Terkait dengan wacana Civil Society, pemikiran bangsa yang demokratis dimulai
dari bawah atau dari masyarakat Akar Rumput. Berdasarkan pengalaman masa lalu,
masyarakat Akar Rumput tersebut telah melaksanakan praktek-praktek demokrasi
yang benar. Dengan demikian, apabila bangsa Indonesia menghendaki terwujutnya
pembangunan demokrasi, maka pembelajaran kembali tentang kearifan lokal yang
tumbuh dan berkembang pada masyarakat Akar Rumput perlu dilakukan.
Namun, definisi tersebut belum memecahkan definisi ideal dari Civil Society.
Pers yang independen, merupakan elemen dasar dalam Civil Society. Namun,
terikat dengan hal tersebut, kebanyakan surat kabar dan stasiun TV berjalan
sebagai bisnis dan mencari keuntungan. Jadi pemilihan bagian Civil Society atau
Sektor Ketiga dengan bagian dunia komersial perlu ditampakkan.
Di Dunia Barat, pendefinisian Civil Society sangat beragam. David Held, pakar
sosiologi mendefinisikan Civil Society sebagai kumpulan karakter yang berada
dalam bidang kehidupan sosial di dunia domestik, lingkunagan ekonomi, aktivitas
budaya, dan interaksi politik yang di atur oleh pihak swasta atau sukarela antara
individu dan kelompok di luar kendali negara. Beberapa ahli menyatakan bahwa
sejumlah Civil Society yang terkait dengan interaksi secara politis tidak bisa
terbagi, bahkan bersifat khusus. Jurgen Habermas menyebut sebagai lingkungan
publik. Kedua, definisi politis yang secara normatif overlapping dalam kerangka
sosiologis, menyatakan bahwa lingkungan publik harus diperkuat pembiayaannya.
Pandangan ini secara konservatif, mempunyai penekanan pada aspek legalitas,
kepemilikan privat, pasar, dan kelompok kepentingan. Dengan pemberdayaan
kelompok, dugaan atau keegoisan elit atas dasar dapat dicegah. Definisi ketiga
adalah definisi klasik, St. Augustine menggambarkan Civil Society sebagai
kkumpulan orang yang mempunyai pengakuan umum tentang hak dan
kepentinagan suatu komunitas.
Di negara demokratis, yang modern, sebuah budaya politik atau ciri kepribadian
yang jelas sangat dibutuhkan keberadaannya. Terkait dengan hal ini, orientasi atau
kondisi lain, yang secara hipotesis akan dibutuhkan untuk menghasilkan Civility
telah dikembangkan. Masyarakat modern membutuhkan:
3. Kesadaran politik.
4. Asumsi realisasi nilai moral suci yang tergantung sebagian pada kinerja moral
politik.
5. Politik yang tidak dapat hanya berputar pada kisah masa lalu terikat kejayaan,
penderitaan, perjuangan, dan cita-cita saat ini.
8. Civility memerlukan apa yang Sunil Khilnani sebut dengan legitimasi politik, a
terrain upon which competing claims may be advanced and justtified
Inti dari penafsiran definisi Civil Society adalah organisasi masyarakat yang
independen, tidak menjadi bagian formal, serta state apparatus sebagai
perwujudan dan atau pewadahan budaya dan hak masyarakat. Jadi masyarakat sipil
dapat diklasifikasikan sebagai popular organization (organisasi massa/rakyat),
organisasi profesi (pers dan lain-lain), NGO/LSM, dan organisasi akar rumput yang
berbasis pada ruang tertentu (spasial seperti RT, Desa, dan sebagainya). Secara
umum komunitas diatas dapat dikategorikan menjadi dua, yaitukomunitas
fungsional dan komunitas spasial. Komunitas fungsional ditandai dengan hubungan-
hubungan sosial tanpa dibatasi oleh ruang, sementara komunitas spasial memiliki
batas ruang yang jelas dan teradministrasi dengan ketat.
