Pasang surut adalah fenomena alam yakni berupa naik turunnya muka air laut secara periodik akibat dari gaya
tarik menarik antara bumi (air dipermukaan) dengan benda-benda langit terutama bulan dan matahari. Naik
turunnya muka air laut ini memasuki muara sungai dan selanjutnya merambat ke arah sungai dan anak sungai
termasuk saluran buatan.
Gaya tarik menarik antara bumi dan bulan menyebabkan bumi-bulan menjadi satu sistem kesatuan yang beredar
secara bersama sekeliling sumbu perputaran bersama. Sumbu perputaran ini ialah titik berat dari sistem bumi-
bulan yang berada di bumi dengan jarak 1718 km di bawah permukaan bumi.Selama peredaran tersebut tiap-tiap
titik di bumi beredar sekeliling pusatnya dalam suatu orbit yang berbentuk lingkaran dengan radius yang sama
dengan radius dari revolusi pusat massa bumi sekeliling sumbu perputaran bersama. Gambar 1 menunjukkan
revolusi pusat massa bumi sekeliling sumbu perputaran bersama. Dilihat titik P yang berada dipermukaan bumi.
Selama gerak revolusi pusat massa bumi C sekeliling sumbu perputaran bersama G (tidak disertai dengan rotasi)
titik P beredar sekeliling Cp dengan orbit lintasan berbentuk suatu lingkaran dengan radius yang sama dengan
orbit massa bumi sekeliling sumbu perputaran bersama (CG). Dalam peredaran tersebut titik C1 bergerak ke C2
dan P1 juga bergerak ke P2. Demikian juga karena C2 bergerak ke C3, P2 juga bergerak ke P3, demikian
seterusnya. Orbit yang dilintasi adalah P1,P2,P3 dan seterusnya. Titik-titik yang lainnya, misalnya saja Q juga
beredar sekeliling Cq, dengan radius sama dengan radius orbit pusat massa bumi sekeliling sumbu perputaran
bersama (CG), dengan demikian radius orbit peredaran setiap titik yang ditinjau di bumi adalah sama sehingga
gaya sentrifugal (Fc) yang ditimbulkan oleh peredaran setiap titik yang ditinjau di bumi adalah sama sehingga
gaya sentrifugal (Fc) yang ditimbulkan oleh peredaran tersebut adalah sama besar.
Dengan adanya perputaran tersebut maka pada setiap titik di bumi bekerja gaya sentrifugal (Fc) yang besar dan
arahnya sama. Arah gaya tersebut adalah berlawanan dengan posisi bulan. Selain itu karena ada pengaruh
gravitasi bulan, setiap titik di bumi mengalami gaya tarik (Fg) dengan arah menuju pusat massa bulan, sedang
besar gaya tergantung pada jarak antara titik yang ditinjau dan pusat masa bulan. Gambar menunjukan tiap titik
di bumi yang mengalami gaya sentrifugal dan gaya tarik bulan. Gaya pembangkit pasang surut adalah resultan
dari kedua gaya tersbut.
Pasangan matahari-bumi akan menghasilkan fenomena pasut yang mirip dengan fenomena yang diakibatkan oleh
pasangan bumi-bulan. Perbedaan yang utama adalah gaya pembangkit pasut yang disebabkan oleh matahari
hanya sebesar separuh kekuatan yang disebabkan oleh bulan. Hal ini disebabkan oleh jarak bumi-bulan yang jauh
lebih dekat dibanding dengan jarak matahari-bumi walaupun massa matahari jauh lebih besar daripada bulan.
Jarak bumi-matahari (dbm) = 149785000 km
Jarak bumi-bulan (dbb) = 384,385 km
Massa bulan (mb) = 7,3 x 1019 metric ton
Massa matahari (mm) = 2,2 x 1027 metric ton
Gaya pembangkit pasut = massa / (jarak3)
Gaya pembangkit pasut dari bulan (Fb) = mb/(dbb3) = 1281 N
Gaya pembangkit pasut dari matahari (Fm) = mm/(dbm3) = 655 N
Maka gaya pembangkit pasut dari matahari hanya separuh (50%) dari gaya pembangkit pasut dari bulan.
Oleh karena posisi bulan dan matahari terhadap bumi berubah-ubah maka resultan gaya pasut yang dihasilkan
dari gaya tarik kedua benda angkasa tersebut tidak sesederhana yang diperkirakan. Tetapi karena rotasi bumi,
revolusi bumi terhadap matahari dan revolusi bulan terhadap bumi sangat teratur, maka resultan gaya pembangkit
pasut yang rumit tadi dapat diuraikan sebagai hasil gabungan sejumlah komponen harmonik pasut (harmonic
constituents). Komponen harmonik ini dapat dibagi menjadi empat komponen yaitu tengah harian, harian, dan
periode panjang
Tabel 1. Komponen Harmonik Pasang Surut
Untuk mempermudah dalam hal pemahaman data pasang surut maka data pasang surut umumnya disajikan
dalam bentuk grafik (kurva). Gambar menunjukkan contoh hasil pencatatan muka air laut sebagai fungsi waktu
(kurva pasang surut).
