Anda di halaman 1dari 27

ASAL USUL KAYU SEBAGAI MATERIAL BANGUNAN

Kayu adalah jaringan, struktural serat keras


yang ditemukan di batang dan akar pohon dan
lainnya pada tanaman berkayu . Bahan ini telah
digunakan selama ratusan ribu tahun sebagai bahan
bakar dan bahan konstruksi.

Terdiri dari bahan organik,


alamikomposit dari serat selulosa (yang kuat dalam ketegangan) tertanam
dalam matriks dari lignin yang tidak mudah di kompresi. Kayu, kadang-kadang
hanya didefinisikan sebagai sekunder xilem pada batang pohon, atau didefinisikan
lebih luas untuk mencakup jenis yang sama dari jaringan di tempat lain seperti
pada akar pohon atau tanaman lain seperti semak. Dalam pohon hidup telah
melakukan fungsi pendukung, memungkinkan tanaman berkayu untuk tumbuh
besar atau untuk membela diri sendiri. Hal ini juga menengahi transfer air
dan nutrisi ke daun dan jaringan berkembang lainnya. Kayu juga dapat merujuk
kepada bahan tanaman lainnya dengan properti yang sebanding, dan untuk materi
rekayasa dari kayu, atau keripik kayu atau fiber.

Bumi terdapat sekitar satu triliun ton kayu, yang tumbuh pada dari 10
miliar ton per tahun. Sebagai, berlimpah karbon-netral pada sumber daya
terbarukan, bahan kayu telah berkepentingan intens sebagai sumber energi
terbarukan. Pada tahun 1991, sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu yang dipanen.
Dominan di perabotan dan konstruksi bangunan.

Sebuah penemuan 2011 di Kanada, provinsi New Brunswick menemukan


tanaman / pohon kayu yang ditanam sekitar 395-400 juta tahun yang lalu . Orang-
orang telah menggunakan kayu sejak ribuan tahun lalu untuk berbagai tujuan,
terutama sebagai bahan bakar atau sebagai bahan konstruksi untuk membuat
rumah, alat perkakas, senjata, mebel, kemasan karya seni dan kertas.

Kayu biasanya terdapat tanda umur


oleh penanggalan karbon di dalam tubuh batang dan pada
beberapa spesies oleh karena dendrochronology untuk
membuat sejarah kayu tersebut sejak tumbuh. Dilihat
variasi tahun ke tahun pada lingkaran lebar di batang
pohon dan juga kelimpahan isotop
memberikan petunjuk dengan iklim yang berlaku pada
saat itu.

Kayu telah menjadi bahan konstruksi penting karena manusia mulai


membangun tempat penampungan, rumah dan perahu. Hampir semua perahu

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 1


terbuat dari kayu sampai akhir abad 19, dan kayu masih umum digunakan saat ini
dalam konstruksi kapal.

Bahan kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan


konstruksi umumnya dikenal sebagai kayu di Amerika
Utara. Di tempat lain, bahan kayu biasanya mengacu pada
pohon yang ditebang, dan kata lain untuk papan gergajian
siap digunakan adalah papan malt.

Perumahan lokal baru di berbagai belahan dunia saat ini


umumnya terbuat dari konstruksi bingkai kayu. Kayu direkayasa menjadi bagian
yang lebih besar dari industri produk konstruksi. Kayu dapat digunakan dalam
bangunan baik perumahan dan komersial sebagai bahan struktural dan estetika.

Dalam bangunan terbuat dari bahan lain, kayu masih akan ditemukan
sebagai bahan pendukung, terutama dalam konstruksi atap, di pintu interior dan
kusennya, dan sebagai cladding eksterior. Kayu juga biasa digunakan sebagai
bahan shuttering untuk membentuk cetakan dimana beton dituangkan
dalam konstruksi beton bertulang.

Sifat Sifat Umum Kayu

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.
Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak
berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.
Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut
dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,
industri kayu maupun sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara
lain berkaitan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan
juga sifat kimianya.
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial
Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan
hemiselulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan
radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam
dinding sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap
sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.

Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan
atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
sekitarnya.
Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama
bila kayu dalam keadaan kering.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 2


Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki
sifatyang berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari
satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika
dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya. Dalam
hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu
tersebut diketahui lebih dahulu, sebelum kayu
dipergunakan sebagai bahan bangunan,industri kayu
maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lainyang bersangkutan
dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat
kimianya. Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain,
ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu:
1. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri
radial.
2. Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure
karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
3. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan
radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam
dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap
sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
4. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat
kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban
dan suhu udara di sekitarnya.
5. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar,
terutama jika kayu keadaannya kering.
Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan
melintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu
yang tersusun dalam pola melingkar dengan suatu pusat di tengah batang serta
deretan sel kayu dengan arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah
sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu
arah utama yang disebut sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radial.
Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu
longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini
sangat penting zrtinyabagi keperluan mengenal sifat-sifsat kayu hyang khas. Yaitu
antara lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu,
kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu.
Di samping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata
lebih besar pada arah sumbu longitudinal daripada arah-arah yang lain. Demikian
pula zat cair lebih cepat dan lebih mudah pada arah longitudinal daripada arah
sumbu radial dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu terbesar terdapat
pada arah tangensial.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 3


SIFAT-SIFAT KAYU

Sifat Fisik Kayu


Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis,
Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.

Berat jenis

Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28.
Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin
berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu
jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh
dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume
air yang sama pada suhu standar.

Keawetan Kayu Alami

Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap


serangan dari unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap,
bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu
tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di
dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak
kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di
dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon,
kayu ulin memiliki silica dan lain-lain. Keawetan kayu didefinisikan
sebagai ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu
dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya
dalam jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh
adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian
unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak
sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu
jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain.
Sehingga jenis-jenis kayu ini mempunyai cukup keawetan secara
alami.Klasifikasi kayu di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu
kedalam 5 kelas.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 4


Warna Kayu

Kayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna


putih misalnya kayu jelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah.
Perbedaan warna ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi warna kayu,
antara lain: tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.
Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap
daripada warna bagian kayu gubal.Kayu yang umurnya lebih tua
umumnya berwarna lebih gelap daripada kayu yang muda dari jenis yang
sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah.
Demikian pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau
lebih pucat warnanya daripada kayu yang segar dan kering udara.

Higroskopik

Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap
atau melepaskan air atau kelembaban.Sifat higroskopik ini merupakan
suatu petunjuk bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh
kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu saat tertentu.Makin
lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu
sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air
pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan
(EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam kayu itu,
maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air
dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu
akan mengembang atau menyusut.

Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu
ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative
serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke
dalam :

Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll


Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll
Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll

Serat

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 5


Bagian ini terutama menyangkut sifat
kayu, yang menunjukkan arah sel-sel
kayu di dalam kayu terhadap sumbu
batang pohon asal potongan tadi. Arah
serat dapat ditentukan oleh alur-alur
yang terdapat pada permukaan kayu.
Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah
sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu
menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang,
dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi
menjadi:
1. Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-
seling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang,
contoh kayu: kulim, renghas, kapur.

2. Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak,


contoh kayu: renghas, merbau dan lain-lain

3. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran),


seolah-olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu:
bintangur, kapur, dammar dan lain-lain

4. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan,
yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu,
tetapi membentuk sudut dengan sumbu.

Berat kayu

Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan
zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan
besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan
berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke
dalam kelas-kelas sebagai berikut:

Sangat berat = lebih besar dari 0,90


Berat = 0,75 - 0,90
Agak berat = 0,60 - 0,75
Ringan = lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam,
balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat
misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.

Kekerasan

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 6


Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan
berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat.
Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan
kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:

Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.


Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.
Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.
Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain.

Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah
melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat
pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat
keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan
hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan
mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar
dan suram.

Kesan raba

Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita
meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan
kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda
itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya
air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba
ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung
lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin
ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa
panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan
agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas
memberi kesan gatal pada kulit (alergi).

Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara
luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan
atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab
ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau
yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan
bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi,
sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya:
bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak
(jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak
jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 7


oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan indera
perasa kita.

Nilai dekoratif :

Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan


tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu
tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran
warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang
bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah
yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu
nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain:
sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya.

