Anda di halaman 1dari 51

MENGENAL LEBIH DEKAT

Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis


CAPD
Penyakit Ginjal Kronis

Gagal Ginjal Terminal

Dialisis
CAPD
Transplantasi (cuci melalui perut)
(cangkok ginjal)

Hemodialisis
(cuci darah)
Peritoneal Dialysis
DP adalah proses dialisis
di dalam rongga perut
yang bekerja sebagai
penampung cairan water
Ultrafiltration
dialisis dan peritoneum
sebagai membran
semipermiabel
Diffusion yang
berfungsi sebagai tempat
yang dilewati oleh cairan
tubuh dan solut termasuk
toksin uremik yang akan
dibuang
plasma dialysate
Cairan dialisis
mengalir ke dalam
kavum abdomen
melalui kateter yang
kecil, lembut ( soft
plastic tube ) yang
dimasukkan ke dalam
abdomen pada saat
operasi. Tempat dimana
kateter keluar-
masuk dari tubuh
disebut Exit Site.
Kateter akan
mudah
disembunyikan di
dalam pakaian.
Automated Peritoneal Dialysis

Tidal Peritoneal Dialysis


Peritoneal
Dialysis
Intermittent Peritoneal Dialysis

Continuous Ambulatory Peritoneal


Dialysis (CAPD)
Proses dialisis tidak berhenti, secara
berkesinambungan ‘membersihkan’
ontinuous darah, 24 jam se-hari, setiap hari

Bebas bergerak, tidak


mbulatory berhubungan dengan mesin

Menggunakan rongga peritoneum yang bekerja


eritoneal sebagai filter untuk mengeluarkan sisa metabolisme
dan cairan dari darah

Menyaring dan membuang cairan berlebih


ialysis serta ampas metabolisme tubuh.
PRINSIP DARI CAPD

 Cairan dialisis berada dan tinggal dalam kavum abdomen


sekitar 4-6 jam pada siang hari dan 8 -12 jam pada
malam hari, dilakukan 4 kali sehari

 Proses ini dilakukan secara terus-menerus untuk menca –


pai dialisis yang adekuat.

 Tidak memerlukan mesin. Pasien melakukan sendiri diali –


sisnya pada siang dan malam hari.
Anatomi dan fisiologi
peritoneum
• Membran peritoneum
merupakan lapisan tipis bersifat
semi permiable. Luas
permukaan ± 1.55 m2 yang akan
membungkus organ-organ

• Terdiri dari 2 bagian yaitu


peritoneum parietal dan
peritoneum viseral

• Rongga perut berisi ± 100ml


cairan berfungsi untuk lubrikasi
dari membran peritoneum
The Peritoneum
semi-permeable; rich blood supply 10
Peritoneal Anatomy
Principle Components
Visceral Peritoneum
Parietal Peritoneum
• Menutupi organ
dindingdan
perut
intestin
anterior dan posterior
• Halus
Lebih tebal
dan shiny
dan kusam
• 81%
19% PSA
Perit Surface Area (PSA)
• Mendapat
vaskularisasi
vaskularisasi
dari arteri dari
dan arteri
vena portal
dan vena dinding perut
Blood cell Toxic waste Water

A semi permeable membrane is used to filter the blood during dialysis.


The membrane has tiny holes that will let small particles (like waste
products and excess water through but keep large particles (like blood
12
cells) back.
Barriers transport peritoneal
Terdapat 3 barrier utama untuk transport peritoneal
terhadap solut dan cairan:
1. Mesothelium.
2. Jaringan interstitial.
3. Pembuluh darah (endothelium & membran basal)

peritoneum parietal lebih penting untuk


transport tsb dibanding viseral, hanya 25-30%
membran viseral yang kontak dengan cairan
peritoneal
Layers of the PD Membrane

Solute and water must cross these 5 barriers to move


from the blood into peritoneal cavity

1. Capillary endothelium
2. Endothelial cell basement
membrane
3. Interstitium
4. Base membrane of the
mesothelium
5. Mesothelium of the visceral
peritoneum
Newer Concept: Peritoneal Membrane
The three pore model
• 3 Pore
• Large pores:Model
20 – 40 nm
• Macro molecules: protein

• Small pores:
• Small solute: urea, creatinine, Na, K

• Ultra pores: <0,8 nm


• Water only (aquaporins) sieving by
the peritoneal membrane
Free water

•Ultra-small or transcellular pores (0.4-0.6 nm.)


• Exist in small numbers and constitute 1-2 % of all pores
•Transport water only (sieving) :aquaporin-1(water channel)
Michael F. FlessnerAm J Physiol Renal Physiol 288: F433–F442, 2005
Small solute
e.g. Na ,K , Cr

•Small pores (4.0-6.0 nm.)


• Exist in large numbers and constitute 95% of all pores
•transport small solutes and water: interendothelial cleft
Michael F. FlessnerAm J Physiol Renal Physiol 288: F433–F442, 2005
albumin

•Large pores (20-24 nm)


•Exist in small numbers and constitute < 3% of all pores
•Transport macromolecules and anatomically large clefts
between endothelial cells : convection
Michael F. FlessnerAm J Physiol Renal Physiol 288: F433–F442, 2005
The two aspects of peritoneal transport

1. Solute clearance.
• Diffusive.
• Convective.

2. Fluid removal
(ultrafiltration-osmosis)
Solute and Water Transport Mechanism in PD
Substance Mechanism
removed
Diffusion Solute (e.g. -Via mid-size pores
urea, -Most important
-From high concentration (blood) to low concentration
creatinine,
(dialysate)
potassium) -Proportional to the concentration gradient (Highest at
beginning, decrease during the dwell time)
-Best for clearance of small molecules
Convection Solute (e.g. -Movement in response to a positive transmembrane
pressure
protein,
- Less dependent on molecular size
sodium)

Ultrafiltratio Water -Movement from low osmotic concentration (blood) to high


osmotic concentration (dialysate), via aquaporin-1
nOsmosis
-The higher the concentration the more water is removed
-Highest at the beginning, ceases when osmolarity has
decreased to equal serum osmolarity (due to dextrose
absorption)
-Reabsorbtion of water occurs if dialysate is allowed to dwell
beyond the time past when osmotic equilibrium is reached
Substansi yang hilang dan
terabsorbsi melalui peritoneum
Masuk ke dalam Terabsorbsi ke dalam
dialisat sirkulasi
Small molecules (e.g. urea, Dextrose (if dextrose-containing
creatinine) PD solution)
Some electrolytes (notably
Calcium
potassium)

Protein (up to 5 – 10 g/d)

Amino acids, trace minerals,


hormones, drugs
Factors Affecting Efficiency of PD

• Time on dialysis
• Blood flow
• Peritoneal surface area
• Membrane permeability
• Peritoneal lymphatics
• Ultra filtration
• Transfer of fluid

Jeremy Levy et al, Oxford Handbook of Dialysis, 2003


Apparatus of PD

• Kateter PD

• Larutan PD

• Ultra clamp

• Mini cap

Sistem dasar dari CAPD. Bagian-bagiannya terdiri dari


Kateter PD, Transfer set, dan Y set double bag system
(Haris D, 2005)
ALAT-ALAT YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MELAKUKAN CAPD

TITANIUM ADAPTOR
TRANSFER SET
TENCKOFF KATETER

ULTRACLAMP
MINICAP

Larutan dialisis
Akses peritoneal dialisis

1. Akses PD : kateter peritoneal (kateter Tenckoff)


dan sistem koneksi
2. Tim akses PD : dokter dan perawat
3. Pemasangan kateter PD
• Dilakukan oleh dokter SpPD-KGH, SpB yang terlatih
• Tahapan pemasangan : pre-implantasi,implantasi,
pasca implantasi kateter
• Pemasangan kateter dilakukan di ruangan tindakan
prosedur dengan bius lokal, regional atau umum
• Teknik pemasangan : laparatomi minor, trocar dan
guide wire (blind), peritoneoskopik
Pemilihan cairan dialisat
• Cairan dialisat umumnya berbasis dekstrosa dengan
konsentrasi 1,5%, 2,5% dan 4,25%. Selain itu terdapat
cairan dialisat berbasis non-dekstrosa yaitu icodextrin dan
nutrineal.

• Cairan dialisat juga mengandung elektrolit termasuk NaCl,


kalsium, magnesium dan laktat sebagai prekursor
bikarbonat

• Pemilihan cairan dialisat bersifat individual tergantung


kondisi pasien
PD Solution
• PDF Conc. : 1.5 % , 2.5%, 4.25% Dextrose
• Electrolyte
– Na (132 mEq/L) / Mg (0.5) / Cl (96)
– NaCl 538 mg/dL Sodium-lactate 448 mg/dL CaCl
25.7mg/dL MgCl 5.08 mg/dL
– Lactate (40)
• pH : 5.2 (4-6.5)
• Osmole : 346
• New Solution : 7.5% Icodextrin
(Glucose Polymer)
PD Solution Formulations
Osmotic Osm, No. of Lactate, Bicarbonate, GDP
PD Solution pH
Agent mOsm/L Chambers mmol/L Mmol/L Content

Conventional

Dextrose based (various


manufacturers)
Glucose 345-484 5.5 1 35-40 0 High

Glucose sparing

Extraneal (Baxter) Icodextrin 282-286 5.5 1 40 0 Low


Amino
Nutrineal (Baxter) 365 6.5 1 40 0 Low
acids

Neutral pH, low GDP

Balance (FMC) Glucose 358-511 7.0 2 35 2.5 Low

BicaVera (FMC) Glucose 358-511 7.4 2 0 34 Low


Gambrosol Trio
Glucose 357-483 6.3 3 40 0 Low
(Gambro)
Physioneal (Baxter) Glucose 344-583 7.4 2 10 or 15 25 Medium
Change of UF Volume Over Dwell Time with
Dianeal 1.5 %, 2.5 %, 4.25 %
1200

1000

800

600
N e t U F (m L)

400

200

-200
1.5% dextrose
-400
2.5% dextrose
-600
4.25% dextrose
-800
0 2 4 6 8 10 12 14 16

Time (hrs)

Setelah dwell 4 jam ( 2 L larutan PD) rata-rata UF :


1.5% 200 ml
2.5% 200 - 400 ml
4.25% 600 ml – 800 ml
Nyaman bersama CAPD

CAPD untuk siapa?


• Bagi yang ingin hidup aktif (bekerja,
belajar, bepergian, olahraga)
• Lebih bebas dalam hal diet

Persyaratan calon pasien PD:


 Pasien mandiri atau ada yang membantu
 Tinggal di tempat yang bersih dan lingkungan yang
sehat
 Bersedia menjalani pelatihan intensif dan mematuhi
prosedur PD
Karakteristik Pasien CAPD Yang Ideal

• Motivasi kuat
• Kepatuhan Baik
• Independensi
• Gaya hidup aktif
• Penglihatan Baik
• Motorik halus cukup baik
• Dapat membaca
• Dukungan keluarga yang baik
Pasien mana yang cocok untuk CAPD ?

• Diindikasikan untuk : • Psikososial


• Diabetes Mellitus
• Penyakit kardiovaskuler
• gaya hidup aktif
• Angina • jadwal kehidupan
• Katup jantung buatan
• Aritmia
dapat bervariasi
• Penyakit kronis • takut akan jarum
• Anemia
• butuh diet yang
• HIV positif
• Kelainan perdarahan fleksibel
• Hepatitis
Kontraindikasi CAPD
 Absolut • Relatif
 Kesulitan teknik operasi • Obesitas tanpa residual renal
 Luka yang luas di dinding abdomen function
 Perlekatan yang luas dalam rongga
• Gangguan jiwa
peritoneum (akibat operasi daerah
abdomen, riwayat inflamasi sebelumnya)
• Gangguan penglihatan
 Tumor atau infeksi di dalam rongga • Hernia
abdomen (adneksitis) • Penyakit paru obtruktif kronik
 Riwayat ruptur divertikel, hernia berulang (PPOK)
yang tidak dapat dikoreksi • Inflamasi kronik saluran cerna
 Fistel antara peritoneum dengan rongga
pleura
 Tidak dapat melakukan PD secara
mandiri dan tidak ada yang membantu
KELEBIHAN
CAPD
KEUNTUNGAN
• Menggunakan peralatan yang
sederhana, sehingga dapat
dilakukan sendiri

• Dpt dilakukan dirumah


• Lebih fleksibel, karena CAPD tidak
harus dilakukan di rumah sakit, • Tidak tergantung org lain
sehingga memungkinkan pasien • Fleksibel
untuk melakukan kegiatan sehari-
hari • Diet tidak terlalu ketat
• Kunjungan ke RS reguler
• Pasien CAPD dapat menjalani diet • Tdk memerlukan jarum
dengan lebih longgar
• TD dapat terkontrol
• Tubuh tidak terlalu stress
KEKURANGAN
CAPD
KETIDAK
• Resiko infeksi ( infeksi exit site NYAMANAN
dan peritonitis) terjadi apabila
pasien tidak hati-hati dalam
mengganti cairan/kurang
menjaga sterilitas (kebersihan) • Sehari 3-4x pertukaran
alat • Kateter permanen
• Perubahan bentuk tubuh
• Dapat menyebabkan timbulnya
• Risiko infeksi
rasa jenuh, karena harus
melakukan hal yang sama tiap • BB berlebih
hari • Hiperglikemia
• Hiperlipidemia
Apa yang harus dikerjakan pada
CAPD ?

