Anda di halaman 1dari 20

WA ODE RAHMADANIA's Blog

STEP BY STEP TO BE BETTER JANGAN LUPA TINGGALKAN


KOMENTAR YAH. MAKASIH==>> NURSING_ZONE
SKIP TO CONTENT

BERANDA
HADIST & KATA2-Q
LIRIK_KU
MY FAVORITE
MY LIFE
MY PROFIL
NURSING
ISLAM
ASKEP HEMOROID
FEBRUARI 1, 20113 KOMENTAR

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS


A. Pengertian
Hemorrhoid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan.
Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau
internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal.

Haemoroid (Ambeyen) adalah pelebaran vena di dalam fleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik1). Hanya apabila haemoroid ini menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.

Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu hemoroid interna yang terjadi diatas
sfingter anal dan hemoroid eksternal yang terjadi diluar sfingter anal.

B. Anatomi dan Fisiologi

Kolon merupakan sambungan dari usus halus, dengan panjang kira kira satu setengah
meter. Dimulai pada katup ileosekal. Sekum terletak di daerah iliaka kanan dan menempel
pada otot iliopsoas, kemudian kolon naik sebelah kanan lumbal yang disebut ; kolon
asendens, lalu dibawah hati berbeluk pada tempat yang disebut fleksura hepatika.

Selanjutnya kolon berjalan melalui tepi daerah epigastrium dan umbilikal sebagai kolon
transversal kemudian membelok sebagai fleksura lienalis dan berjalan melalui daerah kiri
lumbal sebagai kolon desendens. Di daerah kanan iliaka terdapat belokan yang disebut
fleksura sigmoid dan dibentuk kolon sigmoideus dan kemudian masuk ke dalam pervis besar
dan menjadi rektum.
Rektum kira kira sepuluh sentimeter terbawah dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoid
dan berakhir pada saluran anal yang kira kira 3 cm panjangnya. Saluran ini berakhir pada
anus yang diapit oleh otot internus dan otot eksternus.

Usus besar menunjukkan empat morfologi lapisan seperti apa yang ditemukan juga pada
usus halus yaitu :

1) Lapisan serosa.

Merupakan lapisan paling luar, dibentuk oleh peritoneum. Mesenterium merupakan lipatan
peritoneum yang lebar, sehingga memungkinkan usus bergerak lebih leluasa. Mesenterium
menyokong pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf mensuplai usus. Fungsi dari
peritoneum adalah mencegah pergesekan antara organ organ yang berdekatan, dengan
mengekskresikan cairan serosa, yang berfungsi sebagai pelumas.

2) Lapisan otot longitudinal

Meliputi usus besar tidak sempurna, tetapi terkumpul dalam tiga pita, yang disebut taenia
koli, taenia bersatu pada sigmoid distal sehingga rektum mempunyai selubung otot yang
lengkap.

3) Lapisan otot sirkuler

Diantara kedua lapisan otot tersebut, terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfe, yang
mensuplai usus.

4) Lapisan mukosa

Lapisan paling dalam tidak mempunyai vili atau rugae dan merupakan salah satu perbedaan
dengan usus halus.

Usus besar secara klinis, dibagi dalam separuh bagian kanan dan kiri, menurut suplai
darahnya. Arteri mesenterika superior memperdarahi separuh bagian kanan, yaitu sekum,
kolon asendens dan dua pertiga proksimal kolon transversal. Arteri mesenterika inferior
mensuplai separuh bagian kiri yaitu sepertiga distal kolon mendatar (transversum).

Suplai darah lain pada rektum diselenggarakan oleh arterial haemoroidalis yang berasal dari
aorta abdominalis dan arteri iliaka interna.

Venous rektum dari kolon dan rektum superior melalui vena mesenterika superior dan
inferior, dan vena haemorhoidalis superior yang menjadi bagian dari sistem porta yang
mengalirkan darah ke hati. Vena haemorhoidalis medial dan inferior mengalirkan darah ke
vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistemik.

Suplai saraf usus besar, dilakukan oleh sistem saraf dengan mengecualikan sfingter
eksterna yang diatur oleh sistem volunter. Serabut parasimpatis berjalan melalui nervus
vagus, kebagian tengah kolon transversum dan nervus pervikus, yang berasal dari daerah
sakral mensuplai bagian distal
Perangsangan simpatis menyebabkan penghambatan sekresi, kontraksi dan perangsangan
sfingter rektum sedangkan perangsangan parasimpatis mempunyai efek efek berlawanan.