Sifat-sifat lain :

Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat


terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi
abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan,
misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di
lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai
sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak
dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan yang
lebih besar bila dibandingkan dengan sifat-sifat logam. Proses pembakaran
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu.
Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah
terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan
dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya
sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas
daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya.
Daya tahan bakar yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain
sebagainya. Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat
kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain:

Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang
berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes,
pelat logam dan lain sebagainya).

Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah


terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam
antara lain amoniun dan boor zuur, dengan mengimpregnir kayu itu
dengan macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi terbakarnya
kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang menghasilkan gas yang dapat
mencegah api tersebut.
Sifat kayu tehadap suara :

Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan
alat-alat music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan,

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 8


bahwa kemampuan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suara erat
hubungannya dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar
bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara tingginya tergantung pada
frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh
kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan
elastisitas misalnya akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan
suara yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring.

Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena


kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu
sangat baik. Oleh sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music:
kulintang, piano, biola, guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk
mengabsorpsi suara tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik
permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda mengabsorpsi
suara atau memantulkan suara. Struktur kayu mempunyai sifat demikian,
sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya
mempunyai sifat meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini
baik kalau dipakai sebagai lantai atau parket.

Sifat Mekanik Kayu


Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan
muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar
benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya
benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk
bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hamper pada semua
penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakan
beberapa macam kekuatan sebagai berikut:

Keteguhan tarik

Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada
kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil
daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai
hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.

Keteguhan tekan/kompresi

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika
kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2
macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah
serat. Keteguhan kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap
beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan
ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 9


Keteguhan kompresi tegaklurus arah serat
pada semua kayu lebih kecil daripada
keteguhan kompresi sejajar arah serat.

Keteguhan geser

Yang dimaksud
dengan keteguhan geser ialah
suatu ukuran kekuatan kayu dalam
hal kemampuanya
menahan gaya-gaya, yang
membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau
bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam
keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan
keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih
besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.

Keteguhan lengkung (lentur)

Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya


yang berusaha melengkungkan kayu atau
untuk menahan beban-beban mati maupun
hidup selain beban pukulan yang harus
dipikul oleh kayu tersebut, misalnya
blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan
lengkung pukul. Yang pertama enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan
kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan.

Kekakuan

Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu
ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari
pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik.

Keuletan

Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu.
Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa
kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah
karena beban-beban yang sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau
kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas.
Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu untuk
menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan
atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional
serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 10


patah secara berangsur-angsur dan memberi suara peringatan tentang
kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting untuk
menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai tangkai
alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk
mengerjakan sesuatu.

Kekerasan

Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu
menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan
sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang
terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang
ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan
dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok
pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada
umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.

Keteguhan belah

Sifat ini digunakan untuk menyatakan


kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Tegangan
belah adalah suatu tegangan yang
terjadi karena adanya gaya yang
berperan sebagai baji. Suatu sifat
keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun
pembuatan kayu bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk
pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan
sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain
sebagainya. Perlu diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah
sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar lingkaran tahun
(tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan
kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang
mempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua
kelompok yaitu:

Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban


lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga
perusak kayu. Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan
antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda.
Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat
yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki
kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi
berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk
perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa
tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 11


Macam-macam Kayu untuk Bahan Konstruksi
1. Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling
indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan.

Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya
karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah
mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada
di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 12


langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami
tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng,
ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu
dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai
estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan
kualitas kayu tersebut.

2. Kayu Merbau

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus
putus.Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.

Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya
difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat
garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon
Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau
kami berasal dari Irian / Papua.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 13


3. Kayu Bengkire

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Sifat
kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya
pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu.

Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga
sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis
plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di
hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak
kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal
dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja
dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

4. Kayu Kamper

kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang


harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering
menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas
bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai,
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu
dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 14


Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih
halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

5. Kayu Kelapa

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal
dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa
adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap
adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.

6. Kayu meranti merah

Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda
tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain
bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca,
sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.Pohon meranti banyak
ditemui di hutan di pulau kalimantan.

7. Kayu karet

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 15


Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada
awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18
mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu dibawa
hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk tanah
Jawa.

WarnaKayu :

Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit
kecoklatan.

Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan
kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.

Densitas :

Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan
densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi.

8. Kayu gelam

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu, Kayu


bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil
umumnya dikenal dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 16


yang berdiameter besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk bahan penyerap.

9. Kayu ulin

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis
kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian
Selatan dan Kalimantan.

Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen,
belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran
rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap
air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang
bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan,
bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet
dan kuat.

10. Kayu akasia

Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75


berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas
awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah
dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100
kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 17


kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan
bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat
pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan
konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

PENGAWETAN KAYU
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan
awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu
menahan bermacam-macam factor perusak kayu. Dengan kata lain: keawetan
kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktor perusak yang datang
dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki keawetannya pada bagian kayu
terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan. Pemakaian kayu
menentukan pula umur keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi
atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain
yang berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap
awet bila dipakai di Indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar.
Kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan
serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang
berbeda pula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan
kayu jati. Ada kalanya pada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda,
disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh dari pohon tersebut.
FAKTOR-FAKTOR PERUSAK DALAM PENGAWETAN KAYU

PENYEBAB NON MAKHLUK HIDUP

1. Faktor fisik : ialah keadaan atau sifat alam yang mampu


merusak komponen kayu sehingga umur pakainya menjadi pendek.
Yang termasuk factor fisik antara lain: suhu dan kelembaban udara,
panas matahari, api, udara, dan air. Semua yang termasuk faktor
fisik itu mempercepat kerusakan kayu bila terjadi penyimpangan.
Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu
akan cepat rusak.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 18


2. Faktor mekanik : terdiri atas proses kerja alam atau
akibat tindakan manusia. Yang termasukfaktor mekanik antara lain:
pukulan, gesekan, tarikan, tekanan, dan lain sebagainya. Faktor
mekanik berhubungan erat sekali dengan tujuan pemakaian.

3. Faktor kimia : juga mempunyai pengaruh besar terhadap


umur pakai kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsure kimia
yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan
hemiselulosa. Unsur kimia perusak kayu antara lain: pengaruh
garam, pengaruh asam dan basa.

PENYEBAB KERUSAKAN OLEH MAHKLUK HIDUP

Makhluk hidup perusak kayu beraneka macam, kebanyakan


serangan perusak ini sangat cepat menurunkan nilai keawetan dan umur
pakai kayu. Ada jenis yang langsung memakan komponen kayu tersebut,
ada juga yang melapukkan kayu, mmengubah susunan kimia kayu, tetapi
ada pula yang hanya merusak kayu dengan mengubah warna menjadi
kebiru-biruan kotor. Jenis-jenis serangga sering melubangi kayu untuk
memakan selulosa dan selanjutnya menjadikan tempat bersarang. Adapun
jenis-jenis perusak kayu makhluk hidup antara lain:

JENIS JAMUR

Jenis jamur (cendekiawan atau fungi), ialah jenis tumbuhan satu sel,
yang berkembang biak dengan spora. Hidupnya sebagai parasit terhadap
makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerah lembab. Jamur
terkenal sebagai perusak kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur
ialah pelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga kayu yang hanya
berubah warnanya menjadi kotor, misalnya jamur biru (blue stain).
Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamur pelunak
kayu dan jamur pewarna kayu.

JENIS SERANGGA

Jenis serangga, merupakan perusak kayu yang sangat hebat, terutama


di daerah tropic misalnya: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan lain-lain.
Serangga tersebut makan dan tinggal di dalam kayu. Macam-macam
serangga perusak kayu antara lain: rayap tanah, rayap kayu kering, dan
serangga bubuk kayu.

JENIS BINATANG LAUT


ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 19


Jenis binatang laut, terkenal dengan nama Marine borer. Kayu
yang dipasang di air asin akan mengalami kerusakan yang lebih hebat
daripada kayu yang dipasang di tempat lain. Hampir semua jenis kayu
mudah diserang oleh binatang laut. Akan tetapi, ada pula beberapa jenis
kayu yang memiliki factor ketahanan, karena adanya zat ekstraktif yang
merupakan racun bagi binatang laut, antara lain: kayu lara, kayu ulin, kayu
giam, dan lain-lain.

Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan:

1. Bahan pengawet larut air:


Tipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:
Dijual dalam perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan
tepung.
Tidak mengotori kayu.
Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau
cat) setelah kayu tersebut dikeringkan terlebih dahulu.
Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke dalam
kayu.
Mudah luntur.
Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di
dalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap.
Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebut diawetkan dan dikeringkan, selanjutnya
di-finishing. Gunanya untuk menutup permukaan kayu agar bahan pengawet tidak
terpengaruh oleh udara lembab, sebab kayu cenderung untuk membasah (sifat
higroskopis).
Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain:
Tanalith C, Celcure, Boliden, Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam
Borat, dan lain-lain.
Konsentrasi larutan dapat berbeda-beda tergantung tujuan pemakaian kayu
setelah diawetkan (rata-rata 5-10%).

2. Bahan Pengawet Larut Minyak


Sifat-sifat umum yang dimiliki tipe bahan ini sebagai berikut:
Bersifat menolak air, daya pelunturannya rendah, sebab minyak
tidak dapat bertoleransi dengan air.
Daya cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.
Memiliki bau tidak enak dan dapat merangsang kulit (alergis).
Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.
Sulit di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada
permukaan kayu.
Penetrasi dan retensi agak kurang, disebabkan tidak adanya
toleransi antara minyak dan kandungan air pada kayu.
Mudah terbakar.
Tidak mudah luntur.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 20


Nama-nama perdagangan bahan pengawet larut minyak antara lain: PCP
(Pentha Chlor Phenol), Rentokil, Cu-Napthenate, Tributyltin-oxide, Dowicide,
Restol, Anticelbor, Cuprinol, Solignum, Xylamon, Brunophen, Pendrex,
Dieldrien, dan Aldrin.

3. Bahan Pengawet Berupa Minyak

Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama


dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet larut minyak.
Penggunaannya diusahakan dijauhkan dari hubungan manusia, karena
baunya tidak enak dan mengotori tempat. Penggunaannya dengan metode
tertentu. Nama-nama perdagangan yang terkenal antara lain: Creosot,
Carbolineum, Napthaline, dan lain-lain. Umumnya penggunaan bahan
pengawet larut minyak dan berupa minyak tidak begitu luas dalam
penggunaan, orang lebih cenderung menggunakan bahan pengawet yang
lain dalam arti mudah dan praktis.

CARA PENGAWETAN

CARA PERENDAMAN

kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yang telah


ditentukan konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya,
selama beberapa jam atau beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman)
kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang terapung.
Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam
pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan
rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat
dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan
cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan
dalam bak dari logam. Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup
banyak, perlu disediakan dua bak rendaman (satu bak untuk merendam
dan bak kedua untuk membuat larutan bahan pengawet, kemudian diberi
saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-
lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara
rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau
rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam
dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam
akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak
atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan
cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang
perusak kayunya tidak hebat.

CARA PENCELUPAN

kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet


dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 21


menit bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan
pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis,
tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara
ini umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah
serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium
Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik bila kayu yang
akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan
lebih dahulu.

CARA PEMULASAN DAN PENYEMPROTAN

cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana.


Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila
dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih
dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksud tertentu, yaitu :

1. Pengawetan sementara (prophylactic treatment) di daerah


ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah serangan
jamur atau bubuk kayu basah.
2. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak
dan belum merusak kayu (represif).
3. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang.

Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu


tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).

CARA PEMBALUTAN

cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-


tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat,
yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah.
Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan
ke dalam kayu.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE PENGAWETAN KAYU

No
Metode Keuntungan Kerugian
.

1. Metode Rendaman Penetrasi dan retensi bahan Waktu agak lama, terlebih
pengawet lebih banyak. dengan rendaman dingin
Kayu dalam jumlah banyak Peralatan mudah terkena
dapat diawetkan bersama. karat
Larutan dapat digunakan Pada proses panas, bila
berulang kali (dengan tidak hati - hati kayu bisa
menambah konsentrasi bila terbakar

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 22


Kayu basah agak sulit
berkurang).
diawetkan

Penetrasi dan retensi kecil


Proses sangat cepat.
sekali, terlebih pada kayu
Bahan pengawet dapat
basah.
dipakai berulang kali Mudah luntur, karena
2. Metode Pencelupan
(hemat).
bahan pengawet melapisi
Peralatan cukup sederhana.
permukaan kayu sangat
tipis.

