FRAKTUR OROMAKSILLOFASIAL
Oleh:
Pembimbing
drg. Heru Suryonegoro, Sp.RKG
Daftar Isi........................................................................................................................2
Daftar Pustaka 13
2
PEMBAHASAN
FRAKTUR OROMAKSILOFASIAL
Fraktur ialah hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan keras tubuh. Berdasarkan
anatominya wajah atau maksilofasial dibagi menjadi tiga bagian, ialah sepertiga atas wajah,
sepertiga tengah wajah, dan sepertiga bawah wajah. Bagian yang termasuk sepertiga atas
wajah ialah tulang frontalis, regio supra orbita, rima orbita dan sinus frontalis. Maksila,
zigomatikus, lakrimal, nasal, palatinus, nasal konka inferior, dan tulang vomer termasuk ke
dalam sepertiga tengah wajah sedangkan mandibula termasuk ke dalam bagian sepertiga
bawah wajah. Fraktur maksilofasial ialah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang pembentuk
wajah.
1 Klasifikasi Fraktur
Fraktur pada region oromaksilofasial dapat terbagi menjadi 3, yaitu
1 Fraktur dentoalveolar
2 Fraktur mandibular
3 Fraktur midface
Fraktur dentoalveolar merupakan fraktur yang terjadi pada bagian gigi dan jaringan
pendukung di sekitarnya seperti tulang alveolar. Sedangkan, fraktur mandibular merupakan
fraktur yang khusus terjadi pada mandibular.
Fraktur midface merupakan fraktur pada area antara lempeng superior turun melalui
suture zygomaticofrontal ke dasar tengkorak dan lempeng inferior pada permukaan oklusal
gigi maksila. Area ini terdiri dari susunan kompleks dengan dukungan dari orbit, naso-orbital-
ethmoid (NOE) complex, zygomatic complex, dan maksila.
3
2 Pemeriksaan dan Interpretasi Radiograf Fraktur Oromaksilofasial
Apabila terjadi perlukaan pemeriksaan radiologi sangat diperlukan untuk penilaian awal,
dan penilaian lanjutan. Tapi bisa juga tidak dilakukan apabila keadaan umum pasien tidak
memungkinkan seperti cedera tulang belakang atau intracranial.
1 Fraktur Dentoalveolar
Yang termasuk adalah dalam fraktur dentoalveolar
Fraktur mahkota
o Hanya melibatkan enamel
o Melibatkan enamel dan dentin
o Melibatkan enamel, dentin, dan pulpa
o Melilbatkan enamel, dentin, dan sementum
o Melibatkan enamel, dentin, sementum, dan pulpa
Fraktur akar
o Tanpa fraktur mahkota
o Dengan fraktur mahkota
Luxation injuries to the teeth
o Concussion
o Subluxation
o Intrussive luxation
o Extrusive luxation
o Lateral luxation
o Avulsion
Fractures of the alveolar bone
o fraktur soket
o fraktur prosesus alveolaris
o fraktur dari rahang yang terkait
Dua gambaran dari sudut yang berbeda, sebaiknya dari saling tegak lurus satu sama
lain. Tetapi lebih umum dilakukan dengan tube x-ray pada dua posisi berbda pada
bidang vertikal. Contohnya pada regio anterior : foto perioapical dan upper
standarad occlusal.
Gambar yang dapat direproduksi dengan mudah, sehingga gampang ketika
dilakukan follow up
Gambar dari rongga dada/abdomen kalau ada gigi atau benda asing yang terhirup
atau tertelan, termasuk :
1 Soft tissue lateral dan AP dari laring dan faring
2 PA dari dada
3 Rifht lateral of the chest
4 AP of the abdomen
4
Informasi diagnostik yang diberikan berupa :
5
2 Fraktur Mandibula
Hal-hal yang harus diketahui mengenai fraktur mandibula, yaitu :
6
Tampilan radiograf apabila terjadi suatu fraktur mandibula adalah sebagai berikut :
Fraktur sepertiga tengah wajah merupakan fraktur yang rumit untuk dideteksi karena
fraktur ini terjadi pada multiple-bone. Terdapat klasifikasi dari fraktur sepertiga tengah wajah
beserta proyeksi radiologi yang digunakan akan dijabarkan dalam tabel dibawah.
Dalam interpretasi kasus fraktur sepertiga tengah wajah harus menggunakan suatu
pendekatan yang diringkaskan sebagai berikut :
7
8
a Langkah 1: bandingkan gambaran radiograf dengan cara melintaskan foto ke acuan garis
Campbell
b Langkah 2: lakukan tracing kurva kedua di atas foto radiograf dan garis campbell. Kurva
ini berdasarkan letaknya menunjukkan:
o Kurva 1: dinding lateral antrum dan permukaan inferior badan zigomatik dan
lengkung zigomatikum
o Kurva 2: tepi superior lengkung zigomatik dan aspek lateral badan zigoma dan
tepi orbital
o Kurva 3: aspek dalam lingkar orbital
o Kurva 4: lengkung terluar kompleks nasal
c Pada langkah 1 dan 2 gambaran yang perlu ditandai adalah:
Perubahan atau keasimetrisan apapun pada tepi atau bentuk tulang
Tanda-tanda deformitas
Pelebaran garis sutura
Keberadaan garis fraktur radiolusen
Arah garis fraktur
Derajat pemisahan fragmen tulang
Garis atau bayang radiopak apapun yang terdapat di atas ujung tulang
d Perhatian khusus diberikan pada gambaran radiograf 0o occipetomental untuk dapat
melihat terjadinya fraktur pada sepertiga tengah wajah meliputi:
Sutura zigomatikofrontal
Sutura frontonasal
Sutura zigomatikotemporal (lengkung zigomatik)
Tepi inferior orbital
Tepi lateral antra
Septum nasal dan kompleks
e Struktur anatomi di atas akan secara otomatis teramati bila interpretasi yang digunakan
mengikuti langkah yang telah ada.
f Langkah 3: Amati bagian antra, bandingkan kedua sisinya dan periksa opasitas yang ada
dalam antra yang mengindikasikan hemoragi ke arah antra.
9
Gunakan acuan yang sama dengan interpretasi foto 0o occipetomental.
10
Gambaran yang perlu diperhatikan:
Pemisahan atau deformitas pada dinding anterior dan posterior sinus frontalis
Gangguan apapun pada kontinuitas dasar fosa kranial anterior
Tingkat cairan pada sphenoidal air sinus
Pergeseran ke atas maupun ke bawah tulang wajah. Lebih mudah dideteksi dengan
menandai diskontinuitas deformitas pada dinding anterior dan posterior fosa
pterigopalatinus
Gigi posterior yang terdesak dan derajat open bite anterior
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Miloro, Michael. 2004. Petersons Principle of Oral and Maxillofacial Surgery 2 nd Ed.
London: BC Decker Inc.
Whaites, E. 2002. Essentials of Dental Radiography and radiology third edition. China:
Churcill Livingston.
13