selalu memberikan semangat dan
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
iv
kebersamaan.
7. Keluarga besar Mesin 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu dan memberikan masukan serta
kekurangan pada tugas akhir ini, kritik dan saran selalu terbuka guna kemajuan
bersama. Akhir kata penulis hanya memohon berkah kepada Allah SWT semoga
tugas akhir ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
sekalian.
Penulis
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
v
Abstrak
sumber energi alternatif seperti energi air, angin, dan sebagainya yang
merupakan salah satu solusi alternatif energi dengan memanfaatkan potensial air
jatuh antar reservoir dengan debit kecil atau dikenal dengan istilah pembangkitan
Turbin air aliran silang/crossflow hydro turbine merupakan turbin air yang
memiliki efisiensi yang tinggi untuk pembangkit head sedang (medium head) dan
yang besar. tipikal pembangkit yang digunakan adalah tipe arus sungai (run of
dimensional turbin air yang efektif.Data analisa turbin air kali ini menggunakan
turbin crossflow T15-300 keluaran entec Entec Consulting & engineering (Swiss)
crossflow T15-300) pada laju aliran 0,4 m³/det dan tinggi jatuh bersih 15 m, turbin
mampu mencapai putaran maksimal 500 rpm dengan daya keluaran 39 kiloWatt
dan nominal transfer daya pada efisiensi transmisi sabuk V tunggal sebesar 80%
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. v
NOMENKLATUR ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
vii
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
viii
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
ix
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
x
Nomenklatur
(Daftar Satuan)
Hg Head kotor m
h Kerugian head m
HT Head turbin m
η Efisiensi %
l jarak m
R Radius/ jari-jari m
D Diameter m
d Diameter nominal m
V Kecepatan m/det
n Putaran rpm
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
xi
A luas penampang m2
F Gaya N
T Torsi N.m
B lebar puli m
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
xii
DAFTAR GAMBAR
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
xiii
GAMBAR 2.26 Aliran Air dan Sistem Aliran Turbin Reaksi ................. 34
crossflow ................................................................... 41
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
xiv
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
xv
DAFTAR TABEL
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 1
BAB I
PENDAHULUAN
oleh bangsa yunani dan romawi kuno, namun pada waktu tersebut peralatan
konversi energi air hanya berbentuk kincir air (roda air) vertikal yang ditempatkan
pada aliran air sungai dan energi mekanis yang dihasilkan diaplikasikan untuk
penghancur bijih kopi dan beragam peralatan pertanian lain bangsa yunani dan
romawi kuno.
agar lebih baik. Penemuan kincir horizontal dengan poros vertikal yang
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 2
memanfaatkan energi potensial air atau yang dikenal dengan istilah overshot ini
menjadi awal perkembangan turbin air. Pada awal abad ke 18, seorang penggiling
gandum bernama John smeaton mencoba beberapa prinsip pergerakan kincir dan
grafitasi.
transmisi, penggunaan kincir tidak hanya sebatas penggiling gandum tapi juga
Perjalan kincir air menjadi turbin berlangsung lama dan bertahap, sampai
akhirnya ditemukan dua prinsip berbeda yaitu reaksi dan impuls.Turbin Impuls
menggunakan turbin yang relatif kecil dan kebuthan air yang kecil pula, sehingga
dikatakan bendungan telah ada disetiap sungai. Namun kemunculan Turbin uap
telah menggeser popularitas tenaga air dikarenakan turbin uap dirasa lebih efisien.
Dewasa ini penerapan energi alternatif pengganti bahan bakar fosil semakin
digalakkan sehingga tenga air (hydropower) kembali dilirik namun dengan konsep
masalah. Daerah-daerah terpencil dengan potensi air yang kecil sekalipun tetap
dapat memanfaatkan teknologi ini tentunya dengan modifikasi baik dari saluran
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 3
pembahasan yang nantinya juga bertujuan agar pembahasan dan penelitian yang
1. Jenis Turbin
2. Instalasi
Meliputi fluida kerja seperti head, debit dan aliran. Desain saluran intake
3. Kapasitas
Dalam perencanaan kali ini daya yang direncanakan adalah < 100 kW,
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 4
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun tugas akhir
1. Studi Observasi
2. Studi Literatur
Penulisan tugas akhir ini memakai sistem lima bab (five chapter) dengan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 5
Bab ini berisikan tentang teori dasar turbin air, sifat dan karakter
Pada bab ini akan dibahas tentang prinsip kerja turbin crossflow,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB I. Pendahuluan 6
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 6
BAB II
LANDASAN TEORI
Air merupakan salah satu sumber energi, karena pada air tersimpan energi
potensial untuk kondisi air jatuh dan energi kinetik untuk kondisi air yang
mengalir. Sesuai dengan kaidah kekekalan energi yang menyatakan bahwa suatu
bentuk energi tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah bentuk menjadi energi
lain. Penjelasan kaidah kekekalan energi tadi dapat diilustrasikan pada air jatuh
merupakan proses alamiah apabila dimanfaatkan untuk memutar turbin air maka
dapat diubah menjadi energi mekanik dan elektrik tentunya dengan menempatkan
depletable (tidak dapat habis) namun begitu sumber air bisa saja mengalami
kekurangan intensitas hal ini dipengaruhi oleh iklim yang menyangkut angka
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 7
curah hujan serta kerusakan alam seperti penggundulan hutan dan pengrusakan
struktur tanah.