Penetrasi dan retensi


Alat sederhana,
Metode Pelaburan bahan pengawetan.
3. mudahpenggunaannya.
dan Penyemprotan Mudah luntur.
Biaya relatif murah.

Pemakaian bahan
Peralatan sederhana. pengawet boros.
Penetrasi lebih baik, hanya Jumlah kayu yang
Metode waktu agak lama. diawetkan terbatas, waktu
4.
Pembalutan Digunakan untuk tiang- membalut lama.
tiang kering ataupun basah Membahayakan mahluk
hidup sekitarnya (hewan
dan tanaman)

Modal yang diperlukan


Penetrasi dan retensi tinggi besar.
sekali (memuaskan). Perlu ketelitian dan
Metode Vakum dan Waktunya relatif singkat pengerjaan yang tinggi.
5.
Tekanan sekali. Cara ini hanya sesuai
Dapat mengawetkan kayu untuk perusahaan yang
basah dan kering komersial

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 23


Kesimpulan

Dari hasil di atas kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai
keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan.
Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang
dikelompokkan atas jenis-jensi komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu
campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak
seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik
volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif
mahal. Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak
dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu
tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang
bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai
ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 24


mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya
dalam konstruksi.

Kayu untuk komponen bangunan dari hutan alam pasokannya semakin


menurun sejalan dengan degradasi hutan dan kenaikan kebutuhan akan kayu.
Beberapa jenis kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat maupun tanaman
kebun, dapat dikembangkan untuk komponen bangunan baik struktural maupun
bukan struktural. Kayu rakyat pada umumnya berdiameter kecil, dari jenis cepat
tumbuh dan tidak mendapatkan perlakuan silvikultur seperti kayu dari hutan
tanaman, sehingga sifat kayunya umumnya kurang baik dibandingkan kayu dari
hutan alam bahkan dari hutan tanaman sendiri. Kayu rakyat dapat dimanfaatkan
untuk komponen bangunan rumah, jembatan, kapal dan tiang listrik. Sortimen
kayu rakyat yang ada di pasaran umumnya tidak sesuai dengan persyaratan SNI.
Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi penggergajian,
pengeringan, pengawetan dan membuat produk perekatan

Kesimpulan

1. Kayu merupakan bahan bangunan memiliki banyak kelebihan untuk


digunakan sebagai material dan konstruksi bangunan karena mudah
ditemukan dan mudah dibentuk sesuai keperluan.
2. Kayu memiliki kuat tarik dan kuat lentur serta kekuatannya yang lain yang
cukup baik untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
3. Kayu memiliki beberapa jenis sambungan yang dapat diterapkan untuk
kayu sebagai bahan konstruksi bangunan.
4. Kayu memiliki tekstur yang khas yang dapat dimanfaatkan. Berdasarkan
kelas mutunya, kayu karet, tata dan tusam dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan struktural, sedangkan yang lain dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan non struktural.

Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari
tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina
tergolongkelas kuat II-III.

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 25


DAFTAR PUSTAKA
http://kampuzsipil.blogspot.com/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html

en.wikipedia.org (English)

id.wikipedia.org (Bahasa Indonesia)

http://www.sarjanaku.com/2011/11/sifat-umum-kayu.html

http://muherda.blogspot.com/2011/03/sifat-sifat-umum-kayu.html

http://ocw.usu.ac.id/course/download/3190000052-pemanenan-hasil
(hutan/8_teknik_penebangan_kayu.pdf)

http://5454k3.wordpress.com/2010/08/10/proses-pengeringan-kayu/

http://www.tentangkayu.com/2008/02/proses-pengeringan-kayu.html

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 26


http://www.scribd.com/doc/55979149/BAHAN-PENGAWET-KAYU

http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/pengawetan-kayu.html

http://sitinjaksmar.wordpress.com/2010/12/25/39/

http://www.tentangkayu.com/2008/01/cacat-fisik-alami-kayu.html

http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/penggolongan-produk-kayu-di-pasaran.html

http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/penggolongan-produk-kayu-di-pasaran.html

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PROPINSI/SUMSEL/jenis_kayu_dagang.html

ILMU BAHAN BANGUNAN ( KAYU ) Page 27

Anda mungkin juga menyukai