Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


4.1.1 Pembuatan Larutan KMnO4 0,8 N
Tabel 4.1 Data Hasil Pembuatan Larutan KMnO4 0,8 N
Massa KmnO4 BM KMnO4 Volume H2O Normalitas KMnO4
(g) (g/mol) (ml) (N)
5,056 158 200 0,8

4.1.2 Standarisasi Larutan KMnO4 0,8 N


Tabel 4.2 Data Hasil Standarisasi Larutan KMnO4 0,8 N

Volume Volume Volume Normalitas KMnO4


Run H2C2O4 H2SO4 KMnO4 Nt Np % Ralat
(ml) (ml) (ml) (N) (N)
1 10 10 12,5 0,8 0,8
2 10 10 14,5 0,8 0,69
3 10 10 13,9 0,8 0,719
Rata-
10 10 13,63 0,8 0,733 8,3
rata

4.1.3 Perhitungan Kadar Besi (Fe)


Tabel 4.3 Data Hasil Penentuan Kadar Fe
Normalitas
Volume Volume Volume Volume %
Fe (N)
Run Sampel H2SO4 H3PO485% KMnO4
Nt Np Ralat
(ml) (ml) (ml) (ml)
(N) (N)
1 10 10 2 5,5 0,75 0.40
2 10 10 2 7,8 0,75 0,57
3 10 10 2 6,4 0,75 0,47
Rata- 10 10 2 6,56 0,75 0,48 36
rata

4.2. Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Standarisasi KMnO4 0,8N
V1 x N1 = V2 x N2
N1 x 13,63 = 1 x 10
N1 = 10/13,63
N1 = 0,733 N

% Ralat= x 100%

= x 100%

= 8,3%

4.2.2 Perhitungan Kadar Fe


V1 x N1 = V2 x N2
0,8 x 6,56 = N2 x 10
N2 = 0,524N

% Ralat= x 100%
=
x 100
= 30,1%

4.2.3 Penentuan Kadar Fe


M =Nxe
0,48 x 2 = 0,96
M x Mr x VFeSO 4
W FeSO4= 1000

0,96 x 278 x 10
= 1000

= 2,668 gram
BM
BE Fe = e
55,8
= 2 = 27,9
V x M KMnO 4
W Fe2+ = V FeSO 4.7 H 2 O

13,63 x 3,665 x 27,9


= 10

= 139,4 mg = 0,1394 gram


W Fe
Persen Kadar = W FeSO 4

0,1394
= 2,668 x 100%

= 5,2%
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang titrasi
permanganometri. Langkah awal dalam percobaan ini adalah melakukan standarisasi
larutan KMnO4, lalu menentukan kadar FeSO4.

Pada saat menentukan konsentrasi KMnO4, digunakan asam oksalat sebagai


zat baku primer. Asam oksalat dikatakan sebagai zat baku primer karena asam
oksalat merupakan zat yang stabil, memiliki Mr yang tinggi, dan memiliki criteria
lainnya sebagai standar primer.

Kalium permanganat merupakan oksidator yang sangat kuat dan dapat


dipakai tanpa penambahan indikator karena mampu bertindak sebagai indikator.
Permanganat dengan asam oksalat dan asam sulfat menghasilkan gas
karbondioksida. Reaksinya lambat pada suhu kamar tetapi berlangsung dengan cepat
apabila suhu dinaikkan menjadi 60oC. oleh karena itu, dilakukan pemanasan terlebih
dahulu sebelum dititrasi.

Ion mangan(II) mengkatalis reaksi ini. Jadi, reaksi ini merupakan reaksi
otokatalik. Apabila ion mangan(II) telah terbentuk, reaksi menjadi semakin cepat.
Pada titrasi permanganometri ini, tidak perlu menambahkan indicator untuk
mengetahui titik akhir titrasi karena KMnO4 berfungsi sebagai autoindicator. Titik
akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi merah rosa.

Pada saat titrasi dilakukan, sebaiknya digunakan buret maupun gelas


penyimpan larutan KMnO4 yang gelap ataupun ditutup dengan alumunium foil agar
larutan tersebut tidak bereaksi dan terurai oleh cahaya. Karena titrasi berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, dan adanya bagian buret yang tidak tertutup oleh
alumunium foil, maka larutan KMnO4 terkena cahaya dan terurai. Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+
Reaksinya:
MnO4- + 3Mn2+ 2H2O 5MnO2 + 4H+ (Sa,dullah, 2008)
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
Reaksinya:
H2C2O + O2 H2O2 + 2CO2 (Hamdani dkk, 2012)

Penentuan kadar Fe dalam FeSO4 dilakukan dengan pembuatan larutan terlebih


dahulu. Larutan FeSO4 yang ditambah H2SO4 dipanaskan untuk menghilangkan
kadar zat lain yang terkandung didalam larutan tersebut sehingga tidak mengganggu
reaksi yang terjadi.

Selanjutnya dilakukan titrasi dengan KMnO4 hingga mencapai volume tertentu


yang ditandai oleh prubahan warna menjadi merah rosa. Setelah perhitungan titrasi
didapatkan molaritas dari KMnO4 sebesar 3,665 M dan FeSO4 0,96 M sedangkan
massa FeSO4 yang diperoleh sebesar 2,668 gram dan kadarnya sebesar 5,2%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum yang dilakukan adalah:
1. Permanganometri adalah metode titrasi dengan menggunakan larutan
KmnO4 sebagai auto-indikator sehingga dalam percobaan
permanganometri ini tidak memerlukan indikator yang lain.
2. Titrasi permanganometri berlangsung dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi
terhadap permanganat dalam larutan encer.
3. Titrasi permanganometri harus dilakukan di tempat yang gelap.
4. Volume rata-rata KMnO4 dalam proses standarisasi adalah 13,63 ml,
dimana konsentrasi praktek yang diperoleh adalah 0,8462 N sementara
konsentrasi teori KMnO4sebesar 0,8 N sehingga % ralatnya adalah 0,3%.
5. Volume rata-rata KMnO4 dalam proses penentuan kadar Fe adalah
6,56 ml, dimana konsentrasi praktek Fe yang diperoleh adalah 0,512N
sementara diketahui konsentrasi teori Fe sebesar 0,75 N sehingga %
ralatnya adalah 30,1%.

5.2 Saran
Adapun saran yang perlu dipperhatikan pada percobaan Penentuan Kadar Fe
dengan Cara Permanganometri adalah:
1. Wadah tempat menyimpan larutan KMnO4 sebaiknya ditutup
seluruhnya dengan alumunium foil seluruhnya untuk menghindari
terjadinya kontaminasi KMnO4 dengan cahaya
2. Praktikan seharusnya menutup wadah larutan KMnO4 pada saat
pemanasan agar larutan cepat mendidih dan tidak menguap
3. Sebaiknya diadakan variasi larutan yang mengandung Fe agar lebih
variatif
4. Sebaiknya pada saat menimbang sampel yang berbentuk padatan lebih
teliti
5. Sebaiknya pada saat menitrasi praktikan menggunakan buret yang
memiliki keterangan volume yang lebih terang karena pada saat
larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam buret, buret akan berwarna
gelap dan akan mengganggu pada saat melihat volume KMnO4 yang
telah terpakai pada saat titrasi

Anda mungkin juga menyukai