Anda di halaman 1dari 6

DERMATITIS KRONIS

PERBEDAAN DERMATITIS DERMATITIS DERMATITIS SOLARIS


SEBOROIK DYSHIDROSIS (FOTODERMATITIS)
(POMPHYLOX)

DEFINISI Kelainan kulit yang didasariDermatitis dyshidrosisPeradangan kulit yang sifatnya


oleh faktor konstitusimerupakan dermatitis vesikularkronis pada epidermis dan
(predileksi di tempat-tempatpalmoplantar yang bersifatdermis akibat pajanan dari sinar
kelenjar sebum) danrekuren atau kronik. Disebutmatahari yang lama.
berhubungan denganjuga pompholyx, yang diambil
keaktifan glandula sebasea. dari istilah Yunani
cheiropompholyx yang artinya
tangan dan gelembung.
Etiologinya belum diketahui dan
diduga bersifat multifaktorial
melibatkan faktor eksogen dan
endogen.
HASIL ANAMNESIS 1. Keluhan awal berupa 1. Gejala utama adalah rasa 1. Gejala utama adalah rasa
ketombe ringan di kulit nyeri dan gatal gatal dan panas pada daerah
kepala dengan bercak 2. Muncul secara mendadak yang terpajan
merah dan kulit kasar. bintik-bintik kemerahan pada 2. Pada awalnya kulit tampak
2. Keluhan lanjutan berupa telapak tangan dan kaki. kemerahan yang kemudian
keropeng yang berbau 3. Riwayat atopic pada pasien menjadi hiperpigmentasi
tidak sedap dan terasa maupun keluarganya 3. Riwayat pekerjaan dan social
gatal 4. Riwayat pengobatan dengan pasien yang berhubungan
terapi imunoglobulin
DERMATITIS KRONIS

intravena langsung dengan matahari


5. Tanda khas pada pasien tanpa alat pelindung diri.
yaitu hyperhidrosis 4. Aktivitas rutin di luar rumah
(keringat berlebihan) yang terpapar sinar matahari
secara langsung
5. Terlalu lama terpajan sinar
matahari (sebaiknya 10-30
menit)
FAKTOR RISIKO 1. Pria > Wanita 1. Endogen : stress emosional, 1. Sinar matahari yang terik di
2. Genetic riwayat atopic daerah tropis
3. Faktor kelelahan 2. Eksogen : kontak terhadap 2. Pria > Wanita
4. Stress emosional nikel dan kobalt, sensitivitas 3. Riwayat atopic
5. Defisiensi imun
terhadap besi yang teringesti, 4. Kondisi tubuh yang bayak
6. Kurang tidur berkeringat
infeksi dermatofita, infeksi
5. Riwayat terpajan sinar
bakteri, faktor lingkungan
matahari yang lama dengan
(pergantian musim,
panjang gelombang 297-317
temperature dan
nm.
kelembaban)
6. Umumnya pada dewasa

PEMERIKSAAN FISIK Predileksi : bagian tubuh Predileksi : pada sela-sela jari Predileksi : daerah-daerah yang
yang banyak terdapat tangan dan kaki, telapak tangan tidak tertutup pakaian seperti
kelenjar sebasea (kelenjar dan kaki. wajah, dahi, leher, dada bagian
minyak) yaitu daerah kepala atas, pergelangan tangan, kaki
(kulit kepala, telinga bagian dan jari-jari.
DERMATITIS KRONIS

luar, saluran telinga, kulit di Tanda Patognomonis :


belakang telinga), wajah (alis 1. Awalnya terbentuk vesikel-UKK Primer: makula eritem-
mata, kelopak mata, vesikel deep seated hiperpigmentasi dengan papul
glabellla, lipatan nasolabial, 2. Bila pasien menggaruk dan vesikel, biasanya polimorf.
dagu), dan badan bagian atas vesikel pecah keluar cairan UKK Sekunder : skuama dan
(daerah presternum, daerah jernih, timbul eritem, erosi likenifikasi
interskapula, areolla dan bila terjadi infeksi
sekunder timbul pustul dan
mammae, umbilikus, lipatan
krusta.
paha, daerah anogenital).
3. Karena proses ini berjalan
kronik maka muncul
Tanda Patognomonis likenifikasi dibekas lesi.
1. Papul hingga plak Bisa juga terjadi xerosis
eritema kutis karena kondisi kulit
2. Skuama berminyak agak yang kering.
kekuningan
3. Berbatas tidak tegas
4. Pada lesi yang berat :
seluruh kepala tertutup
oleh krusta, kotor dan
berbau (cradle cap)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan histopatologi 1. Kultur bakteri Tidak diperlukan karena tidak
infiltrat ringan perivaskular 2. Uji tempel / patch test khas. Namun dapat dilakukan
superfisial , terdiri dari sel 3. Pemeriksaan histopatologi pemeriksaan biopsy kulit untuk
limfohistiosit kadang- membedakan dengan Psoriasis.
kadang disertai neutrofil;
DERMATITIS KRONIS

edema ringan pada papila


dermis; adanya fokus
spongiosis pada
infundibulum dan epidermis.
DIAGNOSIS BANDING 1. Dermatitis seboroik 1. Dermatitis dyshidrosis 1. Dermatitis solaris
2. Psoriasis 2. Dermatitis kontak alergi 2. Psoriasis
3. Kandidosis 3. Dermatitis numularis

MANAJEMEN TERAPI Non Medikamentosa Non Medikamentosa Non Medikamentosa


1. Hindari faktor resiko Hindari faktor resiko baik dari Hindari sinar matahari dengan
misalnya stress dan endogen maupun eksogen menggunakan pakaian
kurang tidur panjang atau topi dan
2. Konsumsi makanan Medikamentosa pelindung lainnya saat keluar
rendah lemak 1. Topical : Kortikosteroid ;
rumah.
3. Menjaga kebersihan Hidrokortison krim 1-2%
tubuh (2x1).
Penggunaan Medikamentosa
Medikamentosa pelembab/emolien secara 1. Topical : Kortikosteroid ;
1. Topical teratur Hidrokortison krim 1-2%
a. Bayi : Pada lesi di (2x1)
kulit kepala asam salisilat
3% dalam minyak 2. Sistemik: antihistamin 2. Sistemik: Antihistamin
kelapa/kompres minyak non sedatif; Loratadin non sedatif; Loratadin
kelapa hangat 1x/hari 1x10mg (maks. 2 1x10mg.
selama beberapa hari. minggu). Vitamin B kompleks
Dilanjutkan dengan krim Apabila terdapat infeksi
hidrokortison 1%. bakteri antibiotic ;
DERMATITIS KRONIS

b. Dewasa : pada lesi di Levoflokxacin 500mg


kulit kepala berikan 2x1 selama 7 hari.
preparat Ter (liquor
carbonis detergent) 2-5%
2-3x seminggu selama 5-
15menit/hari. Lesi di badan
kortikosteroid Desonid
krim 0,05% (maks. 2
minggu). Jika inflamasi
lebih berat betametason
valerat krom 0,1%
c. Jika ada infeksi jamur
antifungi ; ketokonazol
krim 2%.

2. Sistemik:
antihistamin non
sedatif; Loratadin
1x10mg (maks. 2
minggu).
PROGNOSIS Bonam Bonam Bonam

DAFTAR PUSTAKA
DERMATITIS KRONIS

Buegin S. 2008. Nummular eczema and lichen simplex chronic In : Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DA, ed
Fitzpatricks Dermatology in general medicine edisi ke-7. New York: Mc Graw Hill. h. 158-62.
Davis L. Dermatitis. Available from http://e-medicine.medscape.com (diakses 1 Agustus 2016)
Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi kelima. Jakarta : Balai Penerbit FK UI
Leung DYM, Eichenfield LF, Bogunewwicz M. 2008. Atopic dermatitis (atopic eczema) In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
Paller AS, Leffel DA, ed. Fitzpatricks Dermatology in general medicine edisi ke-7. New York: Mc Graw Hill. h. 146-57.
Pedoman Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Dermatitis. Available from http://www.permenkes.co.id
(diakses 1 Agustus 2016)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. 2011.Jakarta : Pedoman Pelayanan Medik
Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi kedua. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
William D James M, Timothy G Berger M, Dirk M Elston M. 2011. Atopic Dermatitis, Eczema, and Non Infectionus Immunodeficiency
Disorders In: Andrews' Disease of The Skin Clinical Dermatology. Edisi ke-11. Philadelphia, USA: Saunders Elsevier. h. 62-9.

Anda mungkin juga menyukai