Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL

Rekayasa Pelabuhan
342D1122

Dosen Koordinator :
Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Arsyad Thaha, MT.
Tim Pengajar :
Dr. Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST., MT.
Dr. Riswal K, ST., MT.
Silman Pongmanda, ST, MT.
Andi Subhan Mustari, ST., M.Eng.
Dr. A. Ildha Dwi Puspita, ST., MT.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
4.6. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi air laut karena adanya gaya tarik benda
benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air
laut di bumi.

4.6.1. Kurva Pasang Surut

Tinggi pasang surut adalah jarak


vertical antara air tertinggi (puncak
pasang) dan air terendah (lembah
air surut) yang berturutan.
Periode pasang surut adalah waktu
dari dari air rerata ke posisi dama
berikutnya.

Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut,
yang mengangkut massa air dalam jumlah yang sangat besar.
Titik balik (slack)adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus
surut. Titik balik ini terjadi pada saat muka air tertinggi dan terendah, dimana
kecepatan arus adalah nol.
4.6.2. Pembangkitan Pasang Surut

Pasang surut disebabkan oleh gaya


gravitasi dan juga gaya tarik menarik oleh
benda- benda langit seperti matahari,
bulan dan sebagainya. Pasang surut
merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi
dan juga efek sentrifugal yang berasal dari
dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi
ini bervariasi secara langsung dengan
massa namun berbanding terbalik dengan
jarak.
4.6.3. Tipe Pasang Surut

Pasang surut di berbagai daerah tidak sama dan dapat dibedakan :


1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide), dalam sehari terjadi 2 kali pasang dan 2
kali surut dengan tinggi hampir sama. Periode 12 jam 24 menit dalam sehari terjadi 1
kali pasang d.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), an 1 kali surut. Periode 25 jam 50 menit.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal),
dalam sehari terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan tinggi dan periode berbeda.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal),
dalam sehari terjadi satu kali pasang dan 1 kali surut, tetapi kadang untuk sementara
waktu terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda.

Tipe pasang surut dapat diketahui


berdasarkan nilai Formzal :
AK1  AO1
F
AM 2  AS 2
F ≤ 0.25 : Pasang harian ganda
F≥3 : Pasang harian tunggal
0.25 < F < 1.5 : Pasang campuran
condong harian ganda
1.5 < F < 3 : Pasang campuran
condong harian tunggal
Komponen / Konstanta Harmonik Pasang Surut
Komponen Periode
Jenis Keterangan
Pasang Surut (jam)
Semidiurnal M2 12,24 Posisi bulan
S2 12,00 Posisi matahari
N2 12,66 Perubahan jarak bulan
K2 11,97 Perubahan jarak matahari
Diurnal K1 23,93 Deklinasi matahari dan bulan
O1 25,82 Deklinasi bulan
P1 24,07 Deklinasi matahari
Periode Mf 327,86 Variasi setengah bulanan
Panjang Mm 661,30 Variasi bulanan
Ssa 2191,43 Variasi semi tahunan
Perairan 2SM2 11,61 Interaksi bulan dan matahari
Dangkal MNS2 13,13 Interaksi bulan dan matahari dengan
perubahan jarak matahari akibat
lintasan berbentuk elips
MK3 8,18 Interaksi bulan dan matahari dengan
perubahan jarak bulan akibat
lintasan berbentuk elips
M4 6,21 Pengaruh ganda M2
MS4 2,20 Interaksi antara M2 dan S2
4.6.5. Beberapa Definisi Elevasi Muka Air

Beberapa elevasi penting dalam perencanaan sebagai berikut :


HAT : higher astronomical tide, muka air tertinggi karena pengaruh
astronomi
HWL : high water level, muka air tertinggi yang dicapai pada saat air
pasang dalam satu siklus pasang surut
HHWL : highest hight water level, muka air tertinggi pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati
MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat purnama
MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi (19 tahun)
MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi
MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah (19 tahun)
MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat purnama
LLWL : lowest low water level, muka air terendah pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati
LWL : low water level, muka air terendah yang dicapai pada saat air
surut dalam satu siklus pasang surut
LAT : lower astronomical tide, muka air terendah karena pengaruh
astronomi
Beberapa definisi tersebut banyak digunakan pada perencanaan bangunan
pantai dan pelabuhan seperti HHWL dan MHWS untuk menentukan elevasi
pemecah gelombang dan dermaga. Sedang LLWL untuk menentukan
kedalaman arus pelayaran dan kolam pelabuhan.
4.6.6. Analisis Pasang Surut (Metode Admiralty)
Tahap-tahap perhitungan Metode Admiralty :
 Penyusunan skema 1
Data pengamatan yang akan dihitung disusun menurut Skema 1.
Dari skema 1 tersebut ditentukan waktu pertengahan
pengamatan dan standar waktu yang digunakan (dihitung
terhadap GMT). Ditentukan pula bacaan tertinggi dan terendah.
Bacaan tertinggi menunjukkan kedudukan muka air tertinggi dan
bacaan terendah menunjukkan kedudukan muka air terendah.
 Penyusunan skema 2
Untuk setiap hari pengamatan, ditentukan bacaan positif (+) dan
negatif (-) untuk X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4. Besaran tersebut
didapat dengan mengalikan suatu konstanta dengan nilai
pengamatan pada saat tertentu.
 Penyusunan skema 3
Penjumlahan secara aljabar dari hitungan skema 2 ditambahkan
dengan suatu jumlah B, hingga nilainya menjadi positif. Besaran
B tersebut merupakan kelipatan 100 atau kalau dijumlahkan
masih negatif ditambahkan dengan kelipatan dari 1000.
 Penyusunan skema 4
Menghitug besaran-besaran X00, X10, X12, X1b, X13, X1c, X20, X22,
X2b, X23, X2c, X42, X4b, X44 dan X4d. Nilai dari besaran-besaran
tersebut didapatkan dengan mengalikan hitungan skema 3
dengan suatu konstanta menurut nilai indeks kedua dari
besaran yang dicari.
 Penyusunan skema 5
Menghitung PR Cos r dengan menggunakan data dari skema 4.
 Penyusunan skema 6
Menghitung PR Sin r dengan menggunakan data dari skema 4.
 Penyusunan skema 7
Menghitung Amplitudo dan beda phasa.
(Metode Least Square)
Metode Least Square merupakan
metode analisis harmonik yang
menguraikan gelombang pasang
surut menjadi beberapa
komponen harmonik pasang surut
dimana ketinggian muka air yang
disebabkan oleh gelombang
pasang surut merupakan hasil
penjumlahan dari komponen-
komponen gaya pembangkit
pasang surut.
Tugas 2 : Analisis Pasang Surut (Metode Least Square)
Menggunakan Program La Kipas V2
(Joko Luknanto, UGM)
Memasukkan data pasang surut 15 atau 30 piantan
Elevasi (cm)
Tunggang Pasang Surut Persamaan
Peilschaal LWS ± 0,00
Highest High Water Spring (HHWS) / = MSL + (AS2 + AM2 +
402,95 302,54
High Water Spring (HWS) AK1 + AO1)
Mean High Water Spring (MHWS) = MSL + (AK1 + AO1) 328,60 228,19
Mean High Water Neap (MHWN) = MSL + (AO1- AK1) 219,40 118,99
Mean High Water Level (MHWL) = (MHWS + MHWN) / 2 274,00 173,59
Mean Sea Level (MSL) = S0 251,68 151,27
Mean Low Water Level (MLWL) = (MLWS + MLWN) / 2 229,36 128,95
Mean Low Water Neap (MLWN) = MSL - (AK1 + AO1) 174,76 74,35
Mean Low Water Spring (MLWS) = MSL - (AO1 - AK1) 283,96 183,55
Lowest Low Water Spring (LLWS) / = MSL – (AS2 + AM2 +
100,41 0,00
Low Water Spring (LWS) AK1 + A01)
Akurasi metode analisis harmonik dihitung berdasarkan empat
parameter, yaitu:
1. Residu
𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 = 𝑃𝑟𝑒 − 𝑂𝑏𝑠
2. MAE (Mean Absolute Error)
1
𝑀𝐴𝐸 = 𝑃𝑟𝑒 − 𝑂𝑏𝑠
𝑁
3. RMSE (Root Mean Square Error)
1 2
𝑅𝑀𝑆𝐸 = 𝑃𝑟𝑒 − 𝑂𝑏𝑠
𝑁
4. Koefisien Korelasi (r)
𝑁 𝑃𝑟𝑒𝑑 × 𝑂𝑏𝑠 − ( 𝑃𝑟𝑒𝑑)( 𝑂𝑏𝑠)
𝑟=
2
𝑁 𝑃𝑟𝑒𝑑 2 − 𝑃𝑟𝑒𝑑 2 𝑁 𝑂𝑏𝑠 − 𝑂𝑏𝑠 2
Penggunaan Metode Least Square dan Metode Admiralty berdasarkan dari Badan
Informasi dan Geospasial

Galat LS-BIG Adm-BIG LS-30 Adm-30

Residu Max (m) 0.227 0.323 0.187 0.366


Residu Min (m) -0.263 -0.270 -0.283 -0.288
MAE (m) 0.056 0.107 0.053 0.111
RMSE (m) 0.071 0.127 0.067 0.133
r 0.991 0.971 0.992 0.968

Anda mungkin juga menyukai