Anda di halaman 1dari 9

Praktek Kerja Profesi Apoteker

Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember


Periode Oktober November 2013

BAB V

PEMBAHASAN

Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember dulunya merupakan rumah

sakit paru, berdasarkan keputusan SK Menkes Nomor 41/Menkes/SK/I/1987 yang

menyatakan bahwa RSD dr. Soebandi menjadi RSD tipe B non-pendidikan,

kemudian berdasarkan SK Menkes Nomor 1097/Menkes/SK/IX/2002 menyatakan

bahwa RSD dr. Soebandi beralih menjadi Rumah Sakit tipe B pendidikan dengan

akreditasi lengkap yang berfungsi sebagai pusat rujukan untuk wilayah Jawa

Timur bagian timur karena letaknya yang strategis yaitu, kabupaten Banyuwangi,

kabupaten Situbondo, kabupaten Lumajang, kabupaten Bondowoso dan

puskesmas sekabupaten Jember.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dr. Soebandi, merupakan suatu

bagian atau unit dari Rumah Sakit yang melaksanakan seluruh kegiatan

kefarmasian yang ada di Rumah Sakit yang berorientasi pada kepentingan pasien.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember berada di bawah

Wakil Direktur Pelayanan. Kepala Instalasi Farmasi yang merupakan seorang

Apoteker ( Drs. PRIHWANTO BUDI S, Apt. Sp. FRS ) dalam menjalankan tugas

kefarmasian dibantu oleh beberapa 7 Apoteker yang bertanggung jawab pada tiap

bagian, yaitu

1. Bagian Perencanaan obat, ALKES, dan BHP oleh Roy Yunita., S.Si., Apt dan

Rieska Narulita, S.Farm., Apt


2. Bagian Gudang Farmasi oleh Roy Yunita., S.Si., Apt, dan Rieska Narulita,

S.Farm., Apt
3. Bagian Farmasi Rawat Jalan Oleh Dra.Ida H. Apt

Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV


Periode Oktober November2013

165
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

4. Bagian pelayanan farmasi rawat inap 24 jam UDD Timur oleh Dhani Wijaya

S.Farm., Apt
5. Bagian pelayanan farmasi rawat inap UDD Barat oleh Eko aang P., S.Farm.,

Apt
6. Bagian pelayanan farmasi IGD oleh Barley S.K., S.Farm., Apt
7. Bagian Pelayanan farmasi IBS oleh Ratna P.E., S.Farm., Apt

Pekerjaan kefarmasian yang ada di RSD dr. Soebandi dikelola oleh

Instalasi Farmasi. Instalasi Farmasi juga merupakan satu-satunya Instalasi di

Rumah Sakit yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap

perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan Farmasi di

Rumah Sakit. Gudang Perbekalan Farmasi RSD dr. Soebandi menerapkan

manajemen pengelolaan perbekalan farmasi satu pintu, artinya semua perbekalan

farmasi diterima dan dikeluarkan hanya oleh Instalasi Farmasi, sehingga

kebutuhan dan pemakaian dapat dipantau dengan baik. Gudang yang memiliki

tugas menerima, menyimpan dan mengeluarkan perbekalan farmasi. Fungsi dari

Gudang Farmasi adalah menyimpan dan mengendalikan persediaan. Fungsi

tersebut dikontrol dengan sistem kontrol persediaan secara manual dan

komputerisasi. Tujuan utama dari kontrol persediaan adalah mengatur pengadaan

dan perubahan persediaan terkait jumlah barang masuk dan keluar serta sisa

barang. Sistem kontrol ini diatur untuk menyediakan informasi guna memonitor

keadaan persediaan. Gudang Farmasi menyediakan kebutuhan perbekalan farmasi

untuk semua unit seperti depo rawat inap, depo rawat jalan, depo IGD, depo IBS.

Metode perencanaan yang digunakan di RSD dr. Soebandi umumnya

adalah berdasarkan sistem konsumsi yaitu suatu metode perencanaan obat

berdasarkan pada kebutuhan riel obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan

Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV


Periode Oktober November2013

166
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya. Serta harus sesuai

formularium Rumah Sakit dan Daftar Plafon dan Harga Obat (DPHO) Askes serta

sisa stok di gudang Farmasi. Namun dilakukan juga metode kombinasi antara

metode konsumsi dan morbiditas, sistem pengadaan perbekalan farmasi di

Instalasi Farmasi RSD dr. Soebandi dilakukan oleh tim pengadaan dibawah

tanggung jawab PPK.

Depo Gudang Farmasi RSD dr. Soebandi merupakan depo yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan perbekalan farmasi baik berupa alat

kesehatan, barang habis pakai (BHP) maupun obat-obatan. Alat kesehatan (alkes),

BHP dan obat-obatan di depo gudang farmasi dibedakan berdasarkan pengadaan,

yaitu reguler, askes, maskin dan APBD. Depo gudang farmasi sendiri terbagi dua

yaitu, Gudang 1 khusus untuk alkes dan BHP, dan gudang 2 untuk obat-obatan.

Pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan berupa pelayanan resep

kepada pasien umum, jaminan (ASKES, JAMSOSTEK, JAMKESMAS), serta

HIV. Metode yang digunakan dalamdispensing obat pasien rawat jalan dilakukan

menggunakan metode individual prescription. Resep yang masuk di depo farmasi

rawat jalan harus discreening terlebih dahulu.Pelayanan resep dimulai dengan

memeriksa identitas pasien, memberikan nomor urut resep kepada pasien atau

keluarga pasien. Pelayanan pasien umum dilayani seluruhnya tanpa ada potongan

maupun keringanan biaya, semua biaya ditanggung oleh pihak pasien itu sendiri.

Pelayanan resep pada pasien ASKES harus diteliti dahulu dengan memeriksa

kelengkapan syarat-syarat pengajuan resep ASKES (screening administrative)

yaitu surat rujukan, surat jaminan ASKES, fotocopy data laboratorium jika perlu,

Apabila dalam pelayanan obat tidak masuk dalam DPHO maka pasien akan diberi
Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV
Periode Oktober November2013

167
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

penjelasan mengenai harga obat tersebut dan selanjutnya pasien akan diberi

beberapa pilihan yaitu :

a. Pasien bersedia membayar obat tersebut


b. Apabila ada obat diluar DPHO atau ada

obat yang tidak tersedia di Depo Farmasi Rawat Jalan ASKES maka pasien

dibuatkan copy resep.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pelayanan depo rawat jalan

seperti lamanya pelayanan terhadap obat racikan (kapsul, puyer, dll) hal ini

disebabkan karena petugas yang meracik terbatas dengan jumlah resep racikan

yang banyak sehingga menyebabkan lamanya pelayanan terhadap pasien Perlu

adanya penambahan staff yang bertugas meracik sehingga lead time pasien tidak

terlalu lama serta dapat meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan

di rawat jalan, ruangan yang terlalu sempit sehingga menyebabkan kurangnya

produktivitas dari staff. Sehingga perlu adanya ruangan yang lebih luar sehingga

meningkatkan kenyamanan petugas dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing.

Metode penyimpanan sebagian berdasarkan FIFO dan FEFO sedangkan

penyimpanannya mengikuti fixed location (tiap jenis obat diletakkan pada

keranjang yang sudah ada nama obatnya). Banyaknya obat yang keluar masuk di

depo Rawat Jalan ASKES kartu stoknya belum berjalan secara efektif sehingga

dalam permintaan barang ke gudang dilakukan dengan mengisi kartu defecta.

Pelayanan pengobatan untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi

UDD Timur yang melayani ruang rawat inap bangsal setiap hari selama 24 jam

yang terbagi atas tiga shift. Pasien yang dilayani oleh depo UDD timur adalah

Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV


Periode Oktober November2013

168
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

pasien dengan status umum, ASKES, Pasien dengan surat keterangan miskin

(SKM), JAMKESMAS, JAMKESDA, JAMPERSAL JAMKESMAS rawat

inap.Pelayanan resep yang dilayani meliputi penerimaan resep, pemberian harga

untuk obat, labelling, compounding, dan dispensing. Selain itu depo UDD juga

melayani pengembalian obat atau alkes yang tidak digunakan lagi oleh pasien

(retur) selama dalam batas waktu 3 x 24 jam. Depo UDD timur juga melayani

UDD Barat yang melayani pavilliun dan kelas I pada shift siang dan malam,

karena depo UDD barat hanya memiliki hari kerja dari senin-jumat dan mulai

dari 07.00 15.00, maka depo UDD timur melayani resep pada hari sabtu dan

minggu.