dimanfaatkan prinsip tenaga air adalah energi potensial air pada beda tinggi
reservoir, energi kinetik pada kondisi air tersebut didistribusikan pada saluran dan
energi tekanan pada kondisi air distribusi dalam saluran tertutup (pipa, dsb)
Secara matematika umum energi- energi yang terdapat pada air sebagai sumber
tenaga adalah :
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 8
Ep = m.g.H (2.1)
Et = p.m/ρ (2.2)
(Wikipedia.com/water turbine)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 9
Siklus hidrologi ini bersifat alamiah dan berlangsung terus menerus selama tidak
2.1.1. Hidrograph
Debit air tidak dapat diharapkan konstan, selalu berubah setiap waktu.
penampang saluran /sungai akibat pengikisan atau erosi, penggunaan air yang
bervariasi (untuk pengairan, industri perikanan, dan keperluan lain) serta sebab
Oleh karena itu perlu didata keadaan sumberdaya per-waktu yang ditentukan,
dalam sebuah kurva hidrograph yang menunjukkan hubungan antara debit dengan
waktu. Siklus waktu bisa saja pendek (siklus harian, minggunan) maupun panjang
(bulanan, tahunan).
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap, debit suatu sungai dapat diramalkan
dari besarnya curah hujan. Data curah hujan selama puluhan tahun pada suatu
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 10
daerah tangkapan hujan dapat diperoleh dari Badan Meteorolgi dan Geofisika
(BMG). Hubungan antara besarnya curah hujan dengan debit aliran sungai (run of
(seepage) kedalam tanah, penggunaan air sungai pada daerah hulu, dan besarnya
penghunian penduduk, yang semuanya dapat dicari datanya atau setidaknya dapat
diperkirakan.
2.1.2.Daya hidrolis
Dua komponen obyektif dalam analisis pembangkit tenaga air adalah head
dan laju aliran/debit. Head adalah beda ketinggian antar reservoir, head dalam
Gambar 2.3. Ilustrasi head dan aliran (flow) pada sistim tenaga air.
(Wikipedia.com/hydropower)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 11
ke tempat yang lebih rendah pada kecepatan nol, maka kerja yang dilakukan oleh
air tersebut adalah 1kg . 1.H meter = 1H kg.m. Ketika selama setiap detik jumlah
tesebut melakukan kerja tiap detik, atau membawa keluaran (work per second), Ph
Ph = ρ.Q.g.H (2.3)
ρ = berat jenis (specific Density) air [998,3 kg/m³ pada suhu 20˚C]
Ph merupakan keluaran teoritis tanpa kerugian ketika air jatuh, namun dalam
efektif,
Efisiensi pemanfaatan tenaga air adalah rasio antara kapasitas air masuk dengan
daya keluaran.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 12
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 13
Secara teoritis pengukuran debit dengan bendungan ukur tidak lebih akurat
untuk saat ini, namun untuk perencanaan sederhana, perngukuran seperti ini sudah
cukup baik.
(electric) mulai diaplikasikan setelah penemuan prinsip reaksi oleh J.B Francis
yang teraplikasi pada sebuah turbin reaksi yang mampu bekerja jauh lebih baik
dari pada roda/kincir air dengan torsi hasil yang besar sehingga mampu memutar
poros generator daya tinggi. Hingga kini perkembangannya terus dilakukan, oleh
karena sifat sumberdaya yang terbatas artinya mayoritas lokasi air berpotensi
dan telah dimanfaatkan hingga akhir tahun 2004 adalah 3.210 MW. Selain itu
pembangkit listrik skala kecil, namun secara keseluruhan yang telah dimanfaatkan
baru sekitar 4-5% terhadap potensi tenaga air Indonesia, sebagaimana terlihat
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 14
produksi listrik yang dihasilkan, berikut ini pengklasifikasian proyek tenaga air
air yang menghasilkan listrik skala kecil (Micro). Secara teknis mikohidro
memiliki tiga komponen utama yang umumnya terdapat juga pada pembangkit
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 15
Salah satu komponen obyektif dari tenaga air adalah proses konversi
energi kinetik dari massa air mengalir pada beda potensial antar reservoir menuju
turbin yang dikenal dengan istilah head, menjadi energi elektrik pada bagian
yang telah dijelaskan pada hubungan head, massa dan grafitasi terhadap energi
(renewableenergyworld.com/rea/tech/hydropower/scheme)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 16
turbin yang sesuai untuk digunakan. Dalam hal pemilihan jenis turbin yang akan
digunakan, dua hal terpenting yang harus diketahui yaitu, total head yang dapat
Air sebagai sumber energi diambil dari aliran sungai utama yang ditahan
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 17
Pada praktiknya pembangkit listrik tenaga air tipikal run of river dapat bervariasi
sesuai dengan keadaan head nya dan keadaan kontur lokasi perencanaan.
