Anda di halaman 1dari 26

MODUL I

PRAKTIKUM PASANG SURUT

PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT


METODE ADMIRALTY

Koordinator Mata Kuliah Pasang Surut:


Ir. Warsito Atmodjo, M.Si
NIP. 19590328 198902 1 001

Tim Asisten:
Ayuk Milasari 26050117130046
Syakirah Nadhifah Rizqi S. 26050117120021
Dimas Maulana Ikhsan 26050117120027
Devita Ningrum 26050117120035
Afif Arwin Egaputra 26050117130043
Fajar Ridwan Alaydrus 26050117130047
Azizah Anis Ashilah 26050117130053
Laras Febri Yuliastini 26050117130055
Akbar Nurrahman Putra 26050117130059
Ryan Akhmal Hidayat 26050117140010
Sigit Pandu Jatmiko 26050117140027
Galeh Kholis Pambudi 26050117140037

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
PENGOLAHAN DATA PASANG SURUT
DENGAN METODE ADMIRALTY

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan pengolahan data
pasang surut (ocean tide) menggunakan metode admiralty.

Sub pokok bahasan


• Pengolahan data pasang surut
• Menentukan tipe pasang surut

Tujuan praktikum:
• Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pengolahan data pasang surut dengan metode
Admiralty.
• Mahasiswa dapat mengetahui nilai komponen harmonic serta mengetahui tipe pasang surut
di suatu perairan.
• Mahasiswa dapat menggunakan metode admiralty dan menentukan tipe suatu perairan
melalui perhitungan bilangan Formzahl.
• Mahasiswa dapat mengetahui nilai dari elevasi muka air rencana pada suatu perairan.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah:
1. Laptop
2. Perangkat lunak Ms.Excel
3. Data pasang surut

Pasang Surut 2020 | 2


PENDAHULUAN

Menurut Ongkosongo (1989) pasang surut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya
permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda benda langit terutama bulan
dan matahari. Pengaruh gravitasi benda benda langit terhadap bumi tidak hanya menyebabkan pasang surut laut,
tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk bumi dan atmosfer.

Gambar 1. Spring tide


Sumber: http://life.bio.sunysb.edu

Gambar 2. Neap tide


Sumber: http://life.bio.sunysb.edu

Pasang purnama (spring tide) (gambar 1) adalah pasang surut yang terjadi pada saat posisi
matahari, bumi, dan bulan berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu, akan dihasilkan pasang
maksimum yang sangat tinggi dan surut minimum yang sangat rendah, juga dikenal dengan pasang besar
(Surbakti, 2007). Pasang perbani (neap tide) (gambar 2) adalah pasang surut yang terjadi pada saat posisi
bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus terhadap bumi. Pada saat itu, akan dihasilkan pasang
maksimum yang rendah dan surut minimum yang tinggi, juga dikenal dengan pasang kecil (Surbakti,
2007).

Pasang Surut 2020 | 3


Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide).
Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut secara berurutan. Periode pasang surut
rata-rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat malaka sampai laut andaman.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide).
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam
50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat karimata.
3. Pasang surut campuran condong keharian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal).
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya berbeda.
Pasang surut jenis ini banyak terdapat perairan Indonesia timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal ).
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode
yang sangat berbeda. Pasang surut jenis in biasa terdapat di daerah selat kalimantan dan pantai utara jawa
barat.

Gambar 3. Kurva tipe pasang surut

Pasang Surut 2020 | 4


Gambar 4. Sebaran pasang surut di perairan Indonesia

➢ Komponen Pasang Surut


Komponen pasut dapat dianalisa dengan metode harmonik, dengan dasar bahwa pasang surut
yang terjadi adalah superposisi atau penjumlahan dari berbagai komponen pasut. Karena sifat pasang
surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk meramalkan pasang surut, diperlukan data
amplitudo dan beda fase dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut.
Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian.
Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar
gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut yang
baru.
Pada buku peramalan pasang surut yang dikeluarkan oleh Dishidros-TNI AL(Dinas Hidro-
Oseanografi) dan National Ocean Service tertulis nilai komponen pasut tersebut baik amplitudo maupun
fase pada beberapa lokasi di perairan Indonesia. Dengan mengetahui amplitudo komponen tersebut,
maka dapat dihitung nilai bilangan Formzalnya dan kemudian tipe pasutnya dapat ditentukan.