Depo UDD timur bangsal yang dilayani adalah Ruang Bedah Orthopedi,

Ruang Bedah Khusus (Mawar), Ruang Bedah Wanita, Ruang Nifas, Ruang VK

Bersalin, Ruang Jiwa (Tulip), Ruang Perinatologi, Ruang Infeksius, Ruang Anak-

Anak (Aster), Ruang Stroke (Melati), Ruang Interna Wanita (Adenium), Ruang

Interna Pria (Anthurium), HCU (post op), ICU, ICCU & PICU - NICU.

Perbedaan lain antara depo UDD timur dan depo UDD barat adalah kelas rawat

inap dan jam pelayanannya.

Metode penyerahan obat yang dilakukan di UDD timur yaitu metode

kombinasi UDD dan ODDD. Dimana depo farmasi rawat inap menyediakan obat

pasien untuk sehari pemakaian dan di serahkan ke ruangan perawatan, kemudian

oleh perawat obat diserahkan kepasien untuk sekali pemakaian saja. Bila ada

pasien rawat inap yang akan pulang, obat yang tidak habis dipakai dapat diretur ke

depo dan dikembalikan ke tempat penyimpanan. Pasien lebih diuntungkan dengan

sistem ini karena pasien hanya akan membayar obat yang mereka gunakan saja,
Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV
Periode Oktober November2013

169
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

sedangkan untuk obat yang yang belum sempat terpakai dapat diretur atau

dikembalikan ke depo farmasi. Hal ini sesuai dengan tujuan pelayanan farmasi

yang diorientasikan kepada pasien (patient oriented).

Selain itu juga digunakan sistem floorstock dimana obat, cairan infus dan

alkes sudah tersedia diruang perawat, misalnya emergency kid, BHP, dan obat-

obat yang dibutuhkan CITO, dimana obat disiapkan per individu untuk

penggunaan obat selama 24 jam, dengan metode ini pasien diuntungkan karena

hanya membayar obat yang digunakan saja. Sedangkan untuk pasien rawat inap

yang pulang menggunakan sistem dispensing Individual Prescribing.

Metode penataan obat di UDD timur menggunakan metode alfabetis,

sehingga sedangkan untuk alkes (spuit, handscoon, tranfusi set, blood set)

dibedakan berdasarkan status pasien sehingga mempermudahkan dalam

pengambilan. Namun pada kenyataannya, penataan obat tidak teratur.Lemari

narkotik juga tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Sebaiknya

penataan obat diatur sesuai dengan alfabetis, sehingga mempermudah dalam

pengambilan obat, dan lemari narkotik dibuat sesuai dengan standar yang telah

ditentukan yaitu dengan menggunakan sistem dua lapis pintu dan dengan ukuran

lemari yang telah ditentukan.

Pelayanan pengobatan untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi

UDD Barat sama seperti UDD Timur akan tetapi pelayanannya khusus untuk

Paviliun saja dan waktu pelayanan mulai dari jam 07.00-15.00 WIB

Depo preparasi obat sitostatika merupakan suatu unit kerja yang melakukan

kegiatan penyiapan obat yang digunakan pada kemoterapi, dimana kegiatan

tersebut dimulai dengan persiapan regimen kemoterapi, pembungkusan pelarut


Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV
Periode Oktober November2013

170
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

regimen yang dibutuhkan dengan kertas karbon, pemberian etiket, pelarutan,

pengenceran, pulveresisasi, transfer wadah ampul/vial, pelabelan, embalasi dan

pengiriman. Dalam SK. MenKes. No. 436 tahun 1993tentang jangkauan farmasi

klinik didalamnya disebutkan preparasi sitostatika dilakukan oleh seorang

apoteker. Prinsip dari penganan obat sitostatika adalah proteksi diri & lingkungan,

isolasi paparan, minimalisir paparan untuk petugas & lingkungan, penanganan

buangan, teknis kerja aseptis.Kriteria dari preparasi sitostatika adalah cuci tangan

dg sabun, bilas dg air mengalir, keringkan dg handuk kering & bersih, pakai baju

kerja gaun lengan panjang berkaret lengan, masker, topi, kaca mata, sarung tangan

(rangkap dua), sepatu sol karet. Namun, pada kenyatannya penanganan sitostatika

masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan karena APD (Alat Pelindung

Diri) yang disediakan tidak digunakan sehingga petugas rawan terhadap paparan

obat sitostatika. Sebaiknya petugas harus lebih memperhatikan tentang APD yang

digunakan untuk meminimalisir paparan pada diri petugas dan lingkungan.

Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat memberi pelayanan 24 jam.

Permintaan obat oleh pasien gawat darurat dilakukan oleh perawat dan dicatat

oleh petugas depo farmasi, dan untuk itu petugas farmasi di IGD telah

menyiapkan paket-paket yang sering digunakan saat penanganan pasien gawat

darurat sehingga mempermudah pada saat pelayanan. Yang menjadi masalah di

Instalasi Gawat Darurat yaitu, pasien dengan status yang belum jelas diharuskan

untuk membayar obat dan alat yang segera di pakai, akan tetapi setelah statusnya

sudah jelas dikemudian hari maka uang itu akan dikembalikan ke pasien. Ada

beberapa kasus dimana uang tersebut tidak diambil kembali oleh pasien, sehingga

membingungkan petugas IGD dalam pembuatan laporan keuangan. Sebaiknya


Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV
Periode Oktober November2013

171
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

sebelum pasien keluar dari rumah sakit sudah ada kejelasan status, oleh karena itu

pemberitahuan tentang alur administrasi di Rumah Sakit kepada keluarga pasien

harus lebih jelas dan dokumentasi tentang data pasien seperti alamat dan nomor

telpon yang bisa dihubungi harus lengkap sehingga bisa dikonfirmasi.

IBS (Instalasi bedah sentral) adalah bagian dari unit layanan pada RSD dr

Soebandi yang menangani tindakan operasi bagi pasien umum/askes/jamkesmas.

Kebutuhan perbekalan pasien operasi dilakukan satu pintu lewat depo IBS

sehingga tercapai pelayanan farmasi yang optimal. Depo IBS melayani perbekalan

farmasi dalam hal ini alat kesehatan dan obat-obatan yang digunakan selama

operasi.

Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) merupakan unit kerja yang

sifatnya mengkoordinasi kebutuhan perbekalan farmasi di unit pelaksanaan

operasional kamar operasi.Jenis pelayanan kepada pasien di IBS meliputi

pelayanan operasi sekaligus dengan anestesinya.Sifat operasi yang ditangani di

IBS adalah operasi terencana (elektif) dan operasi eksekutif.Operasi terencana atau

elektif merupakan operasi yang sudah terjadwal terlebih dahulu, pasien sudah

harus didaftarkan di IBS sehari sebelum operasi dilaksanakan. Sehingga, alat dan

obat-obatan yang akan digunakan dalam operasi telah diresepkan pada hari

sebelumnya, sehingga farmasis cukup menyediakan alat dan obat-obatan yang

akan digunakan pada operasi berikutnya. Depo IBS juga melayani kekurangan alat

dan obat-obatan yang dibutuhkan selama operasi. Oleh sebab itu, farmasis pada

depo ini harus siap melayani kekurangan alat dan obat-obatan selama operasi

diluar peresepan. Setelah operasi selesai paket-paket tersebut dikembalikan ke

depo dan dilakukan perincian tiap barang yang dipakai, untuk perbekalan farmasi
Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV
Periode Oktober November2013

172
Praktek Kerja Profesi Apoteker
Universitas Setia Budi Surakarta di RSD dr.Soebandi Jember
Periode Oktober November 2013

yang tidak tersedia di dalam paket maka dilakukan peresepan oleh dokter. Sistem

paket ini sebenarnya sama dengan sistem unit dose pada depo farmasi rawat inap

dimana pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang digunakan saja, karena

setelah operasi selesai petugas IBS akan mengembalikan sisa paket ke depo

farmasi. Selain untuk meringankan beban biaya pasien, sistem unit dose ini juga

berguna untuk mengendalikan perbekalan farmasi sehingga semua pemakaian

perbekalan farmasi tercatat dan dapat memperkecil kemungkinan kehilangan obat

atau alat selama operasi berlangsung. Sedangkan operasi eksekutif yaitu operasi

tambahan diluar operasi terencana, operasi dilakukan oleh IBS selama jam kerja

dan IGD diluar jam kerja.

Penggunaan obat dan alat kesehatan yang digunakan oleh pasien setelah

operasi diserahkan ke masing-masing instalasi farmasi tempat pasien dirawat.

Untuk pasien paviliun dan kelas 1 pasien mendapatkan obat dari UDD Barat dan

untuk pasien jamkesmas, jampersal, askes dan jamsostek mendapatkan obat dari

UDD Timur.

Laporan PKPA Universitas Setia Budi Surakarta Angkatan XXV


Periode Oktober November2013

173

Anda mungkin juga menyukai