Anda di halaman 1dari 2

Pen[e2BAB I

PENDAHULUAN

Cedera kepala merupakan kasus yang sering terjadi setiap harinya.


Bahkan, bisa dikatakan merupakan kasus yang hampir selalu dijumpai di unit
gawat darurat di setiap rumah sakit, dan merupakan penyebab kematian terbesar
pada kelompok umur usia produktif. Cedera kepala dapat disebut juga dengan
head injury ataupun traumatic brain injury. Kedua istilah ini sebenarnya memiliki
pengertian yang sedikit berbeda. Head injury merupakan perlukaan pada kulit
kepala, tulang tengkorak, ataupun otak sebagai akibat dari trauma. Sedangkan,
traumatic brain injury merupakan gangguan fungsi otak ataupun patologi pada
otak yang disebabkan oleh kekuatan (force) eksternal yang dapat terjadi di mana
saja.1,2,3
Cedera kepala merupakan penyebab utama kematian lebih dari 70 persen
kasus. Insidensi cedera kepala di banyak negara berkisar antara 200-300 / 100.000
populasi per tahun. Di Amerika Serikat cedera kepala setiap tahunnya
diperkirakan mencapai 200.000 kasus. Korban cedera kepala yang dirawat
terdapat 52.000 kematian tiap tahunnya. Dari jumlah di atas, 10 % penderita
meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Sedangkan yang sampai di rumah sakit,
80% termasuk cedera kepala ringan (Glasgow Coma Scale [GCS] 13-15), 10%
cedera kepala sedang (GCS 9-12) dan sisanya (10%) cedera kepala berat (GCS
kurang dari atau sama dengan 8). Di Indonesia, tidak terdapat data nasional
mengenai trauma kepala. Pada tahun 2005, di RSCM terdapat 434 pasien trauma
kepala ringan, 315 pasien trauma kepala sedang, dan 28 pasien trauma kepala
berat. Di RS Siloam pada tahun 2005 terdapat 347 kasus trauma kepala. Di RS
Atma Jaya pada tahun 2007, jumlah pasien trauma kepala mencapai 125 orang
dari 256 pasien rawat inap bagian saraf.1,4,5
Fokus utama dalam penanganan pasien dengan kecurigaan cedera kepala
adalah harus mencegah cedera otak sekunder. Tindakan pemberian oksigen
(airway dan breathing) yang adekuat dan mempertahankan tekanan darah
(circulation) yang cukup untuk perfusi otak merupakan langkah paling penting

1
untuk menghindari terjadinya cedera otak sekunder, yang akhirnya akan
meningkatkan tingkat kesembuhan pasien. Manajemen cedera kepala yang baik
dapat mencegah cedera kepala sekunder sehingga akan sangat membantu dalam
menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat cedera kepala.

Anda mungkin juga menyukai