 Pertukaran cairan

 Perawatan rutin

 Pengawasan dan pencegahan


komplikasi
Proses Pertukaran Cairan

Sebuah pertukaran atau siklus


2. Fill 3. Dwell
1. Drain
Memasukkan cairan

Dialisat (cairan dialisis)


dialirkan ke dalam
rongga perut melalui
kateter yang telah
dipasang pada perut
Waktu tinggal (= Dwell Time)

Sesudah dimasukkan, cairan


dialisis dibiarkan di dalam rongga
perut untuk periode waktu
tertentu (antara 4-6 jam).

Selama periode tersebut,


dekstrosa (gula) yang terkandung
dalam cairan dialisis akan
menarik kelebihan air dan zat-zat
racun dari dalam darah menuju
ke dalam cairan dialisis melalui
selaput/membran peritoneum
(yang berfungsi sebagai
membran penyaring).
Mengeluarkan cairan

Cairan dialisis yang sudah


mengandung zat-zat racun
akan dikeluarkan dari
rongga perut dan diganti
dengan cairan dialisis yang
baru.

Proses pengeluaran cairan


dialisis ini berlangsung
sekitar 20 menit.
Proses Pertukaran Cairan
 CAPD sebaiknya dilakukan
dalam ruangan yang bersih
dan bebas debu, dengan
cahaya yg baik

- di rumah
- di tempat kerja
- dalam perjalanan
- tidak ada binatang
- tidak ada kipas angin
Proses Pertukaran Cairan

Cuci tangan
Pakai masker
Kebersihan diri dan lingkungan

Melatih hidup bersih!


Ukur – Catat - Buang
Pencegahan trauma
1. Pasien dijelaskan untuk
Tension & Tugging menghindari semua hal
ini yang membahayakan
Regangan & sentakan Garukan Iritasi oleh pakaian exit site.

2. Tidak tidur telungkup


atau miring menekan
Dirt
exit site terlalu lama
Berendam dalam air krusta
Debu

3. Jangan membersihkan
atau menggosok terlalu
Bedak
Krim/salep keras.
obat bebas alkohol
Follow up / Kunjungan ke RS
• Bulan pertama : 2 minggu sekali
• sebulan sekali

Bila ada masalah  segera hubungi dokter


atau perawat
Monitoring dan evaluasi pada program
PD
1. Clinical Assessment (klinis, laboratorium)
– Evaluasi ada tidaknya penyakit penyerta
– Pengelolaan anemia, target Hb 10-12 mg/dL
– Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa
– Pengelolaan tekanan darah, target : 130/80 mmHg
– Evaluasi gejala-gejala uremia
– Evaluasi keadaan exit site, tunnel dan fungsi kateter PD
– Evaluasi terhadap obat-obat yang dikonsumsi
Monitoring dan evaluasi pada program
PD
2. Clearance Assessment
– Klirens kreatinin mingguan, target >60 L/minggu pada high
atau high average atau >50 L/minggu pada low atau low
average
– Klirens urea mingguan (Kt/V mingguan), target >2/minggu
dengan nilai minimal 1,7/minggu
– Peritoneal Equilibrium Test (PET), target UF>1000mL/hari
3. Nutritional Assessment
– Riwayat asupan makanan (dietary recall)
– Protein catabolic rate (nPCR/nPNA) : target >1
g/kgBB/hari
Perbandingan CAPD dan Hemodialisis (HD)

CAPD HD
Hemat waktu (hanya 30 Perlu waktu jauh lebih lama
menit/kali) dan relatif lebih (sekitar 4-5 jam/kali) dan
ekonomis karena dapat biaya lebih mahal karena
dilakukan di rumah maupun tindakan harus dilakukan di
di tempat kerja. rumah sakit.
CAPD HD
Fungsi ginjal yang masih tersisa Fungsi ginjal yang tersisa cepat
dapat dipertahankan lebih lama. menurun.

Asupan cairan dan diet hanya Pembatasan asupan cairan dan


sedikit dibatasi diet lebih ketat

Kadar hemoglobin lebih tinggi  Kadar hemoglobin lebih rendah


kebutuhan akan eritropoietin  kebutuhan akan eritropoietin
lebih rendah lebih tinggi
Dialisis dilakukan setiap hari  Dialisis tidak dilakukan setiap hari
tubuh terasa lebih sehat dan sehingga timbul gejala-gejala
nyaman akibat tertimbunnya produk-
produk sisa dalam tubuh

lebih bebas  dapat bekerja Terikat dengan waktu untuk


melakukan aktivitas seperti biasa melakukan HD di Rumah Sakit
(2 -3 kali seminggu).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai