Anda di halaman 1dari 19

KEPUTUSAN DIREKTUR RS SILOAM PURWAKARTA

NOMOR : XXXXXXXX (Mengikuti nomor SK di rumah sakit)


TENTANG
KEBIJAKAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT HEMODIALISIS

DIREKTUR RS SILOAM PURWAKARTA

Menimbang, memuat uraian singkat tetang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan
alasan pembuatan peraturan / keputusan
Menimbang : a. bahwa dialisis adalah tindakan medis pemberian pelayanan terapi ginjal
sebagai bagian dari pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya
mempertahankan kualitas hidup yang optimal yang terdiri dari dialisis
pritoneal dan hemodialisis
b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit diperlukan
adanya kebijakan mengenai pedoman pengorganisasian hemodialisis yang
berlaku seragam di seluruh lingkungan Siloam Hospitals
c. bahwa Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dan
mengatur cairan, elektrolit tubuh
d. bahwa Rumah Sakit dalam upaya pelayanan kesehatan paripurna kepada
pasien menyelenggarakan pelayanan hemodialisis.

Mengingat, memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang nenerintahkan


pembuatan peraturan / keputusan tersebut. Dapat dituliskan juga referensi / journal / sumber lainnya
yang menjadi acuan
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
812/Menkes/PER/VII/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Dialisis
Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3.
4.
5.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RS SILOAM PURWAKARTA TENTANG


KEBIJAKAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT
HEMODIALISIS DI RS SILOAM PURWAKARTA
Kesatu : Menugaskan kepada semua staf yang terlibat agar melaksanakan kegiatan sesuai
dengan Kebijakan pedoman pengorganisasian unit hemodialysis yang terlampir
Kedua : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diubah dan
diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Purwakarta
Pada tanggal : 18 Januari 2021

Direktur Rumah Sakit

(dr. Irwan Gandana, MARS)


PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT HEMODIALISI

RS SILOAM PURWAKARTA
EDISI 01
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............ 11
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT……………………………….
BAB III VISI, MISI, NILAI………………………………………………………
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT…………………………
BAB V STRUKTUR ORGANISASI…................................................................
BAB VI URAIAN JABATAN……………………………………………….……
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA………………………………………..….
BAB VIII KUALIFIKASI PERSONIL, POLA KETENAGAAN, PENILAIAN
KINERJA………………………………………………………………...
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI………………………………………………..
BAB X PERTEMUAN / RAPAT…………………………………………………
BAB XI PELAPORAN…………………………………………………………….
A. PELAPORAN HARIAN
B. PELAPORAN BULANAN
C. PELAPORAN TAHUNAN
BAB XII TABLE RANGKUMAN REVISI
BAB XIII PENUTUP ................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis dapat menyebabkan ginjal
kehilangan kemampuannya untuk memfilter dan membuang zat sisa dan kelebihan
cairan didalam tubuh. Hemodialisis adalah suatu proses yang menggunakan dialiser
untuk membuang zat sisa seperti ureum dari dalam darah, mengembalikan
keseimbangan elektrolit di dalam darah dan mengurangi cairan berlebih dari tubuh..
Tindakan ini merupakan tindakan intervensi yang dilakukan di rumah sakit. Sebagai
bagian dari pelayanan rumah sakit maka dialisis harus dilakukan dengan prosedur
yang benar dan standar mutu pelayanan demi mencapai keselamatan pasien, petugas
kesehatan dan mencapai hasil yang optimal.

1
SHG.POG.1810.016/01
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

(NAMA RUMAH SAKIT) tergabung dalam grup rumah sakit yang


menyediakan layanan kesehatan paling inovatif dan inovatif di Indonesia yang telah
menetapkan patokan untuk layanan perawatan kesehatan berkualitas tinggi di
Indonesia. Tim medis yang tergabung dalam grup ini terdiri lebih dari 500 dokter
umum, 2.200 dokter spesialis, dan 9.000 perawat, kesehatan gabungan, dan staf
pendukung, menawarkan layanan perawatan kesehatan berkualitas internasional
kepada hampir dua juta pasien setiap tahunnya.
Dengan akses yang setara ke perawatan medis di Indonesia masih merupakan
tantangan, strategi bisnis bagi kami untuk memungkinkan rumah sakitnya beroperasi
dengan biaya lebih rendah berdasarkan skala ekonomi. Oleh karena itu, Grup Rumah
Sakit kami mampu meningkatkan keterjangkauan dari semua latar belakang sosio-
ekonomi dan menyediakan akses ke layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau di
seluruh Indonesia. Visi perusahaan tentang kualitas Internasional, jangkauan, skala,
dan belas kasih Ilahi membangun landasan bagi Grup Rumah Sakit kami untuk
menanggapi transformasi sosial yang dinamis di Indonesia.

2
SHG.POG.1810.016/01
BAB III
VISI, MISI DAN NILAI RUMAH SAKIT

VISI
Visi Rumah sakit Siloam Hospital adalah Memberikan pelayanan dengan kualitas
internasional (International Quality), Memberikan pelayanan yang dapat
dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Scale), Memiliki jaringan yang luas di
seluruh pelosok Indonesia (Reach), Memberikan pelayanan dengan penuh cinta
kasih Tuhan (Godly Compassion)

MISI
PIlihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan holistic yang bertaraf
inrenasional, menjalankan pendidikan dalam bidang kesehatan, dan melakukan
penelitian.

NILAI
Tujuh nilai yang diterapkan di RS Siloam Purwakarta adalah: Cinta kasih,
Kepedulian, Integritas, Kejujuran, Empati, Belas kasih, Profesionalisme.

3
SHG.POG.1810.016/01
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

4
SHG.POG.1810.016/01
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Berdasarkan aktivitas dan pelayanan yang diberikan, maka pola ketenagaan


pelayanan dialisis dapat dituangkan dalam tabel di bawah ini :

KEPALA UNIT
HEMODIALISA
SpPD KGH/ SpPD
BERSERTIFIKAT

RMO Head Nurse


HEMODIALISA

Penanggung
Jawab Shift

Perawat
Pelaksana

HCA
( Health Care
Assistan)

5
SHG.POG.1810.016/01
BAB VI
URAIAN JABATAN

Dokter Penanggung Iawab Ruang Hemodialisa Dokter SpPD KGH atau Dokter SpPD yang
bersertifikat Hemodialisa, yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
mengorganisir, melaksanakan dan memantau kegiatan pelayanan di ruangan Hemodialisa.

RMO (Dokter jaga ruang) Hemodialisa, dokter umum yang diberi wewenang dan tanggung
jawab untuk memeriksa dan membuat diagnosa serta analisa hasil pemeriksaan pasien
hemodialisa Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala bagian,
dalam melaksanakan tugasnya kepada dokter SpPD KGH / dokter SpPD bersertifikat
Hemodialisa.

Head Nurse Dialysis memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, mengelola, koordinasi,
melaksanakan dan evaluasi pelayanan dialysis terkait SDM, material, sarana dan prasarana,
aspek keuangan, aspek mutu dan keselamatan pasien.

Penanggung Jawab Shift memiliki tanggung jawab untuk mengawasi, mengendalikan,


memelihara kesinambungan pelayanan di unit dialysis pada saat Head Nurse, tidak ada
ditempat atau tidak bertugas pada shift dinas tertentu.

Perawat pelaksana memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan dialysis kepada
pasien yang membutuhkan tindakan dialysis.

HCA memiliki tanggung jawab untuk mendukung perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan baik langsung maupun tidak langsung kepada pasien dengan tetap dibawah
pengawasan perawat penanggung jawab pasien.

6
SHG.POG.1810.016/01
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Komunikasi diartikan dengan hubungan antar pribadi dan antar unit kerja lain baik
antara tenaga hemodialisa dengan sesamanya, dengan unit kerja / instansi lain,
pengguna jasa maupu mitra kerjanya.

a. Komunikasi Intern

 Horizontal : tenaga hemodialisa harus memiliki kesempatan cukup untuk


bertukar pikiran mengenai hal-hal yan bersangkutan dengan pekerjaannya
denga sesame petugas di ruang yang sama atau bidang yang lain.
 Vertikal : sesuai hirarkinya, tenaga hemodialisa harus memiliki kesempatan
berkonsultasi tentang pekerjaannya dengan Head Nurse, dan Hospital
Director.

b. Komunikasi ekpertis
Sesuai dengan wewenangnya, penanggung jawab hemodialisa harus dapat
memberikan uraian tugas sesuai keahlian kepada pemakai jasa pelayanan
hemodialisa.

c. Komunikasi ekstern
Sesuai dengan tugasnya, tenaga hemodialisis harus memiliki kesempatan bertukar
pikiran dan informasi dengan petugas lain yang terkait misalnya RMO (Residen
Medical Officer), instalasai farmasi, Rekam Medis, FMS (Fasilitas dan
Prasarana), ICU (Intensive Care Unit), ED (Emergency Department).

7
SHG.POG.1810.016/01
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

TENAGA PENDIDIKAN KETERAMPILAN PENGALAMAN

Dokter Dokter SpPD-


Pelatihan
Penanggung KGH
Hemodialisa
jawab Dokter SpPD

Dokter S1 Pelatihan ACLS


RMO Pengalaman
kedokteran Pelatihan / Magang
Hemodialsis minimal 1 tahun
Umum Dokter Hemodialisa

 Pelatihan ACLS
 Pelatihan
Perawat
Hemodialisa
 Pelatihan
Management
Bangsal perawatan Berpengalaman
minimal 40 jam minimal 5 tahun
( perencanaan, sebagai perawat
pengorganisasian, klinik dan
Diutamakan S-1 staffing, budgeting, diutamakan
Head Nurse
Keperawatan controlling, dan memiliki
evaluasi) pengalaman
bekerja di bagian
 Pelatihan dialysis minimal
Penggunaan Alat 3 tahun
 Leadership
Skill
 Mampu
mengoperasikan
computer dengan
baik

8
SHG.POG.1810.016/01
 Dapat
berkomunikasi
dalam bahasa
inggris baik lisan
maupun tulisan
 Pelatihan ACLS
 Pelatihan
Perawat
Hemodialisa
 Pelatihan 1 tahun di
Penggunaan Alat perawat klinik
level II sebagai
 Mampu
Penanggung Diutamakan S-1 perawat
mengoperasikan
Jawab Shift Keperawatan pelaksana senior,
computer dengan
2 tahun di
baik
Perawat Klinik
 Dapat Level III
berkomunikasi
dalam bahasa
inggris baik lisan
maupun tulisan
 Pelatihan
CPR / ACLS
 Mampu
mengoperasikan
computer dengan Minimal 1
Perawat Diutamakan S-1 baik tahun pada unit
Pelaksana Keperawatan
dialisis
 Dapat
berkomunikasi
dalam bahasa
inggris baik lisan
maupun tulisan
Health Care Minimal 1 tahun
SMU atau
Assistant di RS sebagai
sederajat
(HCA) Pembantu
Perawat

9
SHG.POG.1810.016/01
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

1. DEFINISI
Adalah orientasi kerja yang dilaksanakan terhadap karyawan baru, mutasi ke unit
kerja baru, maupun orientasi prosedur yang baru di tetapkan.

2. PESERTA ORIENTASI
Peserta orientasi adalah pegawai baru yang sudah dinyatakan diterima sebagai
pegawai oleh (RUMAH SAKIT) , pegawai yang mutasi ke unit kerja baru.

3. KELENGKAPAN ORIENTASI
Kelengkapan dalam proses orientasi antara lain :
a. name tag yang bertuliskan nama lengkap.
b. Peserta orientasi wajib menggunakan baju atasan hem putih polos dan bawahan
celana panjang kain berwarna hitam polos.
c. peserta diwajibkan menggunakan sepatu fantofel warna hitam.

4. WAKTU DAN TEMPAT ORIENTASI


Orientasi staf dilaksanakan setelah diterima dan ditetapkan sebagai pegawai di
(RUMAH SAKIT), serta tempat orientasi sesuai dengan ruang lingkup tugasnya.
a. Program Orientasi Umum (POU) diadakan selama 2 hari.
b. Program Orientasi Khusus diadakan di unit kerja masing-masing

5. KEGIATAN ORIENTASI
Program Orientasi Umum terdiri dari :
a. Pengenalan Struktur Organisasi Rumah Sakit
b. Pengenalan kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Pengenalan IPSG (International Patient Safety Goal)
d. Pengenalan PPI (Program Pengendalian Infeksi)
e. Pengenalan Hak dan Kewajiban karyawan
f. Pengenalan Service Excellent
g. Pengenalan Pelaporan Inciden dan Risk di dalam Q pulse
h. Pengenalan penggunaan Q pulse dan materi edukasi online (SHELL)
10
SHG.POG.1810.016/01
Untuk Orientasi Khusus di Unit Hemodialisis :
a. Struktur organisasi Unit Hemodialisis
b. Prosedur Sanitasi Unit Hemodialisis
c. Pengenalan ruangan dan lingkungan kerja hemodialysis
d. Pengenalan, pemakaian, pemeliharaan alat-alat dan pembuangan limbah yang
mengikuti kaidah PPI.

11
SHG.POG.1810.016/01
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

1. PERTEMUAN RUTIN / BERKALA


a. Operan shift / handover
b. Merupakan pertemuan antar perawat hemdolisa pada saat pergantian shift kerja di
unit hemodialisa.

2. PERTEMUAN BULANAN DI UNIT HEMODIALISA


Merupakan pertemuan rutin internal unit hemodialisis, yang membahas
tentang pelaporan kegiatan di unit hemodialisis dalam bulan sebelummya serta adanya
program-program peningkatan mutu yang dapat dilakukan di unit hemodialisis , baik
kepada paseian mauun kepada para perawat hemodialisis.

3. PERTEMUAN INSIDENTIL
Merupakan pertemuan yang tidak terjatwal yang diselenggarakan untuk
membahas permasalahan khusus dan insidentil sesuai dengan kondisi di lapangan,
Pertemuan dipimpin oleh kepala unit hemodialisis.

12
SHG.POG.1810.016/01
BAB XI
PELAPORAN

LAPORAN HARIAN
Setiap hari pada jam kerja, unit Hemodialisis pelaporan per shift sebagai berikut :

a. Pasien Penjamin Instansi


Petugas Hemodialisa melakukan pelaporan untuk pasien dengan penjamin bayar
instansi ke Kasir / Penata rekening Rawat Jalan dan meminta penyimpanan nomor
bayar beserta menyerahkan berkas – berkas pasien penjamin Perusahaan.
b. Laporan Pendapatan Harian
Petugas Hemodialisa melakukan pelaporan pendapatan harian setiap berakhirnya shift
ke Administrasi dengan menyertakan Bon Transaksi untuk pasien Inpatient sedangkan
untuk pasien Outpatient cukup melaporkan rekapitulasi pendapatan.

LAPORAN BULANAN

a. Setiap Bulan Petugas Hemodialisis melakukan pelaporan Indikator klinis angka


kunjunggan tindakan hemodialisis ke Komite Mutu.
b. Setiap Bulan Petugas Hemodialisis melakukan peloran Indonesian Renal Registry
(IRR)

LAPORAN TAHUNAN
Adapun yang dilaporkan setiap tahun yaitu :

a. Laporan rekapitulasi kunjungan tindakan Hemodialisis tiap bulan yang direkap satu
tahun sebagai berikut : Pemeriksaan lab (ureum, creatinin, darah rutin, Ronggen)
b. Laporan pendapatan Hemodialisa selama satu tahun
c. Laporan Kegiatan dan Kebutuhan di unit hemodalisa.
d. Laporan daftar inventaris alat kesehatan Hemodialisa.
e. Laporan alokasi pembelian item non stock dan non master.
f. Laporan pemakaian barang per bagaian
g. Laporan kegiatan per tahun.
h. Laporan Rencana Kerja untuk Tahun berikutnya

13
SHG.POG.1810.016/01
BAB XII
TABEL RANGKUMAN REVISI

No Edisi No. Edisi Rangkuman Revisi


Baru Lama

1 0

14
SHG.POG.1810.016/01
BAB XIII
PENUTUP

Dialisis menjadi sebah pelayanan yang penting dalam rangkan memberikan dukungan
pelayanan bagi pasien-pasien gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik yang
membutuhkan dialysis, oleh karena itu pelayanan hemodialisis yang memiliki nilai mutu
yang baik, maka dibutuhkan sebuah pedoman pengorganisasian yang baik agar menjadi
acuan kerja bagi pemberi layanan hemodialisis di rumah sakit. Diharapkan pedoman
pengorganisasian ini dapat memberikan acuan yang baik dan dapat memberikan pelayanan
yang baik untuk masyarakat yang membutuhkannya.

Pedoman Pengorganisasian Unit hemodialisis di rumah sakit Siloam Purwakarta


belum lah sempurna sehingga dibutuhkan masukkan untuk melengkapi dan
menyempurnakannya.

Terma kasih

15
SHG.POG.1810.016/01

Anda mungkin juga menyukai