Cash Flow Shenanigan no 1: Shifiting Financial Cash Flows to the Operating Section
Dalam trik ini, perusahaan bisa memanipulasi laporan arus kas dengan mentransfer cash
inflow yang diinginkan ke dalam operating activities dan cash outflow yang tidak
diinginkan ke dalam investing and financing activities. Teknik pertama yaitu dengan
mencatat Bogus CFFO dari pinjaman bank umum. Sebagaimana kita tahu bahwa arus
kas pada operating activities menjadi indikator utama dalam menilai performa dan
kekuatan perusahaan, perusahaan selalu mencari cara untuk memperbagus itu. Caranya
dengan meminjam short-term loan dari bank umum, dimana inventory ditahan sebagai
jaminan. Seharusnya pemasukan ini dicatat sebagai pinjaman, tetapi triknya, perusahaan
mencatatnya sebagai penjualan. Dan perusahaan terkadang tidak meng-offset pengeluaran
dari pinjaman ini, atau cash outflow dimasukkan ke dalam financing activities untuk
mendanai bunga pinjaman atau dividen. Jika auditor menemukan adanya pendapatan
bogus, maka disitulah juga terdapat arus kas operasi bogus. Teknik kedua adalah dengan
menjual piutang sebelum jatuh tempo. Biasanya cara ini dilakukan kepada bank ketika
perusahaan membutuhkan dana. Seharusnya, arus kas masuk dicatat sebagai aktivitas
pendanaan. Namun, perusahaan biasanya memasukannya ke dalam aktivitas operasi,
karena kas yang diterima dianggap merepresentasikan pembayaran dari penjualan di
masa lampau. Karenanya, hal ini merupakan unsustainable CFFO growth. Investor harus
teliti terhadap bagaimana CFFO tumbuh, bukan berapa. Cara yang ketiga adalah dengan
menjual piutang fiktif. Nantinya, piutang ini akan menjadi piutang yang tidak bisa
dibayar (karena tidak ada konsumennya)