Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIK GEOMETRIK

1. Ukuran penting bila ditinjau dari segi fungsi komponen meliputi:

- Ketelitian dari gerakan dan kecepatan diperlukan oleh komponen-komponen

mesin yang melakukan gerakan-gerakan kinematis.

- Kekuatan dan tahan kelelahan dari komponen yang menahan beban.

- Berat, volume atau momen inersia dari komponen yang berputar dengan

kecepatan tinggi yang memerlukan penyeimbangan secara dinamis.

2. Ukuran penting bila ditinjau dari segi perakitan meliputi:

- Bagian-bagian dari komponen yang akan disatukan harus direncanakan

sedemikian rupa, sehingga didapatkan kondisi pasangan komponen seperti yang

akan direncanakan yaitu longgar, pas atau sempit.

3. Ukuran penting bila ditinjau dari segi pembuatan:

- Untuk mempercepat proses produksi maka waktu-waktu non produktif harus

dikurangai sampai seminimal mungkin. Salah satu caranya ialah membuat

alat pemegang Bantu yang berguna untuk mempermudah pemasangan

produk pada mesin perkakas. Sehingga waktu bongkar pasang benda kerja

dipersingkat.

Cara Penulisan Toleransi


Cara penulisan yang pertama adalah merupakan cara lama yang dipakai di Amerika dan
Inggris. Cara penulisan yang demikian itu meskipun memudahkan penyetelan mesin perkakas
yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi produk.
Cara penulisan kedua dan ketiga lebih baik dari cara yang pertama karena memudahkan baik
bagi si perencana untuk menghitung dan menuliskan toleransi maupun bagi si pembuat
(operator mesin) dalam usahanya untuk mencapai dimensi produk yang diinginkan.
Cara penulisan toleransi yang ke empat yaitu menggunakan simbol dari ISO yang telah
banyak digunakan di negara negara industri karena keuntungan keuntungannya.

Konstruksi Ukur Jenis Pengubah, macam-macam pengubah:

Pengubah Mekanis: Cara kerja dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip
kinematis yang melakukan perubahan gerakan lurus (translasi) menjadi gerakan berputar
(rotasi). Contoh: sistem kerja roda gigi dan poros bergigi dari jam ukur.
Pengubah optis di sini bekerja menurut prinsip optik, yaitu dengan menggunakan beberapa
cermin atau lensa.
Pengubah Elektris, prinsip kelistrikan yang digunakan dalam pengubah elektris ini
mempunyai fungsi untuk mengubah semua isyarat yang diterima oleh alat ukur (besaran yang
tidak bersifat elektris) menjadi suatu besaran yang bersifat elektris. Dengan adanya prinsip
kelistrikan maka besaran yang bersifat kelistrikan tersebut diolah dan diubah menjadi lebih
jelas sehingga perubahan ini dapat dibaca pada skala alat ukur. Contoh: Pengukuran daya,
arus, hambatan listrik dengan Multitester,
Pengubah Optis, dalam ilmu fisika dipelajari masalah optis dengan hukum-hukumnya.
Prinsip-prinsip dalam optis inilah yang digunakan oleh alat-alat ukur yang mempunyai
pengubah optis. Sebetulnya sistem optis di sini hanya berfungsi untuk membelokkan berkas
cahaya dari objek ukur sehingga terjadi bayangan maya atau nyata yang ukurannya bisa
menjadi lebih besar dari pada objek ukurnya. Contoh: Sistem kerja pada alat kaca pembesar
dan mikroskop.

SIFAT UMUM DARI ALAT UKUR


Alat ukur merupakan alat yang dibuat oleh manusia, dengan demikian ketidak
sempurnaan adalah merupakan ciri utama. Meskipun alat ukur dibuat dan direncanakan
dengan cara yang paling seksama, ketidaksempurnaan tidak bisa dihilangkan sama sekali dan
hanya dalam batas-batas tertentu merekadiamggap sebagai cukup baik untuk digunakan
dalam suatu proses pengukuran.
Sifat-sifat alat ukur terdiri dari :
1. Rantai kalibrasi /mampu usut
Meskipun hubungan antara perubahan jarak yang terjadi pada sensor dan perubahan
harga yang ditunjukan pada petunjuk/pencatat dapat dihitung dan direncanakan secara
teoritis, akan tetapi pada akhirnya setelah alat ukur selesai dibuat, harus dilakukan suatu
kalibrasi yaitu mencocokan harga-harga (bukan satu harga) yang tercantum pada skala alat
ukur dengan harga-harga standar (harga sebenarnya). Kalibrasi bukan saja diharuskan pada
alat ukur yang baru dibuat, akan tetapi diwajibkan pula untuk alat ukur yang telah lama
dipakai.. hal ini perlu dilakukan untuk menghindari penipuan dari alat ukur, karena satu
dan lain hal misalnya keausan dari komponen-komponenya.
Untuk menjamin hubungannya dengan sauna standar panjang maka alat ukur yang digunakan
oleh perator mesin perkakas ( alat ukur kerja ) dapat diperiksa melaalui suatu rantai kalibrasi
sebagai berikut :
Tingkat 1.
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.

Tingkat 2.
Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.

Tingkat 3.
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar dari tingkatan yang lebih tiggi ( standar
nasional atau yang telah ditera secara nasional)
Tingkat 4.
Kalibrasi standar nasional dengan standar meter.

2. Kepekaan (sensitivity)
Setiap alat ukur mempunyai suatu kepekaan tertentu, yaitu kemampuan alat ukur
untuk merasakan suatu perbedan yang relative kecil dari harga yang diukurr. Dalam segala
hal dikehendaki suatu hubungan yang linear antara penunjukan dengan harga yang diukur.
Oleh karena itu skala pada alat ukur hanya dibuat sepanjang daerah yang linear, dan diluar itu
mungkin hubungan tersebuttidak linear lagi.

3. Kemudahan baca ( readability )


Kemampuan system penunjukan dari alat ukur untuk memberikan suatu angka yang
jelas dan berarti dinamakn kemudahan baca . dengan membuatskala nonius dan/atau
membuat garis-garis skala yang tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis
memungkinkan kemudahan baca dari penunjuk alat ukur dipertinggi.

4. Histeris
Histeris adalah penyimpangan tang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara
continiu dari dua arah yang berlawanan, yaitu mulai dari skala nol hingga skala makssimum
kemudian diulangi lagi dari skala maksimum hingga skala nol.

5. Kepasifan ( passivity ) atau kelambatan reaksi


Kepasifan merupakan kejadian dimana suatu perbedaan/perubahan kecil dari harga
yang diukur tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Kepasifan
pada alat ukur mekanis disebabkan oleh pengaruh kelembaban .

6. Pergeseran ( shifting, drift)


Apabila terjaadi suatu perubahan hrga yang ditunjukan pada skala atau yang dicatat
pada kertas grafik, sedangkan sesungguhnya sensor tidak mengisyaratkan suatu perubahan
maka kejadian itu disebut dengan pergeseraan.

7. Kestabilan Nol ( zero stability )


Apabila benda ukur diambil seketika maka jarum penunjuk harus kembali ke posisi
semula.

8. Pengambangan ( floating )

Pengambangan terjadi apabil jarum penunjuk selalu berubah posisi atau angka
terakhir/paling kanan dari penunjuk digital berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh adanya
perubahan-perubahan yang kecil yang dirasakan sensor yang kemudian diperbesar oleh
bagian pengubah alat ukur.

Kesalahan dari alat ukur atau penyimpangan:


1. Penyimpangan yang bersumber dari alat ukur
Alat ukur yang digunakan harus dikalibrasi, dengan demikian kita akan bebas dari
penyimpangan yang merugikan yang biasanya bersumber dari alat ukur.
Apabila alat ukur sering dipakai dan kalibrasi belum dilakukan lagi maka kemungkinan akan
timbul sifat-sifat yang jelak dari alat ukur misalnya histerisis, kepasifan, pergeseran dan
kestabilan nol. Karena keausan dari bidang kontak (sensor mekanis) akan terjadi kesalahan
sistematis dan besarnya dapat ditentukan dengan melakukan kalibrasi.
Kesalahan rambang dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang
yang identik (paling sedikit 20 kali) besarnya kesalahan rambang ini penting sekali untuk
diketahui terutama bagi alat ukur pembanding.

2. Penyimpangan yang bersumber dari benda ukur

Setiap benda elastis akan mengalami deformasi (perubahan bentuk) apabila ada beban yang
beraksi padanya. Beban ini dapat disebabkan oleh tekanan kontak dari sensor alat ukur
(sewaktu mengukur) ataupun karena berat benda ukur sendiri (yang diletakkan di antara
tumpuan).
Untuk melakukan pengukuran maka sensor mekanis akan memberikan suatu tekanan tertentu
pada permukaan obyek ukur. Beberapa alat ukur misalnya micrometer dapat menyebabkan
suatu deformasi pada permukaan dari obyek ukur yang relatip lunak (aluminium) ataupun
lenturan pada diameter silinder dengan dinding yang relatip tipis.
Oleh karena itu pada pada micrometer sealu dilengkapi suatu alat yang disebut dengan
pembatas-momenputar yang berfungsi untuk menjaga tekanan pengukuran sekecil mungkin
dan konstan. Jika kondisi benda ukur ini sedemikian kritisnya sehingga dikuatirkan akan
terjadi penyimpangan akibat adanya tekanan kontak, maka perlu digunakan alat ukur yang
mempunyai sensor optis ataupun pneumatis (mengapa?)

Apabila suatu batang dengan penampang yang sama untuk seluruh panjangnya diletakkan
pada dua tumpuan maka akan terjadi lenturan akibat berat batang sendiri.
Besarnya lenturan ini tergantung dari jarak kedua tumpuan di mana batang tersebut diletakkan
secara simetris (lihat gambar 1.5).
Jika dikehendaki kedua ujungnya tetap lurus, misalnya pada batang ukur (end bar) dimana
permukaan pada kedua ujungnya harus sejajar, maka jarak kedua tumpuan (s) harus sama
dengan 0,577 kali panjang batang (s = 0,577 l). Kedua titik tumpuan ini disebut dengan titik
Airy (Airy points) dan biasanya pada batang ukur diberi suatu tanda yang menyatakan letak
kedua titik Airy ini.
Seandainya dikehendaki lenturan yang minimum, contohnya adalah batang penggaris yang
diletakkan mendatar antara kedua tumpuan, maka jarak kedua tumpuan tersebut harus sama
dengan 0,554 kaki panjang batang (s = 0,554 l)*)
Sewaktu pengukuran berlangsung tidak boleh terjadi gerakan dari benda ukur pada arah yang
sama dengan garis pengukuran (garis dimensi obyek ukur) sehingga dalam beberapa keadaan
diperlukan alat pemegang benda ukur (penjepit).
Karena penjepit ini juga memberikan tekanan pada benda ukur, maka posisi dari penjepit
harus ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan deformasi yang merugikan.

3. Posisi pengukuran yang menimbulakan penyimpangan

Garis pengukuran harus berimpit atau sejajar dengan garis dimensi obyek ukur.
Apabila garis pengukuran membuat sudut sebesar 0 dengan garis dimensi (karena
pengambilan posisi pengukuran yang salah) maka akan terjadi kesalahan yang biasa disebut
dengan kesalahan kosinus (cosine error) gambar 15. Apabila digunakan micrometer maka
dapat terjadi kombinasi keslahan kosinus dan kesalahan sinus (sine error).
4. Penyimpangan akibat pengaruh lingkungan

Kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk melakukan pengukuran dapat mengakibatkan
penyimpangan-penyimpangan yang serius.
Cahaya atau penerangan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kesalahan pembacaan skala,
sedang lingkungan yang kotor dan berdebu dapat menyebabkan kesalahan sistematis karena
adanya debu yang menempel pada permukaan sensor mekanis dan permukaan obyek ukur.
Pengukuran yang memerlukan kecermatan yang tinggi (dengan memakai alat ukur yang
peka) tidak dapat dilaksanakan apabila sistem pengukuran (benda kerja dan alat ukur)
terpengaruh oleh getaran dari mesin-mesin berat atau alat-alat lain yang menimbulkan
getaran pada lantai pabrik.
Pengaruh dari temperatur merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian karena semua
benda padat, terutama logam akan berubah dimensinya apabila temperaturnya berubah.
Supaya hasil pengukuran akan selalu sama, maka telah disetujui secara internasional bahwa
temperatur standar untuk pengukuran geometris adalah sebesar 20C.
Perubahan panjang akan terjadi pada pengukuran langsung adalah :
l = l (t ts) .(1 1)
Di mana : l = perubahan panjang, mm
l = panjang obyek ukur, mm
= koefisien muai panjang, C-1
= 23,8.10-6 untuk alumunium
= 16,5.10-6 untuk tembaga
= 12,0.10-6 untuk baja
= 10,5.10-6 untuk besi tuang
t = temperatur obyek ukur
ts = temperatur standar = 20C.
Misalnya suatu poros baja yang baru saja dibubut sampai diameter nominal 100 mm dapat
mempunyai temperatur sekita 40C, andai kata pengukuran diameter dilakukan pada
temperatur ini maka diameter poros tersebut akan lebih besar sekitar 0,023 mm
dibandingkan dengan diameternya pada temperatur standar. Perbedaan ukuran ini adalah
sama dengan besar daerah toleransi .
Apabila pengukuran dilakukan secara perbandingan maka besar perbedaan panjang antara
obyek ukur dengan blok ukur (ukuran standar) dapat dihitung dari rumus berikut :

Di mana : = perubahan panjang, yang diukur oleh alat ukur


pembanding mm
l2 = panjang benda ukur, mm
l1 = panjang blok ukur, mm
2 = koefisien mulai panjang benda ukur, C-1
1 = koefisien muai panjang blok ukur, C-1
t = t ts = perbedaan temperatur pengukuran dengan temperatur standar.
Apabila koefisien muai panjang dari benda ukur tidak banyak berbeda dengan koefisien
maui panjang dari blok ukur, maka rumus (1 2) dapat dituliskan sebagai berikut :

Karena l biasanya dibuat kecil (dalam beberapa micron) sedang t biasanya tidak lebih dari
10C (temperatur ruang dalam pabrik 30C) dan harga sendiri adalah kecil maka bagian
kedua dari rumus (3.10) dapat kita abaikan.
Dengan demikian pengukuran secara perbandingan akan memberikan harga yang mendekati
harga sebenarnya meskipun pengukuran tidak dilakukan pada temperatur standar. Sebaliknya
apabila ada kesalahan pengukuran yang cukup berarti. Dengan demikian untuk suatu system
pengukuran (benda ukur dan alat ukur) harus selalu diusahakan supaya temperaturnya sama
rata.

Alat ukur-alat ukur yang disimpan dalam ruang ukur (Metrology Laboratory) akan
mempunyai temperatur yang sama dengan ruang ukur (20C), oleh karena itu suatu alat ukur
(misalnya blok ukur) yang kita pegang terlalu lama (karena panas tubuh manusia) akan
mempunyai temperatur lebih tinggi dari alat-alat yang lain. Demikian pula benda ukur atau
alat-alat lain yang dibawa masuk ke ruang ukur perlu waktu penyesuaian temperatur.

Penyimpangan yang berasal dari Pengukur

Dua orang yang melakukan pengukuran secara bergantian dengan menggunakan alat ukur
dan benda ukur serta kondisi lingkungan yang dianggap tak berubah mungkin menghasilkan
data yang berbeda. Sumber dari perbedaan ini dapat berasal dari cara mereka mengukur,
pengalaman dan keahliannya serta kemampuan dan perangai dari masing-masing pengukur.
Pengukur adalah suatu pekerjaan yang memerlukan kecermatan, dengan demikian orang
yang melakukan pengukuran harus :
1. Mempunyai pengalaman praktek yang didasari penguasaan pengetahuan akan
pengukuran atau dengan kata lain ia pernah mengikuti training metrologi
industri.
2. Waspada akan kemungkinan letak dari sumber penyimpangan dan tahu bagaimana cara
mengeliminir (mengurangi sampai sekecil mungkin sehingga praktis dapat diabaikan)
pengaruhnya terhadap hasil pengukuran.
3. Mempunyai dasar-dasar pengetahuan akan alat ukur, cara kerja alat ukur, cara
pengukuran, cara mengkalibrasi dan memelihara alat ukur.
4. Mampu untuk menganalisa suatu persoalan pengukuran, menentukan cara pengukuran
sesuai dengan tingkat kecermatan yang dikehendaki, memilih alat ukur yang sesuai
untuk hal ini dan kemudian melaksanakan pengukuran.
Cara menggunakan Jangka Sorong:

1. Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan baik
tanpa bergoyang.
2. Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara
mengatupkan rahang.
3. Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung
rahang ukur (harus agak ke dalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan
benda ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri (self aligning)
yang akan meniadakan kesalahan kosinus.
4. Tekankan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur
ataupun lidah ukur kedalaman sehingga mengirangi ketelitian (ada kesalahan
sistematik akibat lenturan). Ketepatan (keterulangan; precision/repetability)
pengukuran bergantung pada ketepatan (keterulangan) penggunaan tekanan yang
mencukupi, Hal ini dapat dicapai dengan cara latihan sehingga ujung jari yang
menggerakan peluncur dapat merasakan tekanan pengukuran yang baik. Apabila
ada, gunakan mur penggerak cermat untuk menggeserkan peluncur secara cermat.

Cara menggunakan Mistar Ingsut Jam:


Agar pemakaian mistar ingsut berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinan-kemungkinan
yang dapat menyebabkan cepat rusaknya mistar ingsut maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur kelincinan (gesekan)
tertentu sesuai denga standar yang diizinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak
bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua
rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka rahang ukur betul-
betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus diperhatikan gaya
penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan
atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk
maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil
pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu mistar ingsut masih berada pada benda
ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda ukur kemudian baru dibaca skala
ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.
6. Jangan lupa, setelah mistar ingsut tidak digunakan lagi dan akan disimpan ditempatnya,
kebersihan mistar ingsut harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat-alat
pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.

Mistar Ingsut Ketinggian (Kaliber Tinggi; Height Gauge)

Suatu jenis mistar ingsut yang berfungsi sebagai pengukur ketinggian disebut sebagai mistar ingsut
ketinggian atau kaliber tinggi, lihat gambar 2.7. Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang
bergerak vertikal pada batang berskala yang tegak lurus dengan landasannya.
Permukaan rahang ukur dibuat sejajar dengan alas (permukaan bawah landasan), sehingga garis
ukur akan tegak lurus dengan permukaan di atas mana landasan diletakkan.
Oleh karena itu, dalam pemakaiannya mistar ingsut ketinggian ini memerlukan permukaan rata
sebagai acuan, yang dalam hal ini bisa dipernuhi dengan meja rata.

Pada meja rata inilah mistar ingsut ketinggian bersama-sama dengan benda ukur diletakkan.
Proses pengukuran dilakukan dengan menggeserkan (memindahkan) mistar ingsut ketinggian ke
beberapa tempat sesuai dengan lokasi beberapa objek ukur pada benda ukur.

Masalah pengukuran jarak dua permukaan pada benda ukur dalam hal ini diubah menjadi masalah
penentuan ketinggian suatu permukaan relatif terhadap permukaan lain.
Karena menggunakan acuan yang sama (permukaan meja rat) berarti perbedaan jarak (ketinggian)
permukaan dapat diketahui dengan mengukur ketinggian masing-masing permukaan lalu mencari
selisihnya.

Gambar 2.7. Bagian-bagian utama dari mistar ingsut ketinggian

Pada umumnya skala utama pada batang ukur bersifat tetap namun ada juga jenis yang dapat
diukur ketinggiannya dengan menggunakan penyetel yang terletak di puncaknya.
Bagi jenis yang skalanya bisa diatur ini pembacaan ukuran, bila dikehendaki, dapat diatur mulai
dengan bilangan bulat sehingga memudahkan perhitungan hasil pengukuran misalnya dalam hal
penentuan jarak dua permukaan seperti yang dibahas di atas.
Berarti, bagi jenis dengan posisi skala yang bisa distel, ketinggian sensor tidak lagi ditunjukkan
relatif terhadap permukaan meja rata, namun berubah-ubah sesuai dengan penyetelan posisi batang
skala, atau dikatakan memiliki titik nol yang mengambang (floating zero).
Jenis yang lain dilengkapi dengan jam ukur besefrta penunjuk berangka mekanik ataupun
elektronik yang pada umumnya memiliki kemampuan untuk mengubah posisi nol (floating zero)
lihat gambar 2.8
Pada saat memulai pengukuran, yaitu ketika sensor telah disinggungkan pada suatu permukaan
benda ukur (permukaan pertama), angka pada penunjuk digital dapat distel nol.
Dengan demikian, ketika sensor dipindahkan dan disinggungkan pada permukaan kedua, jarak
antara permukaan kedua dengan pertama akan otomatis tertayangkan pada penunjuk digitalnya.
Perlu diketahui, untuk pengubah digital, arah gerakan positif bisa diubah ke atas atau ke bawah
(mengubah polarisasi), dan pengguna memilihnya sesuai dengan perbedaan ketinggian permukaan
kedua terhadap permukaan pertama benda ukur sehingga hasil akhir akan ditanyangkan selalu
positif, lihat gambar 2.8

Dengan peralatan lain yang dipasang pada peluncur, mistar ingsut ketinggian ini dapat dipakai
untuk bermacam-macam pengukuran antara lain :

Mengukur ketinggian (gambar 2.9).


Tinggi suatu permukaan relatif terhadap bidang datar (permukaan meja rata) ataupun terhadap
permukaan yang lain dan benda ukur dapat diketahui harganya.
Permukaan rahang ukur harus dengan hati-hati ditempelkan pada permukaan benda ukur, jikalau
perlu gunakan penyetel halus/cermat. Penekanan yang terlalu kuat atau benturan yang keras akan
menyebabkan terjadinya kesalahan ukuran (kesalahan sistematik) karena rahang ukur melentur
atau mistar ingsut ketinggian ini menjadi sedikit miring yang tak disadari pemakai.
Membuat garis gores (gambar 2.9 b.).
Ujung rahang ukur biasanya runcing dibuat dari karbida yang sangat keras sehingga dapat
digunakan untuk membuat garis pada benda kerja pada suatu kedudukan (ketinggian) tertentu.
Goresan garis ini diperlukan bagi pekerjaan selanjutnya, karena dalam banyak hal gambar gores
pada permukaan benda kerja akan membantu operator mesin perkakas untuk menyetel posisi
pahatnya relatif terhadap benda kerja.

Alat ukur pembanding (gambar 2.9 c).


Rahang ukur dapat diganti dengan jam ukur (dial comparator) sehingga selisih ketinggian dari dua
permukaan yang hampir sama tinggi dapat dibaca pada jam ukur. Pupitas (sejenis jam ukur) dapat
pula dipasang pada peluncur yang memungkinkanpengukuran secara cermat. Pupitas ini bisa
berfungsi sebagai penepat yang menjaga ketepatan tekanan pengukuran supaya keterulangan
proses pengukuran bisa dijaga. Pada setiap penempelan sensor ke permukaan objek ukur,
pembacaan skala mistar ingsut selalu dilakukan setelah jarum pupitas menunjuk angka nol pada
skala pupitas. Pupitas bisa berfungsi sebagai alat ukur pembanding, ketika mistar ingsut ketinggian
hanya dimanfaatkan sebagai dudukan pemindah (transfer stand)
Alat ukur kemiringan (gambar 2.9 d).
Busur bilah (alat ukur sudut, dapat dipasang pada peluncur, sehingga kemiringan suatu permukaan
relatif terhadap bidang dasar (meja rata) dapat diukur dengan busur bilah.

Mikrometer Sekrup

A Pengertian Mikrometer

Mikrometer adalah sebuah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan
ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm.

Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro
untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari kerendahan
dan batang-batang slot.
Mikrometer sekrup merupakan salah satu alat ukur panjang. Mikrometer sekrup
adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian
mikrometersekrup mencapai 0,01 mm atau 0,001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat
tinggi, mikrometersekrup dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang
sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau silet, maupun kawat.

B Jenis-jenis Mikrometer
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi
berikut :
1 Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok
dan batang-batang. Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca
jarak antara dua muka ukur sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap
yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang
terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan
dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan
pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,
lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

2 Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua
muka ukur sferis yang saling membelakangi, yaitu sebuah muka ukur tetap yang
terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung
spindle yang dapat bergerak searah dengan sumbunya, dan dilengkapi dengan sleeve
dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan
spindle..Mikrometer sekrup dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang
suatu benda.

3 Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah
dan slot-slot.
C Fungsi Mikrometer sekrup :

Mikrometer sekrup hanya dapat mengukur benda yang panjangnya kurang dari 2,50 cm.
Tetapi ketelitiannya lebih baik dari Jangka Sorong. Micrometer berfungsi untuk mengukur diameter,
ketebalan, dan panjang dari benda-benda yang kecil seperti kawat, lempeng baja, almunium, dan
sebagainya. Kegunaan utama micrometer ialah untuk mengukur besaran panjang dengan presisi lebih.

D Cara menggunakannya:
1 Benda yang akan diukur dijepitkan antara A dan B, dengan memutar C. Tapi tidak perlu
terjepit terlalu keras.
2 Skala utama terletak pada S.
3 Skala nonius terletak pada bagian N. Jika C diputar penuh maka 1 putaran skala nonius
akan tepat sama dengan 1 mm skala utama.
4 Pada skala utama panjang benda ditentukan dengan cara melihat berapa skala tepi
nonius berada pada skala utama, dan untuk membaca skala nonius dilakukan dengan
cara melihat skala yang berimpit dengan garis poros P

0 1 2

A B
S C
N

F
Atau

E Cara Menggunakan/Mengukur :
1 Buka pengunci micrometer setelah itu buka celah antara spindle dan anvil sedikit lebih
besar dari benda yang akan diukur caranya dengan putar rachet knob.
2 Masukkan benda yang akan diukur diantara spindle dan anvil.
3 Gerakkan spindle ke arah benda kerja caranya dengan putar rachet knob sampai
terdengan klik (jangan terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh).
4 Kunci micrometer agar spindle tidak bergerak.
5 Keluarkan benda dari mikrometer dan baca skalanya.

F Tingkat Ketelitian :

Tingkat ketelitan micrometer yaitu 0,01 mm.

G Cara Membaca Skala dan Hasil :


1 Posisikan micrometer tegak lurus terhadap arah pandangan.
2 Baca skala utama pada micrometer (garis bagian atas menunjukkan angka bulat dalam
satuan mm, sedangkan garis bawah menunjukkan bilangan setengah dalam satuan mm).
3 Baca skala nonius yakni garis yang tepat segaris dengan garis pembagi pada skala
utama (50 bagian). Setelah itu hasilnya kalikan dengan ketelitian dari mikrometer
(0.01mm), hasilnya adalah skala nonius.
4 Jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan skala noniusnya. Jarak strip di
atas garis pada outer sleeve yaitu 1 mm, dan jarak strip di bawah garis yaitu 0.05 mm,
Sedangkan nilai satu strip pada thimble adalah 0.01 mm. Nilai hasil ukur ialah jumlah
pembacaan ketiga skala tersebut.
H Bagian-bagian :
1 Poros Tetap (Anvil)
Landasan (Anvil) Landasan ini berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakan dan
diantara anvil dan spindle.
2 Poros Geser (Spindle)
Spindle ini merupakan silinder yang dapat digerakan menuju landasan.
3 Pengunci (Lock Clamp)
Pengunci ini berfungsi sebagai penahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur
benda.
4 Rangka/bingkai (Frame)
Bingkai ini berbentuk huruf C terbuat dari bahan logam yang tahan panas serta dibuat
agak tebal dan kuat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan peregangan dan
pengerutan yang mengganggu pengukuran.
5 Skala utama (Sleeve)
Tempat skala utama.
6 Skala nonius (Thimble)
Tempat skala nonius berada
7 Pemutar
8 Rachet
Untuk memajukan atau memundurkan spindel agar sisi benda yang akan diukur tepat
berada diantara spindle dan anvil.

atau
atau

I Cara Kalibrasi :

Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer perlu dikalibrasi untuk
mendapatkan tingkat kecermatan sesui dengan standarnya. Hal - hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkalibrasi mikrometer adalah:

Gerakan silinder putar/poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi
goyangan karena ausnya ulir utama.
Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus menunjukan
nol.
Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).
Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar yang
benar.
Bagian - bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus berfungsi dengan baik.
1 Persyaratan Kalibrasi
a Kalibrasi dilakukan dalam suhu 20 C 1 C dan kelembaban relatif 55 % 10 %
b Untuk pemeriksaan digunakan optical flat atau optical parallel dengan kerataan kurang
dari 0,1 m.
c Untuk pemeriksaan kesejajaran digunakan optical parallel dengan keratann
kurang dari 0,1 m dan kesejajaran kurang dari 0,2 m, dan/atau gauge bloc Kelas 0
atau Kelas 1 (ISO3650) atau yang setara.
d Untuk pengukuran kesalahan penunjukan digunakan balok ukur Kelas 0 atau
Kelasi 1 (ISO 3650) atau yang setara
1 Mengkalibrasi angka 0:
a Mula-mula bersihkan terlebih dahulu poros tetap (anvil) dan poros geser (spindle)
dengan kain yang bersih. Kemudian putar ratchet stopper sampai anvil dan spindle
bersentuhan. Putarkan stopper sampai berbunyi tanda klik-klik 2 atau 3 kali sampai
diperoleh penekanan yang cukup. Kuncilah spindle pada posisi ini dengan lock clamp.

b Perlu diketahui. Putar lah rachet stopper pelan-pelan, bila terlalu cepat , timble akan
berputar berlebihan karena inertia dari timble, sehingga pembacaan menjadi salah.

c Micrometer sudah dikalibrasi dengan benar apabila titik 0 thimble sudah lurus
dengan garis pada outher sleeve.

2 Menyetel titik 0 :

a Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp. Kemudian
dengan memakai penyetel putar outer sleeve sampai tanda 0 thimble lurus dengan
garis. Setelah penyetelan selesai , periksa kembali tanda 0

b Jika kesalahannya melebihi 0,02 mm, Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan
stopper sampai thimble bebas, luruskan tanda 0 timble dengan garis outer sleeve , dan
kencangkan kembali ratchet stopper. Sesudah penyetelan selesai periksa kembali titik
0 untuk memastikan bahwa micrometer telah dikalibrasi dengan benar.
J Nama Lain :

Micrometer Caliper.

K Cara Merawat:

Setelah digunakan, bersihkanlah permukaan pengukuran dan bagian-bagian lainnya, dan


gunakan bahan anti korosi. Jika tidak digunakan (sesudah pemakaian) Mikrometer sebaiknya
disimpan dalam sebuah peti kayu. Tempat penyimpanan sebaiknya bebas dari getaran, sinar matahari
langsung dan fluktuasi temperatur.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam perawatan mikrometer sekrup adalah
sebagai berikut :

Setelah digunakan permukaanpengukurandanbagian-bagianlainnya dibersihkan dengan


menggunakan bahan anti korosi.Bagian-bagian yang
berulirharusdilumasisecukupnyadenganoli yang berkualitastinggi, misalnyaoli yang
dipergunakanuntuk jam/arloji.
Jika tidak dipergunakan (sesudah pemakaina) mikrometer luar harus ditempatkan dalam
sebuah peti kayu. Mikrometer yang lebih besar harus digantungkan dengan penunjang nya
yang khusus (sadle shaped support).
Tempat penyimpanan harus bebas dari getaran, sinar matahari langsung dan fluktuasi
temperatur.
Batang ukur standar yang panjang harus ditempatkan dengan hati-hati supaya tidak terjadi
lenturan.
L Skala utama / Skala nonius :
1 Skala utama :
Skala micrometer sekrup ini tiap satuannya sama dengan 1 mm, ditengah-tengah angka
skala tersebut ada angka tengahnya.
a Angka skala atas : 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
b Angka skala bawah : 0.5, 1.5, 2.5, dan seterusnya.

2 Skala nonius :
Pada skala putar terdapat angka 1 sampai 5 (kelipatan 5). Tiap skala ini berputar mundur 1
kali maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 =0,01 mm.

METROLOGI INDUSTRI
BLOK UKUR DAN BLOK SUDUT
1. BLOK UKUR (GAUGE BLOCK)
Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya gauge block, end gauge, slip
gauge, jo gauge (johanson gauge). Sebagai alat ukur standar, maka blok ukur ini
dibuat
sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai dengan namanya yaitu alat ukur standar. Alat ukur ini
berbentuk segiempat panjang dengan ukuran ketebalan yang bermacam-macam. Dua dari 6
permukaannya adalah sangat halus, rata dan sejajar. Kedua permukaan ini sangat halus dan rata
maka antara blok ukur yang satudengan blok ukur yang lain dapat digabungkan/disusun tanpa
perantara alat lain. Bila penyusunannya dilakukan dengan teliti maka akan diperoleh
suatu
susunan blok ukur yang sangat kuat seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang lain sangat
melekat. Dengan menyusun blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka kita dapat
mengecek atau mengkalibrasi ukuran yang lain.
Karena blok ukur ini diperlukan untuk pengukuran presisi sebagai alat ukur standar maka
alat ukur ini harus dibuat dari bahan yangkuat dan tahan lama. Biasanya bahan untuk membuat
blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida. Dengan perlakuan proses panas
tertentu maka logam ini mempunyai sifat-sifat: tahan terhadap keausan karena tingkat
kekerasannya tinggi yaitu 65 RC, tahan terhadap korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan
baja karbon yaitu 12x10
-6
C
-1
, tingkat kestabilan dimensinya tinggi.
Kegunaan dari blok ukur ini antara lain untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur,
mengkalibrasi alat ukur langsung seperti mistar ingsut, mikrometer dan mistar ketinggian,
menyetel komparator dan jam ukur, menyetel posisi batang sinus dan senter sinus
dalam
pengukuran sudut, dan mengukur serta menginspeksi komponen-komponen yang presisi di dalam
ruang inspeksi

Anda mungkin juga menyukai