Tinggi pasang surut (tidal range) adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah
(lembah air surut) yang berturutan.
Periode pasang surut (wave periode) adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata
ke posisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang
tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada mana muka air naik disebut pasang, sedang pada saat air turun
disebut surut.
Secara kuantitaif, tipe pasut di suatu perairan dapat ditentukan oleh perbandingan antara amplitudo (tinggi
gelombang) unsur-unsur pasut tunggal utama dengan amplitudo unsur-unsur pasut ganda utama. Perbandingan
ini dikenal sebagai bilangan Formzahl yang mempunyai formula sebagai berikut:
F = (O1+K1)/(M2+S2)
Dimana:
O1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
K1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan danmatahari
M2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
F = bilangan Formahzl
Jika nilai F berada antara:
< 0,25 : Pasut bertipe ganda (semi diurnal)
0,25 – 1,25 : Pasut bertipe campuran condong ke ganda
1,25 – 3,00 : Pasut bertipe campuran condong ke tunggal
>3,00 : Pasut bertipe tunggal (diurnal)
Keterangan tambahan:
Untuk memperoleh O1, K1, M2, dan S2 dengan mudah kita bisa menggunakan suatu program yaitu ERGTIDE
serta program tambahan yang sejenis untuk memperoleh MSL dapat menggunakan ERGRAM dan ERGELV.
Namun kita harus mendapatkan tinggi muka air dalam tiap jam minimal 15 hari. Semakin lama pengukuran yang
kita lakukan terhadap tinggi muka air, maka hasil akan semakin lebih akurat.
Berdasarkan siklus hariannya, ada tiga jenis pasang-surut di laut, yaitu pasang-surut setengah harian (semi-
diurnal), harian (diurnal), dan campuran (mixed).
a. Pasang Surut Setengah Harian (Semi diurnal)
Di daerah yang memiliki pasang surut harian (diurnal), dalam suatu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut yang terjadi pada siang dan malam hari.
b. Pasang Surut Harian (Diurnal)
Pada daerah dengan pasang-surut harian (diurnal), dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut
yang terjadi pada siang dan malam hari.
c. Pasang Campuran (Mixed)
Pada daerah dengan pasang harian (diurnal), dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut yang
terjadi pada siang dan malam hari. Pasang-surut campuran ditandai oleh suatu perbedaan ketinggian pasang-surut
yang cukup besar antara dua pasang-surut yang terjadi dalam satu hari. Pasang-surut type campuran dapat
didominasi oleh pasang-surut semi-diurnal ataudiurnal, namun pasang surut jenis campuran umumnya lebih
didominasi atau lebih mendekati pasang-surut type diurnal.
c. Metode Admiralthy
Metode admiralty merupakan analisis yang berlaku untuk pengamatan 15 atau 29 piantan. Metode ini
dikembangkan oleh A.T. Doodson, Direktur Tidal Institute di Liverpool dan digunakan untuk keperluan kantor
hidrografi Inggris, yaitu British Admiralty, sehingga karenanya dikenallah metode ini sebagai metode admiralthy.
Metode ini mengembangkan sistematika pengolahan data pengamatan pasut dengan bantuan skema dan table-
tabel penggali. Perhitungan pendekatan dengan metode admiralthy ini dibagi menurut hasil data yang didapat
melaluhi pengamatan pasang surut yaitu:
1. Perhitungan 15 hari (piantan) atau biasa disebut perhitungan seri pendek, dilakukan bila data pengamatan di
lapangan diperoleh hanya mencapai minimal 15 hari pengamatan atau selama 15 x 24 jam.
2. Perhitungan 29 hari (piantan) atau biasa disebut perhitungan seri panjang, dilakukan bila data pengamatan
pasang surut yang diperoleh di lapangan mencapai hitungan 29 hari atau selama 29 x 24 jam.
Sebelum melakukan perhitungan, yaitu memasukkan data ketinggian air tiap jam ke dalam blangko perhitungan
pendekatan, harus dilakukan pengkoreksian akan kebenaran datanya melaluhi kurva yang diplot pada kertas
millimeter. Dalam hal ini data pasut yang dianggap kurang sempurna/menyimpang langsung dapat diperbaiki.
