Anda di halaman 1dari 4

I.

Pengertian
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada
janin selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan menyusui,
seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan
kesehatan yang membutuhkan obat.Pada proses menyusui,
pemberian beberapa obat (misalnya ergotamin) untuk perawatan si
ibu dapat membahayakan bayi yang baru lahir. Keracunan pada bayi
yang baru lahir dapat terjadi jika obat bercampur dengan ASI secara
farmakologi dalam jumlah yang signifikan. Konsentransi obat pada
ASI (misalnya iodida) dapat melebihi yang ada di plasenta sehingga
dosis terapeutik pada ibu dapat menyebabkan bayi keracunan.
Karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta, maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam
plasenta obat mengalami proses biotransformasi( perubahan
senyawa kimia oleh enzim )
II. Penggunaan obat pada ibu hamil
A. Pengaruh obat pada masa kehamilan
Berdasarkan perkembangan janin.
1. fase implantasi, (kehamiln << 3 minggu) pengaruh buruk
yang mungkin terjadi adalah terjadinya kematian embrio
(abortus)
2. Fase embrional atau oragonesis (kehamilan 3-9 minggu),
pada fase ini terjadi diferensiasi pertumbuhan untuk
pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan
fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi
anatomik (pengaruh teratogenik) Jika pengaruh buruk
obat mempengaruhi blastula yang sedang dalam fase
differensasi maka akan terjadi cacat
3. Fase letal (pada trimester ke 2 dan ke 3 kehamilan)
Pengaruh buruk senyawa asing terhadap janin pada fase
ini tidak berupa malturasi anatomik,melainkan gangguan
pertumbuhan fungsi-fungsi fisiologik/ biokemik organ-
organ.
B. Farmakokinetik pada masa kehamilan
Distribusi
1. Kadar air dan lemak meningkat
2. Volume distribusi obat meningkat
3. Penurunan drastis pada albumin plasma kadar obat
bebas meningkat
Metabolisme
1. Peningkatan hormon progesteron endogen
2. Hormon berpengaruh sebagai induktor enzim
3. Perubahan beberapa metabolisme obat
Eksresi
1. GFR meningkat 50% pada minggu-minggu awal
kehamilan hingga kelahiran
2. Klirens obat di eksresikan melalui ginjal
3. Obat-obat beta laktam dan lithium berpengaruh
C. Farmakodinamik pada masa kehamilan
Mekanisme kerja obat ibu hamil
1. efek obat pada jaringan reproduksi (payudara, rahim)
wanita hamil kadang diubah oleh lingkungan endokrin yg
disesuaikan dgn tahapan kehamilan
2. sedangkan efek obat pada jaringan maternal lainnya tdk
berubah secara bermakna
cnth : insulin mngkn perlu untuk mengontrol KGD pasien
diabetes yg diinduksi kehamilan.
Mekanisme kerja obat pada janin
Pemberian obat pada wanita hamil dengan janin sebagai
target
Contoh:
kortikosteroid -> untuk stimulasi maturasi janin bila
diduga terjdi kelahiran pre-trem(persalinan yang terjadi
dalam usia < 37minggu)
Kerja obat teratogenik
Paparan obat teratogen -> mempengaruhi struktur
perkembangan janin.
Contoh : Thalidomide
Paparan singkat -> kelainan perkembangan anggota
badan Resiko phocomelia terjadi mgg 4-7 masa
kehamilan karena pada masa tersebut terjadi
perkembangan lengan dan kaki.
D. Kategori obat menurut FDA
Kategori A : Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia
hamil dan terbukti tidak ada risiko terhadap janin dalam
rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu
hamil (vitamin)
Kategori B : Obat yang sudah diujikan pada binatang dan
terbukti ada atau tidak ada efek terhadap janin dalam rahim
akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia. Obat
golongan ini bila diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil
(Penicillin).
Kategori C : Obat yang pernah diujikan pada binatang atau
manusia akan tetapi dengan hasil yang kurang memadai.
Meskipun sudah dujikan pada binatang terbukti ada efek
terhadap janin akan tetapi pada manusia belum ada bukti
yang kuat . obat golongan ini boleh diberikan pada ibu hamil
apabila keuntungannya lebih besar dibanding efeknya
terhadap jani (Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH)
Kategori D : Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko
terhadap janin manusia. Obat golongan ini tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi ibu hamil. Terpaksa diberikan apabila
dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa ibu
(Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin).
Kategori X : Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada
janin manusia dan kerugian dari obat ini jauh lebih besar
daripada manfaatnya bila diberikan pada ibu hamil,
sehingga tidak dibenarkan untuk diberikan pada ibu hamil
atau yang tersangka hamil.
E. Tatalaksana pelayanan farmasi pada ibu hamil
Obat Yang Digunakan Pada Masa Kehamilan
1. Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat
yang diperoleh ibu diharapkan lebih besar dibandingkan
risiko pada janin
2. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari
pemakaiannya selama trimester pertama kehamilan
3. Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah
dipakai secara luas pada kehamilan dan biasanya
tampak aman diberikan dari pada obat baru atau obat
yang belum pernah dicoba secara klinis
4. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam
jangka waktu sesingkat mungkin
5. Hindari polifarmasi
6. Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan
pemantauan pengobatan pada beberapa obat (misalnya
fenitoin, litium)
F. Tabel obat dengan efek samping bermakna fetus

III. Penggunaan obat pada ibu menyusui

Anda mungkin juga menyukai