Anda di halaman 1dari 9

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.

1 April 2009 ISSN : 1907-9931

PERBANDINGAN FLUKTUASI MUKA AIR LAUT RERATA (MLR) DI


PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA TIMUR DENGAN PERAIRAN PANTAI
SELATAN JAWA TIMUR

Anugrah Dewi Mahatmawati1


Mahfud Efendy2
Aries Dwi Siswanto2
1
Alumni Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
2
Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo

ABSTRAK
Perairan laut di sisi selatan pulau Jawa Timur mempunyai karakteristik dengan topografi dasar laut yang
curam dan gelombang besar, serta berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Sedangkan perairan laut di
sisi utara pulau Jawa Timur memiliki karakteristik dengan kondisi topografi dasar laut yang lumayan landai
dan bergelombang relatif kecil serta berbatasan langsung dengan laut Jawa. Perbedaan dua karakter ini
menjadi hal yang menarik untuk diamati, terutama Muka Air Laut Rerata (MLR). Metode admiralty adalah
metode perhitungan pasang surut yang digunakan untuk menghitung dua konstanta harmonik yaitu amplitudo
dan kelambatan phasa. Perhitungan dengan cara admiralty diperoleh konstanta harmonik yang akan
dilanjutkan dengan analisa data dengan menggunakan bilangan Formzahl yakni pembagian antara amplitudo
konstanta pasang surut harian utama dengan amplitudo konstanta pasang surut ganda utama. Dari hasil
perhitungan bilangan Formzahl ini akan diketahui tipe pasang surut di perairan Perak Surabaya dan perairan
Prigi Trenggalek. Perbandingan tipe pasang surut di perairan utara Jawa (Perak Surabaya) dengan perairan
selatan Jawa (Trenggalek) menggunakan bilangan Formzahl tidak menunjukkan perbedaan, berdasarkan
penelitian ini diperoleh tipe pasang surut antara perairan perak surabaya dengan perairan prigi Trenggalek
berkisar antara 0.26-1.5 maka tipe pasang surut antara kedua perairan ini adalah tipe pasang surut campuran
condong ke harian ganda . Perbandingan fluktuasi Muka Laut Rata-rata (MLR) di perairan utara Jawa Timur
(Perak Surabaya) dengan perairan selatan Jawa Timur (Trenggalek) berdasarkan uji analisa Man Whitney U-
Test diperoleh P>0.05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai MLR di dua lokasi adalah sama nyata, dan
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode admiralty, fluktuasi Muka Air
Laut Rerata (MLR) di perairan Perak Surabaya rata-rata 1237.76 mm sedangkan rata-rata Muka Air Rerata
(MLR) di perairan Prigi Trenggalek berkisar antara 1158.3 mm.
Kata kunci : Pasang Surut, Admiralty, Man Whitney U-Test

serta berbatasan langsung dengan laut Jawa.


PENDAHULUAN Perbedaan dua karakter ini menjadi hal
yang menarik untuk diamati, terutama
Pulau Jawa dikelilingi oleh dua Muka Air Laut Rerata (MLR).
perairan yang berbeda karakteristiknya. Pasang surut di Indonesia dibedakan
Perairan laut di sisi selatan pulau Jawa menjadi beberapa jenis, yang dipengaruhi
mempunyai karakteristik dengan topografi oleh topografi dan batasan wilayah pada
dasar laut yang curam, dan gelombang suatu perairan. Topografi perairan dan
besar, serta berbatasan langsung dengan batasan perairan antara pantai utara Jawa
Samudera Hindia. Sedangkan perairan laut dan selatan Jawa berbeda. Perhitungan
di sisi utara pulau Jawa memiliki Muka Air Laut Rerata (MLR) penting untuk
karakteristik dengan kondisi topografi dasar dikaji karena fluktuasi pasang surut
laut landai dan bergelombang relatif kecil diperlukan sebagai indikator dalam berbagai

31
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

aktivitas manusia, salah satunya sebagai (semi diurnal), campuran condong ke harian
acuan dalam perencanaan, pengelolaan ganda (mixed tides) dan campuran condong
wilayah pesisir pantai dan kontruksi ke harian tunggal (prevailing diurnal).
bangunan pantai. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang
Pasang surut adalah fluktuasi (gerakan pasang surut berubah secara sistematis
naik turunnya) muka air laut secara terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut
berirama karena adanya gaya tarik benda- juga bergantung pada bentuk perairan dan
benda di langit, terutama bulan dan konfigurasi lantai samudera.
matahari terhadap massa air laut di bumi. Tinggi pasang surut adalah jarak
Bulan dan matahari memberikan gaya vertikal antara air tertinggi (puncak air
gravitasi terhadap bumi yang besarnya pasang) dan air terendah (lembah air surut)
tergantung pada besar massa benda yang yang berurutan. Periode pasang surut adalah
saling tarik-menarik tersebut. Massa bulan waktu yang diperlukan dari posisi muka air
jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi pada muka air rerata ke posisi yang sama
karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih berikutnya. Periode pasang surut tergantung
dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan pada tipe pasang surut. Periode pada mana
terhadap bumi lebih besar dari pada muka air naik disebut pasang, sedangkan
pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik pada saat air turun disebut surut. Pasang
bulan yang mempengaruhi pasang surut surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di
adalah 2,2 kali lebih besar dari pada gaya bagian teratas saja, melainkan seluruh
tarik matahari (Triatmodjo, 1999). massa air dan energinya pun sangat besar.
Pasang surut laut merupakan hasil dari Di perairan-perairan pantai, terutama di
gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. teluk-teluk atau di selat-selat yang sempit,
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah gerakan naik turun atau variasi muka air
luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara menimbulkan arus yang disebut dengan arus
langsung dengan massa tetapi berbanding pasang surut, yang menyangkut massa air
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran dalam jumlah sangat besar dan arahnya
bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik kurang lebih bolak-balik (Triatmodjo,
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada 1999).
gaya tarik matahari dalam membangkitkan Harian Pasut

pasang surut laut karena jarak bulan lebih


dekat daripada jarak matahari ke bumi. Periode Pasut Periode Pasut

Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah 3


2
bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional 1

di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut 0


Datum
ditentukan oleh deklinasi, sudut antara -1

sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan -2

dan matahari (Triatmodjo, 1999). -3

Menurut Nontji (1987) terdapat empat


jenis tipe pasang surut yang didasarkan Gambar 1. Kurva Pasang Surut
pada periode dan keteraturannya, yaitu
pasang surut harian (diurnal), tengah harian

