BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah adalah air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan
rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Sugiharto, 2008).
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi
limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia (Palar, 2004).
Menurut Mulia (2005), air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat
adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki
1. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri
3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman dan
sebagainya
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara
langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung
dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses
produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat yang sama.
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri,
derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi
aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri
patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 95% dari jumlah air yang
digunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan
kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan kembali air limbahnya,
Limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan
sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana
kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus tersedia
nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah limbah keluar system
pengolahan harus diterapkan nilai-nilai parameter kunci yang harus dicapai. Artinya
harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan apakah
1. Mengukur adanya E.Coli dalam air. Ukuran yang dipakai biasanya jumlah
E.Coli untuk setiap ml air limbah. Jelaslah yang diukur disini ialah bahan
Pengukuran kadar oksigen yang larut ini dianggap pokok karena dengan
lain sebagainya. Ada beberapa cara yang dikenal untuk mengukur kadar
oksigen dalam air limbah industri, antara lain yaitu Kebutuhan Oksigen
Menurut Kusnoputranto 2002, air limbah ini berasal dari berbagai sumber,
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air
limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-
garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh
sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
tempat
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Menurut Sugiharto (2008), sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah
mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat.
Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat di air limbah data
Air Limbah
Air (99,9%)
Bahan Padat (0,1%)
Organik Anorganik
Protein (65%) Butiran
Karbohidrat (25%) Garam
Lemak (10%) Metal
Gambar 2.1 Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam air
limbah.
2.4. Karakteristik Air Limbah
Ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah menurut Chandra
(2006):
a. Karakteristik Fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai
0,1% dalam bentuk suspense padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi
antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100 mg/l air
limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut kuat.
b. Karakteristik Kimia
Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air
bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber air limbah
bersifat basa. Namun air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat
c. Karakteristik bakteriologis
Bakteri patogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan
E.coli
a. Zat padat
Yang diukur dari kandungan zat padat ini adalah dalam bentuk total solid,
mikroorganisme. Salah satu penentuan zat organik adalah dengan mengukur BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dari air buangan tersebut. BOD adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan dekomposisi aerobik bahan-
bahan organik dalam larutan, dibawah kondisi waktu suhu tertentu (biasanya lima
0
hari pada suhu 20 C).
air buangan antara lain : Nitrogen dalam senyawaan Nitrat, Phosphor, H2O dalam zat
4. Gas
Adanya gas N2, O2 dan CO2 pada air buangan berasal dari udara yang larut ke
dalam air, sedangkan gas H2S, NH3, dan CH4berasal dari proses dekomposisi air
(disolved oxygen). Jumlah oksigen yang ada di dalam sering digunakan untuk
5. Kandungan Bakteriologis
Bakteri golongan Coli terdapat normal di dalam usus dan tinja manusia.
Sumber bakteri patogen dalam air berasal dari tinja manusia yang sakit. Untuk
menganalisa bakteri patogen yang terdapat dalam air buangan cukup sulit, sehingga
(MPN/Most Probably Number) dalam sepuluh mili buangan serta perkiraan terdekat
6. pH (Derajat Keasaman)
kecil akan lebih menyulitkan, disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila
7. Suhu
Suhu air buangan umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara, tapi
lebih tinggi daripada air minum. Suhu dapat mempengaruhi kehidupan dalam air.
Kecepatan reaksi atau pengurangan, proses pengendapan zat padat serta kenyamanan
Limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan
sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana
kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus tersedia
nilainya sebelum masuk system pengolahan dan setelah limbah keluar sistem
pengolahan harus ditetapkan nilai-nnilai parameter yang harus dicapai. Artinya harus
diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan apakah limbah
Menrut Azwar (1996), pengolahan air limbah pada dasarnya bertujuan untuk:
Hal ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai tempat
3. Menyediakan air bersih yang dapat dipakain untuk keperluan hidup sehari-hari,
Menurut Sugiharto (2008), sesuai dengan batasan dari air limbah yang
merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda
yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah
tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah ini tidak dikelola
secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun
terhadap kehidupan yang ada. Berikut beberapa dampak yang dapat diakibatkan oleh
a. Ganguan kesehatan
penyakit bawaan air (waterbone disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin
juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang
tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit (misalnya
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan
limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air
tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasya akan menurun sehingga tidak dapat
dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang
berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan
bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan benda yang terbuat dari besi dan bangunan air kotor lainnya.
Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar
Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut,
perlakuan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik air limbah yang dihasilkan,
dengan maksud untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah
1. Pengenceran (dilution)
konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Akan
kegiatan manusia terutama di bidang industri, maka jumlah air limbah yang harus
dibuang menjadi terlalu banyak. Karenanya diperlukan air pengenceran yang terlalu
banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini
air, oksigen terlarut dalam air menjadi cepat habis sehingga menggangu kehidupan
banjir.
ganggang (Algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air
antara 1-2 meter. Lokasi kolam harus di daerah yang terbuka sehingga
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Pengolahan dengan cara ini menurunkan
3. Irigasi
yang digali, dan air akan merembes ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-
parit tersebut. Air limbah yang berasal dari rumah tangga, perusahaan susu sapi,
rumah potong hewan yang banyak mengandung zat-zat organic dan kadar protein
yang tinggi, dapat digunakan untuk pengairan lading pertanian atau perkebunan dan
Menurut Sugiharto (2008), tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk
mengurangi BOD, partikel tercampur serta membunuh organism pathogen. Selain itu
komponen beracun serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi
yang ada menjadi rendah. Untuk itu diperlukan pengolahan secara bertahap agar
berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi yang terkandung dalam air limbah.
atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
1. Penyaringan (Screening)
jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara
yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari
air limbah.
limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan
partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses
selanjutnya.
3. Pengendapan
utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah
cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel padat
yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapan
partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air
limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal
4. Pengapungan (Floation)
atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak dan lemak ke
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan
melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa
organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.
bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah
akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan
media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke
tangki pengendapan.
air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih
lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan
bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa
jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi
lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada
metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke
yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah
digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam
limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di
terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan
primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan
garam- garaman.
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
a. Saringan pasir
air limbah dengan melewatkan pada media yang porous. Saringan ini ada dua jenis
b. Saringan multimedia
granulanya misalnya 0.5 meter antacid dengan 1 mm pada bagian atas, 0.3 meter
pasir silika dengan diameter 0.5 mm. Satu penyaringan menghasilkan 2.7 5.4 liter/
c. Microstainning
drum itu dibungkus ayakan bahan stainless steel. Pada penggunaannya drum diputar
dengan 2/3 bagian dari drum terendam di dalam air limbah sehingga air cukup jernih
pembungkusnya dan melekat sehingga ikut terangkat ke atas pada waktu berputar.
d. Vacuum filter
Saringan ini terdiri dari drum horizontal yang dilapisi dengan filter medium
atau spiral, kemudian diputar dalam campuran lumpur dan limbah dengan bagian
e. Penyerapan
pabrik tenun, kertas, dan pro industri. Fe dan Mn dapat dihilangkan dari dalam air
dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH3) dan MnO2 yang tidak larut dalam air,
g. Osmosis bolak-balik
bahan mineral yang diterapkan untuk memproduk air yang siap dipergunakan lagi.
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
Efektivitas zat
Biayanya murah
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier,
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob
laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated).
1. Pengolahan pendahuluan
menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat
b. Pencacah (communitor)
pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban pengolahan tahap
kedua.
Pengolahan tahap kedua berupa aplikasi proses biologis yang bertujuan untuk
mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Proses biologis yang
dipilih didasarkan atas pertimbangan kuantitas limbah cair yang masuk unit
pengolahan, kemampuan penguraian zat organik yang ada pada limbah tersebut serta
tersedianya lahan. Pada unit ini diperkirakan terjadi pengurangan kandungan BOD
biasa digunakan pada pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling
padatan terlarut melalui proses pertukaran ion, osmosis balik maupun elektrodialisis.
1. Proses pemekatan yang bertujuan mengurangi kadar air yaitu dengan cara
pengapungan.
maupun anaerob.
4. Proses pengurangan air yang bertujuan mengurangi kadar air dari lumpur.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengambil air yang terdapat di dalam
pemadatan.
mikroorganisme patogen yang ada di air limbah. Bahan yang umum dipakai
adalah desinfektan antara lain klorin yang tujuannya untuk merusak enzim
Limbah padat adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang
yang berasal dari suatu aktifitas dan bersifat padat (Kusnoputranto, 2002). Limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun dan karena sifat dan konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain
sebagainya.
bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa kotoran serta bangkai
hewan.
4. Sampah industri termasuk diantaranya air limbah industri, debu industri. Sisa
5. Pertanian
Garbage adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau
Rubbish adalah sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat terbakar yang
mudah terbakar umumnya terdiri dari zat-zat organik seperti kertas, kardus, plastik
dan lain-lain. Sedangkan sampah yang tidak dapat/ sukar terbakar sebagian besar
pembakaran.
3. Abu (Ashes)
Sampah jenis ini adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari jenis
zat yang mudah terbakar seperti di rumah, kantor maupun di pabrik-pabrik industri.
Sampah jenis ini berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan
tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-
b. Bahan berbahaya
c. Bahan kimia
d. Mineral
boiler ash, sampah kantor, sampah rumah tangga, spare part alat berat, sarung
kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :
1. Jumlah penduduk
3. Kemajuan tehnologi
pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk
Meminimalkan penurunan kualitas air tanah dan tanah akibat rembesan atau
leached dari penampungan limbah padat dan penyimpanan sementara limbah B3.
(Kristanto, 2002) :
mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya. Tempat pembuangan limbah
semacam ini dapat di daratan ataupun di laut. Berbeda dengan limbah padat yang
reaksi kimia baru. Limbah semacam ini harus diolah terlebih dahulu sebelum
penanganan khusus seperti tempat dan sarana pembuangannya, tetapi jika limbah
yang dibuang misalnya 4 meter kubik perhari sudah tentu membutuhkan tempat
b. Sifat fisik dan kimia limbah, dapat merusak dan mencemari lingkungan, secara
kimia dapat menimbulkan reaksi saat membentuk senyawa baru. Limbah padat
yang berupa lumpur akan mencemari air tanah melalui penyerapan ke dalam
tanah.
lingkungan yang rusak akibat pencemaran pada tempat pembuangan akhir. Unsur
ditimbulkan.
d. Tujuan akhir yang hendak dicapai, tujuan yang hendak dicapai tergantung dari
kondisi limbah, bersifat ekonomis atau non ekonomis. Untuk limbah yang
untuk memanfaatkan kembali bahan yang masih berguna. Sedangkan limbah non
1. Pemisahan
dan kandungan bahan tertentu. Proses pemisahan dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
a. Sistem Balistik
Pemisahan cara ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang lebih seragam,
b. Sistem Gravitasi
yang terapung dan bahan yang tenggelam dalam air yang karena gravitasi
akan mengendap.
c. Sistem Magnetis
Bahan yang bersifat magnetis akan menempel pada magnet yang terdapat
2. Penyusutan Ukuran
c. berat dan volume bahan lebih kecil. Cara ini umumnya dilakukan dengan
3. Pengomposan
banyak dilakukan terhadap limbah yang sudah membusuk, buangan industri, lumpur
a. Pemekatan
b. Penghancuran
c. Pengurangan air
d. Pembakaran
e. Pembuangan
4. Proses pembuangan
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
a) Pembuangan di laut
dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini
disebabkan :
2. Struktur tanah
fauna.
Penimbunan/penumpukan
Menurut wahit dan nurul 2009 tahap pengolahan limbah padat terdiri dari
dan pemusnahan.
tidak mudah bocor, memiliki tutup, mudah dibuka tanpa mengotori tangan, serta
ukuran (mudah diangkut). Beberapa persyartaan yang harus dipenuhi antara lain
pengangkut sampah, memiliki dua pintu, dan memiliki dua ventilasi. Ada kran air
untuk membersihkan, tidak menjadi tempat tinggal / sarang lalat dan tikus, serta
mudah dijangkau oleh masyarakat. Pengumpulan limbah padat dilakukan dengan dua
metode, yaitu sistem duet (tempat sampah kering dan basah), sistem trio (tempat
b. Tahap pengangkutan
kota umumnya ada petugas khusus yang menjadi tanggung jawab pemerintah
(TPA). Sampah dapat dikelola secra langsung. Sampah yang sulit membusuk
tanah. Cara ini memerlukan persyaratan harus tersedia tempat yang luas,
kompos.
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau
busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat merembes
2. Sanitary Landfill
dialasi iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda
cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut
3. insinerasi
alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
pemanas ruangan
metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-
daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme tertentu.
Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan sampah
organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan cair.
menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
a. Terhadap Lingkungan
1. Dampak Menguntungkan
memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang (Slamet, 2000).
2. Dampak merugikan
Limbah padat organik akan menyebabkan bau yang tidak sedap akibat
penguraian limbah tersebut. Timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan
menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh. Dapat juga
menimbulkan pendangkalan pada badan air bila dibuang ke badan air (Wardhana,
2004).
b. Terhadap Manusia
1. Dampak menguntungkan
sumber energi dan benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk dimanfaatkan
(Slamet, 2000).
2. Dampak merugikan
Limbah padat dapat menjadi media bagi perkembangan vektor dan binatang
pengguna. Baik tikus, lalat, nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit menular bagi
(Wardhana, 2004).
ISO 14000 pertama kali dicetuskan sebagai hasil dari putaran Uruguay
(negosiasi GATT) dan konferensi tingkat tinggi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun
1992. Pada saat itu GATT menetapkan pada masalah pengurangan non-tarrif
Non diskriminasi
Labelling) yang dikenal sejak 1992/1993, bahkan di Jerman sudah ada sejak 1977.
Ekolabel adalah sertifikasi atas produk yang dibuat secara akrab lingkungan,
yaitu tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan, juga harus secara
berkelanjutan. Dari suatu survey yang dilakukan BAPEDAL, ternyata bahwa pada
mempunyai program ekolabel. Bahkan untuk produk hutan dan kehutanan ada
komitmen Indonesia pada ITTO bahwa sebelum tahun 2000 Indonesia sudah harus
mempunyai sistem ekolabel; kalau tidak maka hasil kehutanan Indonesia tidak akan
yang dikeluarkan oleh The International Organization for Standardisation (ISO) dan
lingkup global.
System (EMS) merupakan dasar dari konsep 14000, yaitu suatu sistem untuk
mencapai pengelolaan lingkungan yang baik. Konsep EMS berkembang dari British
Standard, BS 7750, yang dikembangkan oleh British Standards Institution pada tahun
tentang EMS akan mengacu kepada skema EMS yang digambarkan oleh ISO seri
2. Planning
3. Implementation
lingkungan selama ini, dipandang perlu untuk menyusun suatu sistem pengelolaan
mencapai, dan menjaga kebijakan dan tujuan organisasi dalam isu-isu lingkungan
hidup.
suatu acuan yang dapat diterima secara nasional maupun nasional. Agar dapat
diimplementasikan secara efektif, sistem ini harus mencakup beberapa elemen utama
sebagai berikut :
pengelolaan lingkungan.
dan audit.
Setiap organisasi, tanpa batasan bidang kegiatan, jenis kegiatan, dan status
untuk mencapai kinerja lingkungan yang lebih baik secara sistematis. Implementasi
tersebut bersifat sukarela dan berperan sebagai alat manajemen untuk mengelola
organisasi masing-masing.
lingkungan dari perusahaan diakses, dinilai atau dievaluasi, dan hasilnya telah
Dalam sertifikasi ISO 14001, ada dua hal yang perlu dicatat:
2. Umumnya sertfikasi yang diberikan berlaku untuk jangka waktu dua atau tiga
tahun. Dalam perioda waktu itu, audit secara berkala dilakukan oleh lembaga
adalah:
1. Perlindungan Lingkungan
Mempertinggi peluang untuk berusaha dan bersaing dalam pasar bebas dalam
era globalisasi.
Standar ISO 14001 menanggung berbagai teknik manajemen yang baik, yang
6. Pengurangan Biaya
kimia maupun limbah dan B3 yang harus diproses kembali. Seperti juga pada
prinsip penerapan sistem mutu ISO 9000. yaitu lakukanlah secara benar dan
Sebagian terbesar prosedur yang ada pada ISO 14001 mensyaratkan tindakan
Terkait dengan hubungan mayarakat yang lebih baik adalah kepercayaan dan
Nugget merupakan bahan pangan yang terbuat dari daging segar olahan yang
telah dimodifikasi melalui pengolahan. Daging ayam olahan memiliki masa simpan
yang lebih lama. Pengolahan daging menjadi produk jadi seperti nugget dapat
Menurut Magfiroh, 2002 nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging
yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi
dan dilapisi dengan tepung berbumbu (battered dan braded). Nugget dibuat dari
daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak
membentuk tertentu, dikukus, dipotong dan dilumuri perekat tepung (batter) dan
Nugget merupakan salah satu bentuk produk makanan beku siap saji, yaitu
kemudian dibekukan (Afrisanti, 2010). Produk beku siap saji ini hanya memerlukan
waktu penggorengan selama 1 menit pada suhu 150 C. Tekstur nugget tergantung
Standarisasi kualitas untuk bahan pangan untuk nugget meliputi sifat kimia
dan organoleptik. Persyaratan untuk menguji kualitas bahan pangan menurut Badan
Standarisasi Nasional (2002) menggunakan uji kualitas kimia meliputi kadar lemak,
ayam sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran
daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan
urutan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, juga arus barang,
yang digunakan disusun dan diatur dapat bersifat fleksibel untuk dapat
ukuran.
Kegiatan proses produksi dilakukan pada tempat tertentu dan waktu yang
direncanakan.
pengukusan dan pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti,
sebagai berikut :
1. Penggilingan
ditambahkan ke dalam adonan nugget pada waktu penggilingan daging dalam bentuk
pendinginan. Air es selain berfungsi sebagai fase pendispersi dalam emulsi daging,
juga berfungsi untuk melarutkan protein sarkoplasma dan sebagai pelarut garam
2. Pengukusan
pati sehingga granula tersebut tidak dapat kembali seperti keadaan semula (Winarno,
1997). Mekanisasi gelatinisasi, diawali oleh granula pati akan menyerap air yang
memecah kristal amilosa dan memutuskan ikatanikatan struktur heliks dari molekul
dan akan pecah membentuk suatu matriks dengan amilosa yang disebut gel
(Winarno, 1997).
Perekat tepung (batter) adalah campuran yang terdiri dari air, tepung pati, dan
Pelumuran tepung roti (breading) merupakan bagian yang paling penting dalam
proses pembuatan produk pangan beku dan industri pangan yang lain. Coating adalah
penyimpangan. Breading dapat membuat produk menjadi renyah, enak dan lezat.
Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya menggunakan batter dan
breading. Batter yang digunakan dalam pembuatan nugget berupa tepung halus dan
berwarna putih, bersih dan tidak mengandung bendabenda asing. Tepung roti harus
segar, berbau khas roti, tidak berbau tengik atau asam, warnanya cemerlang, serpihan
rata, tidak berjamur dan tidak mengandung benda-benda asing (BSN, 2002).
4. Penggorengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena
reaksi pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986). Reaksi Maillard terjadi antara protein,
asam amino, dan amin dengan gula aldehida dan keton, yang merupakan penyebab
terjadinya pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama
aplikasi batter dan breading. Tujuan penggorengan awal adalah untuk menempelkan
perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut dengan pembekuan
warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah digoreng, memberikan
sampai setengah matang. Suhu penggorengan jika terlalu rendah, pelapis produk
menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi, pelapis produk akan berwarna
gelap dan gosong. Waktu untuk penggorengan awal adalah sekitar 30 detik.
berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan ukuran produk.
5. Bahan Pengikat
Bahan pengikat memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dan dapat
pengikat dalam adonan emulsi dapat berfungsi sebagai bahan pengemulsi (Afrisanti,
pengolahan dan meningkatkan daya ikat air. Protein dalam bentuk tepung dipercaya
asalnya bahan dari bahan pengikat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Bahan
pengikat hewani antara lain susu bubuk skim dan tepung ikan (Afrisanti, 2010).
6. Bahan Pengisi
sehingga biaya dapat ditekan (Rahayu, 2007). Fungsi lain dari bahan pengisi adalah
membantu meningkatkan volume produk. Menurut Winarno (1997) pati terdiri atas
dua fraksi yang dapat terpisah dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan
fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Fraksi amilosa berperan penting dalam
stabilitas gel, karena sifat hidrasi amilosa dalam pati yang dapat mengikat molekul
air dan kemudian membentuk massa yang elastis. Stabilitas ini dapat hilang dengan
penambahan air yang berlebihan. Bahan pengisi yang umum digunakan pada
7. Bumbu-bumbu
bahan pembantu yaitu garam, gula, bawang putih dan merica (Aswar, 2005). Garam
penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam tidak boleh terlalu banyak
karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa produk
dari berat daging yang digunakan (Aswar, 2005). Pemakaian gula dan bumbu dapat
memperbaiki rasa dan aroma produk yang dihasilkan. Pemberian gula dapat
mempengaruhi aroma dan tekstur daging serta mampu menetralisir garam yang
berlebihan. Bawang putih (Allium sativum L.) berfungsi sebagai penambah aroma
serta untuk meningkatkan citarasa produk. Bawang putih merupakan bahan alami
yang ditambahkan ke dalam bahan makanan guna meningkatkan selera makan serta
untuk meningkatkan daya awet bahan makanan (bersifat fungistotik dan fungisidal).
Bau yang khas dari bawang putih berasal dari minyak volatil yang mengandung
komponen sulfur (Palungkun et al, 1992). Merica atau lada (Paperningrum) sering
penyedap masakan dan memperpanjang daya awet makanan. Merica sangat digemari
karena memiliki dua sifat penting yaitu rasa pedas dan aroma khas. Rasa pedas
merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang
Secara umum pembuatan nugget melalui beberapa tahap mulai dari sanitasi
atau kebersihan dari bahan baku seperti daging ayam, daging sapi dan ikan persiapan
bahan baku (raw material), pembentukan adonan dengan cara penggilingan daging
dan bahan tambahan, pencetakan (forming) perekatan tepung dan pelumuran tepung
(packaging). Alur proses pembuatan nugget dapat dilihat dari skema dibawah :
Sanitasi penggorengan
(Frying 1)
Star Up (menghidupkan
mesin) Frying 2
Pada alur proses produksi pembuatan nugget di atas, yang merupakan sumber
limbah terbanyak yakni pada proses pencucian bahan baku dan penggorengan
(Frying1), dan Frying 2 karena pada saat penggorengan dilakukan dengan merendam
produk pada minyak goreng panas selama beberapa saat. Selanjutnya nugget
makanan olahan (food division) ada beberapa metode / tahap yang dilakukan untuk
sebagai berikut :
a. Penyaringan (screening)
limbah cair, penyaringan ini di pasang sesuai dengan kebutuhan misalnya saringan
limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain yang berukuran
relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya.
c. Pengendapan
Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak
digunakan pada proses pengolaha primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah
cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat
mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang
kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
d. Pengapungan (flotation)
Peraturan yang mengatur tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
Limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam badan air, sehingga tidak
menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Pada . Men LH
No.14/2008 tidak ada Baku Mutu Limbah Industri makanan olahan (Food Division)
yang diatur secara khusus maupun spesifik. Baku Mutu Limbah Industri Makanan
Olahan (Food Division) diatur dalam Baku Mutu Limbah Cair Bagi Usaha Dan/Atau
Tabel 2.1.
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging
(Per. Men LH No.14/2008)
2.16.Kerangka Konsep
Kapasitas