Anda di halaman 1dari 6

KAYU

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah.
Salah satunya adalah hutan-hutan yang masih menghasilkan sumber daya alam
kayu yang beragam, seperti kayu jati. Seiring dengan berkembangnya konstruksi di
Indonesia dan kebutuhan pembangunan infrastruktur untuk mendukung
kesejahteraan sosial berbagai sumber daya alam dimanfaatkan sebagai material
bangunan. Salah satunya adalah kayu jati yang sangat terkenal dengan kualitasnya
yang kuat dan awet sehingga sering dimanfaatkan sebagai bahan material
bangunan. Berbagai bangunan seperti gedung, rumah bertingkat, jembatan dan
bantalan rel kereta api memanfaatkan kayu.

Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan atas suatu
bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis dan dari keindahan.
Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka perlu diketahui sifat-sifat kayu.
Dari segi manfaatnya bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat
umum, yaitu sifat yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama
tersebut antara lain :

1. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang bisa digunakan sebagai bahan
baku konstruksi.
2. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang
lain.

Kayu memliki sifat-sifat yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain seperti, sifat elastis,
ulet dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan
seratnya atau sejajar seratnya.

Salah satu kayu yang sangat terkenal dan sering dimanfaatkan sebagai bahan baku
maupun material bangunan adalah kayu jati. Kayu jati merupakan kayu jenis
dengan kelas I dan II sehingga memiliki kualitas yang cukup tinggi. Kayu jati
merupakan salah satu jenis kayu yang paling banyak diminati sejak dahulu karena
memiliki corak yang unik dan elegan, kuat, awet, stabil dan mudah dikerjakan.

Namun ketersediaan kayu jati semakin berkurang sehingga beberapa masyarakat


mulai memanfaatkan kayu jati unggul dengan kisaran umura 4-5 tahun. Akan tetapi
kayu tersebut tidak sepenuhnya memiliki sifat yang sama dengan kayu jati
sejatinya.

Penyebaran dan Pemanfaatan

Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia sebagai penghasil kayu jati
terbaik. Selain itu jati juga tersebar di Bali dan Nusa Tenggara. Daerah sebaran
hutan jati mulai dari Kerawang hingga ujung timur pulau jawa. Namun, hutan jati
paling banyak menyebar di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di kedua provinsi
ini, hutan jati sering terbentuk secara alami bahkan daerah terbaik penghasil kayu
jati adalah di daerah tanah perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Banyak masyarakat di wilayah tersebut menggunakan kayu jati sebagai bahan


utama pembangunan seperti, rumah tradisional, jembatan antar kampung, mebel
dan alat transportasi seperti kapal serta konstruksi lainnya.

1. Hutan Jati

Pada pembangunan rumah, biasanya kayu jati hampir semua digunakan untuk
tiang-tiang, rangka atap hingga ke dinding-dinding berukir. Kayu jati juga
dimanfaatkan sebagai bahan baku alat transportasi, seperti kapal. Dahulu kay jati
dimanfaatkan untuk membuat kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-
17 dan juga dimanfaatkan dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan
rel. Dalam industri kayu sekarang, kayu jati diolah sebagai veneer untuk melapisi
wajah kayu lapis mahal serta dijadikan keping-keping parket penutup lantai.

Sifat dan Kualitas Kayu Jati

Kayu jati merupakan kayu dengan kualitas kelas satu karena kekuatan, keawetan
dan keindahannya. Dalam hal ini kayu jati termasuk kayu yang sangat tahan
terhadap serangan rayap. Selain itu, kayu jati juga mudah dikerjakan atau dibentuk
sehingga sering dimanfaatkan oleh pengrajin kayu.

2. Bagian keras kayu jati

Kayu jati memiliki tekstur yang halus dan indah sehingga tergolong kayu mewah.
Salah satu penelitian mengatakan bahwa, sifat fisi kayu jati menunjukkan bahwa KA
kondisi segar cenderung berkurang dengan bertambahnya umur pohon, sedangkan
kerapatan dan BJ kayu serta T/R-rasionya cenderung bertambah. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tua umur pohon, kayu yang dihasilkan cenderung
memiliki sifat fisis yang lebih baik.

Sedangkan, sifat mekanis kayu jati, kayu cenderung semakin kuat dan semakin
keras seiring dengan bertambahnya umur pohon, akan tetapi kelenturannya relatif
konstan. Umur pohon berpengaruh nyata terhadap MOR (modulus of rupture) dan
kekerasaan kayu, tetapi tidak terhadap MOE (modulus of elasticity).
Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan sifat
higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat adanya
hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat hubungannya dengan
massa dari zat penyusun kayu. Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu
adalah : Berat Jenis, Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan
lain-lain.

Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-
rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di
dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu
yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat
jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:

Sangat berat = lebih besar dari 0,90

Berat = 0,75 - 0,90

Agak berat = 0,60 - 0,75

Ringan = lebih kecil dari 0,60

Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam,
balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat
misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa. Sifat Fisik
Kayu terdiri atas:

1. Berat dan Berat Jenis

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2
(kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula.

2. Keawetan

Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak


kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan
adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak
kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu
teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.

3. Warna

Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.

4. Tekstur

Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu


digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh:
kempas, meranti dll).

5. Arah Serat

Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.
Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak,
serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).

6. Kesan Raba

Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda
tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

7. Bau dan Rasa

Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya
bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

8. Nilai Dekoratif

Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.

9. Higroskopis

Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan
(EMC = Equilibrium Moisture Content).

10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :


a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.

b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).

11. Daya Hantar Panas

Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.

12. Daya Hantar Listrik

13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu
akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan
sama dengan daya hantar air.

Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan sifat
higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat adanya
hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat hubungannya dengan
massa dari zat penyusun kayu berat jenis kayu adalah perbandingan antara
kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan adalah perbandingan
antara massa atau berat benda terhadap volumenya. Air pada temperatur 40 C
atau 32,5 0F mempunyai kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada
temperatur tersebut dijadikan sebagai kerapatan standar.

Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan berat air yang
dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif biasanya konstan, sedangkan
jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu berat jenis dari sepotong kayu bervariasi
tergantung dari kadar air yang dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka
pada umumnya dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan
kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai minimum
sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang lebih 1% dari berat kayu.
Berat jenis kayu bervariasi diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari
satu jenis yang sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu
pohon. Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam jumlah
zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit volume.

Keadaan air basah dan kering pada kayu ada tuga macam: yang pertama kayu
basah yaitu kayu yang baru ditebang, kayu kering udara yaitu kayu yang
kandungan airnya sudah tetap sesuai dengan udara sekitarnya dan yang ketiga
kering mutlak atau kering total yaitu air yang dikeringkan pada oven atau tungku,
sehingga airnya menguap keluar. Faktor yang memengaruhi berat kering dan basah
sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga
sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di
dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu
yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat
jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut:: Sangat
berat = lebih besar dari 0,90; Berat = 0,75 - 0,90; Agak berat = 0,60 - 0,75; Ringan
= lebih kecil dari 0,60.

Anda mungkin juga menyukai