03011181320102
Berikut ini garis besar isu-isu teknologi dan alat yang biasanya diarahkan pada rencana BRT:
1) Penarikan ongkos dan sistem verifikasi ongkos: Sistem bayar di muka vs stasiun
pembayaran di atas bus; Sistem tanpa karcis, teknologi keping magnet, dan teknologi
kartu cerdas
2) Rencana pusat kontrol sistem GPS pengemudi untuk mengontrol komunikasi.
3) Sistem Transportasi Pintar (ITS): tampilan informasi yang serta merta; kamera pemantau
keamanan; sistem prioritas sinyal
4) Teknologi bus: standar spesifikasi dan proses; teknologi penggerak mesin / pemilihan
bahan bakar; opsi normal, gandeng, atau gandeng-ganda; sistem panduan.
5) Desain interior bus: susunan tempat duduk internal; ruang bagi penumpang cacat dan
sepeda.
6) Proses pengadaan alat
Teknologi bus
Beberapa keputusan dalam pengembangan sistem BRT lebih banyak mendatangkan
perdebatan daripada pemilihan teknologi penggerak bus dan secara umum lebih disukai bila
para regulator, hanya menentukan kualitas-kualitas khusus, seperti standar emisi, daripada
memaksakan teknologi yang spesifik bagi operator. Operator akan perlu mempertimbangkan
beberapa faktor seperti biaya bahan bakar, ketersediaan bahan bakar, perawatan, keandalan,
waktu pengisian bahan bakar, dan performansi. Begitu pula, tiap operator haruslah mampu
memilih pabrik berdasarkan keadaannya sendiri.
Namun, beberapa aspek dalam proses desain bus, akan diserahkan secara ketat melalui
proses spesifikasi. Misalnya, para perancang sistem akan perlu menentukankan dimensi bus,
jumlah, dan ukuran pintu bus. Dimensi bus dan spesifikasi pintu haruslah sangat ditentukan
oleh kapasitas aliran yang dimungkinkan bagi sistem tersebut.
Opsi opsi Standar meliputi: Van (10 penumpang); MiniBus (30 penumpang); Bus
standar (70 penumpang); Bus gandeng (160 penumpang); Bus gandeng-ganda (270
penumpang)
Gambaran kapasitas penumpang per jenis kendaraan hanya merupakan perkiraan, karena
kapasitas sebenarnya akan sangat bergantung pada susunan tempat duduk dan tempat berdiri.
Ukuran kendaraan harus sesuai dengan permintaan penumpang sedemikian rupa sehingga
juga memberikan layanan frekuensi yang pantas. Sistem bervolume tinggi mungkin akan
memerlukan bus- bus yang lebih besar (gandeng atau gandeng- ganda) dan layanan frekuensi
tinggi. Sistem bervolume lebih rendah juga harus berjuang bagi layanan frekuensi tinggi,
namun tentunya dengan jenis bus yang lebih kecil. Juga bukan masalah hanya memilih satu
jenis bus, karena kendaraan feeder line dan trunk line mungkin akan sedikit berbeda.
Misalnya Bogot, menggunakan bus-bus gandeng pada koridor trunk line dan bus-bus standar
pada feeder line.