Gambar 2.7. Layout Run of river untuk Head Tinggi dan Medium.
Untuk head yang menegah dan rendah, perencanaan intake dapat divariasikan
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 18
serta ketersediaan sumber air yang besar pula. Oleh karena pembangkit tenaga air
telah lama dikenal dan diaplikasikan maka hingga saat ini sumber air dengan
potensi besar dirasa hampir merata telah dimanfaatkan diseluruh dunia sehingga
Tipikal pembangkit ini memanfaatkan tekanan air dari sebuah waduk yang
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 19
dilengkapi saluran menuju turbin pada reservoir bawah, turbin yang digunakan
biasanya turbin dengan prinsip kerja ganda yang dikenal dengan istilah turbin-
pompa seperti turbin diagonal (turbin Deriaz), adjustable blade Kaplan dan
Pada saat kebutuhan daya yang tinggi seperti jam-jam aktifitas (peak time) yang
kemudian digunakan untuk mengisi kembali waduk dari reservoir bawah oleh
karena itu stasiun pembangkit tipe ini jarang digunakan sebagai pembangkit
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 20
2.3 Hidrodinamika
2.3.1.Hidrolika
Merupakan fluida yang mengalir pada suatu saluran yang memiliki energi.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 21
Jika kecepatan V 1 diasumsikan tanpa kecepatan dan tekanan diabaikan maka besar
V22 = 2 g .( z1 − z 2 + h f ) (2.6)
V p
2
V
2
p1 + gz 0 + 0 − 2 + gz1 + 1 = H − hf
ρ 2 ρ 2 (2.7)
Dan
lp V 2
hf = f (2.8)
D 2
2 g ( z 0 − z1 )
1/ 2
V1 =
f (l p / D ) + 1
(2.9)
64.u 64
f = = (2.10)
V .D Re
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 22
menemukan bahwa perubahan aliran fluida dari aliran laminar menjadi turbulen
disebabkan karena kecepatan alir, diameter pipa serta viskositas dari fluida itu
sendiri yaitu perbandingan gaya inersia dengan gaya viskos. Yang dikenal dengan
D.V
Re = (2.11)
u
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 23
dan kecepatan alir air rata-rata pada saluran pipa dapat diketahui dengan
hubungan :
V = 4Q / π .D 2 (2.12)
perlu dicatat bahwa pada temperatur 20˚C dan tekanan 0,025 bar air akan segera
menguap, oleh karena adanya pembentukan uap tersebut maka akan memperbesar
Selain kerugian gesek pada penstock kerugian head juga terjadi dibeberapa
Besar koefisien gesek pada saluran masuk (penstock entrance) untuk beberapa
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 24
Besar kerugian head pada saluran masuk pipa dapat diketahui dengan persamaan :
V2
he = K e n (2.13)
2.g
- Katup (valve)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 25
pada pipa namun akan menghasilkan kontraksi scara tiba-tiba yang dapat menjadi
Besar kerugian head pada pengecilan pipa dapat diketahui dengan persamaan :
Vn2
hc = K c (2.14)
2 . g
Dimana V n adalah kecepatan air pada n pengukuran, dan K c adalah index variatif
dari d/D. untuk index diatas atau lebih dari d/D=0,76 maka,
(
K c = 0,42 1 − d 2 / D 2 ) (2.15)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 26
2 2
V V12 d2 V2 V 2 − V22
hex = 1 − 2 = 1 − 2 1 = K ex 1 (2.16)
V1 2g D 2g 2g
Kerugian pada head dapat diperkecil dengan penggunaan pipa peralih (transition
pipe), yang dikenal dengan confuser untuk kontraksi dan diffuser untuk ekspansi.
Untuk tiap sudut yang berbeda dari konfuser besar koefisien kontraksi dapat
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 27
menghasilkan daya sebesar satu satuan daya pada tinggi jatuh H meter.
perencanaan tipe turbin yang akan digunakan dalam PLTMH. Besar kecepatan
n Q
nq = (2.17)
H 3/ 4
Atau,
n N
nq = (2.18)
H 5/ 4
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 28
(jfccivilengineer.com/turbines_sel.jpg)
Gambar 2.19. Grafik daerah kerja turbin air berdasarkan head dan debit,
(www.newmillshydro.freeserve.co.uk)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 29
(torsi) yang kecil, poros yang kecil serta permesinan lain yang kecil pula.
2.5.Turbin Mikrohidro
2.5.1.Turbin Impuls
Turbin impuls atau turbin aksi disebut juga turbin tekanan sama karena air
yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Semua energi potensial dan tekanan dirubah menjadi energi kecepatan
berupa pancaran air yang menghasilkan gaya tangensial F u di roda jalan dengan
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 30
Turbin impuls disebut juga dengan istilah roda Pelton, dikarenakan turbin Pelton
pelton dilengkapi dengan sudu (bucket) disepanjang roda jalannya, sudu-sudu dari
tulbin pelton terdiri dari dua bagian yang simetris, sudu dibentuk sedemikian rupa
sehingga pancaran air dari nosel akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa
membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 31
Pancaran air biasanya dihasilkan oleh sebuah penyemprot (nozzle) yang prinsip
menggunakan lebih dari satu pemancar tergantung diameter roda dan keadaan
sumber daya air yang menyangkut head dan flowrate. turbin impuls untuk head
medium antara 15 hingga 300 meter adalah turbin turgo. Bentuk dari sudu
(Bucket) Turgo sangat berbeda dari Pelton dan lebih mendekati bentuk dari blade
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 32
yang dimiliki turbin Francis yaitu sirip dengan bentuk kurva. Karena perbedaan
geomatri blade tersebut, maka pancaran air dari nosel pada turbin ini hanya
mendorong satu sisi dari blade, yaitu sisi inlet blade dan lebar nya lebih besar
daripada diameter pancaran air. Pancaran (jet) menyemprot sisi blade masuk
Gambar 2.24. Prinsip turbin Turgo(a), Segitiga kecepatan roda jalan(b) dan
(gilkes.com/hydro/turgo-impulse.html)
sesuai kebutuhan. Kelemahan utama turbin ini adalah daya yang dihasilkan tidak
terlalu besar meskipun kecepatan putar tinggi sehingga untuk generator yang
besar perlu dibuat sistim transmisi terpisah guna menstabilkan daya yang mampu
dihasilkan.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 33
Prinsip Cross-flow atau aliran silang telah diteliti dan dikembangkan pertama kali
oleh seorang insinyur Australia A.G.M. Michell dan dipatenkan pada tahun 1903.
kemudian prinsip turbin yang sama juga dikembangkan dan diteliti di Jerman oleh
Peneliti dari Hungaria Prof.Donat Banki kemudian berkembang dan terkenal luas
sekitar tahun 1917 dan 1919 dengan nama turbin Michell atau turbin Banki
Cross-flow.
Seperti turbin Impuls lainnya, turbin Cross-flow memiliki dua komponen utama,
Ciri turbin reaksi pada semua jenis penggerak mula turbin baik gas
maupun uap adalah, bahwa sebagian dan tekanan jatuh terjadi pada sudu tetap dan
sebagian lagi pada sudu berputar. Persamaan kontinuitas dapat digunakan pada
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 34
perhitungan aliran melalui sudu berputar, karena seluruh fluida kerja memenuhi
seluruh saluran sudu. Oleh karena fluida masuk sudu berputar melalui seluruh tepi
seksi masuk, maka untuk daya dan putaran yang sama diameter nominalnya relatif
Aliran air masuk ke sudu pengarah dengan kecepatan c 0 dan energinya adalah
z 0 + p 0 / ρ .g + c02 / 2 g , dan air yang keluar dari sudu pengarah dengan kecepatan
mungkin dinaikkan, hal ini bisa dilakukan dengan menurunkan tekanan didalam
sudu-sudu jalan. Jadi dengan adanya tekanan kerendahan (kurang dari 1 atm) pada
sudu-sudu jalan, maka dibelakang roda jalan harus dipasang pipa isap (draft tube)
untuk menurunkan kecepatan air c 3 turun menjadi c 4 dan tekanannya pun kembali
naik, sampai tekanan air tersebut sama dengan tekanan udara luar dan terus
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 35
dibuang ke saluran air bawah. Penentuan tinggi saluran isap dibatasi oleh gejala
timbulnya kavitasi. Kavitasi adalah peristiwa timbulnya gelembung uap air akibat
tekanan yang terlalu rendah gejala ini akan mengakibatkan water hammer
Prinsip reaksi pada turbin ini pertama kali dikembangkan oleh J.B Francis
pada tahun 1894 yang kemudian menjadi sebutan untuk turbin air ini.Pada turbin
Francis, energi kinetik dan bobot air masuk ke turbin dengan aliran kedalam
bentuk kurva tertentu sehingga air masuk dengan tekanan tinggi dapat menekan
sirip sehingga memutar turbin dan air keluar turbin tanpa tekanan.
reaksi setelah turbin Francis. Pada turbin propeller aliran fluida kerja sejajar
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 36
dengan sumbu rotor (axial flow). Prinsip propeller pertama di kembangkan oleh
Viktor Kaplan pada tahun 1913 untuk pemakaian dengan head rendah dan
menengah yang kemudian juga menjadi sebutan untuk turbin jenis ini. Seperti
halnya propeller pada kendaraan air, propeller pada turbin air memiliki bentuk
yang hampir serupa namun dengan prinsip kerja yang berbalik yaitu air yang
memutar propeller. Arah aliran fluida kerja pada turbin propeller atau Kaplan
murni arah axial (sejajar sumbu poros turbin), turbin ini juga memanfaatkan
pusaran air (swirl) yang terjadi pada aliran air keluar turbin melalui saluran isap
kemampuan turbin.