32
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

Hukum Newton (1642-1727) Sehubungan dengan itu, akan dicari suatu


menyatakan bahwa besarnya gaya gravitasi cara untuk memproses data pengamatan
bulan dan matahari terhadap bumi adalah pasang surut sehingga dapat dicari tetapan
sebagai berikut : pasang surut serta peramalannya dengan
cara kerja yang mudah.
G + Mm Menurut Rohman Djaja (1979) dalam
F= Suyarso, 1989 metode perhitungan pasang
r2 + R2
surut ada dua yaitu :
1. Metode Konvensional, yaitu dengan
Dimana, mengambil harga rata-rata dari semua
F : Gaya Gravitasi (N) data pengamatan, dimana harga tersebut
G : Konstanta gravitasi = 6.67 x 10 menyatakan kedudukan permukaan air
- 11
N kg-2m2 laut rerata (MLR).
Mm : Massa Bulan 2. Metode Admiralty, dimana permukaan
r : Jarak antara pusat bumi dan air laut rerata (MLR) diperoleh dengan
pusat bulan menghitung konstanta-konstanta pasang
R : Jari-jari Bumi surut.
Berdasarkan rumus di atas dapat ditarik Menurut Rohman Djaja (1979) dalam
kesimpulan bahwa, semakin jauh jarak Suyarso, (1989) metode pengamatan pasang
maka semakin besar nilai kuadrat yang surut secara umum dibedakan menjadi dua,
dihasilkan, sehingga nilai gravitasinya yaitu :
semakin kecil. 1. Metode Pengamatan Langsung
Metode admiralty merupakan metode Pengamatan dilaksanakan dengan
yang digunakan menghitung konstanta membaca skala pada rambu pasang
pasang surut harmonik dari pengamatan surut yang terkena atau berimpit dengan
ketinggian air laut tiap jam selama 29 permukaan air laut pada saat setiap
piantan (29 hari). Metode ini digunakan jangka waktu tertentu. Untuk
untuk menentukan Muka Air Laut Rerata pengamatan jangka pendek, cara ini
(MLR) harian, bulanan, tahunan atau lainya banyak dipakai, sebab sangat murah
(Suyarso, 1989). pembiayaanya.
Untuk menghitung tetapan pasang surut 2. Metode Pengamatan Tidak Langsung
tersebut diatas, ada beberapa metoda yang Pengamatan dilaksanakan dengan
sudah biasa dipakai misalnya metoda memasang alat Automatic Tide Gauge pada
Admiralty yang berdasarkan pada data tempat-tempat yang dipilih dan dikenal
pengamatan selama 15 hari atau 29 hari. dengan nama stasiun pasang surut. Cara ini
Pada metoda ini dilakukan perhitungan untuk pengamatan jangka panjang. Hasil
yang dibantu dengan tabel, akan pengamatan yang diperoleh tidak
menghasilkan tetapan pasang surut untuk 9 merupakan besaran-besaran yang lansung
komponen. Dengan adanya kemajuan menunjukkan kedudukan permukaan air
teknologi di bidang elektronika yang sangat laut. Dilakukan perubahan dari grafik yang
pesat, penggunaan komputer mikro untuk diperoleh ke dalam suatu harga yang
menghitung tetapan pasang surut serta didasarkan dari pembacaan rambu pasang
peramalannya akan sangat memungkinkan.

33
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

surut yang dipasang sebagai skala menggunakan metode Admiralty dengan 29


pembanding (standar). piantan.
Metode admiralty adalah metode
Komponen Harmonik Pasang Surut perhitungan pasang surut yang digunakan
Menurut Pariwono (1981) dalam untuk menghitung dua konstanta harmonik
Suyarso (1989) menyatakan bahwa yaitu amplitudo dan keterlambatan phasa.
pasangan matahari dan bumi akan Proses perhitungan metode Admiralty
menghasilkan fenomena pasang surut yang dihitung dengan bantuan tabel, dimana
mirip dengan fenomena yang diakibatkan untuk waktu pengamatan yang tidak
oleh pasangan bumi bulan. Perbedaan yang ditabelkan harus dilakukan pendekatan dan
utama adalah Gaya Penggerak Pasut (GPP) interpolasi dengan bantuan tabel. Proses
yang disebabkan oleh matahari hanya perhitungan analisa harmonik metode
sebesar separuh kekuatan yang disebabkan Admiralty dilakukan pengembangan
oleh bulan. Hal ini disebabkan oleh jarak perhitungan sistem formula dengan bantuan
bumi dengan bulan yang jauh lebih dekat perangkat lunak Excel, yang akan
daripada jarak matahari dengan bumi menghasilkan harga beberapa parameter
walaupun massa matahari lebih besar yang ditabelkan sehingga perhitungan pada
daripada bulan. Komponen harmonik metode ini akan menjadi efisien dan
pasang surut ini dibedakan menjadi tiga memiliki keakuratan yang tinggi serta
yaitu komponen tengah harian, komponen fleksibel untuk waktu kapanpun.
harian dan komponen periode panjang. Perhitungan dengan cara admiralty
Karena sifat pasang surut yang diperoleh konstanta harmonik yang akan
periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk dilanjutkan dengan analisa data dengan
meramalkan pasang surut, diperlukan data menggunakan bilangan Formzahl yakni
amplitudo dan beda fasa dari masing- pembagian antara amplitudo konstanta
masing komponen pembangkit pasang pasang surut harian utama dengan
surut. Komponen-komponen utama pasang amplitudo konstanta pasang surut ganda
surut terdiri dari komponen tengah harian utama. Hasil perhitungan bilangan
dan harian. Namun demikian, karena Formzahl ini akan diketahui tipe pasang
interaksinya dengan bentuk (morfologi) surut di perairan Perak Surabaya dan
pantai dan superposisi antar gelombang perairan Prigi Trenggalek.
pasang surut komponen utama, akan Perhitungan tipe pasang surut,
terbentuklah komponen-komponen pasang menggunakan persamaan Formzahl sebagai
surut yang baru (Suyarso, 1989). berikut :
A( K1 ) + A(O1 )
F=
METODE PENELITIAN A( M 2 ) + A( S 2 )
Penelitian ini dilaksanakan dengan Dengan demikian klasifikasi pasang surut
mengolah data yang diperoleh dari BMG adalah :
Maritim II Perak Surabaya, perhitungan dan 1. Pasang surut harian ganda jika F ≤
pengolahan data dilakukan dengan 0,25

34
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

2. Pasang surut campuran (ganda Letak yang strategis dan adanya


dominan) jika 0,25 < F ≤ 1,5 dukungan dari Propinsi Jawa Timur yang
3. Pasang surut campuran (tunggal potensial menjadikan perairan Perak ini
dominan) jika 1,5 < F ≤ 3 sebagai pusat pelayaran dalam negeri di
4. Pasang surut harian tunggal jika F > 3 kawasan Timur Indonesia. Tanjung Perak
merupakan salah satu pelabuhan pintu
Alat yang di gunakan dalam gerbang di Indonesia. Sebagai pelabuhan
pengukuran pasang Surut di Perairan Perak pintu gerbang, maka Tanjung Perak telah
Surabaya adalah Marine Automatic Wave menjadi pusat kolektor dan distributor
Sensor (MAWS) digunakan untuk barang ke kawasan Timur Indonesia,
mendeteksi ketinggian air laut. Oleh karena khususnya untuk Propinsi Jawa Timur
itu sensor ini harus diletakkan dekat dengan
laut. Dalam kenyataannya, sensor ini Tabel 1. Hasil Perhitungan Bilangan Formzahl
diletakkan dalam komplek Markas Tahun 2003-2007 di Perairan Perak Surabaya
Komando ARMATIM (Armada Timur)
Tahun
Angkatan Laut. Sensor ini mengggunakan No Bulan
2003 2004 2005 2006 2007
gelombang ultrasonik dan dipasang pada 1 Januari 1,94 1,92 0,36 0,63 0,54
lengan menara. Dengan menggunakan alat 2 Februari 2,57 2,67 0,38 0,25 0,61
3 Maret 3,63 3,84 0,71 0,54 0,65
ini dapat diketahui data kecepatan dan arah 4 April 1,94 4,20 0,57 0,74 0,47
angin, kondisi pasang surut, gelombang, 5 Mei 1,54 3,29 1,16 0,85 0,16
6 Juni 1,40 1,32 0,25 0,81 0,56
suhu perairan, tekanan perairan dan yang 7 Juli 1,47 1,09 0,57 0,61 0,45
lainnya (Sumaryo, 2007). 8 Agustus 1,07 1,43 0,59 0,53 0,43
9 Septemb 2,13 2,09 1,22 0,89 0,61
Materi yang digunakan dalam 10 Oktober 1,99 2,09 1,41 1,09 0,47
penelitian ini adalah data pasang surut pada 11 Novembr 0,45 2,21 1,24 1,16 0,25
12 Desembr 1,79 3,04 1,52 1,26 0,15
tahun 2003, 2004, 2005, 2006, dan 2007 di
perairan utara (Perak Surabaya) dan
Hasil penelitian Puslitbang Geologi
perairan selatan (Prigi Trenggalek) Jawa
Kelautan (1995) di perairan Selat Madura
Timur.
menunjukkan bahwa perairan Perak
Surabaya mempunyai bentuk fisiografi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
landai, dengan dicirikan mulai dari
Perairan Perak Surabaya terletak pada
kedalaman 10 m, 20 m, 30 m menerus ke
posisi 070 10’ 10”- 070 12’ 180” LS dan 1120
arah timur hingga mencapai kedalaman 90
40’ 420”- 1120 45’ 120” BT, dengan luas
m, kemudian dilanjutkan ke tepian laut
perairan 15.743 km2 dan luas daratan 5.747
dalam di Laut Bali dengan kedalaman mulai
km2, merupakan salah satu wilayah perairan
dari 200 m.
yang terletak di wilayah Jawa Timur,
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai
tepatnya berada di sekitar Selat Madura
kisaran bilangan Formzahl untuk perairan
dengan batas–batas perairan sebagai
Perak Surabaya sebesar 0.15-4.20, tetapi
berikut:
nilai yang dominan adalah 0.26-1.5 yang
Utara : Pulau Madura
tergolong dalam tipe pasang surut campuran
Timur : Selat Madura bagian Timur
condong ke harian ganda. Pasang surut
Barat : Perairan Gresik
campuran condong keharian ganda yaitu
Selatan : Kota Surabaya
pasang surut yang terjadi karena dalam satu

