Anda di halaman 1dari 16

1

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PUSKESMAS SANGKANHURIP

Disusun Oleh
Annisa Fauzia Ulhaq (14.44238.1002)

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


2

LATAR BELAKANG

Kesehatan mencakup aspek peningkatan kesehatan (promotif),


pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang menyeluruh dan terpadu.
Menurut UU Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
menyatakan kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik mental,
spiritual, maupun sosial yang memeungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


3
TUJUAN PENELITIAN

1 Mengetahui dan memahami gambaran umum Puskesmas beserta peran


dan fungsinya

2 Mengetahui dan memahami pengelolaan dan pelayanan obat di puskesmas

Manfaat PENELITIAN
Dapat menerapkan ilmu yang didapat secara teori dipraktekan secara langsung
di puskesmas

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


4

Tinjauan Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan peseorangan tingkat
Puskesmas Definisi pertama dan lebih mengutamakan upaya promotif dan prefentif
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (kementrian Kesehatan RI,2014)

Poned, Pembantu, Keliling, Polindes


Klasifikasi

Kepala Puskesmas, kasubag TU, Penanggungjawab UKM Esensial,


Struktur penanggung jawab UKM Pengembangan, penanggung jawab UKP,
Tinjuan Organisasi Kefarmasian dan lab, penganggungjawab jaringan pelayanan puskesmas

Pustaka
Daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas
Formularium pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional) (kemenkes RI, 2004)

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


5

Tinjauan Struktur organisasi unit farmasi di puskesmas terdiri dari


Unit Struktur kepala unit farmasi dan pengelola perbekalan farmasi
Organisasi (Kepmenkes RI, 2014)
Farmasi

Tempat kegiatan penyeiaan dan pemberian informasi, rekomendasi


Pusat obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker
Informasi kepada pasien, tenaga kesehatan, masyarakat maupun pihak lain
Obat untuk menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional
(Kepmenkes RI, 2014)

Tinjuan Perencanaan
Pengelolaan Pengadaan
Pustaka Perbekalan Pembelian
Farmasi Penyimpanan
distribusi

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


6

Tinjuan Puskesmas dan Unit Farmasi

Sejarah dan Perkembangan


pada tahun 1981 Puskesmas Sangkanhurip merupakan puskesmas pembantu untuk
menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas Katapang, Puskesmas
Sangkanhurip bertempat di Jl. Katapang Andir no.117. Pada tahun 1995 Pustu
Sangkanhurip sudah meresmikan menjadi Puskesmas. Jumlah desa yang dilayani ada 4
desa yaitu desa Rancamanyar, Desa Bojongkunci, Desa Rancatunggu dan Desa Pangauban.
Struktur Organisasi
Puskesmas Sangkanhurip dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang bernama dr. Ai
Hasanah
Unit Farmasi di Puskesmas Sangkanhurip memilliki 1 orang Apoteker dan satu tenaga
perawat yang membantu Apoteker

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


7

Tinjuan Puskesmas dan Unit Farmasi

visi

Selalu mengutamakan pelayanan


Efektif dan efesien dalam pekerjaan
Jujur dalam setiap tindakan
Ingin yang terbaik
Wujudkan kabupaten sehat
Aktif dalam mengikuti perubahan yang ada

Misi

Membangun masyarakat agar berwawasan kesehatan


Mengikutsertakan masyarakat dalam menjalankan program puskesmas
Memberikan pelayanan seoptimal mungkin

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


8

Tinjuan Puskesmas dan Unit Farmasi

Pengelolaan Perencanaan
Perbekalan
Farmasi
Pembelian

Penyimpanan

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


9

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


10

Hasil Kegiatan PKL

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


11

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V


12

ANALISIS REGRESI Uji Hipotesis


MODEL SAC 1. Koefisien Determinasi (R2) 0,267
Variabel-variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan variabel
UJI ASUMSI KLASIK luas pengungkapan CSR sebesar 26,7%. Sisanya 73,3% dijelaskan
varibel lain.
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
2. Uji Simultan (Uji F) 0,001
3. Uji Multikolinieritas
Minimal terdapat satu dari variabel-variabel independen yang diteliti
4. Uji Autokorelasi berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR pada SAC .

3. Uji Parsial (Uji t)


Dewan Direksi 0,242
Kepemilikan Publik 0,205
Komite Audit 0,767
Ukuran Perusahaan 0,000
Profitabilitas 0,005
13

ANALISIS REGRESI Uji Hipotesis


MODEL Non-SAC 1. Koefisien Determinasi (R2) 0,129
Variabel-variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan variabel
UJI ASUMSI KLASIK luas pengungkapan CSR sebesar 12,9%. Sisanya 87,1% dijelaskan
varibel lain.
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
2. Uji Simultan (Uji F) 0,038
3. Uji Multikolinieritas
Minimal terdapat satu dari variabel-variabel independen yang diteliti
4. Uji Autokorelasi berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR pada Non-SAC .

3. Uji Parsial (Uji t)


Dewan Direksi 0,042
Kepemilikan Publik 0,004
Komite Audit 0,183
Ukuran Perusahaan 0,567
Profitabilitas 0,801
14

1
PMBAHASAN
Hasil penelitian ini konsisten dengan konsep CSR dalam Islam.
Konsep CSR dalam Islam tidak dipengaruhi oleh faktor- faktor lain
kecuali hanya oleh variabel kepatuhan terhadap syariah Islam.

2
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan apa yang diharapkan
peneliti yaitu untuk membuktikan bahwa perusahaan yang
tergolong SAC memiliki tingkat pengungkapan yang lebih luas
dibanding perusahaan yang Non-SAC.

3 Hasil regresi menunjukkan bahwa luasnya pengungkapan CSR


pada perusahaan yang tergolong Non-SAC dipengaruhi oleh
faktor lain yaitu Good corporate governance,
15

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Terdapat Perbedaan luas pengungkapan CSR antara Kelompok SAC dengan kelompok Non-SAC.
2. Variabel kepatuhan terhadap Syariah berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan CSR pada
perusahaan yang terdaftar di BEI.
3. Variabel Good corporate governance hanya berpengaruh pada perusahaan yang tergolong Non-SAC.

KETERBATASAN PENELITIAN
1. Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan CSR.

SARAN
1. Bagi peneliti selanjutnya
Menambah tahun sampel penelitian
Menambah variabel lain.
2. Bagi pemerintah, diharapkan mempertimbangkan, merumuskan, dan menetapkan suatu standar pelaporan CSR
yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas keberadaan hasil riset mengenai pengungkapan
CSR yang telah dilakukan sebelumnya.
6

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Anda mungkin juga menyukai