Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI BAKTERI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Mikrobiologi yang dibimbing oleh
Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 2:
Lusi Suciati 150342600695
Maghfiroh Gesty 150342600207
Mega Dwi Trisnawati 150342601909
Tita Putri Milasari 150342601163
Zefry Okta Wardana 150342600433

Offering G / 2015
S1 Biologi

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2017
A. Topik
Respirasi Bakteri

B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 24 Februari 2017
Pukul : 08.45 s/d 11.20 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
C. Tujuan
1. Untuk memperoleh ketrampilan membuat medium cair.
2. Untuk mengetahui sifat respirasi bakteri.
D. Dasar Teori
Sama seperti organisme lainnya, bakteri merupakan suatu organisme yang
memerlukan repirasi untuk aktifitas metabolisme dalam tubuhnya. Respirasi pada bakteri
dilakukan untuk mendapatkan suplai energi, sehingga bakteri tersebut dapat
mempertahankan dirinya. Respirasi sendiri sebenarnya merupakan suat penggunaan rantai
angkut elektron yang berfungsi untuk mengantarkan eklektron ke penerima elektron
organik. Pada proses respirasi dihasilkan energi, energi hasil respirasi tersebut didapatkan
melalui proses fosforilasi oksidatif pada suatu sel. Proses fosforilasi oksidatif pada bakteri
sendiri pada umumnya ada yang menggunakan oksigen dalam penerimaan elektron
terakhir, serta ada yang menggunakan senyawa anorganik lain tanpa menggunakan
oksigen. Fosforilasi yang menggunakan oksigen dalam prosesnya disebut sebagai respirasi
aerob, sedangkan respirasi yang tidak menggunakan senyawa anorganik atau tidak
menggunakan oksigen disebut sebagai respirasi anaerob (Wheeler, 1998).
Masing masing bakteri mempunyai tipe respirasi yang berbeda beda. Untuk
mengamati tipe respirasi dari bakteri dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan bakteri
pada medium cair. Medium cair sebenarnya merupakan suatu medium yang tidak
mengandung bahan pemadat (seperti serbuk agar). Medium cair tersebut dapat digunakan
dalam pengamatan respirasi bakteri, hal tersebut dikarenakan distribusi sel bakteri (pola
pertumbuhan) yang digunakan sebagai patokan penentuan tipe respirasi dapat dilihat
dengan jelas pada medium cair tersebut (Sri Hastuti, 2015).

Tipe respirasi bakteri sendiri dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu
(Darmawan, 2010) :
Respirasi aerob, merupakan respirasi yang dilakukan dengan memerlukan oksigen
dalam prosesnya. Pada respirasi aerob oksigen digunakan dalam proses penerimaan
elektron ketika respirasi sedang berlangsung.
Respirasi anaerob obligat, merupakan bakteri yang tidak menggunakan oksigen dalam
proses respirasi selnya. Bakteri dengan tipe anaerob obligat ini akan menggunakan
senyawa anorganik untuk proses respirasi dengan hasil energi.
Respirasi anaerob fakultatif, merupakan bakteri yang kadang memerlukan oksigen
dalam proses respirasinya, oksigen tersebut digunakan sebagai akseptor elektron,
namun bakteri dengan tipe respirasi tersebut kadang juga tidak memerlukan oksigen
dalam proses respirasinya. Bakteri dengan tipe respirasi anerob fakultatif tersebut
dapat hidup pada lingkungan dengan kandungan oksigen yang tinggi, sedang, rendah,
maupun sama sekali tidak ada oksigen.
Respirasi Mikroaerofil, mrupakan bakteri yang memerlukan hanya sedikit oksigen.
Pertumbuhan bakteri dengan tipe respirasi mikroaerofil ini akan terhambat bila bakteri
tersebut berada pada lingkungan dengan kandungan oksigen yang jenuh.
Jenis bakteri tersebut dapat diketahui jenis pertumbuhanya apabila di biakkan pada
medium cair. Pada medium cair sifat respirasi dapat diketahui dari tempat berkumpulnya
sel sel bakteri. Berkumpulnya sel sel bakteri ditandai dengan adanya daerah yang tampak
lebih keruh jika dibandingkan dengan daerah disekitarnya (Sri Hastuti, 2015). Menurut
Suriawiria (1986) pertumbuhan bakteri pada suatu medium sendiri di pengaruhi oleh
adanya beberapa faktor, antara lain adalah temperatur, kelembapan, cahaya matahari serta
zat kimia seperti antibiotik, logam berat dan senyawa lain yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri maupun dapat mematikan bakteri.
Bakteri dengan tipe respirasi aerob apabila dibiaakan pada medium cair maka sel
bakteri akan terkumpul pada permukaan atas medium. Bakteri dengan tipe respirasi
anaerob obligat apabila dibiaakan pada medium cair maka sel bakteri akan terkumpul pada
permukaan bawah medium. Bakteri dengan tipe respirasi anaerob fakultatif jika dibiakkan
pada medium cair maka sel nya akan tersebar ke seluruh medium, sedangkan bakteri tipe
mikroaerofilik jika dibiakkan pada medium cair maka sel nya akan terkumpul dibagian
tengah medium (Darmawan, 2010).

E. Alat dan Bahan


Alat :

Timbangan
Sendok Otoklaf
Jarum inokulasi berkolong Kompor gas
Labu erlenmeyer Rak tabung reaksi
Inkubator Gunting
Gelas ukur 10 mL Tabung reaksi
Kaca pengaduk

Bahan :

Beef extract Lap


Bacto peptone Benang kasur
Akuades Biakan bakteri
Lisol Kapas
Vaselin Kain kassa
Sabun cuci Alkohol 70%

F. Prosedur Kerja

Dibuat medium cair dengan formula seperti medium Nutrient Agar (NA) tetapi tanpa

penambahan agar powder.



Tabung reaksi diisi untuk tiap kelompok kerja. Masing masing tabung diisi dengan 5

mL medium.

Semua medium dan akuades disterilisasikan dengan menggunakan otoklaf.

Ditunggu selama 1 x 24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril

dan dapat digunakan.

Dipilih dua macam koloni bakteri yang akan digunakan

Secara aseptik diinokulasikan kedua macam suspensi bakteri tersebut kedalam
medium cair.

Tiap macam suspensi bakteri diinokulasikan kedalam tabung medium cair sebanyak 1
kolong jarum inokulasi berkolong.
Tabung
reaksi diputar putar diantara kedua belah tanagn sehingga diperoleh susupensi
yang merata.

Biakan bakteri tersebut diinkubasikan pada suhu 37oC

Diamati pertumbuhan bakteri tersebut pada suhu 37oC.

Hasil


G. Data Pengamatan
Tabel Pengamatan Tipe Respirasi Bakteri

N Letak
Tipe
o. Distribusi Sel Gambar
Respirasi Bakteri
Koloni Bakteri
1 Menyeba Anaerob
. r Fakultatif





2 Menyeba Anaerob
. r Fakultatif








H. Analisis Data
Praktikum pewarnaan kapsula bakteri ini dilakukan pada tanggal 24 Februari 2017 di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. Praktikum respirasi
bakteri ini bertujuan untuk membuat medium cair sehingga dapat mengetahui sifat respirasi
bakteri. Praktikum ini dilakukan dengan cara membuat medium cair dengan formula Natrium
Agar (NA) tanpa penambahan agar powder. Kemudian menginokulasikan bakteri yang akan
diperiksa, yaitu bakteri yang berasal dari perempatan Masjuid UM ke dalam medium cair
steril yang ditaruh didalam tabung reaksi tersebut, setelah itu memutar mutar tabung reaksi
dengan tujuan agar suspensi merata. Setelah suspensi merata selanjutnya dilakukan inkubasi
dengan suhu 37oC selama 24 jam lalu diamati hasilnya.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan tersebut dapat diketahui bahwa letak
distribusi sel bakteri pada koloni 1 dan 2 adalah menyebar, hal ini menunjukkan bahwa kedua
bakteri yaitu koloni 1 dan 2, yang diperoleh dari perempatan Masjid UM tersebut mempunyai
tipe respirasi Anaerob Fakultatif. Tipe respirasi Anaerob Fakultatif sendiri merupakan tipe
respirasi dimana bakteri dapat hidup didaerah manapun, baik didaerah dengan kandungan
oksigen tinggi, sedang, maupun daerah dengan kandungan oksigen sedikit atau bahkan tidak
ada oksigen sama sekali.

I. Pembahasan
Medium cair merupakan medium yang tidak mengandung bahan pemadat
(seperti serbuk agar). Medium cair dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri sehingga
dapat diketahui dengan mudah sifat respirasinya. Sedangkan apabila bakteri dibiakkan
pada medium padat maka sifat dari respirasi bakteri tidak begitu jelas terlihat. Sifat
respirasi bakteri tersebut dapat diketahui dengan cara melihat tempat terkumpulnya sel
bakteri yang ditunjukkan dengan adanya daerah keruh pada medium cair tersebut (Sri
Hastuti, 2015).
Respirasi merupakan suatu proses yang diperlukan oleh tubuh bakteri untuk
memecah senyawa organik, sehingga dapat diperoleh sejumlah energi. Proses respirasi
bakteri dengan hasil sejumlah energi didapatkan melalui fosoforilasi oksidatif. Proses
fosforilasi oksidatif bisa dilakukan dengan oksigen maupun menggunakan senyawa
anorganik lainnya (tanpa oksigen) (Wheeler, 1998).
Kebutuhan oksigen bakteri tergantung pada aktifitas enzim biooksidatif pada
bakteri tersebut. Ada respirasi yang menggunakan oksigen bebas dalam proses penerimaan
elektron serta ada yang menggunakan senyawa anorganik untuk menerima elektron.
Respirasi dengan menggunakan oksigen tersebut disebut sebagai respirasi aerob,
sedangkan respirasi yang tidak menggunakan oksigen melainkan menggunakan senyawa
anorganik disebut sebagai respirasi anerob (Utami, 2004).
Pada pengamatan tipe respirasi bakteri, apabila letak distribusi sel bakteri
berada pada permukaan atas medium cair maka dapat ditentukan bahwa bakteri tersebut
mempunyai tipe respirasi aerob, hal tersebut dikarenakan bakteri memerlukan oksigen
dalam proses respirasinya, sehingga bakteri akan berada pada permukaan atas medium
untuk mengambil oksigen diudara yang digunakan untuk respirasi sel. Untuk tipe bakteri
dengan respirasi anaerob fakultatif, maka ketika dibiakkkan pada medium cair bakteri
tersebut letak distribusi selnya akan menyebar, hal ini dikarenakan bakteri dapat tumbuh
pada daerah dengan kandungan oksigen tinggi, sedang, rendah maupun pada keadaan
tanpa oksigen, sehingga distribusi selnya tersebar pada medium cair. Sedangkan apabila
letak distribusi sel bakteri berada pada bagian bawah permukaan medium, menunjukkan
bahwa bakteri tersebut mempunyai tipe respirasi anaerob obligat, karena bakteri tidak
memerlukan oksigen dalam proses respirasi maka bakteri akan berkumpul pada bagian
permukaan bawah medium. Jika letak distribusi sel berada ditengah tengah medium maka
bakteri tersebut mempunyai tipe repirasi mikroaerofilik, hal ini dikarenakan bakteri jenis
mikroaerofilik hanya dapat hidup pada daerah dengan kandungan oksigen yang rendah
sehingga bakteri jenis tersebut akan berkumpul pada bagian tengah medium (bagian
dengan kandungan oksigen yang rendah) ketika dibiakkan pada medium cair (Darmawan,
2010).
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa kedua koloni
bakteri yang berasal dari perempatan Masjid UM merupakan bakteri yang mempunyai tipe
respirasi anaerob fakultatif. Hal tersebut dikarenakan pada saat pengamatan didapatkan
hasil bahwa letak distribusi sel bakteri pada koloni 1 dan 2 adalah menyebar. Letak
distribusi sel bakteri tersebut dapat digunakan sebagai indikator penentuan sifat respirasi
sel bakteri. Tersebarnya distribusi sel pada bakteri disebabkan karena bakteri anaerob
fakultatif dapat tumbuh dalam keadaan dengan kandungan oksigen yang tinggi, sedang,
rendah, maupun tanpa adanya kandungan oksigen sekalipun, sehingga selnya dapat
tersebar. Bakteri anaerob fakultatif dapat hidup meskipun tanpa adannya oksigen, karena
bakteri tersebut dapat melakukan fermentasi (anaerob), seperti yang terdapat pada ragi dan
beberapa jenis bakteri yang dapat membentuk ATP untuk hidupnya dengan melakukan
fermentasi maupun respirasi (Campbell, 2011). Sedangkan ketika suatu lingkungan
mempunyai kandungan oksigen yang tinggi maupun sedang, maka bakteri tersebut akan
memanfaatkan oksigen yang ada pada lingkungan sekitar sebagai akseptor elektron akhir
pada proses respirasinya (Dwidjoseputro, 1998).

J. Diskusi
1. Mengapa digunakan medium cair untuk pengamatan sifat respirasi bakteri ?
Jawab :
Medium cair digunakan pada pengamatan sifat respirasi bakteri, hal ini
dikarenakan pada medium cair pertumbuhan bakteri dapat diamati lebih jelas
akumulasi sel sel bakteri yang tumbuh, sehingga dapat ditentukan dengan mudah sifat
dari respirasi bakteri tersebut. Berkumpulnya sel sel bakteri pada medium cair
ditandai dengan adanya daerah yang tampak keruh.

2. Mengapa terjadi perbedaan tempat akumulasi sel sel bakteri ?
Jawab :
Perbedaan tempat akumulasi oleh sel sel bakteri disebabkan oleh perbedaan
sistem respirasinya. Tiap bakteri mempunyai sistem enzim biooksidatif yang berbeda,
ada yang menggunakan oksigen dan ada yang menggunakan zat anorganik atau tanpa
oksigen, sehingga didapatkan adanya respirasi aerob (dengan oksigen) dan anaerob
(tanpa oksigen). Bakteri aerob akan berada dipermuakaan atas, karena bakteri tersebut
memerlukan oksigen yang ada di udara untuk respirasinya, sedangkan bakteri anaerob
akan berada dipermukaan bawah karena bakteri tersebut tidak memerlukan oksigen
dalam proses respirasinya.

K. Kesimpulan
Pengamatan respirasi bakteri dapat dilakukan dengan menumbuhkan atau
mengembangbiakkan bakteri pada medium cair, hal tersebut dikarenakan distribusi sel
bakteri dapat diketahui dengan mudah ketika berada di medium cair sehingga tipe
respirasi sel bakteri dapat diketahui.
Respirasi sel bakteri terdiri dari empat macam, yaitu respirasi aerob, respirasi anaerob
obligat, respirasi anaerob fakultatif serta respirasi mikroaerofilik. Koloni bakteri yang
diamati, yang berasal dari perempatan Masjid UM merupakan bakteri dengan tipe
anaerob fakultatif, hal tersebut dikarenakan distribusi sel bakteri dalam media cair
adalah tersebar.
DAFTAR RUJUKAN

Campbell, Reece, et al. 2011. Biology 9th Edition. US: Benjamin Cummings
Darmawan, Ericka. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. Jakarta: Java
Aurora.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Sri Hastuti, Utami. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Suriawiria, U. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Karunia
Jakarta
Utami, U. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri
Malang.
Wheeler., Volk. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai