Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR WILLIAMS

A. DEFINISI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas


ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive di
ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak
yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan
pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms
merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada
anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang


tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
(Kamus Kedokteran Dorland)

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang


paling sering dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan
neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai
massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor
sering ditemukan saat orang tua memandikan atau
mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan
pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat.
(Basuki,2011)

B. ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga


melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berhubungan dengan
kelainan bawaan tertentu, seperti :

WAGR syndrome :

- Genitourinary malformation
- Retardasi mental
- Aniridia bayi lahir tanpa iris

Deny-Drash Syndrome

1
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum
umur 3 tahun dan sangat langka. Didapati perkembangan
genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada
dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain
Tumor Wilms.

Beckwith- Wiedemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi


dari bayi normal, lidah yang besar, pembesaran organ
organ.

Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik


blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang
normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli
dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi
pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus
disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari
orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek
yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga
ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau


anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms.
Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan
yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10%
kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.

C. KLASIFIKASI
1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :

T : Tumor primer

T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) <


80 cm

T2 : Unilateral permukaan > 80 cm

T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan

T4 : Bilateral

N : Metastasis limfa

2
No : Tidak ditemukan metastasis

N1 : Ada metastasis limfa

M : Metastasis jauh

Mo : Tidak ditemukan

M+ : Ada metastasis jauh

2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima


stadium tumor Wilms, yaitu :

Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal


tanpa menembus kapsul. Tumor ini dapat direseksi
dengan lengkap.

Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke


dalam jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu
jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan
kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di
reseksi dengan lengkap.

Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen


(perkontinuitatum), misalnya ke hepar, peritoneum,
dll.

Stadium IV : Tumor menyebar secara hematogen ke rongga


abdomen, paru-paru, otak, tulang.

D. PATOFISIOLOGI

Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal


yang mula-mula berada di dalam korteks, dan kemudian
menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-
kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis
dan diresorbsi. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di
lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan

Tumor tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar


renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan
tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman
yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma
sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya

3
mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel
tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang
putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan menyerupai
jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas
hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan
palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan
embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya
baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan
perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait
iskemik pada rena

Tumor Wilms ini terjadi pada parenkim ginjal.


Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat
unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut
akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif
atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan
tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami


distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor
ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau
keabu-abuan homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai
jaringan ikat). Tumor tersebut akan menyebar atau meluas
hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan
palpasi.

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan


oleh 2 trauma mutasi pada gen supresor tumor. Mutasi
pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen
suppressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan
postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi alel kedua dari
gen tumor supresor spesifik.

Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan


spesifik untuk sel blastema ginjal dan epitel glomerolus
dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal merupakan

4
lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1
meningkat pada saat lahir dan menurun ketika ginjal telah
makin matur. WT1 merupakan onkogen yang dominan sehingga
bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel
telah dapat menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada
kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak terganggu.

Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik,


termasuk sel epitel, blastema dan stroma. Berdasarkan
korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik
tumor Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu
tumor risiko rendah (favourable), dan tumor risiko tinggi
(unfavourable)

Munculnya tumor Wilms sejak dalam perkembangan


embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain

E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang


dilaporkan adanya nyeri perut dan hematuria, nyeri perut
dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus
ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor
yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi
sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor
dan gejala lain yang bisa muncul adalah :

Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)


Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem
kaliks
Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau
hematom pada pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai
darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor
sendiri mengeluarkan renin
Anemia
Penurunan berat badan
Infeksi saluran kencing
Demam
Malaise
Anoreksia

5
Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya
gumpalan darah dalam saluran kencing
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan
kongenital lainnya, seperti aniridia,
hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau
genitalia dan retardasi mental

F. PEMERIKSAN PENUNJANG

Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil


dengan massa di abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria
mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.

a. IVP Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem


pielokalises (perubahan bentuk sistem pielokalises)
dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui
fungsi ginjal.

b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi


ada tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi
khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral

c. Ultrasonografi USG merupakan pemeriksaan non invasif


yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang
mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms
nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga
dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor
akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan
digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.

d. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalam


mengevaluasi tumor wilms. Ini meliputi konfirmasi
mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya
menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel;
penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan
pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang
lain. Pada gambar CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-
laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen.

6
CT scan memperlihatkan massa heterogenus di
ginjal kiri dan metastasis hepar multiple.

CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi


menunjukkan metastasis hepar multipel dengan
thrombus tumor di dalam vena porta.

e. Magnetic resonance imaging (MRI) MRI dapat


menunjukkan informasi penting untuk menentukan
perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk
perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor
Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density
intensity) dan hiperintensitas (high density
intensity)

f. Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium yang


penting yang menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar
lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic
acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat
menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia
dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan
perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di
hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa
serum.

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan


penyembuhan dengan komplikasi dan morbiditas serendah
mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini
dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis
tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di
sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi
radikal.

Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara


pengobatan. masing-masing jenis ditangani secara berbeda,
tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai.
Apabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin
harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai.

7
Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan
reaksi yang lebih akurat dan aman.

Penatalaksanaan Medis :

a. Farmakologi

1 Kemoterapi

Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka


terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah
suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat
sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek
samping yang rendah terhadap sel yang normal.

Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca


bedah didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor
yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah
selama 4 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah
untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif dan
mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi
total.

Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti


efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin
D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid.
Mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa
DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi akibat
tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker,
sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

1. Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies


Streptomyces, diberikan lima hari berturut-turut dengan
dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak
melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan
vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.

2. Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa,


biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap
minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila

8
melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat
iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada
waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat
dikombinasi dengan obat lain karena jarang menyebabkan
depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat
tunggal dapat menyebab relaps.

3. Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari


streptomyces pencetius, diberikan secara intravena
dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-
turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat
melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada
miokard bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan
Aktinomisin D.

4. Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari


atau 20 mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.

5. Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis


250 1800 mg/m2/hari secara intravena dengan interval
3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

b. Non Farmakologi

1.Pembedahan

Keperawatan perioperatif

Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat


obat kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa
oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk menjalani operasi.
Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh
untuk menentukan status fungsi jantung. Tumor wilms jangan
di palpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya sel-sel
tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen
dan dada di bersihkan.

9
Hasil akhir pada pasien pascaoperatif

Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi


yang sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan
suatu indicator penting untuk prognosis, karena gambaran
tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan
histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis baik.
Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka
memilii prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin
untuk masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit
menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih
sedikit efek sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati


garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain.
Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneal total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan
paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi
bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor
ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.

2.Radioterapi

Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif,


tapi radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan
menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu
radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang
termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III
dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk
metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.

Penatalaksanaan Keperawatan
1. Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga
2. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
3. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien
4. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien
5. Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar
terganggu dengan adanya tumor diperut
6. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan
cairan pasien

10
H. PENCEGAHAN

1.Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk


mempertahankn orang yang sehat agar tetap sehat atau
mencegah agar tidak sakit. Pencegahan primer bertujuan
untuk menghilangkan faktor resiko terhadap kejadian tumor
wilms. Upaya yang dilakukan adalah:

a. Rutin melakukan imunisasi seperti : BCG satu kali


(pada usia 0-11 bulan), campak satu kali (usia 9-11
bulan), DPT (Dhipteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali
(Usia 2-11 bulan), dan Hepatitis B sebanyak 3 kali (0-9
bulan). Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam
tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu

b. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian


ASI pada bayi neonatal sampai berumur 2 tahun dan makanan
yang bergizi pada anak.

c. Hindari dari paparan merokok. Selalu coba untuk tidak


merokok di rumah atau di sekitar bayi, terutama jika bayi
memiliki kelainan saluran napas atau jantung, sistem
kekebalan yang rendah, atau lahir prematur.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang mana


sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena
penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit
(tertentu melalui diagnosis dini (patogenesis awal)

Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses


penyakit sudah berlangsung namun belum timbul
tanda/gejala sakit

Tujuan Pencegahan sekunder: menghentikan proses


penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. Bentuknya
berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang
tepat). Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses
penyakit.

11
a. Pemberian obat sitostatika yang terbukti efektif dalam
pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, vinkristin,
adriamisin, cisplatin dan siklofosfamid.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk menguragi resiko


keparahan kecacatan dan rehabilitasi. Upaya yang dapat
dilakukan adalah:

a. Pengobatan secara intensif sampsai tuntas

b. Mematuhi setiap advis dari dokter

c. Rutin melakukan medical chek-up.

I. Komplikasi
Tumor Bilateral
Ekstensi Intracaval dan atrium
Tumor lokal yang lanjut
Obstruksi usus halus
Tumor maligna sekunder
Perkontinuitatum
Penyebaran langsung melalui jaringan lemak
perirenal lalu ke peritoneum dan organ-organ
abdomen (ginjal kontralateral, hepar, dan lain-
lain)
Hematogen
Terjadi setelah pertumbuhan tumor masuk ke dalam
vasa renalis, selanjutnya menyebar melalui aliran
darah ke paru-paru (90%), otak, dan tulang-tulang
Limfogen
Penyebaran limfogen terjadi pada kelenjar regional
sekitar vasa para aortal atau dalam mediastinum.

J. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi massa di daerah abdomen
Ballottement
Palpasi massa intra abdominal : ukuran, letak
massa, konsistensi, tepi atau konfigurasi,
permukaan pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan,
mobilitas serta hubungannya dengan alat sekitarnya

12
Tumor Wilms : tekanan darah, berat badan, tinggi
badan, hepar, lien, pembesaran kelenjar getah
bening, massa abdomen (tempat dan ukuran).

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing
berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata
dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah
dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
c. Pengkajian fisik
d. Pengkajian Perpola
e. Pola nutrisi dan metabolik:
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya
retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan

13
anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan
pada kulit dapat terjadi karena uremia.
f. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi
uri : gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria
sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
g. Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan
otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia.
Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2
minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan
ddarah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru
maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan
otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales
dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan
pemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien
terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga
disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang
menetap dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi
ensefalopati merupakan gejala serebrum karena
hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing,
muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba
orang tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan
penyakit ini.
h. Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak
dan gatal karena adanya uremia. keletihan, kelemahan
malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
Kognitif & perseptual :
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik
kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
ensefalopati hipertensi. Hipertemi terjadi pada hari
pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang menurun.
i. Persepsi diri :

14
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah
dan edema dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat
sembuh kembali seperti semula
j. Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman temannya karena jauh
dan lingkungan perawatann yang baru serta kondisi
kritis menyebabkan anak banyak diam.5.
2.Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan
dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang
ketiga.
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan
protein dan penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)
berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari
neoplasia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai
anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
3.Rencana Keperawatan
Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan
dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang
ketiga.
Tujuan :
- Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan
atau akumulasi cairan yang ditujukan pasien minimum
- Pasien mendapat volume cairan yang tepat
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output secara Evaluasi harian
akurat keberhasilan terapi
2. Kaji perubahan edema dan dan dasar penentuan
Pembesaran abdomensetiap hari tindakan
3. Timbang BB tiap hari dalam skala Indikator akumulasi
yang sama cairan dijaringan
4. Uji urin untuk berat jenis, dan dirung ketiga
albumin BJ Urine dan
5. Atur masukan cairan dengan albuminnuria menjadi
cermat indikator regimen
6. Berikan diuretik sesuai order terapi
dari tim medis Sehingga anak tidak

15
mendapatkan lebih
dari jumlah yang
ditentukan
Pengurangan cairan
ekstravaskuler
sangat diperlukan
dalam mengurangi
oedema

Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan


dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan
protein dan penurunan intake.
Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan output Monitoring asupan nutrisi
makanan secara akurat bagi tubuh
2. Kaji adanya tanda-tanda Gangguan nutrisi dapat
perubahan nutrisi : Anoreksi, terjadi secara berlahan.
Letargi, hipoproteinemia. Diare sebagai reaksi
3. Beri diet yang bergizi oedema intestine dapat
4. Beri makanan dalam porsi memperburuk status
kecil tapi sering nutrisi
5. Beri suplemen vitamin dan Mencegah status nutrisi
besi sesuai instruksi menjadi lebih buruk
Membantu dalam proses
metabolisme.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)


berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan

Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok


hipovolemik yang ditujukan pasien minimum atau tidak ada
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda vital setiap Bukti fisik defisit

16
4 jam cairan.
2. Laporkan adanya Sehingga pengobatan segra
penyimpangan dari normal dilakukan
3. Berikan albumin bergaram Meningkatkan tekanan
rendah sesui indikasi osmotik koloid sehingga
mempertahangkan cairan
dalam vaskuler

Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari


neoplasia

Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun


sampai tingkat yang dapat diterima anak.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri Menentukan tindakan
2. Lakukan tehnik selanjutnya
pengurangan nyeri Sebagai analgesik
nonfarmakologis tambahan
3. Berikan analgesik sesuai Mengurangi rasa sakit
ketentuan Untuk mencegah kambuhnya
4. berikan obat dengan nyeri
jadwal preventif Karena aspirin
5. hindari aspirin atau meningkatkan
senyawanya kecenderungan pendarahan

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan


Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut
Intervensi Rasional
1. Pertahangkan tirah baring Mengurangi pengeluaran
bilah terjadi edema berat energi.
2. seimbangkan istrahat dan Mengurangi kelelahan pada
aktivitas bila ambulasi pasien
3. intrusikan pada anak Untuk mmenghemat energi
untuk istrahat bila ia
merasa lelah

17
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai
anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan
tentang prosedur diagnostik/terapi
Intervensi Rasional
1. Jelaskan alasan setiap Memberikan pengertian
tes dan prosedur pada keluarga
2. Jelaskan prosedur Memberikan pengetahuan
operatif dengan jujur pada keluarga
3. Jelaskan tentang proses Memberikan pengetahuan
penyakit pada keluarga
4. Bantu keluarga Meringangkan beban pada
merencanakan masa depan keluarganya
khususnya dalam membatu anak
menjalani kehidupan yang
normal

18
DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Behrman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak


(Textbook of Pediatrics). Edisi 15. Jakarta : EGC

J.Crowin, elizabeth . 2000 . Buku Saku patofisiologi .


Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC

Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B,


Yuvaraja TB. Wilms tumor: An update. Indian Journal
of Urology. October 2007.

Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W.


Management of Wilms Tumor in Department of Urology
Soetomo Hospital : report of 70 cases. Jurnal Ilmu
Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret 2005.1-5

WDiagnosis. Wilms Tumor Treatment. Edisi 2005. Diunduh dari


URL
http://www.wrongdiagnosis.com/w/wilms_tumor/treatments.htm.

Asuhan Keperawatan. Laporan Pendahuluan Tumor Wilms


(Neprhoblastoma). Edisi 2008. Diunduh dari URL
http://kornelizsiki.blogspot.com/p/laporan-
pendahuluan-tumor-wilms.html.

19
20

Anda mungkin juga menyukai