TEKTONIK LEMPENG DAN BENCANA GEOLOGI DI SUMATERA DAN
JAWA Tektonik lempeng merupakan ilmu yang mempelajari gejala pergerakan lempeng bumi dan menjelaskan berbagai fenomena geologi. Interaksi lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia mempengaruhi konfigurasi tektonofisiografi Indonesia. Rejim konvergensi membentuk sistem tektonik palung-busur. Pada sistem ini fenomena kegempaan dan letusan gunungapi pada umumnya terjadi.
Gambar 1. Tektonik lempeng di Indonesia
Wilayah kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh interaksi antara antara lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Interaksi ini menunjukkan bahwa lempeng Eurasi bergerak relatif ke arah tenggara dengan kecepatan 0,4 cm/tahun, pergerakan lempeng Indo-Australia ke arah Utara-Timur Laut dengan kecepatan 7 cm/ tahun, dan lempeng Pasifik dengan dua lempeng mikro, yakni lempeng Mikro Filipina yang bergerak relatif ke arah barat laut dengan 8 cm/tahun dan lempeng Mikro Karolina bergerak relatif ke arah barat- barat laut dengan kecepatan 10.2 cm/tahun. Konvergensi antara lempeng samudera dan benua membentuk zona palung busur, seperti yang terapat di Sumatera dan Jawa. Zona palung dapat mencapai kedalaman 11 km di depan busur vulkanik sebagai tempat akumulasi sedimen asal busur, serta sedimen turbidit dan pelajik, namun biasanya telah terdeformasi dan tertutupi oleh kompleks subduksi (Miall, 1990). Dengan adanya interaksi lempeng ini, maka gempa bumi merupakan bencana yang akan sering terjadi di Indonesia. Bencana gempa belum bisa diprediksikan waktu kejadian serta besar intensitasnya, namun zonasi lokasi gempa bumi dapat ditentukan berdasarkan data kegempaan yang pernah terjadi, namun tetap belum mampu menentukan titik pastinya.