PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi
sumberdaya perikanan yang melimpah. Pengelolaan sumberdaya alam `perikanan secara
baik dan optimal memberikan peluang untuk memulihkan perekonomian nasional. Namun,
hingga saat ini sektor perikanan belum optimal dimanfaatkan dalam kegiatan
pengembangan wilayah di Indonesia.
Saat ini hampir setiap sektor usaha yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas
ataupun dengan satu kegiatan . Budidaya udang adalah kegiatan atau usaha memelihara
udang di tambak selama periode tertentu, serta memanennya dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Dengan batasan tersebut, maka keberhasilan kegiatan budidaya udang di
tambak sangat dipengaruhi oleh ketepatan teknologi budidaya yang digunakan serta
kelayakan lingkungan dimana tambak itu berada.
Pengelolaan kualitas air merupakan suatu cara untuk menjaga parameter air sesuai
dengan baku mutu bagi kultivan. Karena pengelolaan kualitas air yang baik dapat
meningkatkan produktivitas kolam budidaya dan dapat menekan angka kematian udang
vannamei. Parameter – parameter yang merupakan indikator untuk melihat kualitas air,
seperti oksigen terlarut (DO), temperatur (suhu ai), salinitas (kadar garam), pH air, amonia,
dan kecerahan. Udang merupakankomoditas pangan perikanan unggulan di pasar global dan
domestik. Permintaan pasar yang tinggi belum di imbangi oleh ketersediaan suplai produksi
yang ada sekarang. Pada tahun 2013 tercatat bahwa gap antara produksi dengan permintaan
udang di dunia sekitar 1.102.631 ton (OCED-FAO,2014).
LANDASAN TEORI
Menurut Yakop Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis merupakan suatu bahan yang
digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Sedangkan menurut Husein
Umar (2005) studi keyayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan.
Paling tidak ada empat tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan bisnis sebelum
usaha dilakukan ( Jakfar, 2006) yaitu :
b. Memudahkan Perencanaan
d. Memudahkan Pengawasan
Menurut Husein Umar (2005), Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi
langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan trampil, teknologi pada proyek tertentu
baik proyek tersebut baru atau perluasan proyek, dalam jangka panjang. Ada metode dalam
menganalisa investasi, antara lain :
1. Metode Net Present Value (NPV)Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung
nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu
awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke – 0
(nol) dalam perhitungan cash flow investasi.Cash-flow yang benefit saja perhitungannya
disebut dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya
cash-out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh
dari PWB-PWC.
2.Metode Annual Equivalent konsepnya merupakan kebalikan dari metode NPV. Jika pada
metode NPV seluruh aliran cash ditarik pada posisi present, sebaliknya pada metode AE ini
aliran cash justru didistribusikan secara merata pada setiap periode waktu sepanjang umur
investasi, baik cash-in maupun cash-out.Hasil pendistribusian secara merata dari cash-in
menghasilkan rata pendapatan per tahun dan disebut dengan Ekuivalen Uniform Annual of
Benefit (EUAB). Sedangkan hasil pendistribusian cash out secara merata disebut dengan
Equivalent Uniform Annual of Cash (EUAC).
AE AE
3.Metode Payback Period (PP)Analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk
mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dikembalikan saat terjadinya kondisi
pulang pokok (break even-point).
4. Metode Internal Rate of Return (IRR) Berbeda dengan metode sebelumnya, metode
Internal Rate of Return (IRR) ini justru yang akan dicari adalah suku bunganya disaat NPV
sama dengan nol. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan yang harus
dipenuhi. Kemampuan inilah yang disebut dengan Internal Rate of Return (IRR), sedangkan
kewajiban disebut dengan Minimum Atractive Rate of Return (MARR). Dengan demikian,
suatu rencana investasi akan dikatakan layak/menguntungkan jika : IRR ≥ MARR
(Giatman,2006).
BAB III
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus
(case study) yaitu suatu penelitian yang lebih terarah dan terfokus pada sifat tertentu yang
tidak berlaku umum sehingga mendapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari objek yang
diteliti (Daniel,2002) dikutip oleh Andri Tentri Lawaputri (2011). Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi analisis kelayakan
usaha budidaya tambak udang.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, observasi
dan studi pustaka dengan cara mengumpulkan data-data primer dan sekunder berupa proses
budidaya, biaya pemeliharaan dan pendapatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik tambak, serta 2 pegawai tetap yang
mengelola usaha budidaya udang vaname metode intensif tersebut.
Teknis menganalisis data yang telah ada akan menggunakan tahap-tahap diantaranya
menentukan analisis nilai investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV), Annual
Equivalent (AE), Payback Period, Internal Rate of Return (IRR). Kemudian dianalisis tingkat
sensitivitas dan nilai pengganti (Switching value).
BAB IV
ANALISIS DATA
Berdasarkan proposal usaha tambak udang yang sudah dilampirkan, maka dapat
diketahui nilai Return Cost Ratio nya sebagai berikut,
R 1.380.722 .688
= =1,89
C 730.009.981
Sehingga, berdasarkan hasil perhitungan R/C, dimana nilainya > 1, sehingga usaha ini
layak untuk dilaksanakan. Nilai R/C 1.89 menunjukan bahwa usaha ini memiliki
potensi pendapatan yang tinggi dengan nilai produksi yang kecil.
Sehingga dapat disimpulkan secara benefit cost ratio, usaha tambak udang ini dalam
interval waktu 10 tahun layak dilaksanakan karena nilai net benefitnya melebihi 1.
217923220
IRR=0.07+( )∗¿(0.12 – 0.07)
( 217923220−(−8410586987 ) )
IRR=10,61%
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan juga bahwa usaha ini
layak untuk dilakukan karena besaran nilai Internal Rate of Return nya melebihi nilai
DF terendah yaitu 7%.
Berdasarkan data yang sudah diolah, diketahui nilai total investasi pada awal usaha
adalah sebesar
Sehingga untuk menghitung PBP (Payback period) nilai nya tidak boleh melebihi dari
nilai investasi setelah dikalikan dengan DF 7%. Untuk memudahkannya, maka
perhitungan dilakukan berdasarkan nilai Present value (PV) yang sudah dikalikan
juga dengan DF 7%. Perhitungan PBP dimulai dari saat PV bernilai atau memiliki
nilai manfaat positif. Pada data, PV bernilai positif baru pada tahun ke 2. Selanjutnya
dilakukan penjumlahan tiap tahun hingga mendapatkan nilai investasi setelah DF 7%.
Hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel diatas menunjukan bahwa usaha ini akan mengalami Payback Period setelah
kurun waktu 4 tahun 1.5 Bulan dengan besar suku bunga (DF) sebesar 7%.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa
poin penting dari penelitian diantaranya :
1. Usaha budidaya tambak udang dinyatakan layak, dengan nilai Nilai NPV sebesar Rp.
217.912.220,- Kelayakan ini didukung pula dari hasil perhitungan metode payback period
yang menyatakan bahwa periode pengembalian modal akan terjadi di tahun ke empat juga
nilai IRR lebih besar
2.Hasil perhitungan analisa sensitivitas terhadap perkiraan kenaikan harga pelet sebesar 12%,
kenaikan harga benur sebesar 7%, dihasilkan bahwa usaha ini masih tetap layak untuk
dijalankan
DAFTAR PUSTAKA
Amri K, dkk. 2008. Budidaya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional.
Jakarta :Gramedia.
Tugas : susun rencana bisnis dan Analisa kelayakan secara ekonomi terhadap
RENCANA INVESTASI TAMBAK UDANG