Bumi terdapat sekitar satu triliun ton kayu, yang tumbuh pada dari 10
miliar ton per tahun. Sebagai, berlimpah karbon-netral pada sumber daya
terbarukan, bahan kayu telah berkepentingan intens sebagai sumber energi
terbarukan. Pada tahun 1991, sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu yang dipanen.
Dominan di perabotan dan konstruksi bangunan.
Dalam bangunan terbuat dari bahan lain, kayu masih akan ditemukan
sebagai bahan pendukung, terutama dalam konstruksi atap, di pintu interior dan
kusennya, dan sebagai cladding eksterior. Kayu juga biasa digunakan sebagai
bahan shuttering untuk membentuk cetakan dimana beton dituangkan
dalam konstruksi beton bertulang.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbeda-beda.
Bahkan kayu yang berasal dari satu pohon memiliki sifat yang agak
berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pangkalnya.
Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut
dipahami lebih dahulu sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan,
industri kayu maupun sebagai perabotan rumah. Sifat yang dimaksud antara
lain berkaitan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat fisik, sifat mekanik dan
juga sifat kimianya.
Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial
Kayu terdiri dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa dan
hemiselulosa (unsur karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan
radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam
dinding sel, bentuk menajang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap
sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.
Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan
atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
sekitarnya.
Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama
bila kayu dalam keadaan kering.
Berat jenis
Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28.
Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin
berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu
jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh
dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume
air yang sama pada suhu standar.
Higroskopik
Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap
atau melepaskan air atau kelembaban.Sifat higroskopik ini merupakan
suatu petunjuk bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh
kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu saat tertentu.Makin
lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu
sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air
pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan
(EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam kayu itu,
maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air
dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu
akan mengembang atau menyusut.
Tekstur
Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu
ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative
serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke
dalam :
Serat
4. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan,
yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu,
tetapi membentuk sudut dengan sumbu.
Berat kayu
Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan
zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan
besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan
berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke
dalam kelas-kelas sebagai berikut:
Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam,
balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat
misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.
Kekerasan
Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah
melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat
pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat
keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan
hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan
mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar
dan suram.
Kesan raba
Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita
meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan
kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda
itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya
air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba
ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung
lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin
ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa
panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan
agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas
memberi kesan gatal pada kulit (alergi).
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara
luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan
atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab
ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau
yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan
bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi,
sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya:
bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak
(jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak
jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan
Nilai dekoratif :
Sifat-sifat lain :
Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang
berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes,
pelat logam dan lain sebagainya).
Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan
alat-alat music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan,
Keteguhan tarik
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada
kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil
daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai
hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.
Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika
kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2
macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah
serat. Keteguhan kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap
beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan
ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser.
Keteguhan geser
Yang dimaksud
dengan keteguhan geser ialah
suatu ukuran kekuatan kayu dalam
hal kemampuanya
menahan gaya-gaya, yang
membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau
bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam
keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan
keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih
besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.
Kekakuan
Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu
ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari
pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik.
Keuletan
Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu.
Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa
kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah
karena beban-beban yang sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau
kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas.
Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu untuk
menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan
atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional
serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan
Kekerasan
Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu
menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan
sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang
terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang
ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan
dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok
pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada
umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.
Keteguhan belah
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling
indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini
menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan.
Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya
karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang sudah
mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada
di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply
Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan
kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng,
ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya
mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu
dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai
estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan
kualitas kayu tersebut.
2. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil
sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan
terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai
adanya highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus
putus.Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis.
Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Kayu merbau biasanya
difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau memiliki tekstur serat
garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon
Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau
kami berasal dari Irian / Papua.
Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Sifat
kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak
rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya
pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini dapat ditutupi dengan wood
filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu
sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi
berat seperti atap kayu.
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga
sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis
plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di
hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning dan kadang agak
kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal
dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja
dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.
4. Kayu Kamper
5. Kayu Kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal
dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun
keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru.
Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa
adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan
menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua
bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa
tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai
Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap
adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.
Kayu meranti merah termasuk jenis kayu keras, warnanya merah muda
tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain
bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca,
sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.Pohon meranti banyak
ditemui di hutan di pulau kalimantan.
7. Kayu karet
WarnaKayu :
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit
kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan
kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.
Densitas :
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan
densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%.sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk bahan
konstruksi.
8. Kayu gelam
9. Kayu ulin
Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung,
serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis
kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian
Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen,
belian, tabulin dan telian. Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya
dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran
rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap
air laut. Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang
bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan,
bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet
dan kuat.
PENGAWETAN KAYU
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan
awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu
menahan bermacam-macam factor perusak kayu. Dengan kata lain: keawetan
kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktor perusak yang datang
dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki keawetannya pada bagian kayu
terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan. Pemakaian kayu
menentukan pula umur keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi
atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain
yang berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap
awet bila dipakai di Indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar.
Kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan
serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang
berbeda pula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan
kayu jati. Ada kalanya pada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda,
disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh dari pohon tersebut.
FAKTOR-FAKTOR PERUSAK DALAM PENGAWETAN KAYU
JENIS JAMUR
Jenis jamur (cendekiawan atau fungi), ialah jenis tumbuhan satu sel,
yang berkembang biak dengan spora. Hidupnya sebagai parasit terhadap
makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerah lembab. Jamur
terkenal sebagai perusak kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur
ialah pelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga kayu yang hanya
berubah warnanya menjadi kotor, misalnya jamur biru (blue stain).
Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamur pelunak
kayu dan jamur pewarna kayu.
JENIS SERANGGA
CARA PENGAWETAN
CARA PERENDAMAN
CARA PENCELUPAN
CARA PEMBALUTAN
No
Metode Keuntungan Kerugian
.
1. Metode Rendaman Penetrasi dan retensi bahan Waktu agak lama, terlebih
pengawet lebih banyak. dengan rendaman dingin
Kayu dalam jumlah banyak Peralatan mudah terkena
dapat diawetkan bersama. karat
Larutan dapat digunakan Pada proses panas, bila
berulang kali (dengan tidak hati - hati kayu bisa
menambah konsentrasi bila terbakar
Pemakaian bahan
Peralatan sederhana. pengawet boros.
Penetrasi lebih baik, hanya Jumlah kayu yang
Metode waktu agak lama. diawetkan terbatas, waktu
4.
Pembalutan Digunakan untuk tiang- membalut lama.
tiang kering ataupun basah Membahayakan mahluk
hidup sekitarnya (hewan
dan tanaman)
Dari hasil di atas kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai
keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan.
Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang
dikelompokkan atas jenis-jensi komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu
campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak
seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik
volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif
mahal. Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak
dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu
tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang
bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai
ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta
Kesimpulan
Kayu yang diteliti baik yang berasal dari hutan tanaman (HTI) maupun dari
tanaman rakyat tergolong kelas kuat III-V, hanya karet dan gmelina
tergolongkelas kuat II-III.
en.wikipedia.org (English)
http://www.sarjanaku.com/2011/11/sifat-umum-kayu.html
http://muherda.blogspot.com/2011/03/sifat-sifat-umum-kayu.html
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3190000052-pemanenan-hasil
(hutan/8_teknik_penebangan_kayu.pdf)
http://5454k3.wordpress.com/2010/08/10/proses-pengeringan-kayu/
http://www.tentangkayu.com/2008/02/proses-pengeringan-kayu.html
http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/pengawetan-kayu.html
http://sitinjaksmar.wordpress.com/2010/12/25/39/
http://www.tentangkayu.com/2008/01/cacat-fisik-alami-kayu.html
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/penggolongan-produk-kayu-di-pasaran.html
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/penggolongan-produk-kayu-di-pasaran.html
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PROPINSI/SUMSEL/jenis_kayu_dagang.html