Selanjutnya data yang sudah disempurnakan siap untuk dihitung. Mengerjakan isian yang telah disediakan pada
blangko pendekatan misalnya : Nama tempat, lama pengamatan, (29 hari atau 15 hari).
d. Metode Least Square
Metode least square yang juga sering disebut dengan metode kuadrat terkecil. Metode ini juga merupakan
analisis harmonik, sehingga mengabaikan pula faktor meteorologis dalam penghitungannya. Pada metode least
square ini, persamaan matematis sebelumnya dituliskan kembali sebagai berikut:
Dimana:
k = jumlah komponen pasut
tk = waktu pengamatan tiap jam, dengan tk = 0 sebagai waktu tengah-tengah pengamatannya
Ai = amplitude komponen pasut ke-i
Bi = amplitude komponen pasut ke-i
Garis regresi terbaik atau model pasut hasil hitungan (YP(tk) akan mendekati bentuk pasut pengamatannya jika
kuadrat kesalahannya minimum, yang diekspresikan dengan persamaan:
Keunggulan dari metode least square adalah sebagai berikut:
1. Gap yang biasanya terjadi pada pengamatan dapat ditolerir
2. Fleksible dalam jumlah data yang disertakan dalam hitungan yang biasanya minimum sebulan pengamatan
3. Tidak ada asumsi yang diterapkan untuk data pengamatan di luar range least square fitting yang dilakukan
4. Fleksibilitas dalam sampling rate data, yang mana biasanya sampling rate per jam tetapi dapat juga diset
ting dalam sampling rate yang lebih rapat misalnya per satu menit.
10. Definisi Ketinggian Acuan yang Dipakai
Ketinggian acuan yang dipakai dalam ilmu hidrooseanografi dalam menggambarkan pasang-surut di suatu
daerah antara lain:
Tabel 2 : Tinggi Acuan Pasang Surut
Singkata
No. Nama Definisi
n
1 Mean Sea Level MSL Tinggi rata-rata muka air rata-rata.
Dihitung berdasarkan rata-rata muka air
selama 20 tahun
2 Mean High Water Level MHWL Tinggi rata-rata muka air tinggi (diatas
MSL). Dihitung berdasarkan rata-rata
muka air tinggi selama 20 tahun.
3 Mean Low Water Level MLWL Tinggi rata-rata muka air rendah
(dibawah MSL). Dihitung berdasarkan
rata-rata muka air rendah selama 20
tahun.
4 Mean High Water Spring MHWS Tinggi rata-rata pasang purnama, yaitu
harga rata-rata muka air tertinggi sewaktu
pasang purnama dalam jangka waktu
panjang (20 tahun)
5 Mean Low Water Spring MLWS Tinggi rata-rata air rendah saat purnama,
yaitu harga rata-rata muka air
rendah sewaktu pasang purnama dalam
jangka waktu panjang (20 tahun)
6 Highest High Water Level HHWL Muka air tertinggi. Diambil sebagai
muka air tertinggi selama pengamatan 20
tahun
7 Lowest Low Water Level LLWL Muka air terendah. Diambil sebagai
muka air terendah selama pengamatan 20
tahun
Diposkan oleh Ari Satria Prabowo di 21.39
PASANG SURUT
Diposkan oleh Rida di 23.36
Halo...hari ini aku bakal nulis tentang tugas Proses Pantai aku yang menjadi beban hidup selama 3 minggu
kemarin yaitu tentang PASANG SURUT....
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara
berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasidan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan
semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat
itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut
purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi,
bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan
pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
Nah contoh ilustrasinya kayak gituuu deh...hehe
Pasang surut itu terbagi menjadi beberapa tipe menurut frekuensi pasang dan surutnya per hari.
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hamper sama dan pasang surut
terjadi secara berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian
tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda.
Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat
di pantai selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Ilustrasi Tipe Pasang Surut Harian
Selain itu, tipe pasang surut juga dikategorikan dengan Bilangan Formzhal, yaitu dengan rumus :
Dimana
O = amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
K1 =amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari
M2= amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2=amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Komponen pasang surut adalah komponen-komponen yang menyebabkan terjadinya pasang surut yang bersifat
periodik, mempunyai amplitudo dan fasa. Gini, jadi kan pembentuk pasang surut itu ada banyak, nah kalau
misalnya yang disebabkan gaya tari bulan, namanya M2.
O2 = 0.8(sin 3t+85)
Nantinya pasang surut itu merupakan penjumlahan dari semua komponen pasang surutnya, sehingga dapat
dinyatakan dalam rumus :
dimana :
Z= elevasi muka air (sebenernya ini zeta, cuman males cari simbolnya hehe)
So= elevasi muka air rata-rata (MSL)
Hn=amplitudo konstituen ke n
Wn=frekuensi konstituen ke n
Jadi intinya, elevasi pasang surut itu adalah penjumlahan seluruh elevasi komponen-komponen pasang surut dan
elevasi muka air rata-rata nya.
Banyak sih komponen pasang surut, tapi kata DISHIDROS komponen utamanya ada 9 yaitu,
M2,S2,N2,K2,K1,O1,P1,M4,MS4.......