Anda di halaman 1dari 9

PES

1. DEFINISI

Pes merupakan penyakit zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain

dan dapat ditularkan kepada manusia. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat

akut disebabkan oleh kuman bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama

pesteurellosis atau yersiniosis / plague.

2. Jenis jenis PES


Ada 3 jenis penyakit plague yaitu:
1. Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening
yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan
membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan.
Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing,
menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid
(amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang
lain.
2. Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit
pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya,
pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual,
muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada
penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic
plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang
tidak diobati dengan benar.
3. Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang
paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah
penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya.
Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi
sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati
dengan benar.

3. PENYEBAB

Pes disebabkan oleh :


4. Kuman / bakteri yersinia pestis (pasteurella pestis).

5. Kuman berbentuk batang, ukuran 1,5 x 5,07 mikron.

6. Bersifat bipolar, non sporing.

7. Gram negatif.

8. Pada suhu 280 C merupakan suhu optimum tetapi kapsul terbentuk tidak

sempurna.

9. pada suhu 370 C merupakan suhu yang terbaik bagi pertumbuhan bakteri

tersebut.

10. VEKTOR PES

Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu :

Xenopsylla cheopis, culex iritans, neopsylla sondaica dan stivalus cognatus.

Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci).

Kucing di Amerika juga pada anjing.

11. CARA PENULARAN

Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent.

Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit, dapat ditularkan ke

hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang

mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke

hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.

12. Silvatic --- Flea --- Human

Rodent

Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang-orang yang

bila digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif. Ini dapat terjadi pada
pekerja-pekerja di hutan, ataupun pada orang-orang yang mengadakan

rekreasi / camping di hutan.

13. Silvatic --- Direct Contact --- Human

Rodent

Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus

hutan, misalnya para biologi yang sedang mengadakan peneliian di hutan,

dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.

14. Comersal --- Flea --- Human

Rodent

Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada karena digigit oleh

pinjal infeksi setelah menggigit tikus dosmetik / komersial yang mengandung

kuman pes.

15. Silvatic --- Flea --- Domestic --- Human --- Flea

Rodent Rodent

Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal

manusia culex iritans kuman manusia.

16. Human --- Human Flea --- Human

Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal

manusia culex iritans (human flea).

17. Human --- Droplet --- Human

Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain

melalui percikan ludah atau pernapasan.

Pada no. 1 s/d 5 penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes

bubo. Pes bubo berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes).


18. GEJALA KLINIS

Masa inkubasi untuk penyakit pes bubo adalah 2 6 hari, sedang masa

inkubasi untuk pes paru-paru adalah 2 4 hari.

19. Pes bubo

- Demam tinggi

- Tubuh menggigil

- Perasaan tidak enak, malas

- Nyeri otot

- Sakit kepala hebat

- Pembengkakan kelenjar lipat paha, ketiak dan leher (bubo sebesar buah

duku, bentuk oval dan lunak, serta nyeri)

- Pembengkakan kelenjar limpa.

- Serangan tiba-tiba

20. Pes pneumonic

- Batuk hebat

- Berbuih air liur berdarah

- Susah bernafas

- Sesak nafas

21. DIAGNOSIS

Diagnosis pes :

22. Diagnosis lapangan

Diagnosis di lapangan ditemukan adanya tikus mati tanpa sebab-sebab yang

jelas (rat fall) di daerah fokus pes atau belas fokus pes.

23. Diagnosis klinis

- Adanya demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO = Fever Uknwon

Origin) timbal bubo / mringkil / sekelan (pembengkakan kelenjar) sebesar

buah duku pada leher / ketiak / selangkangan.


- Batuk darah mendadak tanpa gejala yang jelas sebelumnya.

- Human Hulan Flea Human

- Human Human

24. Diagosis laboratorium

Macam-macam pemeriksaan yang dilakukan laboratorium adalah :

- Pemeriksaan serologi

Spesimen yang diperiksa adalah serum, yang berasal dari :

Roden (tikus)

Manusia

Spesices hewal lain seperti anjing, kucing

Spesimen hewan, manusia dinyatakan positif pada tikus 1 : 128

- Pemeriksaan bakteriologi

Spesimen yang diperiksa :

Untuk manusia : darah, bubo, sputum

Organ tikus : limpa, paru, hati

Pinjal

Preparat

FA organ Kultur Phage Kimiawi Kesimpulan

+ + + + Positif

- + + + Positif

- - x x Negatif

+ - x x Tersangka +
25. PENCEGAHAN

Pencegahan penyakit pes dapat dilakukan melalui penyuluhan dan

pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan cara mengurangi atau mencegah

terjadinya kontak dengan tikus serta pinjalnya.

Cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak antara tikus beserta

pinjalnya dengan manusia seperti :

26. Penempatan kandang ternak di luar rumah.

27. Perbaikan konstruksi ruah dan gedung-gedung sehingga mengurangi

kesempatan bagi tikus untuk bersarang (raf proof).

28. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca

sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya.

29. Lantai semen.

30. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak dicapai

atau mengundang tikus.

31. Melaporkan kepada petugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus

mati tanpa sebab yang jelas (rat fall)

32. Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah.

33. PENATALAKSANAAN

34. Untuk tersangka pes

a. Tetracycline 4 x 250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut atau

b. Cholamphenicol 4 x 250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut

35. Untuk penderita pes


Streptomycine dengan dosis 3 gram / hari (IM) selama 2 hari berturut-turut,

kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut-turut.

Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian :

a. Tetracycline 4 6 gram / hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian dosis

diturunkan menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut atau

b. Cholamphenicol 6 8 gram / hari selama 5 hari berturut-turut, kemudian

dosis diturunkan menjadi 2 gram / hari selama 5 hari berturut-turut.

36. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada

a. Penduduk yang kontak (serumah) dengan penderita pes bubo.

b. Seluruh penduduk desa / dusun / RW jika ada pes paru.

Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian tetracycline 500 mg / hari

selama 10 hari berturut-turut.

37. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Sistem pencatatan dan pelaporan menggunakan sistim yang berlaku,

dan bilamana diperlukan dapat menggunakan formulir khusus.

Data yang dipergunakan untuk mengetahui situasi epidemiologi pes di

suatu daerah antara lain :

1. Jumlah penderita / tersangka penderita pes (panas dan bubo, panas disertai

batuk darah yang akut).

2. Jumlah kematian penderita pes.

3. Data rat fall (tikus mati).

4. Jumlah spesimen dari hewan dan manusia yang dikumpulkan.

5. Jumlah spesimen dari hewan dan manusia yang positif.

6. Macam dan jumlah spesies pinjal.

7. Macam dan jumlah spesies pinjal.

8. Flea indeks
Dalam keadaan kejadian di luar biasa / wabah maka system pelaporan yang

digunakan :

1. Laporan bersifat segera (sistim pelaporan 24 jam).

2. Laporan khusus (mingguan) yang berisi :

- Jumlah kasus dan kematian.

- Penyebaran geografis.

- Tindakan-tindakan dan hasilnya.

- Bantuan yang dibutuhkan dari pusat dll.

3. Laporan penanggulangan KLB / wabah secara menyeluruh (dari permulaan

wabah sampai selesai)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber : www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai