Anda di halaman 1dari 3

Auditing Scandals

Terdapat beberapa contoh dari skandal akuntansi besar yang memberikan


kerugian besar kepada shareholders dan debitur. Yang pertama adalah kasus Bank of
Credit and Commerce International (BCCI), ketika PwC telah mengungkapkan adanya
kecurangan sebesar ratusan juta dollar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, sehingga
dikeluarkannya opini unqualified. Tragisnya, BCCI memberikan kredit sebesar USD 1,48
miliar kepada pemegang sahamnya. Sebagai regulator, Bank of England masih
mempercayai BCCI untuk menjalani operasinya. Sampai pada tahun 1991, PwC
memberikan laporan audit bahwa BCCI memiliki hutang yang sangat besar, akuisisi
ilegal di US, dan menyebabkan kerugian yang sangat besar dari aktivitas treasury dan
manipulasi akun-akun. Karenanya, PwC digugat atas kelalaian likuidator BCCI sebesar
$95 juta, padahal PwC telah memberikan warning sign pada laporannya. Tetapi, industri
yang diregulasi dengan ketat seperti perbankan, asuransi, dan real estate memang
memiliki risiko tinggi terhadap adanya skandal akuntansi.
Selain itu juga terdapat skandal Parmalat sebagai industri terbesar kedelapan di
Italia. Bank of America melihat bahwa adanya deposit (aset) dari Parmalat sekita 4 triliun
Euro yang ditanamkan di Bank Cayman Islands adalah fiktif. Hal ini dilakukan untuk
menutupi hutang Parmalat yang dalam waktu yang sama meningkatkan jumlah profit.
Tetapi, kecurangan ini tidak diidentifikasi oleh auditor. Kasus ini mengilustrasikan
masalah yang ada pada struktur tata kelola perusahaan yang lemah, struktur perusahaan
yang kompleks, pemakaian laporan keuangan, dan didorong oleh chief executive nya
sendiri.
Selain itu juga terdapat kasus Satyam Computer di India, dimana founder
sekaligus chairmannya terbukti menaikkan jumlah profit sebesar 94%, sebesar $1milyar
yang fiktif. Selain itu perusahaan juga membuat invoice palsu, sehingga turnover
rationya semakin baik. Tetapi, PwC tidak menemukan kecurangan ini. Karenanya,
PCAOB sebagai regulator melarang dua senior associate PwC untuk menjadi associate
dari kantor akuntan publik.

Consideration of Law and Regulation


Standar yang mengatur fraud adalah ISA 250. Hukum dan regulasi berkaitan erat dengan
laporan keuangan, sedangkan auditor harus mengumpulkan bukti audit secara memadai
dan berkualitas. Dalam ISA 250 telah diatur bahwa proses audit dirancang untuk
mengumpulkan bukti audit yang cukup mengenai kepatuhan terhadap hukum yang
ditetapkan yang diakui memiliki efek langsung pada penentuan dari jumlah yang material
serta pengungkapan atas laporan keuangan. Beberapa audit prosedur yang lebih spesifik
adalah mengerti hukum dan regulasi yang berkaitan dengan entitas dan industri dalam
menentukan kepatuhan perusahaan, menginspeksi korespondensi dengan regulasi, diskusi
dengan manajemen apakah mereka sadar atas adanya ketidakpatuhan dengan hukum dan
regulasi, dan memperoleh konfirmasi tertulis dari direktur mengenai apa yang
diungkapkan semuanya patuh terhadap hukum dan regulasi. Ketika auditor sadar akan
adanya informasi yang mengindikasikan adanya ketidakpatuhan, auditor harus tahu sifat
dari kejadian tersebut serta efek potensial yang akan terjadi. Auditor juga harus
mengkomunkasikan dengan manajer jika terlihat ada sesuatu yang mencurigakan. Auditor
harus memberikan opini modified jika terdapat efek yang material dalam ketidakpatuhan
manajemen, tetapi belum tercermin secara memadai di laporan keuangan. Dan ketika
auditor tidak setuju dengan perlakuan akuntansi manajemen atau pengungkapan dalam
laporan keuangan karena adanya ketidakpatuhan terhadap regulasi, maka auditor harus
memberikan opini adverse. Tetapi, jika terdapat keterbatasan dalam menentukan lingkup
kerja atas entitas, dan auditor tidak bisa menentukan apakah terjadi ketidakpatuhan, maka
opini yang diberikan adalah disclaimer.

Introduction to Going Concern


Dalam hal keberlangsungan hidup perusahaan, ini adalah tanggung jawab auditor untuk
menentukan apakah entitas memiliki kelangsungan hidup yang lama dan prosedur yang
mereka gunakan bisa menentukan jika perusahaan memliki keberlangsungan hidup yang
pendek. Informasi dalam laporan keuangan seringkali relevan jika disiapkan dalam
hipotesis bahwa entitas akan terus beroperasi untuk menentukan masa depan yang dapat
diprediksi. Jika entitas tidak memliki keberlangsungan hidup, maka aset perusahaan harus
divaluasi dengan basis yang berbeda dari mendepresiasi historical cost atau direvaluasi
mengasumsikan kelangsungan dari bisnis tersebut.

Earnings Manipulation Shenanigan No 6: Shifting Current Income to A Later Period


Dalam bab ini dijelaskan cara-cara bagaimana perusahaan mengesankan investor dengan
smooth growth dan pertumbuhan pendapatan yang dapat diprediksi menggunakan akrual
basis. Tekniknya adalah dengan menggeser pendapatan sekarang ke periode selanjutnya,
yang dispesifikan menjadi 4 cara. Yang pertama membuat reserve dalam bentuk
deferred revenue (yang padahal sudah dibayar sepenuhnya) dan diakui ketika perusahaan
sedang mengalami kerugian, atau growth-nya sedang rendah. Sehingga, yang diakui
sekarang hanya sebagian dari revenuenya, sebagian lagi ditabung untuk menutupi
kerugian di masa depan agar terlihat memiliki pertumbuhan yang konstan. Dengan
adanya income smoothing, pendapatan hari ini digeser menjadi pendapatan di masa
depan. Yang kedua adalah perlakuan derivatives yang dicurangi untuk income
smoothing. Perlakuan akuntansi dari derivative berbeda, karena fluktuasinya dapat
menentukan pendapatan. Perusahaan bisa salah mengklasifikasikan hedges sebagai
efektif yang tidak memengaruhi pendapatan, yang seharusnya inefektif (memengaruhi
pendapatan) karena value dari hedges bergejolak dan relatif menurun. Sehingga untuk
menyelamatkan pendapatannya, perusahaan kategorikan efektif. Yang ketiga adalah
membuat reserve dalam konjungsi dengan akuisisi dan diakui sebagai income di
masa depan. Triknya adalah ketika terdapat merger, perusahaan induk menahan
pendapatan sampai mergernya ditutup. Yang keemmpat adalah mencatat penjualan
sekarang di masa depan. Hal ini biasanya dilakukan di akhir tahun, untuk mendapatkan
bonus yang tinggi.

Cash Flow Shenanigan no 1: Shifiting Financial Cash Flows to the Operating Section
Dalam trik ini, perusahaan bisa memanipulasi laporan arus kas dengan mentransfer cash
inflow yang diinginkan ke dalam operating activities dan cash outflow yang tidak
diinginkan ke dalam investing and financing activities. Teknik pertama yaitu dengan
mencatat Bogus CFFO dari pinjaman bank umum. Sebagaimana kita tahu bahwa arus
kas pada operating activities menjadi indikator utama dalam menilai performa dan
kekuatan perusahaan, perusahaan selalu mencari cara untuk memperbagus itu. Caranya
dengan meminjam short-term loan dari bank umum, dimana inventory ditahan sebagai
jaminan. Seharusnya pemasukan ini dicatat sebagai pinjaman, tetapi triknya, perusahaan
mencatatnya sebagai penjualan. Dan perusahaan terkadang tidak meng-offset pengeluaran
dari pinjaman ini, atau cash outflow dimasukkan ke dalam financing activities untuk
mendanai bunga pinjaman atau dividen. Jika auditor menemukan adanya pendapatan
bogus, maka disitulah juga terdapat arus kas operasi bogus. Teknik kedua adalah dengan
menjual piutang sebelum jatuh tempo. Biasanya cara ini dilakukan kepada bank ketika
perusahaan membutuhkan dana. Seharusnya, arus kas masuk dicatat sebagai aktivitas
pendanaan. Namun, perusahaan biasanya memasukannya ke dalam aktivitas operasi,
karena kas yang diterima dianggap merepresentasikan pembayaran dari penjualan di
masa lampau. Karenanya, hal ini merupakan unsustainable CFFO growth. Investor harus
teliti terhadap bagaimana CFFO tumbuh, bukan berapa. Cara yang ketiga adalah dengan
menjual piutang fiktif. Nantinya, piutang ini akan menjadi piutang yang tidak bisa
dibayar (karena tidak ada konsumennya)

Anda mungkin juga menyukai