➢ Elevasi Muka Air Rencana


Di dalam perencanaan pelabuhan diperlukan data pengamatan pasang surut minimal selama 15
hari yang digunakan untuk menentukan elevasi muka air rencana. Dengan pengamatan selama 15 hari
tersebut telah tercakup satu siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama dan pasang perbani.
Pengamatan lebih lama (30 hari atau lebih) akan memberikan data yang lengkap. Pengamatan muka air
dapat dengan menggunakan alat otomatis (automatic water level recorder) atau secara manual dengan
menggunakan bak ukur dengan interval pengamatan setiap jam, siang dan malam. Untuk dapat
melakukan pembacaan dengan baik tanpa terpengaruh gelombang, biasanya pengamatan dilakukan di
daerah terbuka tetapi terlindung dari hempasan gelombang.
Pasang Surut 2020 | 5
Keterangan :
M2 : Pasang surut semi diurnal yag dipengaruhi oleh bulan
S2 : Pasang surut semi diurnal yang dipengaruhi oleh gaya tarik matahari
N2 : Pasang surut semi diurnal karena pengaruh perubahan jarak akibat lintasan bulan yang elips
K2 : Pasang surut semi diurnal yang dipengaruhi oleh perubahan jarak revolusi bumi terhadap
matahari
K1 : Pasang surut diurnal yang dipengaruhi perubahan deklinasi bulan dan matahari
O1 : Pasang surut diurnal yang dipengaruhi perubahan deklinasi bulan
P1 : Pasang surut diurnal yang dipengaruhi oleh perubahan deklinasi matahari
M4 : Kecepatan sudutnya dua kali M2 dan termasuk kelompok perairan dangkal
MS4 : Hasil interaksi S2 dan M2 dimana kecepatan sudutnya sama dengan sudut S2 dan M2 dan
termasuk kelompok perairan dangkal

➢ Formzahl
Pada umumnya sifat pasang surut di perairan di tentukan dengan menggunakan rumus Formzahl,
yang berbentuk:
𝑨 𝑲𝟏+𝑨 𝑶𝟏
F=
𝑨 𝑴𝟐+𝑨 𝑺𝟐
Dimana nilai dari Formzahl:
F = 0 – 0,25 ; untuk pasang surut bertipe ganda
F = 0,26 – 1,5 ; untuk pasang surut campuran condong ke harian ganda
F = 1,6 – 3 ; untuk pasang surut campuran condong ke harian tunggal
F=>3 ; untuk pasang surut harian tunggal
Pasang Surut 2020 | 6
Sedangkan,
K1 & O1 = Konstanta pasut harian tunggal utama
M2 & S2 = Konstanta pasut harian ganda utama

Penentuan tinggi dan rendahnya pasang surut ditentukan dengan rumus – rumus sebagai berikut :
MSL = Z0 + 1,1 (M2 + S2)
HHWL = Z0 + (M2 + S2) + (K1 + O1)
MHWL = MSL + Z0
MLWL = MSL – Z0
LLWL = Z0 – (M2 + S2) – (K1 + O1)
HAT = Z0 + (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
LAT = Z0 - (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
Dimana:
MSL = Muka air laut rerata, adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air
rendah rerata.
HHWL = Muka air tinggi tertinggi, adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan
mati
MHWL = Muka air tinggi rerata, adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun
MLWL = Muka air rendah rerata, adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun
LLWL = Muka air rendah terendah, adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau
bulan mati
HAT = Tinggi pasang surut
LAT = Rendah pasang surut

➢ Metode Admiralty
Metode perhitungan yang dipakai untuk pasang surut laut erat kaitannya dengan pengamatan, yakni
untuk menentukan muka laut rata – rata harian, bulanan, tahunan, atau lainnya. Pada umumnya dikenal
dua cara perhitungan data pasang surut, yaitu:
• Metode Konveksional
Metode konvensional yaitu dengan cara mengambil harga rata – rata dari semua data
pengamatan, dimana harga tersebut menyatakan kedudukan permukaan air laut rata – rata
• Metode Admiralty

Pasang Surut 2020 | 7


Metode Admiralty yaitu dengan cara dimana permukaan air laut rata – rata diperoleh dengan
menghitung konstanta – konstanta pasang surut. Cara melaksanakan perhitungan ini dilakukan
dengan skema – skema (Djaja, 1989)
Pada tahun 1928, Doodson mengenalkan metode yang amat praktis untuk analisa pasang surut dari
pengamatan 15 atau 29 hari, yang kemudian terkenal denagn sebutan Admiralty Methode of Analysis Of
Tide. Dengan metode ini maka analisa praktis pasang surut akan menghasilkan sampai 64 komponen
termasuk diantaranya 36 komponen laut dangkal (Mihardja, 1994).
Seperti juga metode analisis harmonik yang lain, metode Admiralty digunakan untuk
menghitungdua konstanta harmonik dari data pasang surut yang ada. Dalam metode Admiralty harus
mencari nilai amplitude dan phasa sesaat dari masing – masing komponen (Mihardja, 1994).
Perhitungan Admiralty dimulai dengan melakukan yang disebut proses harian, yakni menyusun
kombinasi dari tinggi muka air laut perjam dari setiap hari pengamatan. Metode Admiralty membedakan
ke 9 komponen yang akan dihitung berdasarkan kecepatan sudutnya ke dalam 4 kelompok yang masing
– masing beranggotakan (S2, K2, K1 dan P1), (M2, MS4, dan O1), (N2) dan (M4) (Mihardja, 1994)
Sebenernya komponen – komponen yang berada dalam satu kelompok yaitu (S2, K2), (K1, P1), (M2
dan N2) tidak dapat dipisahkan dengan analisa periode pendek. Dalam analisa komponen – komponen
ini akan muncul dalam bentuk satu komponen. Dalam hal ketiga kelompok diatas kompnen utamanya
adalah S2, K1, dan N2. (Mihardja, 1994)

➢ Metode Admiralty
Metode perhitungan yang dipakai untuk pasang surut laut erat kaitannya dengan
pengamatan, yakni untuk menentukan muka laut rata – rata harian, bulanan, tahunan, atau lainnya.
Pada umumnya dikenal dua cara perhitungan data pasang surut, yaitu:
• Metode Konveksional
Metode konvensional yaitu dengan cara mengambil harga rata – rata dari semua data
pengamatan, dimana harga tersebut menyatakan kedudukan permukaan air laut rata – rata
• Metode Admiralty
Metode Admiralty yaitu dengan cara dimana permukaan air laut rata – rata diperoleh dengan
menghitung konstanta – konstanta pasang surut. Cara melaksanakan perhitungan ini dilakukan
dengan skema – skema (Djaja, 1989)
Pada tahun 1928, Doodson mengenalkan metode yang amat praktis untuk analisa pasang
surut dari pengamatan 15 atau 29 hari, yang kemudian terkenal denagn sebutan Admiralty Methode
of Analysis Of Tide. Dengan metode ini maka analisa praktis pasang surut akan menghasilkan
sampai 64 komponen termasuk diantaranya 36 komponen laut dangkal (Mihardja, 1994).
Pasang Surut 2020 | 8
Seperti juga metode analisis harmonik yang lain, metode Admiralty digunakan untuk
menghitungdua konstanta harmonik dari data pasang surut yang ada. Dalam metode Admiralty
harus mencari nilai amplitude dan phasa sesaat dari masing – masing komponen (Mihardja, 1994).
Perhitungan Admiralty dimulai dengan melakukan yang disebut proses harian, yakni
menyusun kombinasi dari tinggi muka air laut perjam dari setiap hari pengamatan. Metode
Admiralty membedakan ke 9 komponen yang akan dihitung berdasarkan kecepatan sudutnya ke
dalam 4 kelompok yang masing – masing beranggotakan (S2, K2, K1 dan P1), (M2, MS4, dan O1),
(N2) dan (M4) (Mihardja, 1994)
Sebenernya komponen – komponen yang berada dalam satu kelompok yaitu (S2, K2), (K1,
P1), (M2 dan N2) tidak dapat dipisahkan dengan analisa periode pendek. Dalam analisa komponen
– komponen ini akan muncul dalam bentuk satu komponen. Dalam hal ketiga kelompok diatas
kompnen utamanya adalah S2, K1, dan N2. (Mihardja, 1994)

Pasang Surut 2020 | 9


Metode
Langkah – langkah pengolahan data dengan menggunakan Metode Admiralty:
a. Skema-I
Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu smoothing pada data lapangan yang
diperoleh dari pengukuran alat, hal ini dilakukan untuk menghilangkan noise, kemudian data tersebut
dimasukkan kedalam kolom – kolom di skema-I, ke kanan menunjukkan waktu pengamatan dari pukul
00.00 sampai 23.00 dan ke bawah adalah tanggal selama 29 piantan, yaitu mulai tanggal 4 Mei s/d 1 Juni
2012.
b. Skema-II
Isi tiap kolom – kolom pada skema II ini dengan bantuan Tabel2 yaitu denganmengalikan nilai
pengamatan dengan harga pengali pada Tabel 2 untuk setiap hari pengamatan. Karena pengali dalam
daftar hanya berisi bilangan 1 dan -1 kecuali untuk X4 ada bilangan 0 (nol) yang tidak dimasukkan
dalam perkalian, maka lakukan perhitungan dengan menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan
dengan 1 dan diisikan pada kolom yang bertanda (+) dibawah kolom X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4.
Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan isikan kedalam kolom di bawah tanda (-).

Pasang Surut 2020 | 10


Skema 1. Penyusunan Data Pasang Surut

Tabel 2. Konstanta Pengali untuk menyusun Skema 2

Tabel 3. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema 2

Pasang Surut 2020 | 11


Skema-III
Untuk mengisi kolom – kolom pada skema-III, setiap kolom pada kolom – kolom skema-
IIImerupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom – kolom pada skema-II.
1. Untuk Xo (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa melihat tanda(+) dan
(-) mulai tanggal 4 mei s/d 1 juni 2012.
2. Untuk X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+) dan (-), untuk mengatasi
hasilnya tidak ada yang negatif maka ditambahkan dengan 2000. Hal ini dilakukan juga untuk
kolom X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4.
Tabel 4. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema 3

c. Skema-IV
Mengisi seluruh kolom – kolom pada skema-IV, diisi dengan data setelah penyelesaian skema-III
dibantu dengan daftar 2 (Tabel-5).
Arti indeks pada skema-IV:
Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2
Indeks 00 untuk Y, berarti Yoo, Yo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2

Pasang Surut 2020 | 12


Contoh:
Harga Xoo yang diisikan untuk kolom x (tambahan) adalah penjumlahan harga Xo dari skema-III
yang telah dikalikan dengan faktor pengali dari daftar 2 kolom 0, perkalian dilakukan baris per baris.
Untuk baris ke 2 ke kolom 0 dari daftar 2, faktor 29 menunjukkan beberapa kali harus dikurangi dengan
faktor bilangan tambahan dalam hal ini 2000 begitu seterusnya pegisian di skema-IV.
Tabel 5. Daftar 2 Konstanta Pengali skema IV

Pasang Surut 2020 | 13


Tabel 6. Hasil Penyusunan untuk Skema IV
BESAR HARGA JUMLAH
INDEX TANDA
X Y X Y
00 + 90243 90243
10 + 60447 55231 2447
- 58000 58000 -2769
12 + 30576 28228
- 29871 27003 -1295 -775
(29) (-)(+) 2000 2000
1b + 25284 23332
- 24683 22333 601
13 + 31179 28147
- 29268 27084 -89 -937
(29) (-)(+) 2000 2000
1c + 28958 26748
- 2000 26642 -468 106
20 + 55457 56043 -2543 -1957
- 58000 58000
22 + 26654 30154
- 28803 25889 -4149 2265
(29) (-)(+) 2000 2000
2b + 24476 25046
- 21405 21095 3071 3951
23 + 28033 28745
- 27424 27298 -1391 -553
(29) (-)(+) 2000 2000
2c + 26646 26894
- 27098 27240 -452 -346
42 + 7497 7726
- 6992 6851 5 375
(29) (-)(+) 500 500
4b + 6038 6104
- 5913 5963 125 141
44 + 7573 7491
- 6916 7086 157 -95
(29) (-)(+) 500 500
4d + 5980 5919 9 -229
- 5971 6148

Pasang Surut 2020 | 14


d. Skema-V dan Skema-VI
Mengisi kolom – kolom pada skema-V dan kolom – kolom pada skema-VI dengan bantuan daftar
3a skema-V mempunyai 10 kolom, kolom kedua disisi pertama kalisesuai dengan perintah pada kolom
satu dan angka – angkanya dilihat pada skema-V. Untukkolom 3,4,5,6,7,8,9 dan 10 dengan melihat angka
– angka pada kolom 2 dikalikan dengan faktorpengali sesuai dengan kolom yang ada pada dafta 3a.
Tabel 7. Daftar 3a Faktor Analisa Untuk Pengamatan 29 hari (29 Piantan)

Tabel 8. Hasil PenyusunanSkema V dan VI

Pasang Surut 2020 | 15


e. Skema-VII
Tabel 9. Struktur Data Untuk Skema VII

1) Baris 1 untuk V:PR cos r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolom Skema Vuntuk
masing – masing kolom.
2) Baris 2 untuk VI: PR sin r, merupakan penjumlahan semua bilangan pada kolom kolomSkema VI
untuk masing – masing kolom.
3) Baris 3 untuk PR dicari dengan rumus:
PR = √(𝑷𝑹 𝐬𝐢𝐧 𝒓)𝟐 + (𝑷𝑹 𝐜𝐨𝐬 𝒓)𝟐
4) Baris 4 untuk P didapat dari daftar 3a untuk masing – masing So, M2, S2, N2, K1, 01, M4, danMS4.
5) Baris 5 untuk f didapatkan dari daftar (table node factor f) atau dengan menggunakanperhitungan
berikut ini.
Dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan berikut:
s = 277,025 + 129,38481 (Y- 1900) + 13,17640 (D+l)
h = 280,190 – 0,23872 (Y- 1900) + 0,98565 (D+l)
p = 334,385 + 40,66249 (Y- 1900) + 0,11140 (D+l)
N = 259,157 – 19,32818 (Y- 1900) – 0,05295 (D+l)
Y = tahun dari tanggal tengah pengamatan
D = jumlah hari yang berlalu dari jam 00.00 pada tanggal 1 januari tahun tersebut sampai
jam 00.00 tanggal pertengahan pengamatan.
1
l = bagian integral tahun =4 (𝑌 − 1901)

Pasang Surut 2020 | 16


Dan untuk menentukan nilai f yaitu dengan cara:
• fM2 = 1,0004 – 0,0373 cos N + 0,0002 cos 2N
• fK2 = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2N – 0,0015 cos 3N
• fO1 = 1,0089 + 0,1871 cos N + - 0,0147 cos 2N + 0,0014 cos 3N
• fK1 = 1,0060 + 0,1150 cos N – 0,0088 cos 2N + 0,0006 cos 3N
• fS2 = 1,0 (Tetap)
• fP1 = 1,0 (Tetap)
• fN2 = fM2
• fM4 = (fM2)2
• fMS4 = fM2
6) Baris 6 untuk (1+W) ditunggu dulu karena pengisiannya merupakan hasil dari kolom – kolompada
skema-VIII.
7) Baris 7 untuk V diperoleh dari persamaan berikut:
Nilai V:
• V M2 = -2s +2h
= ((-2*16942,23)+(2*416,08561))
= -33052,29
Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara menggunakan nilai
kelipatan 360. Nilai kelipatan yang digunakan adalah: 92*360 = 33120
Jadi nilai awal ditambah dengan nilai pembantu maka menghasilkan perhitungan:
= -33052,29 + 33120 = 67,71178
• V K1 = h + 90
= 416,08561 + 90 = 506,08561
Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi kecil dengan cara menggunakan
nilai pembantu kelipatan 360.
Nilai Pembantunya yaitu: 1*360 = 33120
Jadi nilai hasil awal dikurangi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan
perhitungan:
= 506,08561 – 360
= 146,08561≈ 146,1
• V O1 = -2s + h + 270
= (-2*16942,23) + (416,08561) + (270)
= -33884,45944+ 416,08561+ 270 = -33198,37383

Pasang Surut 2020 | 17


Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara
menggunakan nilai pembantu kelipatan 360.
Nilai pembantunya yaitu 93 * 360 = 33480
Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan
perhitungan:
= -33198,37383+ 33480 = 281,62617 ≈ 281,6
• V K2 = 2h
= 2*416,08561 = 832,17122
Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi dengan cara menggunakan nilai
pembantu kelipatan 360.
Nilai pembantunya yaitu 2*360 = 720
Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan
perhitungan:
= 832,17122– 720 = 112,1712
• V S2 = 0 (Tetap)
• V P1 = -h + 270
= (-416,08561+270)
= -146,086
Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara
menggunakan nilai pembantu kelipatan 360.
Nilai pembantunya yaitu 1 * 360 = 360
Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan
perhitungan:
= -146,086+ 360 = 213,914
• V M4 = 2(V M2)
= 2*(-2s +2h)
= 2* ((-2*16942,23)+(2*416,08561))
= 2*(-33052,29) = -66104,58
Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan cara
menggunakan nilai pembantu kelipatan 360.
Nilai pembantunya yaitu 184 * 360 = 66240

Pasang Surut 2020 | 18


Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360, maka menghasilkan
perhitungan:
= -66104,58+ 66240 = 135,42≈ 135,4
• V MS4 = VM2 = -2s +2h
= ((-2*16942,23)+(2*416,08561)) = -33052,29
Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara menggunakan nilai
pembantu kelipatan 360.
Nilai pembantunya yaitu 92*360 = 33120
Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360 maka menghasilkan
perhitungan:
= -33052,29 + 33120 = 67,71178
8) Untuk nilai u diperoleh dari daftar atau berdasarkan persamaan berikut
Pertama dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya
padalangkah ke-5. Setelah nilai s, h, p dan N diperoleh maka nilai u pada masing-masing komponendapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Nilai u:
• u M2 = -2,14 sin N
= (-2,14*Sin(N*PI()/180)) = 1,9
• u K2 = -17,74 sin N + 0,68 sin N – 0,04 sin 3N
= (-17,74*SIN(K78*PI()/180)) = 16,16
• u K1 = -8,86 sin N + 0,68 sin 2N – 0,07 sin 3N
= (-8,86*Sin(K78*PI()/180))+0,68*Sin(2*K78*PI()/180)0,07*Sin(3*K78*PI()/180)
= 8,6
• u O1 = 10,80 sin N – 1,34 sin 2N + 0,19 sin 3N
= (10,8*SIN(N*PI()/180))-1,34*SIN (2*N*PI()/ 180 ) +0,19*SIN(3*N*PI()/180)
= -10,8
• u S2 = 0 (Tetap)
• u P1 = 0 (Tetap)
• u M4 = 2 (uM2)
= 2 (-2,14 sin N)
= 2 (-2,14*Sin(N*PI()/180))
=2 (1,95) = 3,9

Pasang Surut 2020 | 19


u MS4 = u M2
= -2,14 sin N
= (-2,14*Sin(N*PI()/180))
= 1,9
u N2 = u M2
= -2,14 sin N
= (-2,14*Sin(N*PI()/180)) = 1,9
9) Baris 9 untuk w diperoleh dari skema-VIII.
10) Baris 10 untuk p diisi dengan harga p yang ada di daftar 3a sesuai dengan masing – masingkolom.
𝑃𝑅 sin 𝑟
11) Baris 11 untuk r ditentukan dari: r arctan𝑃𝑅 cos 𝑟 , sedangkan untuk harga nya dilihat dari tandapada

masing – masing kuadran.

12) Baris 15 untuk g ditentukan dari: g = V + u + w + p + r


13) Baris 16 untuk nx3600 ditentukan dari kelipatan 3600, maksudnya untuk mencari harga
kelipatan 3600 terhadap g, besaran tersebut diisikan pada baris ke 13. Misalnya: 1181 maka n
x 360 = 3 x 360 = 1080, dan harga ini masih dibawah dari harga 1181, yang diisikan adalah
1080.
𝑃𝑅
14) Baris 17 untuk A ditentukan dengan rumus: A =
𝑝𝑓(1+𝑤)

15) Baris 18 untuk go ditentukan dari go = g – (n x 360)

Pasang Surut 2020 | 20


f. Tabel-VIII
Tabel-VIII dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
1) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4.
2) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1.
3) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2.

1) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4:


Baris 1 adalah harga V untuk K1; Misal: V = 146, 1
Baris 2 adalah harga u untuk K1; Misal: u = 8,6
Baris 3 adalah penjumlahan V dan u atau (V + u) merupakan sudut.
Misal: (V + u) = 146, 1 + 8,6
Baris 4 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.
Cara hitungan:
(V + u) = 154,6nilai ini berada diantara sudut 1500 dan 1600 (bedanya 10), beda antara 154,6-150
= 4,6
Jadi cara interpolasi untuk menghitung w/f adalah:
154,6−150
w/f = w/f K2 sudut 150o +[ 𝑥(f K2 sudut 160 − f K2sudut 150) ]
10
4,6
= 13,6 +[ x (11,2 – 13,6) ]
10

= 13,6 + 0,46 𝑥 −2,4


= 13,6 + (-1,104)
= 12,496 ≈ 12,5
Baris 5 adalah W/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan Tabel nilai w, W dan 1+W.Cara
hitungan:
(V + u) = 154,6, nilai ini berada diantara sudut 150o adalah -0,157 dan 160o adalah =
-0,245
(bedanya 10). Beda antara 154,6 - 150 = 4,6
Jadi cara interpolasi untuk menghitung W/f adalah:

Pasang Surut 2020 | 21


154,6−150
W = W/fK2 sudut 150o– [ 𝑥 w/f K2sudut 150 − w/f K2 sudut 160)]
10
4,6
= -0,157 – [ 𝑥 −0,157 − (−0,245))]
10
4,6
= -0,157 – [ x (0,088)]
10

= -0,157 - 0,46 x (0,088)


= -0,157 – 0,04048
= -0,19748≈ −0,2
Baris ke 6 adalah f diperoleh dengan sama dengan seperti Tabel-VII.cara menggunakan persamaan
berikut:
Pertama dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan berikut:
s = 277,025 + 129,38481 (Y- 1900) + 13,17640 ( D+l )
h = 280,190 – 0,23872 (Y- 1900) + 0,98565 ( D+l )
p = 334,385 + 40,66249 (Y- 1900) + 0,11140 ( D+l )
N = 259,157 – 19,32818 (Y- 1900) – 0,05295 ( D+l )
Y = tahun dari tanggal tengah pengamatan
D = jumlah hari yang berlalu dari jam 00.00 pada tanggal 1 januari tahun tersebut sampai jam
00.00 tanggal pertengahan pengamatan.
1
l = bagian integral tahun = ( Y – 1901 )
4
Contoh:
Y = 2012
D = ((Januari = 31)+(Febuari = 29)+(Maret = 31)+(April = 30) + (Mei yaitu tanggal tengah padabulan
pengamatan = 17) = 138
l = (1/4 ∗ (Y − 1901)) = (1/4 ∗ (2012 − 1901)) = 27
Setelah nilai Y, D dan l dapat maka bisa melanjutkan untuk mencari nilai s, h, p dan N.
s = 277,025+129,38481(Y-1900)+13,1764(D+ l)
= 277,025+129,38481(2012-1900)+13,1764(138+27) = 16942,23
h = 280,190 – 0,23872 (Y- 1900) + 0,98565 ( D+l )
= 280,190 – 0,23872 (2012- 1900) + 0,98565 (138+27)
= 416,08561
p = 334,385 + 40,66249 (Y- 1900) + 0,11140 ( D+l )
= 334,385 + 40,66249 (2012- 1900) + 0,11140 (138+27)
= 4906,9649

Pasang Surut 2020 | 22


N = 259,157 – 19,32818 (Y- 1900) – 0,05295 ( D+l )
= 259,157 – 19,32818 (2012- 1900) – 0,05295 (138+27)
= -1914,3359
Untuk mencari nilai f pada K2, menggunakan persamaan yang telah ditentukan:
Nilai f untuk K2:
fK2 = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2N – 0,0015 cos 3N
= (1,0241+0,2863*COS(-1914,3359 *PI()/180+0,0083*COS(2*-1914,3359 *PI()/180-
0,0015*COS(3*-1914,3359 *PI()/180))))
= (1,0241+0,2863*COS(N*PI()/180+0,0083*COS(2*N*PI()/180
-0,0015*COS(3*N*PI()/180))))
= 0,9
Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara: w = w/f (baris 5) x f (baris 6) jadi nilai
w = 12,5* 0,9
= 11,2
Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara: W = W/f (baris 5) x f(baris 6). Jadi nilai
W = -0,2 * 0,9
= -0,16 ≈ −0,2
Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara: 1+W (baris 8). Jadi nilai
(1+W) = 1 + (-0,2)
= 0,8
2) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1:
a) Baris 1 adalah harga 2v untuk K1 (baris ke 7 skema-VII)
Misal : 2 * 146,1 = 292,2
b) Baris 2 adalah harga u untuk K1 (baris ke 8 skema-VII)
Misal : 8,6
c) Baris ke 3 adalah penjumlahan 2V dan U atau (2V + u ) merupakan sudut
Misal (2V + u ) = 292,2 + 8,6 = 300,7
d) Baris 4 adalah wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.

