*) Departemen DKKD PSIK FK Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
**) RS Elisabeth, Jl. Kawi No. 1 Semarang
***) Departemen DKKD PSIK FK Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
Email : diena_mitha@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penerapan budaya keselamatan pasien oleh perawat yang mencerminkan perilaku kinerja dipengaruhi motivasi
dan kepemimpinan, salah satunya kepemimpinan kepala ruang. Kepemimpinan kepala ruang yang efektif akan
mempengaruhi upaya menggerakkan perawat dalam lingkup wewenangnya untuk menerapkan budaya
keselamatan pasien. Perawat dengan motivasi baik akan menerapkan budaya keselamatan pasien dengan baik.
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap
penerapan budaya keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di RS Pemerintah di Semarang. Jenis penelitian
kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan cross sectional pada 105 responden menggunakan kuesioner.
Analisis data dengan Product moment, regresi sederhana, regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah ada
pengaruh motivasi perawat terhadap penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 10,3%, ada pengaruh gaya
kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan budaya keselamatan pasien sebesar 36,8%. Ada pengaruh secara
bersama-sama antara motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap penerapan budaya
keselamatan pasien sebesar 39,2%. Terdapat pengaruh antara motivasi perawat dan gaya kepemimpinan kepala
ruang terhadap penerapan budaya keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di RS Pemerintah di Semarang.
Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan 139
Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah
Di Semarang
Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus Santoso
adalah kepemimpinan kepala ruang. Upaya kepemimpinan kepala ruang dan penerapan
kepala ruang dalam melaksanakan budaya keselamatan pasien. Analisis bivariat
kepemimpinan yang efektif di ruangannya menggunakan analisis regresi linier sederhana
mempengaruhi penerapan budaya keselamatan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pasien. Kepala ruang akan dapat (hubungan) antara dua variabel sedangkan
mempengaruhi strategi dan upaya untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh
menggerakkan perawat dalam lingkup antarvariabel tersebut digunakan analisis
wewenangnya untuk bersama-sama korelasi Product Moment karena data
menerapkan budaya keselamatan pasien.13 berdistribusi normal.
Upaya untuk menjadi pemimpin yang paling Analisis multivariat pada penelitian ini
efektif yaitu perlunya menyesuaikan gaya-gaya menggunakan analisis regresi linier berganda
kepemimpinannya terhadap situasi.14 Gaya untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang atau lebih variabel independen terhadap satu
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan variabel dependen. Etika penelitian yang
organisasi dengan tujuan individu, untuk dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
mencapai suatu tujuan.15 mendapatkan ethical clearance dari Komisi
Penerapan budaya keselamatan pasien Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas
oleh perawat mencerminkan perilaku kinerja Kedokteran Universitas Diponegoro.
perawat dan dipengaruhi oleh motivasi
perawat, dengan motivasi yang baik HASIL PENELITIAN
diharapkan perawat dapat menerapkan budaya Karakteristik responden dapat dilihat pada
keselamatan pasien yang baik.16 Tabel 1 dan Tabel 2.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh motivasi perawat dan Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap menurut usia dan masa kerja di RS Pemerintah
penerapan budaya keselamatan pasien oleh di Semarang, Juni 2013 (n=105)
perawat pelaksana di RS Pemerintah di No Karakteristik Mean Minimum-
Semarang. Maksimum
1 Usia 32,52 23-56
METODE PENELITIAN 2 Masa kerja 8,5342 0,25-35,00
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif non eksperimental dengan Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik
pendekatan cross sectional. Sampel sejumlah responden menurut jenis kelamin, keikutsertaan
105 responden melalui purposive sampling pelatihan dan usia di RS Pemerintah di
dengan kriteria inklusi perawat pelaksana dan Semarang, Juni 2013 (n=105)
No Karakteristik Frekuensi Persentase
pendidikan DIII Keperawatan. Penelitian
dilakukan di RS Pemerintah di Semarang pada 1. Jenis kelamin
tanggal 15 sampai dengan 29 Juni 2013. Alat a. Laki-laki 43 41
pengumpul data yang digunakan yaitu b. Perempuan 62 59
kuesioner, terdiri dari karakteristik responden, Total 105 100
motivasi perawat, gaya kepemimpinan kepala 2. Keikutsertaan
ruang dan penerapan budaya keselamatan pelatihan
pasien. keselamatan pasien 50 47,6
Hasil uji normalitas menunjukkan nilai a. Pernah 55 52,4
asymp sig 0,068 untuk variabel motivasi, b. Tidak pernah
asymp sig 0,808 untuk variabel gaya Total 105 100
kepemimpinan kepala ruang dan asymp sig 3 Usia
a. 20-40 tahun 90 85,7
0,397 untuk variabel penerapan budaya
b. 40-65 tahun 15 24,3
keselamatan pasien. Hal ini menunjukkan Total 105 100
bahwa data berdistribusi normal dan
pengkategorian data menggunakan mean
Hasil distribusi frekuensi motivasi
sebagai cut of point. perawat, gaya kepemimpinan kepala ruang dan
Analisis univariat dalam penelitian ini penerapan budaya keselamatan pasien dapat
untuk mendeskripsikan karakteristik
dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.
responden, motivasi perawat, gaya
1. Efektif 57 54,3
2. Kurang efektif 48 45,7
Total 105 100
Tabel 6 Pengaruh motivasi perawat terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di RS Pemerintah di
Semarang, Juni 2013 (n=105)
Variabel Variabel r p value A b1 R2
Independen Dependen
Motivasi perawat Penerapan budaya keselamatan pasien 0,321 0,001 60,932 0,499 0,103
Tabel 7 Pengaruh gaya kepemimpinan Karu terhadap penerapan budaya keselamatan pasien di RS
Pemerintah di Semarang, Juni 2013 (n=105)
Var. Independen Var. r p value A b2 R2
Dependen
Gaya kepemimpinan kepala ruang Penerapan budaya 0,607 0,0001 58,902 0,545 0,368
keselamatan pasien
Setiap melakukan analisis regresi linier adalah variabel motivasi perawat dan gaya
berganda harus memenuhi asumsi atau kepemimpinan kepala ruang dengan p value
persyaratan yang ditetapkan meliputi asumsi kurang dari 0,25. Variabel-variabel tersebut
eksistensi, independensi, linieritas, selanjutnya dianalisis dengan analisis regresi
homoscesdasity, normalitas dan linier berganda. Persamaan regresi linear
multikolinearitas. Hasil uji asumsi regresi berganda yang diperoleh yaitu :
linier secara keseluruhan berdasarkan sejumlah Y = 45,654 + 0,249 X1 + 0,503 X2,
uji asumsi yang telah dilakukan dapat dengan :
disimpulkan bahwa model regresi memenuhi Y : penerapan budaya keselamatan pasien,
syarat asumsi untuk dilakukan analisis regresi X1 : motivasi perawat,
linier berganda. X2 : gaya kepemimpinan kepala ruang.
Variabel yang masuk dalam model Nilai koefisien determinasi (R2)
multivariat adalah variabel yang hasil analisis menunjukkan niai 0,392 artinya bahwa
bivariatnya mempunyai p value kurang dari persentase pengaruh variabel motivasi perawat
0,25. Hasil seleksi bivariat didapatkan bahwa dan gaya kepemimpinan kepala ruang terhadap
variabel yang masuk dalam model multivariat penerapan budaya keselamatan pasien sebesar
Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan 141
Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah
Di Semarang
Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus Santoso
39,2%. Nilai Beta yang paling besar Senioritas dan produktivitas pekerjaan
ditunjukkan dari variabel gaya kepemimpinan berkaitan secara positif, semakin lama bekerja
kepala ruang yaitu sebesar 0,561. Hal ini semakin terampil dan berpengalaman dalam
berarti bahwa variabel yang paling besar melaksanakan pekerjaannya.18 Pengalaman dan
pengaruhnya terhadap penerapan budaya kesempatan pekerjaan akan dapat
keselamatan pasien adalah variabel gaya meningkatkan konsep individu, pemecahan
kepemimpinan kepala ruang. masalah dan keterampilan motorik.17
Nilai F hitung sebesar 32,859 yang berarti Masa kerja yang bervariasi akan
bahwa F hitung lebih dari F tabel (3,085), maka mempengaruhi ketrampilan dan pengalaman
dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti perawat dalam pekerjaaannya yaitu
terdapat pengaruh secara bersama-sama antara memberikan pelayanan yang aman pada
motivasi perawat dan gaya kepemimpinan pasien. Pengalaman berbeda dari tiap perawat
kepala ruang terhadap penerapan budaya akan menyebabkan kemampuan yang berbeda
keselamatan pasien. dalam pemecahan masalah terkait insiden
keselamatan pasien maupun kinerja pelayanan
PEMBAHASAN yang memperhatikan keselamatan pasien.
Sebagian besar responden dalam tahap Pelatihan merupakan proses
usia dewasa muda yaitu 20 sampai dengan 40 pembelajaran yang melibatkan perolehan
tahun yang merupakan perkembangan puncak keahlian, konsep atau sikap untuk
dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kinerja.21 Banyaknya responden
keterampilan yang dimiliki serta kebiasaan yang belum mendapat pelatihan akan
berfikir rasionalnya akan meningkat.17,18 menyebabkan responden kurang mendapat
Kondisi ini akan mempengaruhi perawat dalam keahlian maupun konsep yang akan berdampak
mengaplikasikan ilmu pengetahuan, pada kinerja dalam memberikan pelayanan
ketrampilan dan kreativitas yang dimiliki yang aman pada pasien.
termasuk dalam menerapkan budaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keselamatan pasien. sebagian besar responden yaitu sejumlah 57
Usia menentukan perilaku dan responden (53%) mempunyai motivasi rendah.
kemampuan seseorang untuk bekerja, termasuk Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
bagaimana merespons stimulus yang diberikan perawat antara lain keinginan adanya
individu.19 Usia responden yang bervariasi ini peningkatan, rasa percaya bahwa gaji yang
dapat menimbulkan respon berbeda tiap dimiliki sudah mencukupi, memiliki
individu terhadap perilaku kepemimpinan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan
kepala ruang sehingga menimbulkan persepsi nilai-nilai yang diperlukan. Faktor lainnya
gaya kepemimpinan kepala ruang yang juga yaitu adanya umpan balik, adanya kesempatan
berbeda. untuk mencoba pendekatan baru dalam
Hasil penelitian sebelumnya tahun 2008 melakukan pekerjaan, adanya instrumen
menyatakan bahwa dari segi disiplin kaum kinerja untuk promosi, kerja sama dan
perempuan lebih sering mangkir dengan alasan peningkatan penghasilan.15
rumah tangga.20 Peran, tugas, tanggung jawab Banyaknya responden yang mempunyai
antara laki-laki dan perempuan di lingkungan motivasi rendah dapat dijelaskan dari
keluarga berbeda begitu pula secara fisik. sedikitnya perawat yang kebutuhan mencapai
Kodratnya perempuan lebih sering tidak masuk prestasinya tinggi. Hal ini ditunjukkan dari
kerja dibandingkan laki-laki misalnya karena hasil distribusi pada pasien. Kebutuhan untuk
hamil atau melahirkan, tetapi karyawan wanita mencapai prestasi merupakan kunci dalam
cenderung lebih rajin, disiplin dan sabar.19 motivasi dan kepuasan kerja karena akan
Lebih dominannya jumlah perempuan ini mendorong untuk mengembangkan kreativitas
dapat mempengaruhi perilaku kinerja perawat dan mengarahkan kemampuan demi mencapai
termasuk dalam menerapkan budaya prestasi kerja optimal.21 Prestasi kerja tersebut
keselamatan pasien karena tanggung jawab juga termasuk dalam mencapai penerapan
perempuan di lingkungan keluarga yaitu budaya keselamatan pasien yang baik.
sebagai ibu yang harus meninggalkan anaknya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
di rumah karena bekerja. sebagian besar reponden yaitu sejumlah 57
responden (54,3%) mempunyai persepsi bahwa
gaya kepemimpinan kepala ruang efektif.
Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan 143
Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah
Di Semarang
Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus Santoso
pada kesalahan individu, dan terus melakukan terhadap penerapan budaya keselamatan pasien
perbaikan sistem.30 oleh perawat pelaksana di RS Pemerintah di
Hasil penelitian ini menunjukkan Semarang. Penelitian selanjutnya diharapkan
pengaruh yang kuat (r sebesar 0,607) dan dapat meneliti lebih lanjut tentang penerapan
berpola positif. Hal ini berarti semakin efektif budaya keselamatan pasien di beberapa rumah
gaya kepemimpinan kepala ruangnya maka sakit dan faktor-faktor lain yang
semakin baik penerapan budaya keselamatan mempengaruhi.
pasiennya. Pemimpin yang efektif dalam
menerapkan gaya kepemimpinan tertentu perlu DAFTAR PUSTAKA
menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan 1. Departemen Kesehatan R.I. Panduan
karakteristik bawahan dan situasi, serta nasional keselamatan pasien rumah sakit
memadukan beberapa gaya kepemimpinan (patient safety). 2006.
tergantung situasi dan kondisi yang 2. McFadden, K., Stephanie C., Charles R..
dihadapi.22,23 The patient safety chain: transformational
Persentase pengaruh variabel gaya leaderships effect on patient safety
kepemimpinan kepala ruang terhadap culture, initiatives, and outcomes. USA:
penerapan budaya keselamatan pasien pada Journal of operation management. Vol.
penelitian ini adalah sebesar 36,8%. 27. 390-404. 2009
Keberhasilan pelaksanaan inovasi klinis tidak 3. Institute of medicine. To err is human :
hanya membutuhkan dukungan kepemimpinan building a safer health system.
yang efektif, tetapi juga membutuhkan Washington DC : National academy press.
dukungan organisasi dan alat implementasi.30 26-48. 2000.
Penerapan budaya keselamatan pasien yang 4. Rachmawati, E. Model pengukuran
baik juga berlaku untuk inovasi klinis karena budaya keselamtan pasien di RS
perubahan dari budaya menyalahkan menjadi Muhammadiyah Aisyah tahun 2011.
budaya keselamatan pasien merupakan upaya 2011. Diakses tanggal 28 September
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Hal 2012.http://lemlit. uhamka.ac.id
ini didukung aspek pengembangan teknologi, /index.php?pilih=
tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang news&mod=yes&aksi=lihat&id=103&jud
mendukung keselamatan dan proses pelayanan ul=keselamatan-pasien-di-rs-
yang dibangun sebagai sistem pertahanan/ muhammadiyah.html.
barier.23 5. The health foundation inspiring
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat improvement. Evidence scan: does
pengaruh secara bersama-sama antara motivasi improving safety culture affect patient
perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang outcomes?. 2011. Diakses tanggal 28
terhadap penerapan budaya keselamatan September
pasien. Persentase pengaruh variabel motivasi 2012.http://www.health.org.uk/public/cms
perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang /75/76/313/3078/Does%20improving%20
terhadap penerapan budaya keselamatan pasien safety%20culture%20affect%20outcomes.
sebesar 39,2%. Penerapan budaya keselamatan pdf?realName=fsu8Va.pdf.
pasien terutama berfokus pada prosedur 6. Bowie, P. Leadership and implementing a
manajemen sumber daya manusia dan perilaku safety culture. Practice nurse:40.(10):32-
kinerja dalam keselamatan pasien yang 35.2010.
berhubungan dengan pengawasan, kedisiplinan 7. National Patient Safety Agency (NPSA).
individu dan kepemimpinan yang efektif.31 Hal Seven step to patient safety: the full
ini menunjukkan untuk membangun budaya reference guide. London: National patient
keselamatan yang kuat perlu didukung safety agency. 2004.
kepemimpinan yang kuat, motivasi dan 8. Carthey, J., Clarke, J. Implementing
kedisiplinan individu dalam kinerja human factor in healthcare: how to guide.
keselamatan pasien serta sistem manajemen London: Patient safety first. 2010.
sumber daya manusia. 9. Surijah, A. Pentingnya safety culture di
rumah sakit upaya meminimalkan adverse
SIMPULAN events. 2008. Diakses tanggal 27 Oktober
Terdapat pengaruh antara motivasi 2012. http://management-
perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruang
Pengaruh Motivasi Perawat Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Penerapan 145
Budaya Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana Pada Rumah Sakit Pemerintah
Di Semarang
Dhinamita Nivalinda, M.C. Inge Hartini, Agus Santoso