2.3.3 NGO/LSM
Pengertian umum dari istilah NGO atau LSM pada dasarnya sama dengan
pengertian umum lembaga sukarela, PVOs (Private Voluntary Organizations) atau
ORNOP (Organisasi Non Pemerintah) yang berasal dari triminologo PBB, yaitu NGO
(Non Govermental Organization). Bank Dunia mendefinisikan NGO atau LSM sebagai
organisasi swasta yang kegiatannya ditujukan untuk membebaskan penderitaan,
memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan
pelayanan dasar masyarakat, atau mengenai pengembangan masyarakat
(Operational Directive 14.70). dalam arti luas LSM dapat diterapkan pada organisasi
nonprofit yang bebas dari pemerintah. LSM merupakan organisasi yang berbasis
nilai yang secara keseluruhan atau sebagian tergantung pada lembaga donor dan
pelayanan sukarela. Jadi, prinsip alturisme dan voluntarisme diterapkan sebagai
definisi karakter kuncinya. Karakteristik khusus LSM dalam pengembangan visi dan
misinya (Clark, 1995: 59-67) yaitu:
4. Skala program yang dilakukan LSM adalah skala kecil; hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah pemantauan, pencapaian, dan ketepatan sasaran.
5. Tingkat komitmen pada pimpinan maupun staf LSM untuk merealisasikan apa
yang terjadi idealisme, baik visi maupun misi untuk memberdayakan dan
membantu kelompok sasaran yang miskin sangatlah tinggi. Komitmen dan mitivasi
inilah yang menjadi kekuatan pelaksanaan program.
6. Skala operasinya kecil sehingga semua biaya operasinya transparan, efektif
dan bebas dari kemungkinan tindakan korupsi.
Sebagai bagian dari masyarakat sipil, LSM diharapkan dapat mendorong perubahan
sosial melalui pemberdayaan politik (community empowerning), penguatan arus
bawah dan penigkatan pendapatan ekonomi. Kinerja LSM ditandai dengan
perubahan sosial, di mana mandat LSM adalah menciptakan kesadaran masyarakat
sipil. Perubahan difokuskan kepada masyarakat, sebagai pelaku perubahan melalui
penataan organisasi dan metodologi secara bersama. Sebagai contoh, timbulnya
kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pengambilan
keputusan daerah merupakan hal yang sangat penting. Keberadaan LSM ditandai
dengan intensitas interaksi antar anggota LSM dengan anggota masyarakat secara
langsung. Lembaga fungsional (LSM) ini memediasi atau menjembatani jarak antara
masyarakat dengan struktur negara (di daerah), tetapi dengan catatan, tidak larut
dalam mainstream negara.
Akar rumput diciptakan untuk mengalih bahasakan grass roots ke dalam kosa
kata indonesia. Selain membuat kalimat tidak menjadi lebih jelas, pengertian grass
roots itu sudah aktual di dalam ungkapan yang telah dikenal: lapisan bawah rakyat
jelata. Jika orang biasa berada dalam organisasi dirujuk maka penggunaan
ungkapan lapisan bawah atau kader lapisan bawah dilakukan. Jika rakyat biasa
dirujuk, maka kata rakyat, rakyat jelata, atau rakyat kecil dapat digunakan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kata rakyat berarti penduduk
suatu negara. Ungkapan rakyat jelata berarti rakyat biasa bukan bangsawan atau
hartawan, yaitu orang kebanyakan dan ungkapan rakyat kecil berarti orang yang
tingkat sosial ekonominya sangat rendah. Organisasi akar rumput meliputi
organisasi di masyarakat pedesaan atau masyarkaat pinggiran, termasuk organisasi
berbasis sepasial seperti RT, RW, dan kelompok petani.
Dalam pengertian yang luas, istilah non goverment organization atau LSM
menunjuk pada organisasi yang :
Definisi luas LSM menjelaskan cakupan dan lebarnya jaringan organisasi tersebut
secara struktural dan fungsional. Istilah luas ini menunjuk pada apakah sebuah
organisasi atau bukan dari pada untuk apakah ini.
Antusiasme masyarakat sipil merupakan sebuah daya, tarik tersendiri bagi LSM, di
mana kelompok advokasi tersebut mencurahkan perhatiannya demi kepentingan
publik, seperti dampak lingkungan, HAM, isu-isu perempuan, memonitor pemilu,
dan anti korupsi. Namun demikian, merupakan sebuah kesalahan apabila
menyamakan masyarakat dengan NGO atau LSM. Masyarakat sipil merupakan
konsep yang luas, yang mencakup seluruh organisasi dan asosiasi yang berada di
luar pemerintahan (termasuk partai politik) dan pasar. Berbagai kelompok
kepentingan dapat disebut sebagai LSM advokasi, serikat buruh, asosiasi
profesional, kamar dagang dan asosiasi etnis. Keragaman organisasi masyarakat ini
menunjukkan bahwa banyak asosiasi yang tidak bertujuan memajukan agenda
sosial dan politik secara khusus, seperti organisasi keagamaan, kelompok siswa,
organisasi budaya, klub olahraga,dan kelompok informal masyarakat.