Pasang Surut 2020 | 23


Cara hitungan :
(2V + u ) = 300,7
nilai ini berada diantara sudut 300o dan 310o (bedanya 10). Beda antara 300,7– 300 = 0,7
Jadi cara interpolasi untuk menghitung wf adalah :
300,7 −300
wf = wf K1 sudut 300o + [ 𝑥 wf K1 sudut 310 − wf K1 sudut 300) ]
10
0,7
= 13,8 +( )x (11,8 − 13,8) ]
10
= 13,8 + 0,07 𝑥 (−2)
= 13,8 + (-0,14)
= 13,66 ≈ 13,7
e) Baris 5 adalah Wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.
Cara hitungan :
(2V + u ) = 300,7nilai ini berada diantara sudut 300o dan 310o (bedanya 10). Beda antara 300,7-
300 = 0,7
Jadi cara interpolasi nya untuk menghitung Wf adalah :
0,7
W/f = Wf K1 sudut 300o + [ 𝑥 wf K1 sudut 310 − wf K1 sudut 300) ]
10
0,7
= 0,201+ [ 𝑥 0,239 − 0,201) ]
10
= 0,201 + 0,003
= 0,204 ≈ 0,2
f) Baris 6 adalah f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 5, cara interpolasinya
sama dengan skema-VII.
𝑤𝑓 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 4)
g) Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : 𝑤 = 𝑓 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 6)

h) Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara :


𝑤𝑓 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 4) 13,7
𝑤 = 𝑓 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 6) w = 0,96442

𝑤 = 14,2
i) Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara : 1+W (baris 8)
Jadi 1 + W = 1 + 0,2
= 1,2

Pasang Surut 2020 | 24


3) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2 :
a) Baris 1 adalah harga 3V untuk M2 (Baris ke 7 skema-VII).
Jadi 3V M2= 3*67,7
= 203,1
b) Baris 2 adalah harga 2V untuk N2 (Baris ke 7 skema-VII).
Jadi 2V untuk N2 = 2* 272,4
= 544,9
c) Baris 3 adalah selisih 3V dan 2V atau ( 3V – 2V) merupakan sudut.
Jadi ( 3V – 2V) = 203,1 - 544,9 = -341,8
Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya positif dengan cara menggunakannilai
pembantu kelipatan 360. Jadi pembantunya 1*360 = 360. Jadi hasilnya adalah nilai hasilawal di
tambah dengan nilai pembantu, maka menghasilkan perhitungan : -341,8 + 360 = 18,2
d) Baris 4 adalah w diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.
Cara hitungan : (M2 - N2) = 18,2
nilai ini berada diantara sudut 10o dan 20o (beda nya 10).
Beda antara 18,2– 10o = 8,2
Jadi cara interpolasi untuk menghitung w adalah :
8,2
w = w sudut 10 + [ x (w sudut 20 − w sudut 10) ]
10
8,2
w = 1,6 + [ x 3,1 − 1,6) ]
10
= 1,6 + 1,2= 2,8
e) Baris 5 adalah 1+ W diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan
daftar 10.
Cara hitungan :
(3V -2V) = 238,800 nilai ini berada diantara sudut 230o dan 240o
(beda nya 10).
Beda antara 238,800 – 230 = 8,800
Jadi cara interpolasi untuk menghitung 1 + W adalah :
8,2
1 +W = + W sudut 10° [ x ((1 + w sudut 20) − (1 + w sudut 10)) ]
10
8,2
= 1,182 – [ x 1,182 − 1,174) ]
10
= 1,182 – (0,82 x 0,008)
= 1,182 – (0,0656)
Pasang Surut 2020 | 25
= 1,1164 ≈ 1,2
Setelah selesai pindahkan harga amplitude (A) dan kelambatan fase (go) untuk setiap
komponen dari skema-VII ke hasil terakhir dengan nilai pembulatan.

Tabel 12. Skema VII

Tabel 13.Skema VIII

Pasang Surut 2020 | 26

Anda mungkin juga menyukai