Anda di halaman 1dari 6

PENYEBAB 

PASANG SURUT
Pasang surut dan sistem
tata surya
Bumi berotasi mengelilingi
matahari dalam waktu 24 
jam
PASANG SURUT Bulan berotasi sendiri pula 
dalam mengelilingi bumi
pada saat yang bersamaan
dalam waktu 24 jam 50 
menit

KULIAH PELABUHAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSA NIPA
Dedi Imanuel Pau, ST., M.Eng. 2017/2018

Pembangkitan pasang surut


Gaya‐gaya pembangkit
pasang surut ditimbulkan
oleh gaya tarik menarik
antara bumi, bulan dan
matahari. Penjelasan
terjadinya pasang surut
dilakukan hanya dengan
memandang suatu sistem
bumi‐bulan; sedang untuk
sistem bumi‐matahari
penjelasannya adalah identik. 
o Muka air tinggi (High Water Level, HWL), muka air tertinggi yang 
ELEVASI MUKA AIR dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut. 
o Muka air rendah (Low Water Level, LWL), kedudukan air terendah
yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut. 
o Muka air tinggi rerata (Mean High Water Level, MHWL), adalah
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun. 
o Muka air rendah rerata (Mean Low Water Level,  MLWL), adalah
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun. 
o Muka air laut rerata (Mean Sea Level, MSL), adalah muka air rerata
antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini
digunakan sebagai referensi untuk elevasi di daratan.
o Muka air tinggi tertinggi (Highest High Water Level, HHWL), adalah
air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 
o Air rendah terendah (Lowest Low Water Level, LLWL), adalah air 
terendah pada saat pasang surut pumama atau bulan mati. 
o Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam
satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran. 
o Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah
dalam satu hari.

ANALISIS PASANG SURUT

Teori keseimbangan‐equilibrium tide
Anggapan : 
Gaya aktif : gaya gravitasi benda langitastronomical
tide
Bumi diselimuti air laut secara merata, tidak ada
pulau dan benua
Variasi oleh gerak orbit dan rotasi bumi.
Gaya gravitasi : hukum newton

G = 6,61011 nm2/kg2
Ukuran benda‐benda langit
Diameter
 Bumi 12.753 km
 Bulan 3.479 km
 Matahari 1.390.000 km Partikel pada permukaan bumi menerima
Massa  Gaya aksi (aktif) : 1. Gravitasi bumi (g), 2. 
gaya sentrifugal
 Bumi 5,981024 kg Gravitasi bulan (a)
 Bulan 7,341022 kg  Gaya sentrifugal dibutuhkan (diserap) oleh 
 Matahari 1,961030 kg karena partikel mengorbit sumbu bersama 
Jarak bumi‐bulan (s), (rotasi bumi terhadap 
 Bumi‐bulan 384.329 km sumbu sendiri belum dipertimbangkan)
 Bumi‐matahari 149.360.000 km  Gaya reaksi : gaya normal reaksi 
permukaan bumi (n)
27.000.000 ; 390 ; 152.100  Gaya tangensial sisa merupakan gaya 
penyebab pasang surut (t).

Pasang surut pada perairan dangkal


Gelombang pasang surut menjalar dengan Adanya gesekan dasar perairan‐menghambat gelombang dan
gaya tertentu : g, a, s kecepatan , sehingga kedalaman juga mengurangi amplitudo pasang surut. Adanya pantulan
   perairan menentukan kecepatan rambat
baik oleh dasar yang berubah maupun pantai perairan. 
g  a  R1 gelombang, C. Konsekuensi masalah ini adalah
gerak gaya pasang surut tidak seirama dengan Adanya distorsi bentuk gelombang juga memberi
   gelombang pasang surut. 
R1  S  R2 penampakan memberikan komponen pasang‐surut baru. 
    Resonansi dapat terjadi pada selat atau teluk dengan periode
R2  h R2  t
natural mendekati salah satu periode komponen pasang‐
 M   cos(   ) cos  surut astronomi atau harmoniknya (kelipatannya). Di belahan
An   g  g  M  Re2   2 
 M E   r2 rE , M  bumi utara dan selatan dengan sudut garis lintang tinggi
(mendekati kutup) terdapat gejala efek coriolis. Gejala ini, 
,  10 7 ) g   g
An max   g  (11
jika dilihat dari sumbu koordinat di permukaan bumi yang 
 M   sin(   ) sin   ikut berputar mengelilingi kutup, tampak sebagai adanya
At  g  M  Re2   2  medan percepatan dengan arah tegak lurus gerak partikel air. 
 M E   r2 rE , M 
3
Besar percepatan berbanding lurus dengan kecepatan gerak
3  M M   Re  partikel dan besar sudut garis lintang. Interaksi gejala ini dan
At  g   sin(2 )
2  M E   rE , M  refleksi gelomang dapat membentuk sebuah amphydromic
system yang mana gelombang pasang surut beregerak
At max  (0,84  10 7 ) g
mengitari sebuah titik (sebelah timur selat inggris).
Analisis harmonik
Komponen pasang‐surut
dapat dipisahkan dari data  jika data pasang surut jam‐jaman di 
pencatatan tinggi muka air  beri simbol hi, dengan i adalah 
jam‐jaman. indeks untuk “jam ke‐i”, dan ei
Salah satu cara yang relatif adalah hasil hitungan superposisi 
mudah dipahami dan sudah dari komponen‐komponen pasang 
dapat diprogramkan dengan surut, maka metode least square 
komputer adalah metode melakukan minimisasi
N
least square. Prinsip metode E   hi  ei 
2

ini adalah dengan i 1

meminimumkan selisih antara Dengan N adalah jumlah jam.


hasil perhitungan berdasarkan Proses minimisasi tersebut di atas 
rumus yang sedang dicari dan adalah problem mencari nilai Ak dan 
data pengukuran. Fk yang memberikan jumlah 
Dalam teori harmonik suatu minimum (dengan A adalah 
data pasang surut dianggap amplitudo, dan F adalah fase, indeks 
merupakan penjumlahan dari k adalah untuk nomor komponen 
gelombang sinusiodal yang  pasang surutnya)
disusun oleh komponen‐ M
2
ei   Ak sin( i  Fk )
komponennya. k 1 Tk

Setelah diuraikan dan 
Berikut ini akan disusun ulang
didemonstrasikan empat persamaan 
metode hitungannya tersebut diatas menjadi 
dengan hanya persamaan matriks 
menggunakan dua sebagai berikut
komponen pasang surut
supaya persamaannya
sederhana. Diperlukan
penyelesaian empat
persamaan secara
bersama‐sama untuk M 
sama dengan 2. Dalam
praktek diperlukan
minimal empat
komponen pasang surut
supaya mendapatkan
hasil hitungan yang 
realistis
Klasifikasi pasang surut
Setelah A1, B1, A2 dan B2
diperoleh, nilai 1, α1, 2
dan α2 , dapat dihitung Tipe pasang surut dapat diketahui NILAI JENIS FENOMENA
dengan pasti dengan cara BENTUK PASUT
dengan melalui
O < F <0.25 Harian 2x pasang sehari
pemahaman diagram  mendapatkan bilangan/ konstanta ganda dengan tinggi
berikut ini. pasut (Tidal Constant/Form‐zahl) (semi relatif sama
diurnal)
yang dihitung dengan 0.25 < F Campuran 2x pasang sehari
Hitungan dapat menggunakan metode Admiralti <1.5 ganda dengan
dilakukan dengan spread  yang merupakan perbandingan perbedaan tinggi
dan interval
sheet atau dengan jumlah amplitudo komponen yang berbeda
program komputer diurnal terhadap amplitudo 1.5 < F<3 Campuran 1 x atau 2 x
tunggal pasang sehari
komponen semidiurnal, yang  dengan interval
yang berbeda
dinyatakan dengan : F>3 Tunggal 1 x pasang
(diurnal) sehari, saat
spring bisa
terjadi 2x
Amplitudo( K1)  Amplitudo(O1) pasang sehari
F
Amplitudo( M 2)  Amplitudo( S 2)

Komponen/konstanta harmonik pasut utama


JENIS NAMA KOMPONEN PERIODA (jam) FENOMENA TUGAS
Semidiurnal M2 12.42 Gravitasi bulan dengan orbit
lingkaran dan sejajar ekuator bumi
S2 12.00 Gravitasi matahari dengan orbit
lingkaran dan sejajar ekuator bumi
N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke bumi
akibat lintasan yang berbentuk elips
K2 11.97 Perubahan jarak bulan ke bumi 1. Kerjakan dengan bantuan Spreadsheet, menggabungkan empat
akibat lintasan yang berbentuk elips komponen pasang‐surut dengan data sebagai berikut menjadi sebuah
Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulan dan matahari
data prediksi pasang surut jam‐jaman selama 29 hari. 
O1 25.82 Deklinasi bulan No. Komponen Periode Amplitudo Fase /Phase Lag 
(jam) (m) (rad)
P1 24.07 Deklinasi matahari
1. S2 12 0.05 4.9
Perioda panjang Mf 327.86 Variasi setengah bulanan 2. M2 12.42 0.03 2.8
Mm 661.30 Variasi bulanan 3. O1 25.82 0.41 3.1
Ssa 2191.43 Variasi semi tahunan 4. K1 23.935 0.36 3.4
Perairan dangkal 2SM2 11.61 Interaksi bulan dan matahari
MNS2 13.13 Interaksi bulan dan matahari dgn 2. Lakukan analisis harmonik (juga dengan bantuan Spreadsheet) untuk
perubahan jarak matahari akibat memisahkan kembali data prediksi pasang jam‐jaman hasil hitungan
lintasan berbentuk elips butir 1 dengan dua komponen pasang surut yaitu O1 dan K1
MK3 8.18 Interaksi bulan dan matahari dgn
perubahan jarak bulani akibat
lintasan berbentuk elips
M4 6.21 2 x kecepatan sudut M2

MS4 2.20 Interaksi M2 dan S2


Referensi :

1. Bruun P, 1976 , port engineering, gulf publisher;
2. Kramadibroto, S., 1985,  perencanaan pelabuhan, ganeca
exact bandung; Sampai di sini dulu
3. Quin, A.D., 1972, design and construction of port and marine, 
mc graw hill;
4. Rahardjo, A.P., 2011, diktat kuliah hidrodinamika pantai, 
jurusan teknik sipil universitas gadjah mada, yogyakarta;
5. Triatmodjo B, 2010, perencanaan pelabuhan, beta offset, 
yogyakarta;
6. Triatmodjo B, 1999, teknik pantai, beta offset, yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai