1. KUHPer terdiri dari 4 buku. Apakah ketentuan-ketentuan yang ada dalam KUHPer masih
berlaku seluruhnya? Jelaskan!
2. Jelaskan secara rinci yang anda ketahui tentang subjek hukum!
3. Jelaskan pengakuan anak dan pengesahan anak disertai dasar hukumnya!
4. Rina dan Johan berencana akan melangsungkan perkawinan di KUA Depok pada akhir
tahun 2016. Ternyata Johan telah beristri, namun mereka bersikeras tetap ingin menikah.
Apakah perkawinan mereka tetap dapat dilaksanakan? Jelaskan disertai dengan dasar
hukumnya!
5. Karena satu dan lain hal, Joni dan Jinny memutuskan untuk bercerai. Mereka memiliki
dua orang anak bernama Rio dan Ria. Bagaimana KUHPerdata dan UU 1/1974 mengatur
akibat putusnya perkawinan terhadap anak? Jelaskan jawaban Anda secara lengkap!
Jawaban:
1. Kedudukan KUHPerdata secara yuridis formiil tetap berlaku sebagai UU. Namun, KUHPer
tidak lagi utuh karena beberapa bagian daripadanya sudah tidak berlaku lagi, baik karena
peraturan perundang-undangan yang menggantikannya, maupun karena putusan hakim.
Berdasarkan SEMA (Surat Edaran MA) no. 3/1963, ada 8 pasal yang tidak berlaku lagi
dalam KUHPer:
a. Pasal 108 dan 110 BW istri dapat melakukan perbuatan hukum dengan bebas
b. Pasal 284 ayat (3) BW pengakuan anak luar kawin oleh ayahnya tidak lagi
berakibat hubungan perdata anak dengan ibunya terputus
c. Pasal 1238 BW menghilangkan penagihan tertulis sebelum menagih hutang
d. Pasal 1460 BW aturan untuk mengalihkan resiko atas suatu barang
e. Pasal 1579 BW sewa-menyewa
f. Pasal 1602 X ayat 1 dan 2 BW ada unsur diskriminatif antara orang Eropa dan
Indonesia, maka dihapus
g. Pasal 1682 BW penghibahan atas benda tetap tidak perlu dilakukan dengan akta
notaris.
2. Subjek hukum adalah pengemban hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Subjek
hukum ada 2, yaitu:
a. Manusia (Natuurlijk Persoon)
Dimulai saat dilahirkan, berakhir saat meninggal dunia Dimulai saat dilahirkan;
berakhir saat meninggal dunia.
Pasal 2 BW anak dalam kandungan dapat menjadi subjek hukum bila
kepentingannya menghendaki dalam hal warisan. disebut teori fictie hukum
(rechtsfictie).
Pasal 3 BW tidak ada hukuman yang mengakibatkan hak perdata hilang.
Tidak semua subjek hukum dapat melakukan perbuatan hukum. Orang-orang yang
tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah (Pasal 1330 BW):
Orang-orang yang belum dewasa akan diwakili oleh orang tua / walinya.
Ukuran kedewasaan menurut BW: 21 tahun, di pasal 330 KUHPer.
Orang-orang di bawah pengampuan (orang gila, mata gelap, pemboros) akan
diwakili oleh pengampunya) = Pasal 1330 BW jo. Pasal 433 BW
Disusun oleh Dominique Virgil
3. Pengakuan anak adalah pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yang lahir dari
perkawinan yang sah menurut hukum agama dan disetujui oleh ibu kandung anak
tersebut. Pengakuan anak diatur dalam Pasal 49 UU No. 24 tahun 2013 (UU Administrasi
Kependudukan). Adapun syarat-syarat pengakuan anak adalah sebagai berikut:
Wajib dilaporkan oleh orang tua
Dilaporkan kepada Instansi Pelaksana
Laporan disampaikan maksimal 30 hari setelah tanggal surat pengakuan anak
oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari anak tersebut
Hanya berlaku bagi anak yang lahir dari orang tua yang perkawinannya sah
menurut hukum agama namun belum sah menurut hukum Negara.
Sementara itu, pengesahan anak adalah pengesahan status seorang anak yang lahir dari
perkawinan yang sah menurut hukum agama dan pada saat pencatatan perkawinan dari
kedua orang tua tersebut telah sah menurut hukum agama.
Disusun oleh Dominique Virgil
Pengesahan anak diatur dalam Pasal 50 UU No. 24 tahun 2013. Adapun syarat-syarat
pengesahan anak adalah sebagai berikut:
Wajib dilaporkan oleh orang tua
Dilaporkan kepada instansi pelaksana
Laporan disampaikan maksimal 30 hari sejak tanggal surat pengakuan anak oleh
ayah dan disetujui oleh ibu dari anak tersebut
Berlaku bagi anak yang orang tuanya telah melaksanakan perkawinan sah
menurut hukum agama dan hukum negara