Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi
sumberdaya perikanan yang melimpah. Pengelolaan sumberdaya alam `perikanan secara
baik dan optimal memberikan peluang untuk memulihkan perekonomian nasional. Namun,
hingga saat ini sektor perikanan belum optimal dimanfaatkan dalam kegiatan
pengembangan wilayah di Indonesia.
Saat ini hampir setiap sektor usaha yang akan didirikan, dikembangkan dan diperluas
ataupun dengan satu kegiatan . Budidaya udang adalah kegiatan atau usaha memelihara
udang di tambak selama periode tertentu, serta memanennya dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Dengan batasan tersebut, maka keberhasilan kegiatan budidaya udang di
tambak sangat dipengaruhi oleh ketepatan teknologi budidaya yang digunakan serta
kelayakan lingkungan dimana tambak itu berada.

Pengelolaan kualitas air merupakan suatu cara untuk menjaga parameter air sesuai
dengan baku mutu bagi kultivan. Karena pengelolaan kualitas air yang baik dapat
meningkatkan produktivitas kolam budidaya dan dapat menekan angka kematian udang
vannamei. Parameter – parameter yang merupakan indikator untuk melihat kualitas air,
seperti oksigen terlarut (DO), temperatur (suhu ai), salinitas (kadar garam), pH air, amonia,
dan kecerahan. Udang merupakankomoditas pangan perikanan unggulan di pasar global dan
domestik. Permintaan pasar yang tinggi belum di imbangi oleh ketersediaan suplai produksi
yang ada sekarang. Pada tahun 2013 tercatat bahwa gap antara produksi dengan permintaan
udang di dunia sekitar 1.102.631 ton (OCED-FAO,2014).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan bayasan masalah diatas,maka dapat dirumuskan permasalahannya


adalah apakah usaha udang pada tambak intensif layak berdasarkan analisis aspek ekonomi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kelayakan usaha tambak
udang dari aspek ekonomi. Adapun manfaat yang ingin diperoleh adalah Hasil ini diharapkan
dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan apakah usaha budidaya tambak udang perlu
dilanjutkan dan terus dikembangkan atau tidak dan hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk
aktualisasi atas ilmu yang diperoleh selaa proses perkuliahan kedalam dunia nyata.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kelayakan Bisnis

Menurut Yakop Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis merupakan suatu bahan yang
digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau
menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Sedangkan menurut Husein
Umar (2005) studi keyayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan.

2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Paling tidak ada empat tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan bisnis sebelum
usaha dilakukan ( Jakfar, 2006) yaitu :

a. Menghindari Resiko Kerugian

b. Memudahkan Perencanaan

c. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan

d. Memudahkan Pengawasan

2.3 Analisa Kelayakan Investasi

Menurut Husein Umar (2005), Investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi
langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan trampil, teknologi pada proyek tertentu
baik proyek tersebut baru atau perluasan proyek, dalam jangka panjang. Ada metode dalam
menganalisa investasi, antara lain :

1. Metode Net Present Value (NPV)Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung
nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu
awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke – 0
(nol) dalam perhitungan cash flow investasi.Cash-flow yang benefit saja perhitungannya
disebut dengan Present Worth of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya
cash-out (cost) disebut dengan Present Worth of Cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh
dari PWB-PWC.

PWB = ∑ ( ) PWC=∑ ( ) NPV = ∑ ( )


Dimana :Cb = cash flow benefit

Cc = cash flow cost

Cf = cash flow utuh (benefit+cost)

NPV = PWB – PWC

FPB = factor bunga present t = periode waktun = umur investasi

Jika: NPV > 0 artinya investasi akan layak (feasible)

NPV < 0 artinya investasi tidak layak (unfeasible)

2.Metode Annual Equivalent konsepnya merupakan kebalikan dari metode NPV. Jika pada
metode NPV seluruh aliran cash ditarik pada posisi present, sebaliknya pada metode AE ini
aliran cash justru didistribusikan secara merata pada setiap periode waktu sepanjang umur
investasi, baik cash-in maupun cash-out.Hasil pendistribusian secara merata dari cash-in
menghasilkan rata pendapatan per tahun dan disebut dengan Ekuivalen Uniform Annual of
Benefit (EUAB). Sedangkan hasil pendistribusian cash out secara merata disebut dengan
Equivalent Uniform Annual of Cash (EUAC).

EUAB=∑ ( ) Cb = cash flow benefit

EUAC=∑ ( ) Cc = cash flow cost

AE AE

=∑ ( ) Cf= cash flow utuh (benefit+cost)

=EUAB-EUACFBA = factor bunga annual t = periode waktun= umur investasi

Metode AE (Annual Equivalent)

AE≥0 artinya investasi akan layak (feasible)

AE<0 artinya investasi tidak layak (unfeasible)

3.Metode Payback Period (PP)Analisis Payback Period pada dasarnya bertujuan untuk
mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dikembalikan saat terjadinya kondisi
pulang pokok (break even-point).

4. Metode Internal Rate of Return (IRR) Berbeda dengan metode sebelumnya, metode
Internal Rate of Return (IRR) ini justru yang akan dicari adalah suku bunganya disaat NPV
sama dengan nol. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan yang harus
dipenuhi. Kemampuan inilah yang disebut dengan Internal Rate of Return (IRR), sedangkan
kewajiban disebut dengan Minimum Atractive Rate of Return (MARR). Dengan demikian,
suatu rencana investasi akan dikatakan layak/menguntungkan jika : IRR ≥ MARR
(Giatman,2006).

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus
(case study) yaitu suatu penelitian yang lebih terarah dan terfokus pada sifat tertentu yang
tidak berlaku umum sehingga mendapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari objek yang
diteliti (Daniel,2002) dikutip oleh Andri Tentri Lawaputri (2011). Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi analisis kelayakan
usaha budidaya tambak udang.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, observasi
dan studi pustaka dengan cara mengumpulkan data-data primer dan sekunder berupa proses
budidaya, biaya pemeliharaan dan pendapatan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik tambak, serta 2 pegawai tetap yang
mengelola usaha budidaya udang vaname metode intensif tersebut.

3.4 Analisa Data

Teknis menganalisis data yang telah ada akan menggunakan tahap-tahap diantaranya
menentukan analisis nilai investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV), Annual
Equivalent (AE), Payback Period, Internal Rate of Return (IRR). Kemudian dianalisis tingkat
sensitivitas dan nilai pengganti (Switching value).
BAB IV

ANALISIS DATA

1. Perhitungan Return Cost Ratio


Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan
dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut :
A = R/C
Keterangan :
R = Penerimaan
C = Total Biaya ( Tetap + Variabel)
Dimana :
Jika R/C > 1, maka usaha layak untuk dilaksanakan
Jika R/C = 1, maka usaha impas
Jika R/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan

Berdasarkan proposal usaha tambak udang yang sudah dilampirkan, maka dapat
diketahui nilai Return Cost Ratio nya sebagai berikut,
R 1.380.722 .688
= =1,89
C 730.009.981

Sehingga, berdasarkan hasil perhitungan R/C, dimana nilainya > 1, sehingga usaha ini
layak untuk dilaksanakan. Nilai R/C 1.89 menunjukan bahwa usaha ini memiliki
potensi pendapatan yang tinggi dengan nilai produksi yang kecil.

2. Perhitungan Benefit Cost Ratio


Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh
dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Net B/C ratio merupakan manfaat bersih tambahan
yg diterima proyek dari setiap 1 satuan biaya yg dikeluarkan.
Berdasarkan analisis yang saya lakukan dalam waktu 10 tahun dalam usaha
atau bisnis tambak udang ini, nilai discount factor yang berlaku adalah 7%. Sehingga
nilai operasional dan income dikalikan dengan nilai df 7% ini karena operasional cost
menjadi lebih murah dengan adanya bunga pinjaman, dan nilai pemasukan akan
berkurang sebagai ganti pinjaman.
Perhitungan yang sudah dilakukan pada table diatas menampilkan nilai net
benefit yang berasal dari pengurangan dari income terhadap operasional. Nilai net
benefit total selama 10 tahun didapatkan sebesar Rp 889,655,270.7. berdasarkan nilai
net benefit, usaha tambak udang ini layak untuk dilaksanakan. Selanjutnya untuk
menampilkan secara rumus, apakah usaha ini layak maka digunakan persamaan net
B/C sebagai berikut,
B 5.013 .521.710,8
= =1,031832415
C 4.858 .852.693,5

Indikator NET B/C Ratio adalah :


- Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan
- Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan

Sehingga dapat disimpulkan secara benefit cost ratio, usaha tambak udang ini dalam
interval waktu 10 tahun layak dilaksanakan karena nilai net benefitnya melebihi 1.

3. Perhitungan Internal Rate of Return


Internal Rate of Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan
menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang. Pada studi kasus
usaha tambak udang ini, nilai df yang berlaku adalah dari rentan 9 – 12%. Hal ini
didasari dari nilai terdekat dari total manfaat positif dengan manfaat negative. Present
value yang didapat berdasar nilai suku bunga ini adalah sebagai berikut,
Dari perhitungan PV tersebut, kemudian dapat diukur nilai IRR nya, dengan
persamaan berikut,
IRR = lower discount rate + (NPV at lower % rate / distance between 2 NPV) *
(Higher % rate - Lower % rate)
Setelah dilakukan perhitungan berdasarkan persamaan diatas, maka didapat hasil IRR
sebesar

217923220
IRR=0.07+( )∗¿(0.12 – 0.07)
( 217923220−(−8410586987 ) )
IRR=10,61%
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan juga bahwa usaha ini
layak untuk dilakukan karena besaran nilai Internal Rate of Return nya melebihi nilai
DF terendah yaitu 7%.

4. Perhitungan Payback Period


Metode evaluasi kelayakan suatu investasi dengan mencari periode yang diperlukan
untuk mengembalikan jumlah investasi yang telah dikeluarkan berdasarkan arus kas
yang diharapkan dari investasi yang didanai. Langkah-langkah untuk menghitung
PBP diuraikan sebagai berikut:
a. Akumulasi arus kas yang terjadi setelah pengeluaran awal dalam kolom “arus
masuk komulatif”
b. Lihat kolom “arus masuk komulatif” sampai dengan nilai yang tidak melebihi
pengeluaran awal.
c. Menghitung proporsional arus kas masuk berikutnya sehingga jumlah
komulatif arus masuk kas sama dengan nilai pengeluaran awal.
d. Menghitung jumlah tahun yang dibutuhkan untuk pengembalian pengeluaran
awal dengan metode interpolasi.

Berdasarkan data yang sudah diolah, diketahui nilai total investasi pada awal usaha
adalah sebesar

Sehingga untuk menghitung PBP (Payback period) nilai nya tidak boleh melebihi dari
nilai investasi setelah dikalikan dengan DF 7%. Untuk memudahkannya, maka
perhitungan dilakukan berdasarkan nilai Present value (PV) yang sudah dikalikan
juga dengan DF 7%. Perhitungan PBP dimulai dari saat PV bernilai atau memiliki
nilai manfaat positif. Pada data, PV bernilai positif baru pada tahun ke 2. Selanjutnya
dilakukan penjumlahan tiap tahun hingga mendapatkan nilai investasi setelah DF 7%.
Hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel diatas menunjukan bahwa usaha ini akan mengalami Payback Period setelah
kurun waktu 4 tahun 1.5 Bulan dengan besar suku bunga (DF) sebesar 7%.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa
poin penting dari penelitian diantaranya :

1. Usaha budidaya tambak udang dinyatakan layak, dengan nilai Nilai NPV sebesar Rp.
217.912.220,- Kelayakan ini didukung pula dari hasil perhitungan metode payback period
yang menyatakan bahwa periode pengembalian modal akan terjadi di tahun ke empat juga
nilai IRR lebih besar

2.Hasil perhitungan analisa sensitivitas terhadap perkiraan kenaikan harga pelet sebesar 12%,
kenaikan harga benur sebesar 7%, dihasilkan bahwa usaha ini masih tetap layak untuk
dijalankan
DAFTAR PUSTAKA

(OECD-FAO) agricultural Outlook 2013. Jurnal FAO. Juni 2013.(internet).

Amri K, dkk. 2008. Budidaya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional.
Jakarta :Gramedia.

Giatman.M. 2006. Ekonomi Teknik. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ibrahim, Yacob.2003. Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Revisi, Jakarta: Reneka Cipta.

Kasmir. Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta.


LAMPIRAN
JIHAN KHAIRUNISA
26020216120038

Tugas : susun rencana bisnis dan Analisa kelayakan secara ekonomi terhadap
RENCANA INVESTASI TAMBAK UDANG

A. Estimasi Hasil Produksi atau Target Panen


Penerimaan yang diperoleh dari usaha budidaya tambak udang berasal dari nilai produksi
setiap size udang,dengan harga jual per kg : ‘’Size 45 ekor/kg Rp.14.080/kg, size 63 ekor/kilo
Rp.2.831/kg , dan size 93 ekor/kg Rp.2.488/kg. Jadi total ketiga per kg ialah Rp19.400/kg.
B.Biaya Operasional
Biaya produksi yang dikeluarkan dalam budidaya tambak udang ini terdiri dari biaya tetap
dan dan biaya variabel. Jadi total biaya produksi yang dikeluarkan selama 1 tahun ialah
Rp.8.760.119,772,-
Penyusutan sebesar 10% dari Rp. 709.297.400 (total investasi) menjadi Rp.70.929.740.

Anda mungkin juga menyukai