BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor
PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang ambang batas faktor fisika dan kimia di
tempat kerja, tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya. Peraturan tersebut tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat
menyebabkan suatu kecelakaan atau penyakit, baik yang bersifat langsung maupun
secara continue.
Suatu tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan gairah kerja, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kerja. Sedangkan tempat kerja yang tidak
dikendalikan dengan baik dapat menyebabkan bertambahnya beban kerja.
Kenyamanan dari suatu tempat kerja di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah iklim kerja. Maka pada makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai
pengertian Iklim kerja, parameter iklim kerja, pengaruh iklim kerja terhadap tenaga
kerja, penilaian kesehatan akibat iklim kerja dilingkungan pekerja, serta pengendalian
dan penanggulanganterhadap pengaruh iklim kerja.
I.2. Tujuan dan Manfaat
I.2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Iklim kerja
2. Untuk mengetahui parameter iklim kerja
3. Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap tenaga kerja
4. Untuk mengetahui penilaian kesehatan akibat iklim kerja dilingkungan pekerja
5. Untuk mengetahui pengendalian dan penanggulanganterhadap pengaruh iklim
kerja
I.2.2 Manfaat
2
Dengan adanya pembuatan referat ini, dapat memberikan pengetahuan serta wawasan
baru untuk mampu menerapkan teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan
kenyataan yang sebenarnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja. Suhu udara
dianggap baik untuk orang Indonesia adalah berkisar 24C samapai 26C dan selisih
suhu didalam dan siluar tidak boleh lebih dari 5C. Batas kecepatan angin secara
kasar yaitu 0,25 sampai 0,5m/dtk. (Subaris, 2007)
Iklim kerja diartikan sebagai persepsi tentang kebijakan, praktek-praktek dan
prosedur-prosedur organisasional yang dirasa dan diterima oleh individu-individu
dalam organisasi, ataupun persepsi individu terhadap tempatnya bekerja. Iklim
kerja menyangkut lingkungan yang ada atau yang dihadapi individu yang
berada dalam suatu organiasi yang mempengaruhi seseorang yang melakukan tugas
atau suatu pekerjaan. Individu dalam suatu organisasi menganggap iklim
kerjamerupakan sebuah atribut, dimana atribut ini digunakan dalam perwujudan
bagi keberadaan mereka di dalam organisasi. Iklim kerja berada pada tingkat
individu dan organisasi, disaat iklim kerja masuk pada tatanan individu, maka hal ini
disebut iklim psikologikal (psychological climate) sedangkan apabila penilaian
terhadap iklim tersebut telah dirasakan oleh banyak individu di dalam sebuah
organisasi maka akan disebut iklim kerja organisasional (Aluguro, 2004).
3. Pertukaran panas tubuh oleh proses radiasi yang bergantung pada suhu
benda-benda yang terdapat di sekeliling permukaan tubuh.
4. Kehilangan panas tubuh oleh proses evaporasi yang bergantung pada
kelembapan relatif udara.
Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksiakan menghilangkan panas
dari tubuh apabila benda-bendasekitar lebih dingin suhunya, dan akan menambah
panaskepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari
tubuh manusia.
Konveksi, adalah petukaran panas dari badan denganlingkungan melalui
kontak udara dengan tubuh. Pada prosesini pembuangan panas terbawa oleh udara
sekitar tubuh.Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetikdengan
panjang gelombang lebih panjang dari sinarmatahari.
Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akancepat menguap
bila udara diluar badan kering dan terdapataliran angin sehingga terjadi pelepasan
panas dipermukankulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhubadan
bisa menurun. Terhadap paparan cuaca kerja panas,
secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinyadengan maksimal, dan bila
usaha tersebut tidak berhasil akantimbul efek yang membahayakan.
Faktor luar seperti kadar kelembaban dan angin akan mempengaruhi
tahanan pakaian terhadap aliran panas. Pakaian yang lembab akanmempunyai
tahanan yang lebih rendah. Kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan
cenderung mengempiskan pakaiaan, mengurangi ketebalannya dan ketahanannya
juga. Sementara pada pakaian yang terbuka, angin dapatmenghilangkan lapisan
udara hangat yang ada didalam Kecuali jika dipergunakan sebagai pelindung
bahaya kimia atau bahaya lainnya.Isolasi perorangan cenderung mengatur
sendiri, orang menambah atau membuang lapisan pakaian sesuai dengan
perasaan kenyamanannya. Lama pemajanan dapat beragam sesuai dengan jadwal
kerjaatau istirahat, lebih baik dengan masa istirahat yang diambil dalam
lingkungan yang kurang ekstrem (Harrington, 2005). Orang-orang Indonesia pada
7
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah Dan Bola
(ISBB) yang Diperkenankan
Pengaturan waktu kerja setiap ISBB (0C)
jam Beban Kerja
Waktu kerja Waktu
Ringan Sedang Berat
istirahat
Bekerja terus - 30,0 26,7 25,0
menerus
(8jam/hari)
10
Perhitungan
o Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi: ISBB = 0,7
suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
o Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
Pengendalian Kebisingan
Pengendalian kebisingan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan
dengan tingkat paparan kebisingan, seperti pada Tabel 2.
Intensitas kebisingan
Waktu pemaparan per hari
dB(A)
4 Jam 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 Detik 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
19
CATATAN Tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
15 Menit 3,3
10 Menit 5
5 Menit 10
1 Menit 50
30 Detik 100
10 Detik 300
1 Detik 3000
0,5 Detik 6000
0,1 Detik 30000
Daftar Pustaka