Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

1. Sistem pengolahan data berkembang sangat cepat seiring dengan pesatnya


perkembangan teknologi komputer. Salah satu sistem pengolahan data yang sangat popular
di beberapa negara maju, khususnya dalam bidang survei dan pemetaan adalah Sistem
Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis atau SIG atau yang lebih dikenal
dengan GIS mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat
komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG mulai berkembang sangat
pesat pada era 1990an dan saat ini semakin berkembang. Sistem Informasi Geografis (SIG)
atau Geographic Information System (GIS) merupakan sistem informasi berbasis komputer
yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Fauzi,
Susilo, & Mayasari, 2017).
Sedangkan Penginderaan Jauh (Remote Sensing) merupakan pengamatan suatu obyek
menggunakan sebuah alat dari jarak jauh. Penginderaan jauh merupakan suatu metode
pengamatan yang dilakukan tanpa menyentuh obyeknya secara langsung. Penginderaan
jauh adalah pengkajian atas informasi mengenai daratan dan permukaan air bumi dengan
menggunakan citra yang diperoleh dari sudut pandang atas (overhead perspective),
menggunakan radiasi elektromagnetik dalam satu beberapa bagian dari spektrum
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi (Shalihati,
2014)

2. GNSS merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi atau lokasi dalam
satuan ilmiah di Bumi. Satelit akan mentransmisikan sinyal radio dengan frekuensi tinggi
yang berisi data waktu dan posisi yang dapat diambil oleh penerima yang memungkinkan
pengguna untuk mengetahui lokasi tepat mereka dimanapun dipermukaan bumi. Terdapat
dua GNSS yang berjalan diatas bumi :
- GPS – Global Positioning System
- GLONASS – Global Navigation Satellite System
- Galileo milik Uni Eropa
- Compas / Beidou milik Cina
Sistem ini akan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik untuk memenuhi standar
keakuratan data yang dihasilkan dan kehandalan dalam memenuhi kebutuhan.  Terdapat satu
lagi sistem yang tengah dikembangkan yang diberi nama GALILEO, sebuah GNSS yang
dikembangkan di Eropa (Prasetyaningsih, 1973).

3. Menurut (Ependi, 2018) Perangkat Lunak SIG adalah software SIG (GIS) maupun
software pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam membangun sebuah Sistem Informasi
Geografis. Software SIG biasanya mempunyai kesamaan tujuan untuk proyek-proyek SIG,
perbedaannya hanya pada bentuk tampilan, bahasa pemrograman, aturan main, juga fasilitas
purna jualnya. Beberapa contoh software GIS yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a) ArcGIS : memungkinkan untuk menganalisis data dan menyusun pengetahuan
geografi untuk memeriksa hubungan, menguji prediksi, dan terutama mengambil
keputusan yang lebih baik.
b) ArcView : memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta
berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar
c) MapInfo : sarana untuk menampilkan atau pengimplementasian sistem informasi
geografik.
d) ArcInfo : lebih lengkap dalam menyajkan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk
keperluan analisis geoprosesing
e) MapSource : mendukung kinerja dari GPS, yaitu sebagai media transfer data
sehingga data dari GPS dapat dioleh lebih lanjut. 

4. ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science
& Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsi-fungsi dari berbagai macam software
GIS yang berbeda seperti GIS desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai
dirilis oleh ESRI Pada tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop,
dimana arcgis desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan
dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView(komponen yang focus ke penggunaan
data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data
spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk
keperluan analisi geoprosesing) (Ependi, 2018).
5. Mapsource adalah software yang dapat dihubungkan dengan GPS. Pada mapsource yang
bisa dimanage adalah GPS Garmin. Mapsource menyediakan data geografis pada software
yang nantinya akan ditampilkan pada PC atau menambahkan base map dari GPS
Garmin. Dengam mapsource kita bisa melihat waypoints, route dan track pada peta grafis
dengan mengupload informasi dari GPS garmin atau membuat secara cepat new waypoint
atau route degan mengklik mouse dan mendownloadnya pada GPS Garmin. Dengan
Mapsource ini dapat untuk melihat waypoint, route, dan track pada peta grafis dengan cara
mengupload informasi dari GPS garmin atau membuat secara cepat waypoint yang baru atau
dapat juga untuk melihat hasil data dari Map Source ke dalam aplikasi Google Earth
(Geodatabase & Data, 2016).

6. Google Earth yaitu sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut earth
Viewer.Google Earth adalah aplikasi yang mencakup peta seluruh dunia, dapat mencari
lokasi hanya dengan mngetikann nama tempat lokasi yang diinginkan sehingga prosesnya
lebih efisien. Google Earth dapat memetakan bumi dari berbagai posisi yang dikumpulkan
dari pemetaan satelit, foto udara, dan globe GIS 3D (Sheppard & Cizek, 2009).

7. Registrasi peta adalah awal dalam membuat peta digital, sebelum peta hasil scan dapat di
digitasi terlebih dahulu kita melakukan registrasi peta biasa disebut koreksi geometrik.
Registrasi peta adalah untuk mendaftarkan koordinat peta hasil scan atau image hasil citra
satelit supaya sesuai dengan koordinat di muka bumi. Registrasi peta berfungsi untuk 
menyamakan koordinat peta, baik hasil scan dari peta rupa bumi maupun peta satelit, dengan
koordinat bumi sebenarnya sebagai bentuk koreksi geometrik. Registrasi peta ini merupakan step
awal sebelum kita mengolah peta maupun melakukan digitasi. Registrasi peta ini bisa dilakukan di
beberapa software, seperti ArcView, ArcGIS, MapInfo, Global Mapper. Biasanya kalau saya
menggunakan Global Mapper untuk registrasi ini. Sebenarnya langkah pengerjaannya hampir-hampir
sama pada semua software, hanya mungkin letak tools-nya saja yang berbeda (Ependi, 2018).
Digitasi adalah suatu proses mengkonversi data analog menjadi data digital dimana
dapat ditambahkan atribut yang berisikan informasi dari objek yang dimaksud. Pada saat ini
proses digitasi biasanya dilakukan dengan menggunakan komputer atau sering
disebut Digitasi on Screen dimana komputer tesebut dilengkapi dengan software pemetaan
seperti ArcGIS, ArcView atau yang lainnya. Proses digitasi akan menghasilkan suatu file
dengan format Shapefile (.Shp) yaitu  format data vektor yang digunakan untuk menyimpan
lokasi , bentuk, dan atribut dari fitur geografis. Format data Shp disimpan dalam satu set file
terkait dan berisi dalam satu kelas fitur. Format data ini berisikan tentang data referensi
geografis yang didefinisikan sebagai objek tunggal seperti jalan, sungai, landamark. Data
yang disimpan dapat berupa titik (point), garis (polyline) dan poligon (polygon). Penggunaan
jenis data tersebut bergantung dari objek yang akan kita rekam (Faradila, Setiawan, &
Miswar, 2018).

8. Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam format digital


yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan pembuatnya baik dalam jumlah atau skala
peta yang dihasilkan. Fungsi utama dari teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta yang
memberikan representasi akurat dari daerah tertentu, merinci jalan utama dan tempat
menarik lainnya. Teknologi ini juga memungkinkan untuk perhitungan jarak dari satu tempat
ke tempat lain (Darmawan, Yuwono, & Cahyono, 2014).

Sumber : (Darmawan et al., 2014).

9. Menurut (Shalihati, 2014) Manfaat SIG dalam bidang kelautan adalah sebagai berikut :
- Zonasi jalur penangkapan ikan
- Pemantauan kapal
- SIG untuk pelabuhan
- SIG untuk keanekaragaman biota laut
- Pengamatan daerah pasang surut
- Pengamatan daerah curah hujan di laut

10. Batimetri adalah ukuran dari tinggi rendahnya dasar laut yang merupakan sumber informasi
utama mengenai dasar laut (Nurkhayati & Khakhim, 2013). Peta batimetri adalah peta yang
menggambarkan kedalaman laut dan disajikan dengan menggunakan garis kontur
kedalaman. Peta batimetri digunakan dalam berbagai sektor seperti pertambangan,
perhubungan, militer, penelitian dan lainnya. Dengan adanya peta batimetri maka informasi
kedalaman laut, gambaran dasar laut dapat diketahui. Sensor biasanya akan dipasang pada
wahana seperti kapal laut atau kapal selam kemudian setiap wilayah lautan akan dieksplorasi
hingga mendapatkan gambar yang akurat (Biologi & Universitas, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Biologi, J., & Universitas, F. (2012). Peta Batimetri Danau Rawapening Tri Retnaningsih
Soeprobowati Abstrak. 14(2).

Darmawan, A., Yuwono, & Cahyono, A. B. (2014). EVALUASI APLIKASI ADOBE FLASHTM
UNTUK PEMBUATAN PETA DIGITAL DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS
Studi Kasus : Kampus ITS Sukolilo B Adittiyo Darmawan, Yuwono, Agung Budi Cahyono.
Geoid, 9(2), 166–173.

Ependi, U. (2018). Geographic Information System Produksi Energi dan Pertambangan


Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi, 3(3), 360.
https://doi.org/10.25077/teknosi.v3i3.2017.360-369

Faradila, C., Setiawan, I., & Miswar, E. (2018). Analisis Garis Pantai Ladong Aceh Besar Tahun
2011-2015 dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Journal of Marine and
Aquatic Sciences, 3(1), 84. https://doi.org/10.24843/jmas.2017.v3.i01.84-90

Fauzi, Y., Susilo, B., & Mayasari, Z. M. (2017). Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota
Bengkulu melalui Perancangan Model Spasial dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Forum Geografi, 23(2), 101. https://doi.org/10.23917/forgeo.v23i2.5002

Geodatabase, P., & Data, E. (2016). Sistem Informasi Geografik Terapan.

Nurkhayati, R., & Khakhim, N. (2013). Pemetaan Batimetri Perairan Dangkal Menggunakan
Citra Quickbird di Perairan Taman Nasional Karimun Jawa, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah. Jurnal Bumi Indonesia, 2(2), 140–148.

Prasetyaningsih, D. (1973). Partisipasi Indonesia Dalam Pembahasan Sistem Satelit Navigasi


Global ( Global Navigation Satellite System ) Dalam Sidang Uncopuos.

Shalihati. (2014). Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam
Pembanginan Sektor Kelautan Sert Pengembangan Sistem Pertahanan Negara MAritim.
Geoedukasi, 3(Unclos 1982), 115–126.

Sheppard, S. R. J., & Cizek, P. (2009). The ethics of Google Earth: Crossing thresholds from
spatial data to landscape visualisation. Journal of Environmental Management, 90(6), 2102–
2117. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2007.09.012

Anda mungkin juga menyukai