Generasi turbin Kaplan diwujudkan dalam bentuk turbin tabung (tube) dan turbin
pijar (bulb) untuk kebutuhan dengan debit yang lebih kecil. Turbin Kaplan atau
turbin propeller sangat sesuai diterapkan pada instalasi head rendah dengan
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 37
Gambar 2.29. Konstruksi turbin bulb (a), konfigurasi turbin Kaplan tabung (b).
Pandangan lain dari pengelompokkan jenis turbin air adalah pada konteks arah
melalui roda jalan dalam posisi kerja tegak lurus terhadap poros.
(google.com/image:axialflowTurbine)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 38
2.6.Perencanaan Mikrohidro.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 39
Aspek teknik mekanik hanya membatasi analisa energi air dan pergerakan roda
transmisi daya.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 40
Bak penenang dilengkapi trash rack untuk mencegah sampah dan benda-benda
yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat (penstock) bersama aliran air.
(google.com/image:penstock)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 41
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air dari reservoir atas dalam hal ini headtank
(www.tradeshow.com.vn/tradeimages/)
tidak rumit sehingga turbin ini relatif banyak digunakan untuk powerhouse skala
empat masuk ke sudu tingkat pertama dan mendorong roda jalan hingga berputar,
air yang melewati sirip yang berbentuk kurva tersebut akan berbelok sesuai
geometri sirip dan melewati sirip bebas dan menghasilkan kerja untuk kedua
kalinya, fluida kerja bergerak dari sudu turbin tingkat pertama menuju tingkat
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 42
Gambar 2.35. Ilustrasi aliran air masuk turbin cross-flow. (The Banki Water
Untuk mempermudah dalam menganalisa jalur jalan air pada runner terlebih
dahulu perlu ditentukan suatu volume batas (control volume) yang dibatasi
Gambar 2.36. Volume batas turbin aliran silang. (Mekanika Fluida Hidraulika,
Gyles.Ranald, Erlangga).
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 43
Pada gambar,
Bidang 1 : Keadaan dimana aliran air tepat memasuki sudu tingkat pertama,
Bidang 4 : Keadaan akhir dari aliran, dimana aliran air tepat meninggalkan
Nosel pada turbin ini dilengkapi alat pengarah aliran yang berfungsi sebagai
deflector yang bertujuan memperkecil celah bebas antar sudu terhadap debit air
2.6.2 Generator
fenomena pembangkitan energi listrik pada generator adalah gaya gerak listrik
industri (GGL induksi) antara dua kutub magnet yang terpasang pada stator dan
2. Stator, bagian ini tersusun dari pelat-pelat stator yang mempunyai alur-alur
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 44
Terdapat beberapa tipe generator sinkron, tetapi yang banyak tersedia dipasaran
didalam (internal poles) dimana medan magnetiknya terletak pada rotor dan daya
listrik yang dibangkitkan melalui kumparan statornya, eksitasi sendiri (self excited
generator sinkron dengan eksitasi melalui slips ring dan sikat karbon masih
tersedia dipasaran tetapi sebaiknya dihindari untuk dipakai pada PLTMH, karena
tersebut.
(CCITonline.com/Generator sinkron)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB II.Landasan Teori 45
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan
frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan :
60. f
n= (2.19)
p
Untuk f = 50 Hz, jumlah pasang kutub dan kecepatan putar adalah seperti :
P 2 3 4 6 10 20 40 Pasang Kutub
dalam hal ini turbin air untuk kemudian masuk dalam aspek perhitungan losses
atau kerugian-kerugian pada generator yang dinyatakan dengan η gen dan kerugian
transmisi.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 46
BAB III
mild-steel.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 47
Crossflow seri T, merupakan turbin yang diriset dan dibangun oleh Entec Consulting
and Engineering (Swiss) yang didedikasikan untuk kebutuhan listrik skala kecil
a. Pipa Adapter
Air dari pipa pesat memasuki turbin melalui suatu pipa adapter. Penampang inlet
lingkaran sehingga perlu media penyesuai aliran yang disebut dengan pipa adapter.
Aliran air berpenampang lingkaran akan berubah menjadi berbentuk persegi setelah
b. Guide vane.
Komponen ini berfungsi untuk menutup dan membuka aliran air masuk (inlet) ke
turbin. Debit air yang memasuki turbin dapat diatur dengan komponen ini secara
c. Runner
Bagian utama dari turbin adalah rotor/runner, yang terdiri dari bilah-bilah tipis
dengan penampang kurva (seperti bilah pipa) yang dirangkaikan menjadi satu
kesatuan dengan sebuah poros. Kisi-kisi (blades) pada runner dibuat dari plat baja
yang dibentuk dan dilas pada beberapa plat piringan (side atau intermediate
disks). Beberapa plat piringan tersebut dilas pada sebuah poros (shaft). Poros ini
pada bagian ujung-ujungnya ditumpu oleh dua buah bearing. Aliran air dari pipa
adapter akan memasuki turbin dan menumbuk kisi-kisi sehingga poros runner
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 48
melalui suatu transmisi mekanik ke poros generator sehingga dapat berputar dan
menghasilkan energi listrik. analisa runner turbin crossflow T15 tidak berbeda
2. Data Rencana :
- Head kotor [H g ] : 18 m
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 49
3.3.Perencanaan hidrolis
Panjang Pipa = 40 m
Head = 18 m
= 18,79 m/det.
= 3,087 m.
3.3.3.Daya hidrolis
P = ρ .Q.gH T
P = 0,75 × (998,3).(0,393).(9,81).(15)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 50
C1 = c nosel 2 g .H T
60.U 1
D1 =
π .n (3.1)
60 × 7,9111
D1 = = 0,302 m
3,14 × 500
dari Entec.
1 − sin α 1
d= D1
2. cos β (1 + sin α 1 ) (3.3)
1 − sin 16 0
= 0,302 = 0,099 m
2. cos 30 0 (1 + sin 16 0 )
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 51
Dari gambar 3.4 bahwasanya kecepatan relatif meninggalkan sudut dengan arah
Δ OAO' = R 2 = R 2 2 + r2
jadi:
R 2 2 + r2 = R 1 2 + r2 - 2. R 1 . r. cos β 1
R 2 2 = R 1 2 - 2. R 1 . r. cos β 1
Misalkan:
R2
=X
R1
(X . R 1 )2 = R 1 2 - 2. R 1 . r. cos β 1
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 52
2.r. cos β 1
X = 1−
2.R1
2.d . cos β 1
= 1−
D1
Tg β 1 = 2 tg α 1
Dimana :
α 1 = sudut absolut masuk tingkat pertama (untuk hasil yang optimum biasanya
Tg β 1 = 2 tg 160
β 1 = 30°
D 2 = X. D 1 (3.5)
2.d . cos β 1
Dimana: X = 1−
D1
2.0,099. cos 30 0
= 1−
0,302
= 0,65
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 53
Jadi:
Diasumsikan pancaran air masuk runner pada titik 1 dan keluar tingkat pertama
pada titik 2 dan seterusnya dengan sudut tangent dari lingkaran runner.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 54
3.5.2.Kecepatan Putar
Dimana, α 1 =16o
C u1 = 16,460. cos 16
= 15,822 m/det
= 8,691 m/det
C u 2 = 8,691. cos α 2
1,147 w1
tan α 2 =
u1 (3.11)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 55
dimana :
C m1 4,537
W1 = = = 9,074 m/det,
sin β 1 0,5
C u1 15,822
U1 = = = 7,911 m/det
2 2
Maka :
1,147.9,074
tan α 2 = = 1,3
7,911
α 2 = 52,7˚
Jadi :
= 5,266 m/det
Dari gambar segitiga kecepatan di atas dan untuk kondisi impuls murni,
α2 = α3
C2 = C3
C u2 = C u3
C u4 = C 4 cos α 4 = 2. U 1 – C u1
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 56
C m1 = C 1 sin α 1 = 4,537
C m2 = C 2 . sin α 2
C m3 = C m2 = 6,913 m/det
C m4 = C 4 sin α 4
atau cos α 4 = 0
C u1 15,822
U1 = = = 7,911 m/det
2 2
= 5,024 m/det
U2 = U3
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 57
U 3 = 5,024 m/det
U1 = U4
U 4 = 7,911 m/det
BIDANG α° β° U C
1 16 30 7,911 16,460
4 90 30 7,911 0
BIDANG W Cu Cm
1 9,146 15,822 4,537
2 8,690 5,267 6,913
3 8,690 5,267 6,913
4 0 0,38 0
P 1 = ρ .Q.(2U 1 -U 2 2) (3.12)
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 58
P 2 = ρ. Q . (U 2 )2
(3.13)
ρ .Q.(2U 12 − U 22 )
η1 = Χ 100%
2.ρ .Q.U 12
= 58,235 %
Dan
ρ .Q.U 22
η2 = Χ 100%
2.γ .Q.U 12
= 15,736 %
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 59
Maka,
bo.D1 .π .φ 0 2 gH sin α 1
Q=
360
360.Q 360.0,393
π .φ 0 = =
D1 .bo. 2.9,81 × 15,3 sin 16 0 0,302 × 0,500 × 9,096
φ = 103,01/3,14 = 32,805˚
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 60
2 R1π .φ
L=
360 0
2.151.3,14.32,805 0
L=
360 0
= 86,41 mm = 0,086 m
Q 0,393
b= = = 0,28
L.Cu1 0,086 × 15,822
= 280 mm
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 61
R = R2 + r 2
2
Dimana :
D2 0,198
R2 = = = 0,098 m
2 2
= 98 mm
d 0,099
r= = = 0,0495 m
2 2
= 49,5 mm
Maka :
2
R = (98) 2 + (49,5) = 109,8 mm
Maka,
r 49,5
sin δ = = = 0,451
R 109,8
δ = 26,800
• Dari Δ OBO':
r2 = R 1 2 + R2 + 2.R 1 .R . cos δ
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 62
R1 + R 2 − r 2
cos δ 1 =
2.R1 .R
Dimana :
D 0,302
R1 = = = 0,151 m
2 2
= 151 mm
sehingga :
δ 1 = 14,060
maka :
• Dari Δ OAB :
• Dari Δ OBO :
φ
ε+ = 180 0 − β 1 − δ 1
2
32,805
ε = 180 − 30 − 14,06 − = 119,5 0
2
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 63
• Dari Δ OCO’ :
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 64
C 1x = C 1 . sin (α 1 - δ 2 )
= 1,005 m/det
C 2x = C 2 . sin α2 = W 2
Maka :
Fx = ρ.Q- (C 1x -C 2x )
C 1y = C 1 . cos (α 1 - δ 2 )
= 16,460.cos (16-12,5)
= 16,429 m/det
C 2y = C 2 . cos α 2
= 5,267 m/det
Maka :
F y = ρ.Q - (C ly -C 2y )
= 4379,2 N
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 65
Jadi gaya impuls total yang terjadi pada setiap sudu ditingkat 1 adalah:
C 3x = C 3 cos α 3 = C u3
= 5,266 m/det
C 4x = C 4 . cos (α 4 – δ 2 )
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 66
Maka :
F x = ρ .Q . (C 3x + C 4x )
C 3y = C 3 sin α 3 = W 2
= 6,913 m/det
C 4y = C 4 . sin (α 4 – δ 2 )
= 0 m/det
Maka :
F y = ρ. Q . (C 3y +C 4y )
Jadi gaya impuls total yang terjadi pada setiap sudu di tingkat 2 adalah
gaya total yang terjadi pada sudu adalah tegak lurus pada iebar sudu dan
berimpit dengan titik beratnya. maka pembebanan terdistribusi merata yang terjadi
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB III.Analisa Perencanaan Turbin Aliran Silang 67
F 4954,7
q= = == 17,69 N/mm
b 280
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 65
BAB IV
4.1.Pemilihan Generator
4.2.Sabuk Transmisi
Sabuk transmisi adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan daya dan
putaran poros melalui satu atau lebih puli secara elastis. Untuk turbin ini
digunakan sabuk-V
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 66
4.2.1.Rasio Kecepatan
n 1 1500
i= = =3 = Dp / d p
n 2 500
4.2.2.Diameter puli
Maka dari lampiran (a) untuk jenis puli jenis C, maka diameter puli kecil
Dengan :
- Daya rencana
P d = 1,4. N
= 1,4 x 39 = 54,6 kW
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 67
faktor koreksi fc untuk pembangkit dengan jam kerja 18 jam/hari, maka fc = 1,6
- Momen rencana
T t = 9,74 x 105 x d
p
n1
T g = 9,74 x 105 x d
p
n2
4.2.3.Kecepatan sabuk :
π .d .n1
v =
60,1000
π × 0,750 × 500
= = 19,625 m / det
60
4.2.4.Panjang sabuk
dp sin 2γ Dp
L = (π − 2 ) + 2C 1 - + (π + 2γ )
2 2 2
π
= 2C (d p + D p )+ γ (D p − d p ) − Csin 2 γ
2
Oleh karena :
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 68
γ = sin γ = (D p − d p )/ 2C
maka
π .(D p + d p ) (D + dp )
2
L = 2C + +
p
2 4.C
= 3,258 m = 3258 m
Berdasarkan lampiran (a) panjang sabuk – V standar nomor nominal sabuk-V. No.
129 = 3277 mm
b b 2 − 8 (D p − d p )
2
C=
8
Dimana :
b = 2L – 3,14 (D p – d p )2
Maka :
= 5769 mm
c =
8
= 1436,8 mm
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 69
C≤ A + A2 + B
Dimana
L π .(D p + d p )
A= −
4 8
Dan,
Dp - dp
B=
8
0,70 − 0,250
=
8
= 0,03 m
Jadi jarak poros yang sebenarnya C = 1230 mm dan jarak yang telah disesuai kan
dengan panjang belt yang distandarkan C = 1436,6 mm, jadi untuk memudahkan
mendapatkan panjang belt yang ada dipasaran maka jarak sumbu poros yang
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 70
57,3(D p - d p )
α 1 = 180 −
C
57,3 (0,375 − 0,125)
=180 −
1,6
= 162,10
= 38,6 kW
Pd
N =
P0 x K 0
54,6
=
38,6 x 0,96
= 1,47
P.1000
F1 − F2 =
N.v
49.1000
=
2.19,625
= 1248,4 N
Dimana :
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 71
N = jumlah sabuk
v = Kecepatan sabuk
F1 = e π .α 1 F2
Dimana :
F1 = 2,7180,5.2,98. F2
= 4,43. F2
Maka :
4,43. F2 = 1248,4 N
F2 = 281,80 N
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 72
η s = 38,6 / 49 = 0,78 = 78 %
Pada poros diberi sedikit tangga untuk tempat puli, juga atur pasak untuk
tempat pasak penetapan puli dan roda jalan, sehingga faktor kemanannya :
S f1 = 6,0 S f2 = 2,0
Dan faktor korelasi untuk poros dengan beban lentur dan puntir adalah :
Nd = fC. P
= 1,2, 39 = 46,8 kW
Pd
T = 9,74.105
n1
46,8
= 9,74.105
500
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 73
= 9,17.104 kg.mm
Bahan untuk poros dipilih baja paduan yaitu Baja Khrom Nikel SNCM 25 (JIS
4130) dengan kekuatan tarik maksimum 120 N/mm2, maka tegangan geser yang
dijinkan adalah :
120
t1 =
S f 1 .Sf 2
120
=
6,0.2,0
= 10 kg
mm 2
1
5,1 3
d s = .K1 .Cb .T
ra
1
5,1 3
= .1,5.1,0.91700 = 22,35 mm = 25 mm
10
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 74
Maka :
D/d s = 28 / 25 = 1.12
Karea α > β maka untuk pemeriksaan tegangan yang diijinkan dipakai harga α.