Banyak CSO telah berada pada garis depan prinsip-prinsip advokasi keadilan
sosial dan kesetaraan. Namun, ada pula organisasi dengan agenda dan nilai yang
tidak sesuai dengan sistem internasional, dalam hal ini PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa). Dalam prakteknya, Civil Society merupakan sebuah arena kolaborasi dan
pendirian konfigurasi sesuai dengan sejarah pengaturan nasional.
PBB mempunyai pandangan yang tuas tentang CSO, di mana NGO atau LSM
merupakan bagian pentingnya. LSM telah lama berasosiasi dengan pelayanan yang
dijanjikan dalam pengembangan barang atau jasa publik, dimana pemerintah dan
pasar enggan atau tidak mampu menyediakannya. Beberapa fungsi CSO dapat
dilakukan melalui aktivitas LSM seperti penelitian, analisis dan evaluasi proyek
ppembangunan, program-program, dan tujuan. Dengan artikulasi secara proaktif
pada kepentingan publik dan penciptaan kondisi yang kondusif, pembuatan
kebijakan pembangunan dan promosi perubahan kebijakan ditujukan untuk
pembangunan manusia berkelanjutan.
2. Swasta, yaitu kelembagaan yang berada di luar atau terpisah dari pemerintah.
10. LSM Tingkat Bawah: dapat langsung berhadapan dengan kelompok masyarakat
yang didampinginya.
11. Organisasi Semiotonom: LSM yang menyediakan kantor dan mendapat subsidi
dari pemerintah
12. Staf Asosiasi Lembaga Intergovernmental: bentuk LSM yang mempunyai bentuk
khusus dan menjadi subjek resolusi
13. Asosiasi Sukarelawan Sektor ketiga: LSM yang berupa asosiasi sukarelawan.
15. Yayasan Filantropi: banyak diakui sebagai konsultasi atau pengaturan lain.
16. Asosiasi Perdagangan dan Kartel: LSM yang bertujuan mencari perlindungan
dan kepentingan sektor ekonomi lebih jauh
17. Lobi: LSM yag menjadi penggerak utama konsultasi bagi masyarakat luas
18. Partai Politik: sebuah LSM meskipun para perwakilannya ada yang duduk dalam
pemerintahan
19. Klub Elit: dapat terbentuk pada saat beberapa orang kunci mundur dari
jabatannya atau kehilangan posisi formalnya untuk kemudian bergabung dan
mempengaruhi kebijakan.
20. Masyarakat Khusus: masyarakat tertentu yang bersatu dalam sebuah wadah
dapat disebut juga sebagai LSM.
23. Kelompok Teroris dan Pergerakan Kebebasan: beberapa kelompok teroris dan
gerakan pembebasan telah didanai oleh LSM dan IGO
24. LSM Internasional: beberapa Negara di Eropa menyediakan status legal pada
pendirian LSM
25. Jaringan Organisasi Informal: dapat berfungsi baik dengan energy yang besar,
efektif, maupun berkelanjutan daripada kebanyaka organisasi lainnya.
26. Internet: sangat terlibat dalam pengoordinasian tanggapan atas bencana
secara internasional
28. Masyarakat internasional: biasanya terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam
komunitas diplomatic, organisasi iinternasional, dan kegiatan budaya internasional
30. Organisasi Berperingkat: dapat disebut dengan uni, federasi, komite, atau
istilah khusus lainnya.
Pembagian generasi LSM menurut Zaim Saidi, Generasi pertama, sebagai generasi
relief and welfare. Generasi kedua, sebagai generasi small scale, self reliance local
development. Generasi ketiga, sebagai generasi sustainable system development.
Generasi keempat, sebagai generasi people movement.
1. Motivator
2. Komunikator
3. Dinamisator
LSM bertugas merintis strategi, mengembangkan metode program, dan
memperkenalkan inovasi di bidang teknologi serta pengelolaan orgaisasi yang
belum dikenal ke lingkungan masyarakat setempat untuk pengembangan dan
kemajuan masyarakat local.
4. Fasilitator
SDM yang dimiliki oleh sebuah LSM tidak lain adalah staf atau relawan. Factor SDM
sangat penting karena SDM merupakan unsur inti dari suatu organisasi.
2. Material/bahan
3. Dana
Suatu organisasi tidak mungkin mencapai tujuannya jika tidak mempunyai sumber
daya berupa dana yang sangat diperlukan untuk membelanjai operasi-operasinya.
4. Peralatan/teknologi
Teknologi yang semakin canggih ditandai dengan konsumsi energy yang besar dan
merusak ekologi.
1. LSM Operasional
2. Tipologi LSM
Kekuatan LSM:
7. Efektifitas biaya.
Kelemahan LSM:
Sebuah organisasi yang memiliki cakupan yang luas dapat disimpulkan sebagai LSM
pembangunan. Kelompok ini bias berubah signifikan terkait dengan filosofi tujuan,
keahlian, pendekatan program, dan lingkup kegiatan. Perbedaan pentingnya dapat
digambarkan sebagai
2. Tingkat Operasi
3. Orientasi Kegiatan
a. Mendefinisikan Masalah
i. Apa yang dapat dilihat yang menyebabkan berpikir di saa ada masalah?
Memprioriraskan masalah-masalah
Manfaat perencanaan:
Persiapan Perencanaan
2. Tentukan jenis-jenis biaya tetap dan variable yang terdapat dalam proyek.
5. Isilah masing-masing kolom dalam tabel rencana anggaran denga poin yang
telah ditentukan sebelumnya.
3. Pendelegasian Wewenang
8. Jika tidak puas dengan kemajuan tersebut, jangan mengambil alih proyek
Hal yang paling dasar untuk memastikan komunikasi internal yang kuat dan terus-
menerus:
2. Pengembangan agenda
3. Membuka rapat
8. Menutup rapat
3. Pertimbangan pokok
BAB III
Layaknya organisasi atau lembaga publik lainnya, organisasi LSM juga tengah
mengalami tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya
sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukannya. Berbagai tuntutan
tersebut menyebabkan akuntansi tersebut dapat dengan cepat diterima dan diakui
sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik, termasuk
lembaga atau organisasi di lingkup LSM. Akuntansi LSM merupakan aktifitas yang
tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian pengelolaan kegiatan, baik itu dalam
bentuk yang lengkap maupun akuntansi secara sederhana sekalipun.
Akuntansi yang diterapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
diperlakukan akuntansi pada domain publik. Domai publik yang dimaksud adalah
masyarakat yang didampingi oleh LSM terkait.
Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh Indonesia. Selama ini, aktivitas LSM
lebih banyak berupa program-program bantuan dan layanan sosial, terutama bagi
kelompok masyarakat yang lemah. Sebagai konsekuensi dari pemberian layanan
sosial itu, LSM menggalangkan program-program bagi proses pemberdayaan, atau
dengan upaya menciptakan swadaya, kemandirian, dan otonomi, sehingga
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran layanan sosial LSM memang mencakup
upaya penyadaran kelompok sasarannya agar memahami hak-haknya, selain
kewajiban sebagai warga negara.
Setiap LSM pasti mempunyai tujuan atau sasaran, agenda kegiatan, maupun
program bagi masyarakat yang dituju. Dengan demikian, timbul implikasi berupa
kebutuhan akan pengelolaan organisasi LSM tersebut. Beberapa tugas dan fungsi
LSM menjadi salah satu agent of change bagi perkembangan sebuah masyarakat.
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM terkait
dengan tiga hal pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan
akuntabilitas. Akuntansi LSM merupakan sarana informasi mengenai pengelolaan
bagi lembaga pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang bersangkutan, informasi
akuntansi akan digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban. Tujuan
akuntansi dalam LSM adalah untuk:
Selain itu, informasi akuntansi LSM akan dapat digunakan untuk membantu
pemilihan kegiatan yang efektif dan efisien, yang pada ahrinya akansangat
membantu pada saat penganggaran. Pada ahir proses pengendalian organisasi LSM,
akuntansi diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan yang merupakan bagian
penting dari proses akuntabilitas pada lembaga donor dan publik.
Prinsip good governance atau tata pemerintah yang baik pada umumnya
diterapkan dalam organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan. Prisip ini
sangat baik diterapkan karena cocok dengan tuntutan zaman dan agenda reformasi
yang sedang berjalan di Indonesia. Pengertian governance yang dimaksud di sini
adalah sebagai cara mengelola urusan-urusan publik. Dalam konteks LSM, kata
publik mengacu kepada masyarakat sebagai sasaran program LSM.
1. Akuntabilitas.
2. Transparasi.
3. Partisipasi.
4. Penegakan hukum.
5. Responsivitas/daya tanggap.
6. Kesetaraan.
7. Efisiensi.
8. Efektivitas.
9. Profesionalisme.
10. Pengawasan.
Dari kesepuluh prisip tersebut, kesemuanya dapat diperankan oleh akuntansi LSM.
Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional
maupun internasional, fundraising lembag, atau masyarakat. Penerimaan dan
penggunaan dana yang diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, usaha untuk
meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus didasarkan atas pola prinsip
tidak mencari keuntungan.
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya terletak pada
pengaruh siklus kegiatan lembaga yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya dalam
suatu lembag, sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan lembaga tersebut atau
transaksi-transaksi yang dilakukannya. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan
pembelian barang sesuai kebutuhan program dan tanpa melalui pengolahan lebih
lanjut dan diahiri dengan penyediaan layanan bagi masyarakat sasarannya.
Transaksi-transaksi LSM tidak akan terlepas dari transaksi pembiayaan.
Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggung jawaban keuangan
terhadap segala aktivitas pada semua organisasi LSM, adalah PSAK No. 45
mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba
berbeda dengan organisasi bisnis, dimana perbedaan utama yang mendasar adalah
cara organisasi tersebut memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi itu memperoleh sumber
daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya. Jadi dalam organisasi
nirlaba, transaksi yang jarang bahkan tidak akan pernah terjadi dalam organisasi
bisnis manapun akan muncul. Namun, dalam praktek organisasi nirlaba,berbagai
bentuknya sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk
menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan
jasa tersebut.
Tujuan dari laporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan, di samping untuk menunjukkan akuntabilitas
organisasi terhadap sumber daya terpercaya dengan:
Laporan keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi
LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi
ini diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi
secara material skala pelayanannya.
2. Laporan aktivitas
a. Aktivitas investasi
b. Aktivitas pembiayaan/pendanaan
c. Aktivitas operaasi
1. Laporan keuangan
a. Aktiva
b. Kewajiban
c. Ekuitas
d. Kinerja
e. Penghasilan
f. Beban
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Materialitas
4. Keandalan/Reliabilitas
5. Penyajian jujur
7. Netralitas
8. Pertimbangan sehat
9. Kelengkapan
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam menyusun laporan
keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Akuntansi pada dasarnya,
merupakan suatu proses pengolahan informasi akuntansi yang salah satunya
adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil ahir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan data dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk
laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk
membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan.
1. Tahap pencatatan
2. Tahap pengikhtisaran
3. Tahap pelaporan
Tarnsaksi adalah suatu pertemuan antara dua belah pihak (penjual dan pembeli)
yang saling menguntungkan dengan adanya bukti/data/dokumen pendukung yang
dimasukkan ke dalam jurnal setelah melalui pencatatan. Kejadian yang dapat
dicatat sebagai suatau transaksi adalah:
1. Pembelian barang
2. Penjualan barang
3. Pembayaran sewa
a. Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah dokumen sumber atau instrumen yang menandai bahwa
transaksi yang sah terjadi.
3.8.4 Jurnal
Jurnal adalah sarana untuk mencatat transaksi organisasi LSM yang dilakukan
secara kronologis atau berdasarkan urut waktu terjadinya, dengan menunjukkan
akun yang harus didebet atau dikredit beserta jumlah nilai uangnya masing-masing.
Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan yang
telah di catat dalam jurnal. Akun-akun tersebut digunakan untuk mencatat secara
terpisah aktiva, kewajiban atau utang, dan ekuitas.
3.8.6 Kertas Kerja
Laporan keuangan adalah hasil ahir dari akuntansi. Yang menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan mengambarkan tentan pencapaian kinerja program dan
kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi penyerapan
belanja, dan realisasi pembiyayaan.
2. Telekomunikasi
6. Sewa komputer
7. Asuransi
8. Biaya lainya
Siklus akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan LSM tersebut.
Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pemberian barang atau peralatan dan jasa
berdasarkan kegiatan program yang telah ditentukan. Tujuan akuntansi biaya
adalah untuk menyajikan informasikan biaya yang telah digunakan untuk memberi
barang atau peralatan serta pelaksanaan program LSM tersebut.
Proses dan sistematika Akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui rincian tahap
sebagai berikut :
1. Pemahaman mengenai pengertian biaya ;
2. Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terjadi di LSM ke dalam kategori tertentu
dengan pendekatan ABC system
1. Biaya tetap : biaya yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi oleh perubahan
kegiatan organsasi. Biaya tetap terbagi menjadi dua:
Biaya semi variabel : biaya yang eilik unsur tetap dan variabel di dalamnya.
Biaya langsung : biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program
atau kegiatan yang direncanakan.
Biaya tidak langsung : biaya yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh adanya
program atau kegiatan.
Anggaran LSM
5. Anggaran sebagai alat motivasi serta persuasi tindakan efktif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi
2. Pisah-pisahkan menjadi
Biaya standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegitan tertentu dengan aumsi kondisi
ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lainnya dipenuhi.
Biaya standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ketaatan atau kelonggaran sbb:
3. Standar normal : di dasarkan pada rata-rata biaya di masa lalu dan disesuaikan
engan taksiran biaya di masa yang akan datang, dengan asumsi keadaan ekonomi
sedang normal.
Analisis biaya-volume-laba pada LSM digunakan untuk membantu LSM agar tidak
mengalami masalah biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program.
1. BEP
Adalah jumlah output di mana totalpendapatan sama dengan total biaya, atau laba
operasinya adalah nol.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Pembahasan mengenai civil society atau masyarakat sipil bukan merupakan hal
yang baru karena isu ini telah dibahas dalam filosofi politik, sosiologi, dan teori
sosial dalam satu tahun. Di Indonesia, sampai dengan tahun 2002 menurut
Departemen Dalam Negeri (Depdagri), jumlah NGO atau LSM adalah 13.500
organisasi dengan beragam misi, komitmen, dan bentuk kegiatan. Hampir 90% dari
LSM tersebut mengandalkan dana asing. Hubungan pemerintah dengan LSM dapat
diidentifikasi dalam beberapa kemungkinan, seperti saling mengabaikan, saling
mendukung, serta kerja sama atau kooptasi atas perimbangan dimensi keuangan,
organisasi dan kebijakan. Terkait dengan wacana Civil Society, pemikiran bangsa
yang demokratis dimulai dari bawah atau dari masyarakat Akar Rumput. Civil
Society merupakan sebuah konsep yang luar biasa yang mempunyai karakter
ambiguitas atau elastisitas, sehingga aplikasinya harus didahukui dengan
pendefinisian konsep tersebut.
Pengertian umum dari istilah NGO atau LSM pada dasarnya sama dengan
pengertian umum lembaga sukarela, PVOs (Private Voluntary Organizations) atau
ORNOP (Organisasi Non Pemerintah) yang berasal dari triminologo PBB, yaitu NGO
(Non Govermental Organization). Pembagian generasi LSM menurut Zaim Saidi,
Generasi pertama, sebagai generasi relief and welfare. Generasi kedua, sebagai
generasi small scale, self reliance local development. Generasi ketiga, sebagai
generasi sustainable system development. Generasi keempat, sebagai generasi
people movement.
Akuntansi yang diterapkan pada LSM memiliki kaitan erat dengan penerapan dan
diperlakukan akuntansi pada domain publik. Domai publik yang dimaksud adalah
masyarakat yang didampingi oleh LSM terkait. Tidak dapat dipungkiri bahwa LSM
mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh
Indonesia. Selama ini, aktivitas LSM lebih banyak berupa program-program bantuan
dan layanan sosial, terutama bagi kelompok masyarakat yang lemah. Akuntansi
merupakan suatu kegiatan yang akan mengarah pada pencapaian hasil dalam
tingkat tertentu dan bermanfaat bagi kehidupan LSM tersebut. Seperti halnya
dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM terkait dengan tiga hal
pokok, yakni penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, dan akuntabilitas.
Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembag, atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan
dana yang diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini
pertanggung jawaban keuangan terhadap segala aktivitas pada semua organisasi
LSM, adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Pada
hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam menyusun laporan
keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Akuntansi pada dasarnya,
merupakan suatu proses pengolahan informasi akuntansi yang salah satunya
adalah laporan keuangan. Akuntansi mendefinidikan biaya sebagai sumber daya
yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses akuntansi biaya di
tunjukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi LSM. Siklus
akuntansi biaya LSM sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan LSM tersebut. Siklus
kegiatan LSM dimulai dengan pemberian barang atau peralatan dan jasa
berdasarkan kegiatan program yang telah ditentukan. Bagian dari penetapan sistem
pengendalian keuangan adalah untuk memastikan bahwa dana telah dibelanjakan
sesuai alokasinya. Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan apa yang
sedang terjadi dengan biaya pelaksanaan kegiatan LSM. Informasi ini berisi
laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA