Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Kata
pengantar................................................................................................................
.........................i

Daftar
isi.............................................................................................................................
.....................1

BAB 1 .................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 2
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat..................................................................................................... 3
1.5 Keselamatan Kerja.................................................................................... 4
BAB 2..................................................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori.......................................................................................... 5
2.1.1 Kayu.................................................................................................... 5
2.1.2 Bagian-Bagian Kayu............................................................................ 5
2.1.3 Konstruksi Kayu.................................................................................. 5
BAB 3................................................................................................................... 11
3.1 Latihan dasar mengetam dan menggergaji............................................11
3.1.1 INTRUKSI UMUM................................................................................ 11
3.1.2 ALAT DAN BAHAN.............................................................................. 11
3.1.3 KESELAMATAN KERJA........................................................................11
3.1.4 LANGKAH KERJA................................................................................ 12
3.2 SAMBUNGAN BIBIR MIRING TERKAIT.......................................................14
3.2.1 INSTRUKSI UMUM.............................................................................. 14
3.2.2 PERALATAN DAN BAHAN-BAHAN.......................................................14
3.2.3 KESELAMATAN KERJA........................................................................15
3.2.4 LANGKAH KERJA:............................................................................... 15
3.3 PRAKTEK KERJA MEJA............................................................................... 18
3.3.1 INSTRUKTUR UMUM :.........................................................................18
3.3.2 ALAT DAN BAHAN :............................................................................18
3.3.3 LANGKAH-LANGKAH KERJA :.............................................................19
BAB 4................................................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 22
4.2 saran....................................................................................................... 22
4.3 Lampiran................................................................................................. 23
4.4 Daftar pustaka........................................................................................ 24

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kayu merupakan komponen penting dalam pembuatan suatu struktur bangunan. Telah
terbukti bahwa hampir setiap pembangunan menggunakan kayu. Kayu diperlukan dalam
bentuk yang beraneka ragam dan ukuran yang berbeda serta terbatas yaitu memiliki panjang
maksimal 4 m sehingga sangatlah mustahil kayu itu dibuat dalam keadaan pasif, tentulah kita
harus membuat sambungan-sambungan untuk mendapatkan bentuk yang kita inginkan.

Kerja kayu merupakan salah satu workshop Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
khususnya pada semester 1. Pada praktek kerja kayu telah diajarkan menggunakan alat-alat
kerja manual sampai alat kerja berupa mesin kayu. Pembuatan benda kerjanya memiliki skala
yang lebih kecil. Dalam workshop akan diperkenalkan berbagai macam alat pertukangan
manual dan mesin, cara pemakaian yang sesuai dengan fungsi masing-masing alat, cara
penyetelan alat serta cara penajaman atau pengasahan alat sehingga dapat dipergunakan
dengan baik dan dapat menghasilkan benda kerja yang diharapkan.

Pada workshop kerja kayu diberikan pengajaran tentang hal-hal dasar seperti cara
menggergaji kayu yang baik arah melintang serat kayu maupun arah sejajar serat kayu,
potongan mambentuk sudut arak melintang serat kayu, cara mengetam kayu dengan hasil
rata, datar, lurus dan siku. Praktek lainnya adalah cara membuat lubang pada kayu dengan
menggunakan pahat dan bor, serta penyetelan benda kerja yang akan dibuat. Setelah
mengenal tentang dasar menggergaji, mengetam serta melubangi pada workshop ini juga
diperkenalkan macam-macam sambungan yang sering digunakan pada pekerjaan kayu baik
untuk sambungan balok atau sambungan untuk papan kearah melebar.
Peran workshop kerja kayu ini sangat penting. Karena workshop ini bertujuan agar
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil semester 1 yang masih awam akan mengenal konstruksi
utamanya pada konstruksi kayu dapat memahami dan terampil dalam konstruksi kayu.

2
1.2 Perumusan Masalah
Pada praktek bengkel sipil semester I ini, pekerjaan yang dilakukan meliputi :
Praktek dasar mengetam secara manual
Praktek dasar menggergaji
Membuat sambungan miring bibir berkait
Membuat kerangka dasar kuda-kuda
Membuat meja dari bahan multiplek
Melakukan kegiatan finishing pada kayu

Dari hal diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :


1.2.1 Bagaimana cara mengetam agar memdapatkan hasil yang rata dan siku ?
1.2.2 Bagimana cara menggergaji yang benar?
1.2.3 Bagaimana cara membuat sambungan miring bibir berkait ?
1.2.4 Bagaimana cara mengoperasikan dan menggunakan mesin-menin kayu ?
1.2.5 Bagaimana cara membuat lubang pada kayu menggunakan pahat atau
bor ?
1.2.6 Bagaimana cara membuat kerangka dasar kuda-kuda ?
1.2.7 Bagaimana cara membuat meja dan melakukan finishing yang benar ?
1.3 Tujuan
Tujuan workshop kerja kayu
1.3.1 Untuk mengenalkan alat-alat dan perkakas pada kerja kayu.
1.3.2 Untuk dapat mengolah bahan seefisien mungkin.
1.3.3 Untuk dapat merencanakan pengerjaan job dengan baik.
1.3.4 Untuk mengenalkan cara pemakaian alat pada kerja kayu.
1.3.5 Untuk mengenalkan cara mengetam dan menggergaji dengan baik dan
benar.
1.3.6 Untuk dapat membuat suatu produk konstruksi sambungan.
1.3.7 Untuk dapat membuat suatu produk konstruksi meuble.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat dan perkakas dalam kerja kayu
1.4.2 Mahasiswa dapat memahami dengan baik tahapan pekerjaan kayu
1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui pekerjaan dasar dalam kerja kayu
1.4.4 Mahasiswa dapat menerapkan keselamatan kerja dalam kerja kayu

3
1.5 Keselamatan Kerja.
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan keselamatan kerja secara umum
untuk peralatan kerja kayu adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bekerja sesuai dengan petunjuk atau langkah-langkah kerja yang terdapat
pada job sheet atau lembar kerja.
1.5.2 Berkonsentrasi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
1.5.3 Memeriksa setiap peralatan, apakah setiap bagian-bagiannya terpasang
dengan baik dan benar.
1.5.4 Memeriksa setiap ketajaman alat-alat yang akan dipakai.
1.5.5 Mengeluarkan peralatan yang diperlukan saja dari kotak alat.
1.5.6 Meletakkan peralatan yang tidak dipakai kedalam mundam.
1.5.7 Pada saat meninggalkan tempat kerja atau istirahat masukkan semua
peralatan kedalam mundam.
1.5.8 Pergunakan peralatan sesuai dengan fungsi dari masing-masing peralatan.
1.5.9 Selalu menggunakan perlengkapan kerja yang disarankan.
1.5.10 Meminta petunjuk atau bimbingan instruktur kerja kayu, apabila ragu
dengan cara menggunakan peralatan.

4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kayu
Kayu adalah batang atau cabang ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami
lignifikasi atau pengerasan.

2.1.2 Bagian-Bagian Kayu


1. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi
sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat
basah dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian
lain.
3. Kambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam
membentuk kayu baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke
bagian-bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah
tua dan kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada
dari sejak permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.
2.1.3 Konstruksi Kayu
Kerja Kayu adalah suatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan yang
menggunakan bahan kayu.

2.1.3.1 Macam-Macam Pekerjaan Kayu:


a. Konstruksi Meuble/Furniture.
Merupakan suatu pekerjaan yang membuat perabotan rumah tangga atau
perkantoran. Contoh: meja, kursi, lemari.
b. Konstruksi Bangunan.
Merupakan suatu pekerjaan kayu pada suatu pekerjaan konstruksi baik itu dalam
suatu bagian atau pekerjaan keseluruhan dari suatu konstruksi.
Contoh: kuda-kuda kayu, tangga kayu, kusen pintu dan jendela.

c. Konstruksi Acuan dan Perancah.

5
Merupakan konstruksi yang bersifat sementara dimana digunakan pada saat
pengecoran beton sampai beton tersebut mengeras dan bisa dibuka atau dilepas
cetakannya.

2.1.3.2 Tahapan-Tahapan Pekerjaan Kayu


a. Perencanaan.
Dalam tahapan perencanaan berbagai pertimbangan akan diambil mulai dari
bentuk atau design dari konstruksi, bahan yang dipakai, jenis bahan, jenis
sambungan, alat-alat sambung yang dipakai (lem, baut, pasak/paku), cara
pengerjaan yang paling efisien dan ekonomis, peralatan yang digunakan sampai
berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
b. Analisa.
Perencanaan yang sudah dilakukan pada tahap awal, sebelum dilaksanakan
pengerjaannya perlu dilakukan analisa terhadap apa yang sudah menjadi
ketentuan perencanaan agar tidak akan terjadi kendala selama proses pengolahan.
c. Pengolahan.
Proses pengolahan/pengerjaan dapat dilakukan setelah tahap analisa. Teknis
pengerjaan dilakukan sesuai dengan teknik yang ditentukan dalam proses
perencanaan. Bahan yang dibutuhkan serta peralatan harus disiapkan sesuai
dengan kebutuhan bahan dan peralatan yang diperlukan. Jika pada proses
pengerjaan tidak sesuai dengan perencanaan maka dapat dilakukan perubahan
yang masih dapat diterima dan tidak mengubah hadil akhir pengerjaan.
d. Finishing.
Merupakan pekerjaan penentu dalam hal penampilan suatu produk pada suatu
kegiatan produksi. Pada proses finishing dilakukan proses sentuhan akhir untuk
kesempurnaan suatu pekerjaan. Sentuhan akhir dapat berupa perbaikan kecil pada
suatu konstruksi yang telah dirakit menjadi suatu kesatuan. Finishing juga dapat
dilakukan dengan member suatu lapisan pada permukaan kayu yang dapat
memberi nilai tambah pada barang produksi tersebut.

2.1.3.3 Perhitungan Bahan


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan kebutuhan bahan
suatu pekerjaan konstruksi kayu, yaitu:
a. Mempelajari gambar kerja dengan baik serta gambar detail jika ada.
b. Hitung bagian konstruksi dengan menyertakan panjang sambungan yang
diperlukan.
c. Kumpulkan bagian konstruksi yang bisa didapat dari satu panjang bahan yang
tersedia dengan memperhatikan sisa kayu yang terbuang seminimal mungkin.

6
d. Setelah jumlah bahan didapat baik itu berupa balok, papan usuk, papan, atau
papan olahan maka disusun secara rinci menurut jenis bahan dan jumlah yang
diperlukan secara keseluruhan.

2.1.3.4 Prinsip Kerja Kayu Yang Baik:


a. Menjaga keselamatan kerja diri sendiri atau orang lain yang berada pada areal
atau daerah dimana kita sedang bekerja.
b. Dapat menggunakan peralatan atau perkakas kayu sesuai dengan fungsi dari
masing-masing peralatan.
c. Pekerjaan yang dihasilkan dapat memberikan hasil yang siku, lurus, datar, dan
halus untuk setiap permukaan.
d. Penggunaan dan penempatan berbagai jenis sambungan pada konstruksi harus
benar, sehingga dapat memberikan kekuatan dari konstruksi tersebut.
e. Pembuatan sambungan pada kayu harus benar-benar rapat antar satu kayu
dengan kayu yang lainnya pada konstruksi sambungan tersebut.

2.1.3.5 Perkakas dan Peralatan Kerja Kayu:


a. Bangku Kerja.
Merupakan tempat untuk melakukan aktivitas pekerjaan kerja kayu.
b. Mundam.
Merupakan bagian dari bangku kerja yang kedudukannya lebuh rendah dari
meja kerja dan letaknya disisi samping dari meja kerja. Fungsinya untuk
meletakkan atau menyimpan peralatan atau perkakas kerja kayu yang tidak sedang
dipakai. Tujuannya untuk menghindari jatuhnya perlatan yang tidak dipakai yang
dapat mengakibatkan kerusakan peralatan dan mencederai pekerja.
c. Meja Kerja.
Merupakan tempat pada bangku kerja dimana nantinya kita akan melakukan
perkerjaan. Meja kerja dibuat datar dan pada bagian tertentu dibuat lubang
berbentuk segiempat untuk menempatkan pasak kayu yang berguna untuk
menahan kayu yang sedang kerjakan.

d. Klem.
Merupakan alat yang digunakan untuk menjepit kayu atau benda kerja. Tebuat
dari baja atau kayu yang dipasang atau diletakkan disisi kiri sebelah mundam
sehingga tidak mengganggu pekerja pada sisi meja kerja.
e. Alat Pengukur dan Pemberi Tanda.
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan menandai benda kerja
susai dengan ukuran yang diinginkan. Biasanya terbuat dari kayu, besi, atau baja
gulung.

7
Macam-macam Alat Pengukur dan Pemberi Tanda:
1. Pensil.
2. Perusut.
3. Siku dan Siku Putar.
4. Kraspen.
5. Mistar.
6. Roll meter.
f. Alat Pemotong.
Merupakan alat yang digunakan untuk memotong kayu baik memotong arah
melintang atau sejajar dengan serat kayu. Terbuat dari plat baja tipis yang
dipasang pada pegangan dari kayu atau besi.
Macam-macam Gergaji:
1. Gergaji Potong.
Digunakan untuk menggergaji kayu dengan kedudukan tegak lurus terhadap
serat kayu. Tipe mata gergajinya adalah dengan gigi tegak dan antara gigi tang
satu dengan yang lainnya dikuak berselang seling untuk menghindari terjepitnya
gergaji pada celah kayu.
2. Gergaji Belah.
Digunakan untuk menggergaji kayu yang arah potongannya sejajar dengan
arah serat kayu. Jenis mata gergajinya adalah jenis gigi condong atau miring.
Giginya dibuat atau dikuak berselang seling antar satu gigi dengan gigi lainnya
dan di tajamkan tegak lurus dengan bidang daunnya.
3. Gergaji Punggung.
Digunakan untuk menggergaji dengan ketelitian ke semua arah tanpa
memperhatikan arah serat dari kayu.

4. Gergaji Bajang.
Digunakan untuk menggergaji pekerjaan yang sangat halus dengan ketelitian
yang tinggi. Jumlah gigi tiap inchinya adalah antara 12-14 buah.
g. Ketam.
Merupakan perkakas yang digunakan untuk menghaluskan dan meratakan
permukaan kayu.
Macam-macam Ketam:
1. Ketam Kayu.
2. Ketam Besi / Baja.
3. Ketam Sponeng.
4. Ketam Kupu-Kupu.
5. Ketam Blok.
h. Alat Pelubang atau Pahat.
Alat pelubang terbuat dari baja lunak yang pada bagian ujungnya diberi
lapisan baja setebal kurang lebih 1 mm.
Macam-macam Alat Pelubang:
1. Pahat Pelubang.

8
Pahat yang mempunyai ukuran mata pahat yang lebih besar dari dan
biasanya lubang yang dibuat sesuai dengan ukuran mata pahat /lebih besar dari
mata pahat.
2. Pahat Kuku.
Pahat yang mata pahatnya berbentuk kuku fungsinya adalah untuk membuat
lubang berbentuk buat/elips dan biasanya digunakan oleh tukang ukir kayu.
i. Alat Penggerek / Bor.
Merupakan alat yang digunakan untuk melubangi kayu dengan bentuk
lingkaran. Mata bor yang digunakan untuk bor manual tidak sama dengan mata
bor machinal. Pada bor manual pada ujung mata bor terdapat ulir pada center dan
pada sisi luar terdapat tonjolan yang menyerupai pisau berjumlah 2 buah. Fungsi
ulir adalah membantu mata bor tetap pada pusat lubang dan memberi keringan
pada pekerja dalam memutar tangkai bor. Sedangkan tonjolan yang mempunyai
pisau digunakan untuk memotong sisi lingkaran kayu, sehingga lubang yang
dihasilkan menjadi halus.
Macam-macam Bor:
1. Bor Erwin.
Merupakan mata bor yang sering digunakan / mata bor standar untuk bor
tangan manual.
2. Bor Engkol.
Mata bor ini mempunyai tpi potong tunggal, oleh sebab itu mata bor ini tidak
boleh digunakan untuk pengeboran yang di syartakan ketelitiannya mengenai
penempatan lubangnya.
3. Bor Senter.
Mata bor ini mempunyai pucuk senter pada bagian ujungnya tapi tidak berulir.
Bagian luarnya mempunyai taji yang tajam akan memotong serat kayu pada
keliling lingkaran lubangnya.
4. Bor Senter Sekrup.
Mata bor ini hampir sama dengan bor senter, hanya pada bagian pucuknya
terdapat ulir atau sekrup. Adanya sekrup pada ujung mata bor memberikan
keuntungan pada saat melakukan pengeboran.
5. Bor Uncek.
Bor ini tidak memerlukan tangkai pemutar dalam penggunaannya.
Kegunaannya untuk membuat awal untuk pemasangan baut ulir, sehingga baut ulir
dapat masuk dengan mudah kedalam kayu. Mata bornya pendek dan tidak terdapat
tonjolan pada sisi mata bor.
6. Bor Sayap.
Pada sisi mata bor terdapat bilah yang menyerupai sayap. Kegunaannya adalah
untuk membuat lubang pada kayu yang mempunyai diameter besar.
j. Alat Bantu.

9
1. Palu Besi.
2. Palu Kayu.
3. Palu Karet.
4. Palu Cakar.
5. Tempat Peralatan.
6. Tang.
7. Kakaktua.
8. Obeng Plus dan Minus.
9. Sikat Baja.
10. Kikir

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Latihan dasar mengetam dan menggergaji


3.1.1 INTRUKSI UMUM
Dalam pekerjaan ini dimaksudkan untuk melatih Mahasiswa dalam pekerjaan mengetam
dan menggergaji dengan bahan sebatang kayu usuk 5/7 cm. Kayu tersebut diketam lurus, rata,
halus dan siku dengan ukuran semaksimal mungkin. Sebelum melakukan pekerjaan
periksalah ukuran kayu serta ketajaman peralatan yang akan digunakan. Pergunakanlah
peralatan sesuai dengan fungsinya untuk mendapatkan benda kerja yang sesuai dengan
ketentuan.

3.1.2 ALAT DAN BAHAN


Peralatan, Perkakas Dan Bahan-Bahan:
1. Ketam pendek kasar dan halus.
2. Gergaji tangan, pemotong dan pembelah.
3. Gergaji punggung.
4. Palu besi.
5. Siku dan siku verstek.
6. Rol meter.
7. Pensil/kraspen.
8. Perusut.
9. Kayu usuk ukuran 5/7 cm.

3.1.3 KESELAMATAN KERJA


1. Mengeluarkan peralatan/perkakas yang akan digunakan dan simpan kembali peralatan
yang tidak dipakai ke dalam mundram
2. Memeriksa kembali ketajaaman peralatan
3. Mempelajari gambar kerja atau worksheet dan mengikuti langkah-langkah pengerjaan
dengan teratur
4. Meminta saran instruktur jika mengalami hambatan atau permasalahan dalam
pengerjaan atau menggunakan alat

10
3.1.4 LANGKAH KERJA
1. Memilih salah satu bagian permukaan kayu yang paling lebar sebagai pedoman awal
dalam pengetaman dan ditetapkan sebagai muka 1.
2. Mengetam permukaan kayu sampai hasilnya rata, lurus, dan halus, lakukan
pengetaman searah serat kayu.

3. Kemudian melakukan pengetaman pada sisi tebal yang ditetapkan sebagai muka
sampai permukaannya rata, halus, lurus, dan siku terhadap sisi 1 serta dilakukan
searah dengan serat kayu.
4. Kemudian menggunakan perusut untuk menandai kayu agar mendapat ukuran 4x6
cm, ketam kembali hingga ukuran kayu sesuai.
5. Setelah kayu selesai diketam mulailah melukis permukaan kayu.

10 cm 1,5 6,5 6,5 2,2 2,2 10


cm cm cm cm cm cm

1
cm

Tampak Atas

11
1,5 10 cm
1,5 2,2 10 2,2
cm
cm cm cm cm
10 1
cm cm

2
cm
Tampak Samping

6. Jika telah selesai melukis kayu dengan pensil tukang, jepit kayu usuk di klem/penjepit
yang menempel pada meja kerja

7. Keratkan klem hingga kayu usuk tidak bergeser lagi


8. Mulailah menggergaji pada bagian ujung sedikit demi sedikit menggunakan gergaji
potong

9. Khusus untuk garis mering gunakan siku putar untuk mencari sudut 45 0, gergaji
bagian atasnya kemudian secara bertahap miringkan gergaji sampai batas garis lukis

12
10. Lakukan berurutan hingga semua bagian yang ditandai digergaji sesuai dengan bagian
yang dilukis, dengan memotong menggunakan gergaji potong atau belah.

3.2 SAMBUNGAN BIBIR MIRING TERKAIT


3.2.1 INSTRUKSI UMUM
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok atau gelagar menerus yang tertumpu pada
3 (tiga) perletakan atau lebih akan disambung, dimana batang tersebut bekerja atau menerima
momen lentur. Sambungan ini akan dibuat atau diletakkan pada jarak 1/6 L dari tumpuan,
karena pada jarak tersebut momen lentur sama dengan 0 (nol) untuk beban terbagi merata.
Panjang sambungan dibuat (2.5 ~ 3.0) h dimana (h) adalah tinggi balok. Sambungan ini
diperkuat dengan menggunakan alat sambung baut. Pemakaian sambungan ini sering kita
jumpai pada penyambungan balok bubungan, balok gording, balok lantai dan lain-lainnya.

3.2.2 PERALATAN DAN BAHAN-BAHAN


1. Gergaji potong, belah dan punggung
2. Ketam
3. Pensil/kraspen
4. Siku
5. Rol meter
6. Perusut
7. Palu kayu dan palu besi
8. Pahat pukul dan tusuk
9. Bor engkol/bor tangan
10. Pekerjaan ini diambil sebagai bahan latihan dengan menggunakan kayu usuk 5/7 cm
dengan panjang 50 cm.

3.2.3 KESELAMATAN KERJA


1. Mengeluarkan peralatan yang akan dipakai saja
2. Mempelajari dan memahami gambar kerja serta melakukan langkah-langkah kerja
dengan teratur dan terurut
3. Selalu berkonsentrasi pada pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Meminta saran atau petunjuk pada dosen ataau teknisi jika ada langkah kerja yang
belum mengerti agar terhindar dari kesalahan kerja yang berakibat merugikan diri
sendiri.
3.2.4 LANGKAH KERJA:
1. Dimulai dengan mengetam permukaan kayu hingga lurus, rata, halus, dan siku

13
2. Kemudian lakukan pembagian kayu yang sudah diketam menjadi dua dengan
menggunakan gergaji mesin agar rata.
3. Setelah kayu terbagi menjadi dua beri tanda kayu satu dengan A dan kayu dua dengan
B
4. Kemudian lukislah permukaan kayu dengan pensil tukang

5. Setelah kayu dilukis mulailah gergaji garis-garis yang telah dilukis


6. Gergaji sampai selesai
7. Kemudian gunakan pahat dan palu kayu untuk menyelesaikan permukaan kayu yang
akan dibuat cekungan
8. Setelah kedua kayu selesai digergaji dan dipahat satukan terlebih dulu dan disetel agar
sambungan menjadi kuat dan kokoh serta tidak ada celah
9. Lubangi kedua kayu dengan mesin bor, lubang ini akan digunakan untuk merekatkan
baut
10. Satukan kembali kayu, kemudian gunakan baut sebagai pengait kedua kayu tersebut.

2.2 SAMBUNGAN BALOK TARIK DENGAN TIANG KUDA-KUDA DAN BALOK


SOKONG
2.2.1 INSTRUKSI UMUM
Sambungan ini digunakan jika pada suatu balok atau gelagar menerus yang tertumpu pada
3 (tiga) perletakan atau lebih akan disambung, dimana batang tersebut bekerja atau menerima
momen lentur. Sambungan ini akan dibuat atau diletakkan pada jarak 1/6 L dari tumpuan,
karena pada jarak tersebut momen lentur sama dengan 0 (nol) untuk beban terbagi merata.

14
Panjang sambungan dibuat (2.5 ~ 3.0) h dimana (h) adalah tinggi balok. Sambungan ini
diperkuat dengan menggunakan alat sambung baut. Pemakaian sambungan ini sering kita
jumpai pada penyambungan balok bubungan, balok gording, balok lantai dan lain-lainnya.
2.2.2 PERALATAN DAN BAHAN-BAHAN
1. Gergaji potong, belah dan punggung.
2. Ketam.
3. Pensil/kraspen.
4. Siku.
5. Rol meter.
6. Perusut.
7. Palu kayu dan palu besi.
8. Pahat pukul dan tusuk.
9. Bor engkol/bor tangan.
Pekerjaan ini diambil sebagai bahan latihan dengan menggunakan kayu usuk 5/7 cm dengan
panjang 50 cm.

2.2.3 KESELAMATAN KERJA


1. Keluarkan peralatan seperlunya atau yang akan dipakai saja.
2. Simpan peralatanyang tidak dipergunakan didalam mundam.
3. Pelajari gambar kerja serta lakukan pekerjaan dengan langkah-langkah yang teratur.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dikerjakan.
5. Mintalah saran/petunjuk Instruktur jika menemui masalah dalam hal mengerjakan
atau mengenai perkakas yang sedang dipakai.
2.2.4 LANGKAH-LANGKAH KERJA
1. Ketam permukaan kayu keempat sisi hingga lurus, rata, halus dan siku seperti
langkah kerja latihan mengetam dan menggergaji.

2. Bagi kayu yang sudah diketam menjadi 2 (dua) bagaian sama panjang dan beri tanda
A dan B.
3. Melukis permukaan kayu.
Tentukan panjang sambungan yang akan dibuat sesuai dengan gambar kerja.
Bagi tinggi kayu menjadi 5 (lima) bagian sama besar.
Buat garis miring sesuai gambar.
Beri tanda silang pada kayu/bagian kayu yang akan dibuang.
4. Memotong pada bagian-bagian batas sambungan untuk melepas kayu yang akan
dibuang.
5. Lepaskan kayu yang akan dibuang pada potongan A dengan menggunakan pahat
sampai setengah garis lukis.
6. Setelah potongan A selesai dikerjakan, malkan potongan A pada kayu potongan B.

15
7. Lakukan langkah kerja 4 dan 5 pada kayu potongan B yang telah digambar dari mal
kayu potongan A.
8. Sambungkan potongan A dan potongan B, lakukan perbaikan-perbaikan supaya
mendapatkan sambungan yang baik dan rapat.
9. Periksakan kepada Instruktur tentang hasil pekerjaan tersebut.

16
3.3 PRAKTEK KERJA MEJA
3.3.1 INSTRUKTUR UMUM :
Meja tersusun dari multipleks yang sudah di potong menggunakan mesin gergaji dan
dirakit serta diperkuat dengan lem kayu dan paku. Setelah tegak berdiri menjadi sebuah meja
harus diperhalus dan diperindah dengan menggunakan amplas dan cat kayu.
Tuntutan hasil finishing yang harus dipenuhi antara lain :
1. Tahan terhadap alkohol, air dan asam.
2. Tahan terhadap goresan.
3. Tahan sinar
4. Tahan panas.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk finishing yang baik :
1. Telitilah warna, serat kayu/finir yang harus diperhatikan.
2. Jika kita memfinishing suatu benda kerja yang traansfaran warna kayu berbeda,
misalnnya kayu gubal hendaknya harus disamakan dahulu.
3. Perubahan warna kayu yang sering disebabkan oleh panas, sinar, air, dan sebagainya, hal
ini terjadi pada jenis kayu yang banyak mengandung zat warna, untuk mengatasi hal
tersebut biasanya dilakukan penutupan dengan bahan dasar
4. Pada akhir tahapan dinamakan top coating yaitu melamin lack, bahan ini menghasilkan
permukaan kayu yang mengkilap, keras namun fleksibel dan tidak mudah pecah / retak
pada perubahan cuaca / temperatur, tahan terhadap goresan, tahan terhadap udara
lembab, tahan terhadap air dan tahan terhadap bahan kimia seperti garam, logam,
alkohol, asam sitrat dan lain lain.

3.3.2 ALAT DAN BAHAN :

1. Mesin potong multipleks


2. Palu besi dan paku
3. Mal
4. Lem kayu
5. Mesin amplas
6. Kertas amplas
7. Kelontong cat kosong
8. Kuas
9. Spatula dempul
10. Alat semprot (spray gun)
11. Dempul kayu (wood filler)
12. Thinner A dan thinner B
13. Cat minyak dan cat kilap

3.3.3 LANGKAH-LANGKAH KERJA :

1. Potonglah multipleks dengan ukuran yang telah ditentukan oleh instruktur menggunakan
mesin potong multipleks

17
2. Rakitlah potongan multipleks sesuai dengan gambar kerja
3. Rekatkan dengan menggunakan lem kayu dan diperkuat lagi menggunakan paku

4. Apabila sudah terlihat atau selesai membentuk sebuah meja amplas kasar multipleks
5. Setelah itu amplas meja agar permukaannya halus

6. Ratakan dempul (wood filler) yang sudah dicampur dengan thinner B pada meja untuk
menutup pori pori kayu, cacat kayu atau celah celah sambungan kayu dengan
menggunakan spatula dempul

7. Lalu ulangi mengamplas pada meja yang sudah dilapisi wood filler menggunakan mesin
amplas agar diperoleh permukaan yang rata dan halus.
8. Lakukan pengecatan pada meja untuk pemberian warna(wood stain) dengan
menggunakan kuas sampai warnanya merata.

18
9. Setelah kering lakukan pengamplasan halus menggunakan mesin amplas
10. Lakukan pelapisan dengan menggunakan sanding sealer bertujuan untuk menutupi pori
pori kayu sehingga membentuk suatu dasar yang padat, keras dan halus
11. Setelah sanding sealer mengering dapat diamplas menggunakan lembaran amplas,
pengamplasan dilakukan satu arah atau sejajar serat kayu

12. Lapisi permukaan meja dengan menggunakan melamin lack (top coating) menggunakan
spray gun, tekanan udara dari kompresor berkisar antara ( 3 ~ 3.5 ) kg/cm2. Dan jarak
nosel spray gun terhadap permukaan kayu berisar antara ( 15 ~ 20 ) cm.denan campuran 1

19
kaleng melamin ditambangkah 1 kaleng thiner A seukuran kaleng melamin dan juga
ditambahkan 1 botol bahan pengeras

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan selesainya laporan kerja kayu I ini penulis dapat menyimpulkan bahwa
praktek kerja kayu penting di pelajari dan diketahui bagi mahasiswa, karena menambah
wawasan serta menambah pengalaman bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun kelapangan
proyek ataupun yang ingin berwirausaha.

Pekerjaan kayu sangat penting dalam proses pembangunan, dimana pekerjaan kayu
merupakan pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan kayu atau pekerjaan yang
menggunakan kayu. Kerja kayu dapat menunjang/memperlancar proses pembangunan di
proyek ataupun untuk menunjang isi dari bangunan tersebut berupa kontruksi
mebel/furniture, lemari, kursi, meja, perancah dll, dari hal ini bahan kayu juga meningkatkan
estetika dari bangunan tersebut..

4.2 saran
a. Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b. Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c. Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
d. Mohon disedialan alat perlindungan telinga (ear plug) karena dalam kegiatan
praktek kerja kayu ini selalu berkaitan dengan mesin yang mengeluarkan bunyi
yang tingkat desibelnya tinggi.

20
e. Menyediakan peralatan yang cukup seperti perusut,siku dll agar menghemat
waktu dan juga mahasiswa tidak perlu lagi menunggu giliran untuk
menggunakan alat tersebut.

4.3 Lampiran

21
4.4 Daftar pustaka

HANDOUT KERJA KAYU 1

http://darmayamade.blogspot.co.id/2012/01/laporan-kayu.html

http://civilarifhs.blogspot.co.id/2016/03/contoh-laporan-praktek-kerja-kayu-i.html

http://misterirham.blogspot.co.id/2015/04/jobsheet-praktek-kerja-kayu.html

http://jhon.blogs.uny.ac.id/2015/09/17/laporan-kayu/

https://www.scribd.com/doc/172466473/Laporan-Praktek-Kayu-1-Politeknik-
Negeri-Malang

22

Anda mungkin juga menyukai