Fisiologi kolon dan rektum

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi
usus. Fungsi kolon yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit yang sebagian
besar dilangsungkan pada kolon bagian kanan, dan fungsi kolon sigmoid sebagai reservoir
untuk dehidrasi massa faeces, sampai defekasi berlangsung.

Kolon mengabsorpsi air, sekitar 600 ml/hari dibandingkan dengan 8.000 ml air yang
diabsorbsi oleh usus halus. Akan tetapi kapasitas absorbsi usus besar sekitar 2.000 ml/hari.
bila jumlah ini dilampaui oleh pengiriman cairan yang berlebihan dari ileum mengakibatkan
diare.2)

Berat akhir faeces yang dikeluarkan perhari sekitar 2.000 gram, 75 % diantaranya berupa air
dan sisanya terdiri dari residua makanan yang tidak diabsorbsi, bakteri, sel epitel yang
mengelupas dan mineral yang tidak diabsorpsi.

Sangat sedikit pencernaan berlangsung dalam usus besar. Sekresi usus besar mengandung
banyak mukus, menunjukkan sekresi alkali yang tidak mengandung enzim. Mukus bekerja
sebagai pelumas dan pelindung mukosa pada peradangan usus.

C. Penyebab

1) Kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena haemoroidalis

2) Keturunan

3) Kelainan anatomi

4) Peningkatan tekanan intra abdomen, pekerjaan, sex

Lebih banyak pada laki laki dari pada wanita.

D. Insiden

Kedua jenis haemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35 % penduduk
yang berusia lebih dari 25 tahun.3) walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi
dapat meyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.

E. Patofisiologi

Pada daerah rektum terdapat vena hemoroidalis superior, medialis dan inferior. Vena
hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka yang merupakan bagian
dari sirkulasi sistemik. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, medialis
dan inferior. Tekanan yang cukup tinggi pada kavum abdominalis secara kronis misalnya
tumor rektum atau pasien yang selalu konstipasi, sehingga selalu mengedan bila BAK atau
pasien hipertrofi prostat, sehingga tekanan di dalam vena porta juga meningkat yang
mengakibatkan aliran darah balik pada vena-vena ini yang lambat laun bisa terjadi varises
vena pada daerah rektum.

Apabila sudah terjadi varises vena-vena hemoroidalis, konstipasi dapat memperburuk


keadaan, dimana faeces yang keras dapat menggores vena hemoroidalis yang
membengkak, sehingga apabila keadaan ini terus menerus bisa menimbulkan perlukaan dan
perdarahan secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar yang menyebabkan
prolapsus.

F. MANIFESTASI KLINIS

Hemoroid menyebabkan tanda dan gejala:

Rasa gatal dan nyeri.

Perdarahan berwarna merah terang pada saat BAB.

Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang
disebabkan oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga dapat
menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.

G. Pembagian

Haemoroid terbagi atas:

1) Haemoroid interna

Adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan di tutupi oleh
mukosa. Haemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan sub mukosa
pada rectum sebelah bawah.

2) Haemoroid eksterna

Merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus haemoroid inferior terdapat di sebelah distal
garis mukokutan didalam jaringan di bawah epitel anus

H. Faktor Pencetus

Konstipasi atau diare.

Sering mengejan.

Kongesti pelvis pada kehamilan.

Pembesaran prostat.

Fibroma uteri dan tumor rectum.

I. Gambaran Klinis
A. Haemoroid interna.

1.) Derajat satu.

Tidak menonjol melalui anus dan hanya dapat ditemukan dengan protoskopi, lesi biasanya
terletak pada posterior kanan dan kiri dan anterior kanan, mengikuti penyebaran cabang-
cabang vena hemoridalis superior dan tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan.

2.) Derajat dua.

Dapat mengalami prolapsus melalui anus saat defekasi haemoroid ini dapat mengecil secara
spontan atau dapat direduksi (dikembalikan ke dalam) secara manual.

3.) Derajat tiga.

Mengalami prolapsus secara permanen (keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat
masuk kembali) dengan sendirinya tapi harus didorong. Dalam hal ini mungkin saja varises
keluar dan harus didorong kembali tanpa perdarahan.

4.) Derajat IV

Akan timbul keadaan akut, dimana varises yang keluar pada saat defekasi tidak dapat
didorong masuk kembali hal ini akan menimbulkan rasa sakit. Biasanya ini terdapat trombus
yang diikuti infeksi dan kadang-kadang timbul peningkatan rektum.

B. Haemoroid eksterna.

1.) Akut.

Pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan haematoma.
Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang thrombus dengan anastesi local atau dapat
diobati dengan kompres duduk panas dan analgetik.

2.) Kronik atau skintag.

Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari penyambung dan sedikit pembuluh
darah.

J. Pemeriksaan

1) Pemeriksaan colok dubur.

Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada haemoroid interna


tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak
nyeri.

2) Anoskop.
Diperlukan untuk melihat haemoroid interna yang tidak menonjol keluar.

3) Proktosigmoidoskopi.

Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi.

K. Diagnosis

1) Darah di anus.

2) Prolaps.

3) Perasaan tak nyaman di anus (pruritus anus).

4) Pengeluaran lendir

5) Anemia sekunder.

6) Tampak kelainan khas pada inspeksi.

7) Gambaran khas pada anoskopi/rektoskopi.

L. Diagnosis Banding

1) Perdarahan.

2) Trombosis.

3) Strangulasi.

Haemoroid yang mengalami strangulasi adalah haemoroid yang mengalami prolapsus


dimana darah dihalangi oleh spingter ani.

M. Pengobatan

1) Pembedahan pada derajat lanjut.

2) Kompres duduk atau bentuk pemanasan basah lain, dan penggunaan suppositoria.

3) Eksisi bedah dapat dilakukan bila perdarahan menetap, terjadi prolapsus, atau pruritus
dan nyeri anus yang tidak dapat diatasi.

N. PENCEGAHAN

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:

1. Jalankan pola hidup sehat


2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)

3. Makan makanan berserat

4. Hindari terlalu banyak duduk

5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.

6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar

7. Minum air yang cukup

8. Jangan menahan kencing dan berak

9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan

10. Jangan mengejan berlebihan

11. Duduk berendam pada air hangat

12. Minum obat sesuai anjuran dokter

BAB II

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Riwayat kesehatan:

Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?

Adakah nyeri abdomen?

Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa
warnanya?

Adakah mucus atau pus?

Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?

Riwayat diet:

Bagaimana pola makan klien?

Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?


Riwayat pekerjaan:

Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri dalam waktu
lama?

Aktivitas dan latihan:

Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?

Pengkajian obyektif:

Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan adanya
hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

B. Diagnosa

Diagnosa keperawatan pada pasien yang menerima perawatan pada gangguan daerah
rectal meliputi :

1. Konstipasi berhubungan dengan penahanan dari keinginan untuk b.a.b untuk


menghindari nyeri karena haemorhoid atau setelah pembedahan haemorhoid
2. Nyeri berhubungan dengan haemorhoid atau setelah penanganan bedah dan
perlukaan jaringan
3. Potensial gangguan integritas kulit (perdarahan) berhubungan dengan iritasi oleh
defekasi (internal) atau ruptur hemorrhoid (eksternal).

C. Perencanaan

1. Konstipasi berhubungan dengan penahanan dari keinginan untuk b.a.b untuk


menghindari nyeri karena haemorhoid atau setelah pembedahan haemorhoid

Tujuan :

Eliminasi b.a.b pasien normal dengan nyeri minimal

Intervensi dan rasional

1. Berikan obat nyeri secara teratur setelah pembedahan 24-48 jam.

Rasional :

Pengontrolan nyeri akan membantu mengurangi resiko konstipasi yang mungkin akibat
pasien menahan keinginan untuk b.a.b karena nyeri rectal

1. Anjurkan duduk rendam sekali atau dua kali sehari.

Rasional :

Hal ini menghilangkan rasa tidak nyaman dan menunjang penyembuh-an dengan
meningkatkan sirkulasi ke daerah perianal dan mempertahankan hygiene yang baik.
1. Berikan cincin busa atau donat pada pasien untuk duduk.

Berikan pelunak tinja selama beberapa hari. jika tidak berhasil, selanjutnya berikan minyak
enema. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan (6 gelas air perhari).

Rasional :

Mencegah pengerasan tinja yang akan meningkatkan rasa tidak nya-man dengan b.a.b

2. Nyeri berhubungan dengan haemorhoid atau setelah penanganan bedah dan perlukaan
jaringan

Tujuan :

Pasien akan mengalami rasa tidak menyenangkan yang minimal

Intervensi dan rasional :

1.) Berikan obat nyeri secara teratur setelah pembedahan 24-48 jam. Jika pasien rawat
jalan, ajarkan pasien menggunakan obat nyeri secara teratur sesuai kebutuhan.

Rasional :

Hal ini mengurangi stimulasi nyeri.

2.) Ajarkan pasien untuk menghindari peregangan pada saat b.a.b

Rasional :

Hal ini mencegah penekanan pada daerah perineal atau jaringan rectal yang luka.
Penekanan akan menyebabkan nyeri dan mungkin memper-lambat penyembuhan.

3.) Ajarkan pasien menggunakan salep, suppositoria, atau bentuk lain.

Rasional :

Membantu untuk menyusutkan atau menganastesi membran mukosa yang membengkak

4.) Ajarkan pasien mengenai prognosis :

a.) Penyembuhan yang sempurna mungkin memakan waktu beberapa minggu.

b.) Nyeri akan hilang setelah waktunya.

Rasional :

Pengetahuan tentang hasil yang diha-rapkan akan mengurangi ketakutan dan memberikan
referensi bagi kemajuan terhadap penyembuhan yang sempurna
3. Potensial gangguan integritas kulit (perdarahan) berhubungan dengan iritasi oleh defekasi
(internal) atau ruptur hemorrhoid (eksternal).

Tujuan :

Pasien tidak mengalami perdarahan melalui rectal

Intervensi dan rasional :

1.) Ajarkan pasien dalam program b.a.b

a.) Ajarkan pasien untuk meningkatkan diet intake cairan (1 2 quarts) dan serat (buah-
buahan dan sayur).

b.) Ajarkan pasien menggunakan pelunak tinja sesuai kebutuhan

c.) Ajarkan pasien menghindari peregangan.

d.) Ajarkan pasien untuk menghindari mengangkat.

Rasional :

Tinja yang keras atau peregangan pada saat b.a.b akan mengiritasi hemorrhoid dan mukosa
rectum dan mungkin mengakibatkan perdarahan.

2.) Ajarkan pasien untuk mengobservasi perdarahan rectal

Rasional :

Perdarahan pelan, tidak ditangani mungkin akan menyebabkan anemia, khususnya pada
pasien tua.

3.) Anjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan rectal secara teratur.

Rasional :

Haemorhoid internal, tidak bergejala mungkin timbul atau muncul kembali.

4.) Observasi pembalut seringkali setelah pembedahan (setiap 24 jam). Informasikan


pasien tentang periode berbahaya 5 hari setelah pembedahan, ketika jaringan mengelupas.

Rasional :

Ini memungkinkan seseorang dapat mendeteksi perdarahan dengan cepat, jika terjadi.
Penanganan dini perdarahan mencegah kehilangan darah yang lebih banyak.

D. Evaluasi

Kriteria hasil atas pencapaian tujuan sebagai berikut :


1. Pasien akan mempunyai jumlah perdarahan sedikit pada postoperasi.
2. Pasien akan mengungkapkan nyeri terkontrol baik dengan obat.
3. Pasien akan mempunyai eliminasi yang adekuat dengan tinja yang lunak.
4. Pasien akan mendiskusikan perasaan tentang masalah dan penanganan.
5. Pasien akan menggambarkan dengan tepat perawatan diri setelah keluar.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
edisi IV.

1) Sjamsuhidajat R, dkk, (199), Buku Ajar Ilmu Bedah.

2) Arthur C. Guyton, (1997), Buku Ajar Fisiologi Kkedokteran

3) Engram Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.

Iklan
Terkait

"ASKEP DEKUBITUS"dalam "NURSING"

...PROSES TEBENTUKNYA BAYI KEMBAR...dalam "NURSING"

Nyari tugas Lon dapat2 juga....dalam "MY LIFE"

NURSINGMAKALAH & ASKEP

Navigasi pos
THIS IS ME

LIMA BARANG PENGANCAM KESEHATAN

3 thoughts on ASKEP HEMOROID


1. Askep Demam Tifoid | achy27askepners

Desember 14, 2012 pukul 3:36 pm

[] 2011, Asuhan Keperawatan Demam


Thypoid, https://dhanwaode.wordpress.com/2011/02/01/askep-hemoroid/, di akses pada
tanggal 8 oktober []
BALAS

2. nayna

Desember 28, 2012 pukul 6:17 pm

bagus ya askep nya..

BALAS

3. ASKEP HEMOROID | sofaners

Agustus 5, 2013 pukul 4:44 pm

[] (Ambeyen) adalah pelebaran vena di dalam fleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
keadaan patologik1). Hanya apabila haemoroid ini menyebabkan keluhan atau penyulit,
diperlukan []

BALAS

Tinggalkan Balasan
WR

ASSALAMUALAIKUM

Glitterfy.com - Welcome Glitter Graphics


MY FB.. Add Me in Here..
Wr Waoderahmadania Dani

Buat Lencana Anda

FOLLOW ME
PEMILIK BLOG

WR

VISITOR MY BLOG
422,511 PEMBACA
GREEN MY FAVORITE COLOR

MyNiceProfile.com

islam-download.net

READ ME. AND THANKS FOR U ALL

MyNiceProfile.com

TAG_QUW
ARTIKEL ISLAM ASRAMA WALUYA BLOG bOLA-BoLAHIV/AIDS JALAN-

KepeRawatan
JALAN LiRik-KuMAKALAH &
LABORATORIUM

ASKEPMAKAN2 My DiaRyMY FAMILY PeRmaiNAN TEKNOLOGI

FACEBOOK WR_ZONE
TWEET FOLLOW ME IN HERE WRahmadania
jalan2 Tirtha Empul. via PicsArt Photo Studio wp.me/pYq2J-fr 2 years ago
Tidurrrrr sendiri,,,, teman2 sekamar lg pd dinas... hmmm 3 years ago
RT @ManJaddaWaJadaa: Cinta dalam diam yg dipendam krn ingin menjaga kesucian,
jauh lebih mulia dari cinta dgn ucapan krn nafsu dan takut ke3 years ago
@Mhalalalalala Aamiin..... gmn kbrnya musholah de'? 3 years ago
@nuriesyadzwinny hehe... hanya untuk ngekos bareng jah.. pasangn yg dcari cewek
syg ... hehehe...3 years ago

ARSIP_Q
April 2014 (1)
September 2013 (1)
Juli 2013 (1)
November 2012 (1)
Oktober 2012 (1)
September 2012 (2)
September 2011 (1)
Agustus 2011 (1)
Juli 2011 (5)
Mei 2011 (1)
April 2011 (9)
Maret 2011 (23)
Februari 2011 (6)
Januari 2011 (8)
Desember 2010 (7)
November 2010 (2)
Oktober 2010 (4)
September 2010 (2)
Juli 2010 (2)
Juni 2010 (1)

Klik tertinggi
dhanwaode.files.wordpress
dhanwaode.files.wordpress

TULISAN_Q
957
Search inspiration
Penyakit Aneh Ala Martabak
____***Kisah Kecilku di Kampung Kecilku***____
WA ODE RAHMADANIA PROFIL

Tulisan Teratas_quw
PEMERIKSAAN FISIK PADA DADA DAN PARU
PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN
CARA MENYUSUN RUBIK 3x3
"ASKEP ANEMIA"
FARMAKOLOGI "KEMOTERAPI"
"SIFAT - SIFAT KHAS KEPRIBADIAN"
FARMAKOLOGI "HORMON DAN PENGHAMBAT GONAD"
KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
...PROSES TEBENTUKNYA BAYI KEMBAR...
SANITASI PERUMAHAN
Gravatar_Q

ACARA KESUKAANKU
KICK ANDY

BERITA BLOG
LIPUTAN 6 SCTV

Blogroll
ERANUR
KA' RADITYA DIKA
Suggest Ideas
Support Forum
Themes
WordPress Blog
WordPress Planet

D'FIGHTERS
KAMAL

IPSA
NINING S.
TOM2

ISLAM BLOG
iSLAM DOWNLOAD
KAMUS BAHASA ARAB
konsultasi syariah
TERAPI NURSYIFA'

KEPERAWATAN BLOG
AKPERSUBANG
keperawatan adil
KEPERAWATAN KOMUNITAS
KESUBURAN WANITA
KUMPULAN ASKEP
kUMPULAN MATERI KEP
SEHAT
Senyum Perawat
TERAPI NURSYIFA'

SMANSA BAUS
Pak Wujuddin (GURU Kimia-ku)
SMA N 1 BAU-BAU

STIKES MW
TIO-AM

BEASISWA BELAJAR
info beasiswa belajar

wisata indonesia gratis


http://www.indonesia.travel/quiz/index.php?fuid=100000122102047

KALENDER
S S R K J S M

Jan Mar

1 2 3 4 5 6

1 1 1 1
7 8 9 0 1 2 3

1 1 1 1 1 1 2
4 5 6 7 8 9 0

2 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7
S S R K J S M

Jan Mar

2
8

Februari 2011

Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

FESTIVAL BLOG 2010


SpongeBob-kartoonKU

Glitterfy.com - SpongeBob Glitter Graphics

NARUTO- kartunku

Glitterfy.com - Naruto Glitter Graphics

soccer

Glitterfy.com - Soccer Glitter Graphics


Flickr Photos

Lebih Banyak Foto

BLOG DI WORDPRESS.COM.

Ikuti

Anda mungkin juga menyukai