35
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

hari terjadi dua kali pasang dan dua kali tipe pasang surut yang terjadi di perairan.
surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Berdasarkan perhitungan admiralty terhadap
Pasang surut jenis ini banyak terdapat di data pasang surut, diketahui bahwa tipe
perairan Indonesia Timur. pasang surut di perairan perak Surabaya dan
perairan pantai Prigi Trenggalek adalah tipe
Tabel 2. Hasil Perhitungan Bilangan Formzahl pasang surut campuran condong ke harian
Tahun 2003-2007 di perairan Prigi Trenggalek ganda dimana dalam 1 hari terjadi 2 kali
Tahun
No Bulan pasang dan 2 kali surut tetapi dengan tinggi
2003 2004 2005 2006 2007
1 Januari 0,19 0,21 0,11 0,34 0,54 dan periode yang berbeda.
2 Februari 0,21 0,45 0,22 0,23 0,61
3 Maret 0,51 0,54 0,35 0,36 0,65
4 April 0,55 0,62 0,37 0,40 0,47
5 Mei 0,12 0,52 0,37 0,39 0,16
6 Juni 0,29 0,14 0,32 0,30 0,56 2500
7 Juli 0,35 0,18 0,21 0,31 0,45

Ketinggian Air (mm)


2000
8 Agustus 0,36 0,47 0,20 0,34 0,43
perairan perak
9 September 0,58 0,60 0,46 0,34 0,61 1500 surabaya
10 Oktober 0,21 0,21 0,55 0,29 0,47
11 November 0,44 0,42 0,65 0,28 0,25 perairan prigi
1000
trenggalek
12 Desember 0,44 0,87 0,84 0,33 0,15
500

Pada Tabel 2 di atas, diperoleh nilai 0


1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
kisaran bilangan Formzahl untuk perairan Jam Pengamatan
Prigi Trenggalek sebesar 0.11-0.87 dengan
nilai bilangan Formzahl di perairan Gambar 2. Grafik Tipe Pasang Surut Harian Di
Trenggalek yang dominan adalah 0.26-1.5 Perairan Perak Surabaya dan Prigi Trenggalek
yang tergolong dalam tipe pasang surut Agustus, 2005)
campuran condong ke harian ganda. Pasang
surut campuran condong ke harian ganda Berdasarkan Gambar 2, diketahui
yaitu pasang surut yang terjadi karena bahwa tipe pasang surut di perairan Perak
dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan Surabaya dan di perairan Trenggalek adalah
dua kali surut tetapi tinggi dan periodenya tipe pasang surut campuran condong ke
berbeda. Pasang surut jenis ini banyak harian ganda, yaitu dalam satu hari terjadi
terdapat di perairan Indonesia Timur. dua kali pasang dan dua kali surut tetapi
Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat kadang-kadang terjadi satu pasang surut
diketahui bahwa nilai kisaran bilangan dalam satu hari dengan tinggi dan periode
Formzahl (F) antara perairan perak berbeda.
Surabaya dan perairan selatan Jawa adalah
0.26-1.5. dari hasil kisaran ini maka dapat 3000

dikatakan bahwa tipe pasang surut di 2500


ketinggian air (mm)

perairan Perak Surabaya dan perairan 2000


Perairan Perak
Selatan Jawa adalah tipe pasang surut 1500
Surabaya
Perairan Trenggalek
campuran condong ke harian ganda. 1000

500

Analisa Tipe Pasang Surut 0

Bilangan Formzahl merupakan salah 1 98 195 292 389 486 583 680
Jam Pengamatan
satu cara yang digunakan untuk mengetahui

36
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

Gambar 3. Grafik Tipe Pasang Surut Bulanan Di Penelitian ini menggunakan uji
Perairan Perak Surabaya dan di Prigi Trenggalek signifikan dengan menggunakan uji Mann
(Agustus , 2005)
Whitney U-Test. Uji analisa Mann Whitney
U-Test digunakan karena data Muka Air
Berdasarkan Gambar 3, diketahui
Laut Rerata (MLR) dari lokasi Perak
bahwa tipe pasang surut di perairan Perak
Surabaya dan Prigi Trenggalek tidak
Surabaya dan Prigi Trenggalek adalah tipe
menyebar normal dan termasuk data dengan
pasang surut campuran condong ke harian
variasi Heterogen, dan hanya dua (2) data
ganda, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali
yang dianalisa. Berdasarkan uji Mann
pasang dan dua kali surut tetapi kadang-
Whitney U-Test, didapatkan hasil bahwa
kadang terjadi satu pasang surut dalam satu
tinggi Muka Air Laut Rerata (MLR) di
hari dengan tinggi dan periode berbeda.
perairan Perak Surabaya dan Prigi
Berdasarkan hasil analisa pada bulan
Trenggalek tidak berbeda nyata (Mann
Oktober 2007 pada dengan nilai K1 775.04 ;
Whitney U-Test, U= 1774, dF = 1, Z= -
O1 47.37 ; M2 578.20 ; S2 325.99 akan
0,136, dan P> 0.05).
diperoleh bilangan Formzhal 0.90. Nilai
Ketinggian Muka Air Laut Rerata
bilangan Formzhal tersebut dalam
(MLR) pada dua perairan berbeda
klasifikasi tipe pasang surut ada pada
disebabkan karakteristik topografi perairan
kisaran 0.26-1.50, sehingga tipe pasang
tidak sama. Perairan perak surabaya
surut adalah campuran condong ke harian
memiliki karakteristik gelombang kecil dan
ganda yaitu pasang surut harian ganda
topografi dasar laut yang landai, sedangkan
dimana dalam 1 hari terjadi 2 kali pasang
di perairan Prigi Trenggalek memiliki
dan 2 kali surut tetapi dengan tinggi dan
gelombang yang besar dengan topografi
periode yang berbeda.
dasar laut yang curam.
Tipe pasang surut di perairan Perak
Surabaya tidak mengalami perubahan
KESIMPULAN DAN SARAN
meskipun terjadi perbedaan ketinggian air.
Pada perhitungan bilangan Formzahl data
Dari penelitian yang dilakukan selama
pasang surut bulan Maret tahun 2006 dan
enam bulan (Januari–Mei) di kantor BMG
bulan Oktober tahun 2007 diperoleh
(Badan Meteorologi dan Geofisika) Perak II
kisaran nilai 0.26-1.50 dengan tipe pasang
Surubaya diperoleh data-data mengenai
surut campuran harian condong ke harian
pasang surut yang kemudian dianalisa
ganda. Beberapa faktor lain yang
dengan menggunakan metode admiralty
menyebabkan tipe pasang surut diperairan
sehingga diperoleh kesimpulan sebagai
perak surabaya tidak mengalami perubahan
berikut :
karena perairan perak surabaya merupakan
daerah semi tertutup dan pengaruh dari 1. Perbandingan tipe pasang surut di
aktivitas pelabuhan tidak terlalu besar. perairan utara Jawa Timur (Perak
Sedangkan berdasarkan perhitungan Surabaya) dengan perairan selatan Jawa
bilangan Formzahl data pasang surut di Timur (Trenggalek) menggunakan
perairan Prigi Trenggalek menunjukkan tipe bilangan Formzahl tidak menunjukkan
pasang surut yang hampir sama dengan tipe perbedaan, berdasarkan penelitian ini
pasang surut yang terjadi di perairan Perak maka diperoleh tipe pasang surut antara
Surabaya. perairan perak surabaya dengan perairan

37
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

prigi Trenggalek berkisar antara 0.26- DAFTAR PUSTAKA


1.5 dengan kisaran tipe pasang surut
yang seperti ini maka dapat dikatakan Ariffin, 2003. Dasar Klimatologi. Fakultas
bahwa tipe pasang surut antara kedua Pertanian Universitas Brawijaya.
perairan ini adalah tipe pasang surut Malang. Hal. 169
campuran condong ke harian ganda . Diposaptono, S, 2007. Karakteristik Laut
2. Perbandingan fluktuasi Muka Laut Pada Kota Pantai. Direktorat Bina
Rata-rata (MLR) di perairan utara Jawa Pesisir, Direktorat Jendral Urusan
Timur (Perak Surabaya) dengan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
perairan selatan Jawa Timur Departemen Kelautan dan Perikanan
(Trenggalek) berdasarkan uji Mann Bakosurtanal, 2006 .Pasang Surut Air
Whitney U-Test diperoleh P>0.05 maka Laut.go. id / 7 PDKK / akhir 34. html /
dapat disimpulkan bahwa nilai MLR di diakses tanggal 23 Maret 2007
dua lokasi adalah tidak berbeda nyata, Bakosurtanal, 2007go.id,Pasang Surut ,
dan berdasarkan hasil penelitian yang ttp/www.google.comdiakses tanggal 15
telah dilakukan dengan menggunakan April 2008
metode Admiralty, fluktuasi Muka Air Foralsa, 2007 , pasang surut, http.
Laut Rerata (MLR) di perairan Perak Foralsa.co.cc. diakses tanggal 15 April
Surabaya rata-rata 1237.76 mm 2008
sedangkan rata-rata Muka Air Rerata Hutabarat, S dan S. M. Evans.1985.
(MLR) di perairan Prigi Trenggalek Pengantar Oceanografi. Universitas
berkisar antara 1158.3 mm. Indonesia. Jakarta
Illahude, A.G, 1999. Pengantar Ke
Saran Oceanografi Fisika. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Oseanologi
Penelitian perbandingan fluktuasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Muka Air Laut Rerata (MLR) antara Jakarta.Hal 187-216
perairan pantai utara Jawa (Perak Surabaya) Malik, abdul. 2008. Pasang Surut.www.
dengan perairan pantai selatan Jawa (Prigi Google. Slide Share. Net. diakses pada
Trenggalek) dengan menggunakan metode tanggal 16 Juli 2008
Admiralty serta faktor-faktor yang Nontji, A. 1987. Laut Nusantara.
mempengaruhi perubahannya perlu di Djambatan. Jakarta.Hal 93-98
tindaklanjuti, mengingat masih banyaknya Pariwono, J. 1987. Gaya Penggerak Pasang
segala aktivitas manusia maupun makhluk Surut. dalam Suyarso, O. 1989. Pasang
hidup lainnya yang tergantung terhadapnya. Surut. LIPI. Pusat Penelitian dan
Misalnya aktivitas pelayaran (transportasi Pengembangan Oseanologi. Jakart, Hal
air) yang ada di sekitarnya sangat 13-23
memerlukan adanya informasi tentang Sumaryo, 2007. Alat Pengambilan Data
kondisi pasang surut guna menunjang (MAWS), Badan Meteorologi Dan
kegiatannya. Geofisika (BMG Perak II)
Surabaya.

38
Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : 1907-9931

Suyarso, O.1989. Pasang Surut. LIPI. Pusat


Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi. Jakarta 255 halaman
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai.
Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.Hal 99-101

39

Anda mungkin juga menyukai