5,1.T 5,1.16400
r = = = 5,4 kg / mm 2
d3 253
Selanjutnya harga tegangan ijin poros bertangga beralur pasak dengan faktor
koreksi Sf2 dan α harus lebih besar dari tegangan ijin poros dengan faktor koreksi
t a Sf1
> t.Cb .K T
α
10,2
> 5,4.1,0.4,5
2
10 > 8,1
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 75
t a Sf1
Karena > t.Cb .K T maka poros dengan diameter dan bahan yang digunakan
α
dapat dipakai.
4.4.Perhitungan Bantalan
Bantalan yang digunakan pada perencanaan turbin ini ada empat buah,
masing – masing poros terdiri atas dua buah bantalan. Beban yang bekerja pada
bantalan adalah gaya aksial, gaya aksial statis, dan beban radial (dalam hal ini
gaya sentrifugal). Untuk itu dipilih bantalan rol kerucut baris tunggal dengan
ketelitian tinggi
- Ukuran luar : d = 25 mm
D = 62 mm
T = 25,25 mm
- Putaran maksimum
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 76
P = x, F1 + y. Fa
Dimana :
e = 0,33
T
F=
d 12
Dimana
d = diameter poros
Maka
14600
F=
25 / 2
=1168 kg = 11,5 kN
Gaya Radial
Fr = Ft. tan 27
Gaya Aksial :
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 77
Fr = tan Ψ
Maka :
Fa 11,5
e = = = 0,29
C0 39
e = 0,27
dengan :
Fa 11,5
= =1,96245 > e = 0,27
y.Fr 1.5,86
3
33,3 10
f n = : n1 = putaran poros turbin = 500 rpm ....
n1
3
33,3 10
= = 0,444
500
Faktor umur
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB IV.Perencanaan Transmisi Daya 78
C
fh = . f n . f1
P
51
= x 0,444 x 11,5
21,68
=12,011
Umur bantalan
L n = 500.f h 10/3
= 300. (12,011)10/3
= 196774,415 jam.
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB V.Penutup 79
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Beberapa poin kesimpulan yang dapat dirangkum dari perencanaan kali ini
crossflow T15-300 kali ini dapat disimpulkan bahwa untuk runner turbin dengan
diameter 300 mm terhadap laju aliran air pada pipa sebesar 0,309 m³/det didapat
pembangkitan daya sebesar 39,205 kW pada tingkat 1 dan 9,903 kW pada tingkat
turbin (C1) sebesar 16,460 m/det. Pada tabel performa turbin crossflow T15-300
untuk lebar pemasukan air bo = 1210 mm, maka lebar runner didapat sebesar b =
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB V.Penutup 80
1300 mm.
dibutuhkan generator (n = 1500 rpm) dari putaran turbin (n=500 rpm), maka
diameter puli generator rancangan adalah 125 mm dan diameter puli turbin
sebesar 375 mm. dengan jarak antar poros C = 1230 mm dan telah disesuaikan
dengan panjang sabuk yang distandarkan = 1436,6 mm. dengan daya transmisi
berkurang. Dengan pertimbangan bahwa semakin kecil kecepatan air maka akan
penstock.
5.2 Saran
nosel dan runner turbin harus lebih terus dilakukan mengingat teknologi turbin
dari aspek ekonomis tidak bisa dikesampingkan artinya pemilihan material harus
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
BAB V.Penutup 81
dibutuhkan guna penyusunan laporan penelitian harus lebih bisa paling tidak
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana
Daftar Pustaka.
2. Arter Alex and Meller Uell, Crossflow Turbine Design and Equipment
2006
8. Prajitno. Elemen Mesin Pokok Bahasan Transmisi sabuk dan Rantai. Jurusan
10. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin,
Teknik Mesin
Univ.Mercu Buana